E. Media
Media merupakan kumpulan zat-zat organik, maupun anorganik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba dengan syarat-syarat tertentu. Media
menurut konsistensinya dibedakan menjadi media padat, media setengah padat semi solid, dan media cair. Untuk mendapatkan suatu lingkungan kehidupan
yang cocok bagi pertumbuhan mikroba, maka syarat-syarat media pembuatan media harus memenuhi dalam :
1. Susunan makanan : dalam suatu media yang digunakan untuk pertumbuhan haruslah ada air, sumber karbon, sumber nitrogen, mineral, vitamin, dan gas.
2. Tekanan osmose : mengingat sifat-sifat mikroba, juga sama seperti sifat-sifat sel yang lain terhadap tekanan osmose, maka mikroba untuk pertumbuhannya
membutuhkan media yang isotonis. Bila media tersebut hipotonis maka mikroba akan mengalami plasmoptysis, sedangkan bila media tersebut
hipertonis maka akan terjadi plasmolysis. 3. Derajat keasaman pH : mikroba membutuhkan pH yang sesuai untuk
pertumbuhan yang optimal. 4. Temperatur : untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal dari mikroba
membutuhkan temperatur tertentu. Umumnya untuk bakteri yang patogen membutuhkan temperatur sekitar 37
o
C, sesuai dengan temperatur tubuh. 5. Sterilitas : tidak mungkin kita dapat melakukan pemeriksaan mikrobiologis
apabila media yang digunakan tidak steril, karena tidak dapat dibedakan dengan pasti apakah mikroba tersebut berasal dari material yang diperiksa
ataukah hanya merupakan kontaminan Anonim, 1993.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Metode Pengukuran Daya Antifungi
Pengukuran aktivitas antifungi secara in vitro bertujuan untuk mengetahui kepekaan mikroba terhadap obat pada konsentrasi tertentu. Pengukuran aktivitas
antimikroba ini dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode dilusi dan difusi.
b. Metode dilusi
Metode dilusi ini biasanya dinamakan metode pengenceran. Bahan obat yang akan digunakan diencerkan dengan konsentrasi tertentu dan dicampurkan
dengan media pertumbuhan cair atau padat. Media yang berisi konsentrasi obat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba terlihat tetap bening, sedangkan
tabung dengan konsentrasi obat yang tidak menghambat pertumbuhan terlihat keruh.
Suatu metode yang akurat untuk menentukan sensitifitas suatu obat adalah Konsentrasi Hambat Minimum KHM, yang merupakan konsentrasi terkecil dari
obat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba patogen. KHM biasanya ditentukan dengan metode dilusi cair melalui pengujian menggunakan tabung atau
wadah yang sesuai. Mikroba patogen yang sudah diinokulasikan pada media dengan berbagai konsentrasi antibiotik dalam tabung diinkubasikan. Jika
konsentrasi obat menghambat mikroba dalam tabung tersebut, menunjukkan tidak adanya pertumbuhan mikroba; maka hanya ada satu konsentrasi yang dibutuhkan
dalam penghambatan. Pada metode dilusi konsentrasi terendah yang secara visibel masih menunjukkan adanya pertumbuhan mikroba disebut dengan KHM.
Sel dari tabung yang menunjukkan tidak adanya pertumbuhan dapat disubkultur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ke dalam media dengan jumlah antibiotik yang kecil untuk menunjukkan apakah penghambatan yang terjadi bersifat reversibel atau permanen. Langkah tersebut
untuk menentukan Konsentrasi Bunuh Minimum KBM. Konsentrasi terkecil dari antibiotik yang dapat membunuh organisme disebut dengan KBM. KBM
selalu lebih tinggi dari KHM, biasanya antibiotik dapat lebih membunuh organisme daripada hanya menghambat pertumbuhannya McKane, Larry and
Kandel Judy, 1996.
c. Metode difusi
Pengukuran daya antifungi menggunakan metode agar difusi yaitu suatu metode yang mengukur aktivitas antimikrobia berdasarkan pengamatan luas
daerah hambatan pertumbuhan mikrobia karena berdifusinya obat dari titik awal pemberian ke daerah difusi Jawetz, Melnick Adelberg, 1996. Metode difusi
dikenal dengan nama Kirby-Bauwer. Prinsip kerja metode difusi berdasarkan kemampuan obat untuk berdifusi ke dalam media tempat fungi uji dapat
berkembangbiak secara optimal, dengan meletakkan cakram kertas atau paper disk yang menghambat antibiotik atau zat uji di atas agar. Besarnya daerah difusi
sesuai dengan pertumbuhan atau hambatan fungi uji dan sebanding dengan kadar yang diberikan Hugo Russel, 1987.
Pada metode ini biasanya juga digunakan cara sumuran yaitu media agar dibuat sumuran dengan garis tengah tertentu umumnya 8 mm. Larutan obat
dimasukkan ke dalam sumuran tersebut dan diinkubasikan pada suhu 37°C selama 18-24 jam. Pembacaan hasil dilakukan dengan mengukur daerah atau zona
hambat yang terbentuk Ristanto, 1989.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metode difusi yang lain adalah cara tuang pour plate. Metode ini dilakukan dengan cara menginokulasikan suspensi mikroba uji ke dalam tabung
reaksi yang mengandung agar cair yang telah didinginkan pada suhu 45 °C Volk
dan Wheeler, 1988. Pada metode difusi terdapat zona radikal yaitu suatu daerah di sekitar
paper disk dimana tidak ditemukan adanya pertumbuhan fungi uji. Kemudian dikenal zona irradikal yang merupakan daerah dimana pertumbuhan fungi uji
dihambat oleh antibiotik, tetapi tidak dimatikan. Pada zona irradikal masih terdapat pertumbuhan fungi tetapi kurang subur bila dibandingkan dengan daerah
diluar pengaruh antibiotik Ristanto, 1989.
G. Sterilisasi