Kepuasan kerja Landasan Teori
menyenangkan bagi seseorang atau menyenangkan dan hal ini dapat mempengaruhi kepuasan kerja.
5 Promosi, yaitu kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui kenaikan jabatan. Seseorang dapat merasakan adanya
kemungkinan yang besar untuk naik jabatan atau tidak, proses kenaikan jabatan kurang terbuka atau terbuka. Ini juga dapat
mempengaruhi tingkat kepuasan kerja seseorang. 6 Lingkungan kerja, yaitu lingkungan fisik dan psikologis. Tidak
dapat disangkal bahwa salah satu faktor penyebab timbulnya keinginan pindah kerja adalah ketidakpuasan pada tempat
bekerja sekarang. Sebab-sebab ketidakpuasan itu dapat beraneka ragam seperti penghasilan rendah atau dirasakan
kurang memadai, kondisi kerja yang kurang memuaskan, hubungan yang tidak serasi, baik dengan atasan maupun
dengan para rekan sekerja, pekerjaan yang tidak sesuai dan berbagai faktor lainnya. Berarti terdapat korelasi antara tingkat
kepuasan dengan kuat atau lemahnya keinginan pindah pekerjaan. Keadaan seperti ini perlu diwaspadai karena jika
terjadi dalam skala besar, organisasi pula yang dirugikan. Untuk peningkatan kepuasan kerja, perusahaan harus merespon
kebutuhan pegawai, dan hal ini sekali lagi secara tiak langsung telah dilakukan pada berbagai kegiatan manajemen sumber
daya manusia seperti dijelaskan sebelumnya. Namun demikian,
tindakan lain masih perlu dilakukan dengan cara yang disebut peningkatan kualittas kehidupan kerja.
Peningkatan kualitas adalah sebuah proses yang merespon pada kebutuhan pegawai dengan mengembangkan suatu mekanisme
yang memberikan kesempatan secara penuh pada pegawai dalam pengambilan keputusan dan merencanakan kehidupan
kerja mereka. c. Gejala-gejala Ketidakpuasan Kerja
Gejala ketidakpuasan kerja para karyawan haruslah diketahui sedini mungkin oleh pihak organisasi sehingga dapat
diambil tindakan yang tepat dalam menanggulanginya. Adapun tanda-
tanda ketidakpuasan menurut Daud Sirait dalam As’ad 2000:116 adalah:
1 Kelesuan yang berlebihan 2 Banyak bercakap-cakap pada waktu jam kerja, terutama
menyangkut pribadi masing-masing 3 Pemakaian barang milik dinas dengan boros
4 Banyak waktu terluang 5 Keteledoran dan ketidakhati-hatian
6 Ketidaksediaan untuk bekerjasama antara atasan dan bawahan. Apabila pihak perusahan tidak menemui adanya gejala-
gejala ketidakpuasan kerja maka sebaiknya pihak perusaan langsung mencari penyebab serta langsung mengambil tindakan
yang tepat untuk menanggulanginya. Menurut S.P. Siagian dalam As’ad 2000:109 keterlambatan perusahaan dalam
mengenali gejala-gejala ketidakpuasan kerja dikalangan karyawan sehingga karyawan merasakan ketidakpuasan kerja
akan menyebabkan terjadinya hal-hal sebagai berikut: a Labour turn over pindahnya pegawai yang tinggi
b Sering terjadi pertikaian perburuhan labour disputes yang dapat mengakibatkan pemogokan
c Terlalu banyak pegawai yang tidak masuk atau sering terlambat
d Semangat kerja yang rendah berupa kemalasan e Apatisme
d. Teori dua faktor Frederick Herzberg : Ia menggunakan teori Abraham Maslow sebagai titik acuannya.
Penelitian Herzberg diadakan dengan melakukan wawancara terhadap subjek insinyur dan akuntan. Masing-masing subjek
diminta menceritakan kejadian yang dialami oleh mereka baik yang menyenangkan memberikan kepuasan maupun yang tidak
menyenangkan atau tidak memberikan kepuasan. Kemudian hasil wawancara tersebut dianalisis dengan analisis isi untuk
menentukan faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan atau ketidakpuasan.
Dua faktor yang menyebabkan timbulnya rasa puas atau tidak puas menurut Herzberg, yaitu faktor pemeliharaan dan faktor
pemotivasian. Faktor pemeliharaan disebut pula dissatisfiers, hygiene factors, job context, extrinsic factors
yang meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan, kualitas pengawasan,
hubungan dengan pengawas, dan status sedangkan faktor pemotivasian disebut pula satisfier, motivators, job content,
intrinsic factors yang meliputi dorongan berprestasi, pengenalan,
kemajuan, work it self, kesemptan berkembang, dan tanggung jawab.