Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perspektif Bisnis Internal

59 Tabel 4. 14 Kinerja Berdasarkan Perspektif Pelanggan Tingkat Keluhan Pelanggan Tahun Frek Komplain Total Pelanggan Komplain Kinerja Ket. 2007 6,871 76,345 9 Kurang 2008 7,930 79,298 10 Kurang Naik 2009 10,975 84,424 13 Kurang Naik 2010 4,401 88,014 5 Baik Turun 2011 5,459 90,987 6 Baik Naik Rata- rata 7,127 83,814 9 Ket: patokan nilai rata-rata selama lima tahun Sumber: Gambar 4.2 Dari tabel 4.13 tampak bahwa frekuensi keluhan pelanggan tiap tahunnya rata- rata mencapai 7127 kali. Ini artinya rata-rata komplain pelanggan mencapai 9 persen dari total pelanggan yang ada. Artinya dalam 360 hari kerja rata-rata per hari ada 12 keluhan dari pelanggan. Dari tabel tampak bahwa kinerja tahun 2007-2011 menunjukkan pengurangan terjadinya komplain. Standard rata-rata tingkat komplain per tahunnya yang mencapai 9 persen, maka tahun 2011 dengan tingkat keluhan yang hanya 6 persen, menunjukkan bahwa perusahaan mampu membuat kontrol terhadap pelayanan, sehingga memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik, kepada pelanggan.

c. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perspektif Bisnis Internal

Kinerja berdasarkan perspektif bisnis internal bertujuan mengukur tingkat efektifitas dari proses produksi perusahaan. Ukuran-ukuran yang digunakan adalah efektifitas putaran produksi manufacturing cycle effectiveness, yield rate, dan tingkat kerusakaan defect rate. Ukuran kinerja yang baik bagi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 60 perusahaan adalah memberikan efektifitas putaran produksi yang lebih cepat, kapasitas produksi yang maksimal, dan tingkat kerusakan yang minimal. 1 MCE Manufacturing Cycle Effectiveness MCE mengukur tingkat keefektifan bagian produksi dalam melakukan pengolahan produk dari bahan baku menjadi bahan jadi. Semakin cepat menunjukkan semakin efektif. Kinerja yang efektif akan memberikan kesempatan perusahaan memproduksi produk dalam kuantitas atau volume yang lebih besar. Sedangkan perputaran produksi yang tidak efektif akan menyebabkan pemborosan Waktu, sehingga produktivitasnya menjadi menurun. Ukuran MCE menggunakan rumus sebagai berikut: MCE = 100 an Penyelesai Waktu produksi waktu x Tabel 4. 15 Kinerja Berdasarkan Perspektif Bisnis Internal Manufacturing Cycle Effectiveness Tahun Waktu Produksi per 100m 3 jam Penyelesaian Per 100m 3 jam MCE Kinerja KET 2007 1.515 1.550 98 Baik 2008 1.332 1.300 102 Kurang Turun 2009 1.235 1.220 101 Kurang Naik 2010 1.235 1.200 103 Kurang Turun 2011 1.168 1.180 99 Baik Naik Rata- rata 1.297 1.290 101 Ket: patokan nilai rata-rata selama lima tahun Sumber: Data produksi PDAM Delta Tirta diolah Rata-rata waktu yang dibutuhkan IPA untuk melakukan pengolahan air baku menjadi air layak konsumsi per 100 meter kubik adalah 1,297 jam. Sedangkan waktu penyelesaian standar adalah 1.29 jam. Artinya MCE Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 61 mencapai 101. Produksi yang dibutuhkan oleh Instalasi Pengolah Air per 100m 3 adalah 1,297 jam lebih tinggi dari standar 1.290 jam. Dari data yang disajikan hanya tahun 2007 dan tahun 2011 yang menunjukkan kinerja baik, dengan tingkat efektivitas pengolahan mencapai 98 persen pada tahun 2007 dan 99 pada tahun 2011. 2 Yield Rate Yield rate menunjukkan tingkat kapasitas terpakai dari total kapasitas yang tersedia. Semakin maksimal kapasitas terpakai menunjukkan bahwa perusahaan dapat memanfaatkan semua kapasitas yang ada, dan tidak membiarkan ada kapasitas produksi yang tidak efektif. Pengukuran menggunakan rumusan: Yield rate = 100 Maksimum Kapasitas terpakai Kapasitas x Tabel 4. 16 Kinerja Berdasarkan Perspektif Bisnis Internal Yield Rate Tahun Terpakai m 3 Kapasitas m 3 Yield rate Kinerja KET 2007 29,425,620 34,214,400 86 Baik 2008 30,156,320 38,911,104 78 Kurang Turun 2009 30,042,312 41,990,400 72 Kurang Turun 2010 31,521,230 41,990,400 75 Kurang Naik 2011 31,985,244 44,369,856 72 Kurang Turun Rata- rata 30,626,145 40,295,232 76 Ket: patokan nilai rata-rata selama lima tahun Sumber: Data produksi PDAM Delta Tirta diolah Dari perhitungan yield rate menunjukkan bahwa Air Minum PDAM Delta Tirta masih belum optimal, hal ini karena masih tingginya jumlah kapasitas tak terpakai. Rata-rata kapasitas terpakai per tahunnya mencapai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 62 30.626.145 m 3 sedangkan kapasitas tersedia dari 8 fasilitas IPA yang ada per tahunnya rata-rata mencapai 40.295.232 m 3 . Ini artinya kapasitas terpakai hanya 76 sisanya 24 masih belum terpakai secara optimal. Kinerja tahun 2011 sendiri menunjukkan yield rate yang rendah yaitu 72 lebih kecil dari kinerja rata-rata 76. Sementara trend yang ditunjukkan pada tahun 2011 menunjukkan penurunan kapasitas terpakai yang artinya meningkat jumlah kapasitas belum terpakai. 3 Tingkat Kehilangan Air Tingkat kehilangan air adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur gap antara jumlah produksi yang tak terpakai dan hilang tidak dapat dijual. Pengukurannya menggunakan rumusan sebagai berikut: TKA = 100 Produksi Air Hilang Air Jumlah x Tabel 4. 17 Kinerja Berdasarkan Perspektif Bisnis Internal Tingkat Kehilangan Air Tahun Kehilangan Air m 3 Produksi m 3 TKA Kinerja Ket Tahun 10,233,266 29,425,620 35 Kurang 2007 11,141,070 30,156,320 37 Kurang Naik 2008 10,037,090 30,042,312 33 Baik Turun 2009 9,090,990 31,521,230 29 Baik Turun 2010 10,761,940 31,985,244 34 Kurang Naik Rata- rata 10,252,871 30,626,145 34 Ket: patokan nilai rata-rata selama lima tahun Data produksi PDAM Delta Tirta, Eksekutif Summary diolah Dari tabel 4.17 diatas, jumlah air yang hilang tiap tahunnya rata-rata mencapai 10.252.871 m 3 . Artinya dengan rata-rata jumlah produksi air Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 63 pertahun mencapai 30.626.145 m 3 , maka tingkat kehilangan air mencapai 34 per tahunnya. Kinerja TKA terbaik terjadi pada tahun 2008-2009 dimana perusahaan mampu menekan TKA hingga 29. Namun pada tahun 2011 kinerja TKA kembali meningkat mencapai 34.

d. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perspektif Pembelajaran dan