Framing dan Proses Produksi Berita

dan proporsisi apa, dengan bantuan aksentuasi foto dan gambar apa, dan sebagainya. Bagaimana fakta yang sudah dipilih tersebut ditekankan dengan pemakaian perangkat tertentu ; penempatan yang mencolok menempatkan headline depan, stau bagian belakang, pengulangan, pemakaian grafis untuk mendukung dan memperkuat penonjolan, pemakaian label tertentu ketika menggambarkan orangperistiwa yang diberitakan, asosiasi terhadap simbol budaya, generalisasi, simplikasi, dan pemakaian kata yang mencolok, gambar dan sebagainya. Elemen menulis fakta ini berhubungan dengan penonjolan realitas. Pemakaian kata, kalimat atau foto itu merupakan implikasi dari memilih aspek tertentu dari realitas. Akibatnya, aspek tertentu yang ditonjolkan menjadi menonjol, lebih mendapatkan alokasi dan perhatian yang besar dibanding aspek lain. Semua aspek itu dipakai untuk membuat dimensi tertentu dari konstruksi berita menjadi bermakna dan diingat khalayak. Realitas yang disajikan secara menonjol dan mencolok, mempunyai kemungkinan lebih besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas.

2.5.1. Framing dan Proses Produksi Berita

Framing bukan hanya berkaitan dengan skema individu wartawan, melainkan juga berhubungan dengan proses produksi berita. Media kerap melakukan proses-proses framing. Framing media berhubungan dengan proses produksi berita, yang meliputi kerangka kerja dan rutinitas organisasi media. Suatu peristiwa yang dibingkai dalam kerangka tertentu dan bukan bingkai yang lain, bukan hanya disebabkan oleh struktur skema wartawan, tetapi juga rutinitas kerja dan intitusi media, yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi pemaknaan terhadap suatu peristiwa. Intuisi media dapat mengontrol pola kerja tertentu yang mengharuskan wartawan melihat peristiwa ke dalam kemasan tertentu atau bisa juga wartawan menjadi bagian dari anggota komunitasnya. Jadi, wartawan hidup dan bekerja dalam suatu intuisi yang mempunyai pola kerja, kebiasaan, aturan, norma, etika, dan rutinitas tersendiri. Di mana semua elemen proses produksi berita Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tersebut mempengaruhi cara pandang wartawan dalam memaknai peristiwa Eriyanto, 2002 : 99-100. Wartawan adalah profesi yang dituntut untuk mengungkap kebenaran dan menginformasikan ke publik seluas mungkin temuan-temuan dari fakta-fakta yang berhasil digalinya, apa adanya, tanpa rekayasa, dan tanpa tujuan subjektif tertentu. Selain semata-mata demi pembangunan kehidupan dan peradapan manusia yang lebih baik. Sekalipun dampak dari pelaksanaan profesinya itu akan memakan “korban”. Peranan itu harus dilakukanya karena pers bukanlah petugas hubungan masyarakat humas yang hanya berbicara pada sisi-sisi positif dan keberhasilan, serta menyimpan dalam keburukan dan kebobrokan lembaganya Djatmika, 2004 : 25. Framing adalah bagian yang tak terpisahkan dari bagaimana awak media mengkonstruksi realitas. Framing berhubungan erat dengan proses editing penyuntingan yang melibatkan semua pekerja di bagian keredaksian. Reporter di lapangan menentukan siapa yang akan diwawancarainya, serta pernyataan apa yang akan diajukan. Redaktur yang bertugas di desk yang bersangkutan, dengan maupun tanpa berkonsultasi dengan redaktur pelaksana atau redaktur umum, menentukan judul apa yang diberikan. Petugas tatap muka dengan atau tanpa berkonsultasi dengan para redaktur menentukan apakah teks berita itu perlu diberi aksentuasi, foto, karikatur atau bahkan ilustrasi mana yang akan dipilih Eriyanto, 2005:165. 2.6. Model Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki Model framing yang diperkenalkan oleh Pan dan Kosicki ini adalah salah satu model yang paling populer dan banyak dipakai. Model itu sendiri diperkenalkan lewat suatu tulisan di Jurnal Political Communication ”Framing Analysis: An Approach to News Discourse” , Political Communication, Zhongdang Pan and Gerald M. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Kosicki 1993. Tulisan itu semula adalah makalah yang depresentasikan pada konvensi Asosiasi Komunikasi Internasional di Florida. Bagi Pan dan Konsicki, analisis framing ini dapat menjadi salah satu alternatif dalam menganalisis teks media disamping analisis isi kuantitatif. Analisis framing dilihat sebagaimana wacana publik tentang suatu isu atau kebijakan dikonstruksikan dan dinegosiasikan. Dalam tulisannya tersebut, Pan Kosicki tidak membatasi analisisnya semata-mata pada isi media. Media dipandang, di sini, sebagai bagian dari diskusi publik secara luas. Bagaimana media dapat membentuk bingkai dan kemasan tertentu kepada khalayak, dan bagaimana partisipan politik melakukan pemaknaan dan konstruksi atas peristiwa untuk disediakan kepada bublik. Khalayak sendiri juga akan melakukan proses dan pemaknaan yang berbeda atas suatu isuperistiwa. Analisis framing model Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Frame merupakan suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita-kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata, atau kalimat tertentu ke dalam teks secara keseluruhan Sobur, 2001 : 175.

2.6.1. Proses Framing

Dokumen yang terkait

Konstruksi Pemberitaan Kekerasan Terhadap Jemaat Ahmadiyah Pada Tayangan Provocative Proactive (Studi Analisis Framing Tentang Konstruksi Pemberitaan Dalam Frame Kekerasan Terhadap Jemaat Ahmadiyah Pada Tayangan Provocative Proactive di Metro TV)

0 47 112

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG BENCANA KABUT ASAP (Analisis Framing Pemberitaan Bencana Kabut Asap di Televisi Nasional Metro TV dan Televisi Lokal Duta TV)

0 7 23

KONSTRUKSI PEMBERITAAN GERAKAN AHMADIYAH DI MEDIA INTERNET KONSTRUKSI PEMBERITAAN GERAKAN AHMADIYAH DI MEDIA INTERNET (Studi Analisis Framing tentang Pemberitaan Gerakan Ahmadiyah di Republika Online dan Tempointeraktif.com Periode Februari-Maret 2011).

0 2 14

KONSTRUKSI PEMBERITAAN GERAKAN AHMADIYAH DI MEDIA INTERNET KONSTRUKSI PEMBERITAAN GERAKAN AHMADIYAH DI MEDIA INTERNET (Studi Analisis Framing tentang Pemberitaan Gerakan Ahmadiyah di Republika Online dan Tempointeraktif.com Periode Februari-Maret 2011).

0 0 17

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN BENTROKAN WARGA DENGAN FPI DI KENDAL (Analisis Objektivitas Pemberitaan Bentrokan Warga dengan FPI di Kendal Pada Media Online Kompas.com Juli 2013).

0 4 106

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Framing Ideologi Politik Jokowi di Media Massa (Studi Kasus Pemberitaan di Metro TV, TV One, dan Kompas TV)

0 0 14

ETIKA PEMBERITAAN PARTAI POLITIK DI TELEVISI (KASUS PEMBERITAAN PARTAI DEMOKRAT DI METRO TV DAN TV ONE)

0 0 10

Analisis Wacana Kritis Kasus Penyerangan Terhadap Jemaah Ahmadiyah di Cikeusik

0 0 8

PEMBINGKAIAN MEDIA ATAS PEMBERITAAN PERISTIWA BENTROKAN ANTARA WARGA DENGAN JEMAAH AHMADIYAH DI CIKEUSIK (Studi Analisis Framing Pemberitaan Peristiwa Bentrokan antara Warga dengan Jemaah Ahmadiyah di Cikeusik pada Media Televisi TV One dan Metro TV)

0 0 26

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN BENTROKAN WARGA DENGAN FPI DI KENDAL (Analisis Objektivitas Pemberitaan Bentrokan Warga dengan FPI di Kendal Pada Media Online Kompas.com Juli 2013)

0 0 21