Teknis Tayangan Berita Televisi

saat setiap tempat. Interaktivitas adalah kemampuan hubungan resiprokal antara audiensusers dengan jurnalisproduser.

2.3.1. Teknis Tayangan Berita Televisi

Berita televisi merujuk pada praktik penyebaran informasi mengenai peristiwa terbaru. melalui media televisi. Acara berita bisa berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa jam dengan menyajikan perkembangan terbaru peristiwa-peristiwa lokalregional maupun internasional. Stasiun televisi biasanya menyajikan program berita sebagai bagian dari acara berkalanya, dan disiarkan setiap hari pada waktu-waktu tertentu. Kadang-kadang acara televisi juga bisa diselipi dengan berita sekilas untuk memberikan laporan mutakhir mengenai suatu peristiwa yang sedang terjadi atau berita dadakan lain yang penting. Hal-hal teknis dalam televisi yang harus diperhitungkan adalah pesan media televisi sifatnya sekilas sehingga pesan cepat terlupakan. Metode paling sederhana di dalam penempatan gambar di televisi adalah metode Trianggulasi menempatkan benda tepat di bagian tengah layar ketika mengambil gambar seseorang, harus diperhitungkan komposisi pada ruang kosong di atas kepala. Inilah yang disebut: Head Room ruang kepala ketika melakukan pengambilan gambar, kamera tidak boleh melewati garis arah gerakan disebut: Garis Imajiner Hal-hal yang harus diperhatikan : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Televisi sifatnya sekilas pesan cepat terlupakan, konsekuensi: harus membuat katakalimat yang mudah diingat. 2. Pesan Televisi disajikan dalam bentuk audio-visual suara dan gambar “No Picture no News ”, konsekuensi: jangan memberikan penjelasan terhadap gambar. 3. Gambar dalam televisi sangat terbatas, konsekuensi: kamera harus merekam apa yang ingin diketahui pemirsa. 4. Televisi lebih mengutamakan gambar visual, konsekuensi: mendahulukan ada gambarnya, ketimbang artistik gambar. 5. Pemirsa lebih tertarik pada gambar dari pada kata-kata. Kemasan berita televisi: 1 Berita Copy a. Berita copy merupakan cara paling dasar dan sederhana dalam menyampaikan berita di televisi. Berita Copy dibuat jika peristiwanya sangat penting. b. Bisa dibuat dengan cepat, karena tidak perlu persiapanyang terlalu banyak. c. Tidak ada gambar, karena berita baru saja terjadi, bahkan mungkin masih berlangsung. d. Bisa dilakukan dengan cara “phono” penyiar menelepon langsung reporter yang berada di lokasi kejadian. e. Jika memiliki perangkat SNG, bisa ditayangkan langsung dari lokasi kejadian on the spot. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. f. Presenter tampil di layar, membacakan berita copy secara utuh dari awal sampai akhir. g. Lamanya berita copy antara 30-45 detik 2 Readers atau Grafix a. ReadersGrafix merupakan cara paling dasar berikutnya. b. Format ini digunakan jika sebuah peristiwa baru saja terjadi dan reporter belum memiliki akses untuk merekam gambar kejadian ke dalam kaset video. c. Presenter hanya tampil membacakan intro diikuti dengan tayangan grafis data, angka, peta lokasi, still foto, dll. d. Presenter masih terus membacakan berita, ketika gambaratau grafis tersebut ditayangkan, akhir dari berita readersgrafix, bisa di wajah anchor atau di gambar yang ditayangkan. Lamanya berita ReadersGrafix: 15-30 detik. 3 Clips Only a. Intro dibacakan anchor, disusul dengan Sync Narasumber. b. Berita Clips Only, akan dimunculkan jika Narasumbe rmerupakan orang yang sangat penting. c. Atau jika sync dari narasumber “menghebohkan”. d. Intro yang dibacakan Anchor maksimum 3 kalimat. e. Lamanya berita Clips Only: 40-45 detik. f. Intro memuat: Topline, Background dan Context. g. Topline: kalimat pertama dari sebuah intro-Background: latar belakang fakta, mengapa peristiwa terjadi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. h. Context: kejadian lain yang terkait dengan peristiwa itu 4 OoV Out of Vision a. Berita hanya dibacakan Anchor tanpa Voice Over VO. b. Ketika membacakan intro, Anchor muncul di layar,disusul dengan gambar tanpa VO. c. Ketika gambar sedang ditayangkan, Anchor masih tetapmembacakan berita OoV. d. Ketika gambar selesai, Anchor masih membacakan berita. Alasan dibuatnya berita OoV: tidak cukup waktu untuk dibuat jadi berita paket. tidak cukup kuat untuk dibuat jadi berita paket. e. Lamanya berita OoV: 45 detik 5 Berita Paket PACKAGE Unsur penting yang harus ada dalam berita paket: a. Intro dibacakan oleh Anchor. b. Sequences gambar-gambar dari peristiwa berita. c. Sync suara langsung dari narasumber. d. Voice Over VO narasi berita di-dubbing oleh Reporter. e. Stand-Up reporter tampil di layar mengakhiri berita. f. Natural Sound natsound suara alami di lokasi peristiwa. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. g. Kata-kata dalam VO, tidak boleh sama dengan sync, jika sama disebut redundant . h. Ketika Stand-Up, akan muncul: identitas Reporter, identitas Stasiun Televisi dan lokasi tempat kejadian. i. Stand-Up merupakan “Standard Out Cue” SoC. j. SOC: tanda akhir dari sebuah berita disebut juga Pay Off Kalimat SoC misalnya: “Ida Bagus Oka, Metro TV melaporkan dari Denpasar Bali…”. k. Lamanya Berita Paket: 1 menit 45 detik maksimum Alur perjalanan berita sebelum ditayangkan: 1. Sekembalinya dari lapangan, Reporter harus segera melapor kepada Produser, mengenai berita yang baru saja diliputnya. 2. Jika Produser setuju berita itu dibuat menjadi “berita paket”, maka Reporter langsung membuat intro berita. 3. Setelah intro selesai, Reporter melakukan preview dan logging mencatat gambar-gambar yang akan dipakai dan memilih sync. 4. Selanjutnya Reporter menulis naskah berita narasi untuk VO,disesuaikan dengan gambar dan sync yang dipilih Reporter. 5. Setelah naskah berita narasi selesai, Reporter melakukan perekaman suara dubbing. 6. inilah yang disebut voice over. 7. Terakhir mengedit gambar dan menggabungkannya dengan narasi mixing, hingga menjadi hasil edit yang siap untuk ditayangkan, disebut final cut . Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Program berita atau acara berita, biasanya berisi liputan berbagai peristiwa berita dan informasi lainnya, apakah yang diproduksi secara lokal oleh stasiun radio atau televisi, atau oleh suatu jaringan penyiaran. Program berita juga bisa berisi materi tambahan seperti liputan olahraga, prakiraan cuaca, laporan lalulintas, komentar serta bahan lain yang oleh penyiar berita dianggap relevan dengan pendengar ataupun pemirsanya.

2.3.2. Perbedaan Berita Straight News dengan Berita Komperhensif dan

Dokumen yang terkait

Konstruksi Pemberitaan Kekerasan Terhadap Jemaat Ahmadiyah Pada Tayangan Provocative Proactive (Studi Analisis Framing Tentang Konstruksi Pemberitaan Dalam Frame Kekerasan Terhadap Jemaat Ahmadiyah Pada Tayangan Provocative Proactive di Metro TV)

0 47 112

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG BENCANA KABUT ASAP (Analisis Framing Pemberitaan Bencana Kabut Asap di Televisi Nasional Metro TV dan Televisi Lokal Duta TV)

0 7 23

KONSTRUKSI PEMBERITAAN GERAKAN AHMADIYAH DI MEDIA INTERNET KONSTRUKSI PEMBERITAAN GERAKAN AHMADIYAH DI MEDIA INTERNET (Studi Analisis Framing tentang Pemberitaan Gerakan Ahmadiyah di Republika Online dan Tempointeraktif.com Periode Februari-Maret 2011).

0 2 14

KONSTRUKSI PEMBERITAAN GERAKAN AHMADIYAH DI MEDIA INTERNET KONSTRUKSI PEMBERITAAN GERAKAN AHMADIYAH DI MEDIA INTERNET (Studi Analisis Framing tentang Pemberitaan Gerakan Ahmadiyah di Republika Online dan Tempointeraktif.com Periode Februari-Maret 2011).

0 0 17

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN BENTROKAN WARGA DENGAN FPI DI KENDAL (Analisis Objektivitas Pemberitaan Bentrokan Warga dengan FPI di Kendal Pada Media Online Kompas.com Juli 2013).

0 4 106

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Framing Ideologi Politik Jokowi di Media Massa (Studi Kasus Pemberitaan di Metro TV, TV One, dan Kompas TV)

0 0 14

ETIKA PEMBERITAAN PARTAI POLITIK DI TELEVISI (KASUS PEMBERITAAN PARTAI DEMOKRAT DI METRO TV DAN TV ONE)

0 0 10

Analisis Wacana Kritis Kasus Penyerangan Terhadap Jemaah Ahmadiyah di Cikeusik

0 0 8

PEMBINGKAIAN MEDIA ATAS PEMBERITAAN PERISTIWA BENTROKAN ANTARA WARGA DENGAN JEMAAH AHMADIYAH DI CIKEUSIK (Studi Analisis Framing Pemberitaan Peristiwa Bentrokan antara Warga dengan Jemaah Ahmadiyah di Cikeusik pada Media Televisi TV One dan Metro TV)

0 0 26

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN BENTROKAN WARGA DENGAN FPI DI KENDAL (Analisis Objektivitas Pemberitaan Bentrokan Warga dengan FPI di Kendal Pada Media Online Kompas.com Juli 2013)

0 0 21