Kulit Inflamasi PENELAAHAN PUSTAKA

Gambar 3. Struktur komponen utama tanaman Milk thistle Lee and Liu, 2003

B. Kulit

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat Pearce, 2009. Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain menjalin kelangsungan hidup secara umum, yaitu sebagai fungsi proteksi dimana kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis ataupun mekanik, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi. Kulit juga penting sebagai mekanisme pertahanan non spesifik yang bertindak sebagai penghalang terhadap invasi oleh mikroba, bahan kimia, agen fisik seperti trauma ringan maupun sinar ultraviolet Ross and Wilson, 2001. Adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut jaringan penunjang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Kulit juga berfungsi sebagai proteksi rangsangan kimia karena sifat stratum korneum yang impermeabel terhadap berbagai zat kimia dan air. Kulit juga berperan dalam fungsi absorbsi, fungsi pengatur panas, fungsi eksresi, fungsi keratinasi, serta fungsi pembentukan vitamin D Syaifuddin, 2006. Pada orang dewasa luas permukaan kulit sekitar 1,5 sampai 2 m 2 . Kulit dilengkapi dengan kelenjar, rambut maupun kuku. Kulit memiliki dua lapisan utama yaitu lapisan epidermis dan lapisan dermis serta diantara kulit dan struktur yang mendasari kulit terdapat lapisan lemak subkutan Ross and Wilson, 2001.

C. Inflamasi

Menurut Baratawidjaja dan Rengganis 2012, Inflamasi merupakan respon fisiologis terhadap kerusakan jaringan akibat berbagai rangsangan yang merugikan, baik rangsangan kimia maupun mekanis. ketika proses inflamasi berlangsung terjadi reaksi vaskular dimana cairan, elemen-elemen darah, sel darah putih leukosit, dan mediator kimia berkumpul pada tempat cedera jaringan atau infeksi. Pada proses inflamasi terjadi reaksi vaskular, sehingga cairan, elemen- elemen darah, sel darah putih leukosit, dan mediator kimia terkumpul pada tempat yang cedera untuk menetralkan dan menghilangkan agen-agen berbahaya serta untuk memperbaiki jaringan yang rusak Pearce, 2009. Tanda-tanda inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskuler, peningkatan permeabilitas kapiler, dan migrasi leukosit ke daerah inflamasi. Mekanisme inflamasi sangat dipengaruhi oleh senyawa dan mediator yang dihasilkan oleh asam arakidonat. Apabila membran sel mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi, fisik, atau mekanis, maka enzim fosfolipase kemudian diaktifkan untuk mengubah fosfolipid yang terdapat di membran sel tersebut menjadi asam arakidonat. Asam arakidonat dapat dimetabolisme dalam dua jalur yaitu jalur siklooksigenase dan jalur lipooksigenase Wilmana, 1995. Kerusakan sel inilah yang pada umunya dapat memicu proses terjadinya pembebasan asam arakidonat. Asam arakidonat ini merupakan suatu asam lemak 20-karbon yang merupakan prekursor dari prostaglandin. Metabolit asam arakidonat yang disebut eikosanoid dapat dimetabolisme melalui beberapa jalur diantaranya yaitu : a. Melalui asam lemak siklooksigenase COX. Siklooksigenasi COX mempunyai 2 bentuk isoform yaitu COX-1 dan COX-2. Kedua enzim PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI inilah yang nantinya akan mengubah asam arakidonat menjadi prostaglandin dan tromboksan. b. Melalui lipooksigenase, beberapa lipooksiganenase dapat bekerja pada asam arakidonat untuk membentuk 5-HPETE, 12-HPETE yang merupakan turunan peroksidasi tidak stabil yang dikonversi menjadi turunan hidroksilasi yang sesuai atau menjadi leukotrien atau lipoksin, tergantung pada jaringan Mycek, Harvey, dan Champe, 2001. Dalam jalur siklooksigenase akan dihasilkan prostaglandin D 2 PGD 2 , prostaglandin E 2 PGE 2 , prostaglandin F 2α PGF 2α , prostasiklin PGI 2 dan tromboksan A 2 TXA 2 . Produk-produk yang dihasilkan tersebut berasal dari prostaglandin H 2 PGH 2 yang dipengaruhi oleh kerja enzim yang spesifik. PGH 2 sangat tidak stabil, merupakan prekursor hasil akhir biologi aktif jalur siklooksigenase. Beberapa enzim mempunyai distribusi jaringan tertentu. Misalnya trombosit mengandung enzim tromboksan sintetase sehingga produk utamanya adalah TXA 2 . TXA 2 merupakan agen agregasi trombosit yang kuat dan vasokontriktor Kumar, dkk., 2005. Prostaglandin E 2 PGE 2 merupakan hiperalgesik yang dapat menyebabkan kulit sensitif terhadap rangsangan yang menyakitkan. Prostagandin D 2 PGD 2 merupakan trombosit utama dari jalur siklooksigenase pada sel mast, bersama dengan PGE 2 dan PGF 2α yang dapat menyebabkan vasodilatasi dan meningkatakan permeabilitas venula postcapillary sehingga berpotensi terjadinya pembentukan edema. Siklooksigenas-1 COX-1 diproduksi sebagai respon terhadap rangsangan inflamsi dan bersiffa konstitutif yang keberadaannya selalu tetap dan tidak dipengaruhi oleh stimulus. Siklooksigenase-1 COX-1 berperan normal dalam tubuh untuk menghasilkan prostaglandin yang dibutuhkan oleh tubu dan bertanggung jawab untuk memproduksi prostaglandin yang terlibat dalam peradangan serta menjaga fungsi homeostatis seperti keseimbangan cairan dan elektrolit di ginjal maupun sebagai sitoproteksi pada saluran cerna. Selain prostaglandin, COX-1 juga mengkatalis pembentukan tromboksan A 2 TXA 2 yang dapat meningkatkan agregasi platelet dan menimbulkan vasokontriksi. Sebaliknya, COX-2 bersifat indusibel, dimana keberadaannya dipengaruhi oleh adanya stimulus. Siklooksigenase COX-2 merangsang produkai prostaglandin PGI 2 yang terlibat dalam proses peradangan. Selain menghasilkan prostaglandin, COX-2 juga menghasilkan pembentukan prostasiklin yang dapat menurunkan agregasi platelet Kumar, dkk., 2005. Peran asam arakhidonat dalam proses inflamasi dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4. Perubahan asam arakhidonat dan perannya dalam inflamasi, serta target aksi obat-obat antiinflamasi Kumar, dkk., 2005

D. Antiinflamasi Obat