C. Pengaruh Senam Otak Terhadap Kemampuan Matematika
Senam otak merupakan latihan gerak sederhana yang melibatkan beberapa titik penting yang berkaitan langsung dengan saraf-saraf otak yang
berfungsi untuk memudahkan pernafasan, memperlancar peredaran darah, menyegarkan dan melemaskan otak serta serangkaian gerakan tubuh yang
sederhana yang digunakan untuk memadukan semua bagian otak untuk meningkatkan kemampuan belajar, membangun harga diri dan rasa
kebersamaan Dennison,
2009. Senam
otak ditujukan
untuk menyeimbangkan kinerja otak kiri dan kanan secara bersama-sama sehingga
memunculkan dan mengoptimalkan output dari perlakuan yang diberikan. Kemampuan matematika dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam
menghitung, mengukur, dan menyelesaikan hal-hal yang bersifat matematika Anthony Walshaw, 2009. Berbagai komponen kemampuan matematika
adalah berfikir logis, pemecahan masalah, ketajaman dalam melihat pola, pengenalan konsep yang bersifat kuantitas, waktu dan hubungan sebab akibat
Nelson, 2002. Matematika adalah pelajaran yang membutuhkan cara berpikir logis
sehingga diperlukan kemampuan otak kanan dan otak kiri secara seimbang. Senam otak dapat membantu siswa menyeimbangkan fungsi otak kanan dan
otak kiri agar dapat seimbang dan terintegrasi dengan lebih baik. Kaitan antara kemampuan matematika dan senam otak adalah senam otak
merupakan metode untuk membantu siswa memaksimalkan fungsi otak
dalam mengasah kemampuan matematika siswa.
D. Siswa Sekolah Dasar 1. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Siswa merupakan anak yang sedang mengalami masa
perkembangan. Dalam setiap tahap perkembangan usianya, anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda Hurlock, 2006. Dengan menyesuaikan
karakteristik siswa, maka pembelajaran akan lebih bermakna dan dapat meningkatkan kecerdasan sesuai dengan potensi yang ada pada diri siswa.
Piaget 2010 berpendapat bahwa perkembangan anak terbagi menjadi empat tahap yaitu: 1 tahap Sensorimotor 0-2 tahun, 2 tahap
Preoperational 2-7 tahun, 3 tahap Concrete Operational 7-11 tahun, dan 4 tahap Formal Operational 11-15 tahun. Usia anak SD termasuk
dalam tahap Concrete Operational atau operasional konkret 7-11 tahun. Tahap operasional konkret menurut Piaget 2010 memiliki
beberapa proses penting sebagai berikut : a.
Pengurutan yaitu kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.
b. Klasifikasi
yaitu kemampuan
untuk memberi
nama dan
mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain.
c. Decentering yaitu anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya.
d. Reversibility yaitu anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda- benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal.
e. Konservasi yaitu memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan
dari objek atau benda-benda tersebut. f. Penghilangan sifat Egosentrisme yaitu kemampuan untuk melihat
sesuatu dari sudut pandang orang lain bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah.
Yusuf 2012 menyatakan bahwa karakteristik siswa kelas V SD yang berusia antara 10-11 tahun yaitu: 1 berada pada tahap operasional
konkret yang berarti proses belajar terbentuk dari hal-hal yang dapat dilihat, didengar, diraba, dan diotak-atik, serta memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar sehingga siswa mampu berpikir secara logis dan objektif, 2 memiliki rasa ingin tahu serta keinginan belajar yang tinggi,
3 mampu berpendapat dan memberikan penilaian, 4 memandang segala yang dipelajari secara utuh dan terpadu, 5 berkembang secara
bertahap dari hal sederhana ke hal yang lebih kompleks.
E. Hipotesis Penelitian