38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pilot Study
Pilot study merupakan uji coba penelitian dalam skala kecil yang dilakukan sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan. Pilot study
dilaksanakan di SD Negeri Minomartani I karena jumlah siswa-siswi kelas lima di SD tersebut lebih kecil daripada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, yaitu berjumlah 21 orang. Pilot study dilaksanakan untuk mengidentifikasi kesalahan atau gangguan yang terjadi dalam pelaksanaan
penelitian serta agar rencana penelitian berjalan dengan baik dan lancar. Pilot study ini meliputi pengujian terhadap prosedur penelitian, perlakuan, dan
pengukuran variabel tergantung Seniati et al, 2005. Pilot study dilaksanakan pada tanggal 25 April
– 4 Mei 2016 selama 10 hari berturut-turut. Berdasarkan pilot study, terdapat perbedaan yang
signifikan dari hasil pre-test dan post-test subjek. Dari perhitungan statistik, diperoleh nilai t untuk pre-test dan post-test kelompok pilot study sebesar
5,227 dengan p = 0,000 p0,05. Hasil ini menunjukan bahwa pelatihan senam otak berpengaruh pada peningkatan kemampuan matematika subjek
kelompok pilot study. Peneliti melakukan uji coba instrumen penelitian pada kelompok
pilot study. Proses diskriminasi item tes dilakukan untuk menentukan soal tes mana yang baik dan mana yang tidak baik. Peneliti menemukan terdapat 4
item soal yang tidak baik. Peneliti memperbaiki beberapa item soal yang tidak baik dan diganti dengan bentuk soal yang baik berdasarkan data dari
hasil diskriminasi item tes. Peneliti juga mempersiapkan beberapa materi ice breaking karena hasil observasi selama pilot study beberapa siswa terlihat
bosan mengikuti gerakan senam otak yang terus berulang-ulang.
B. Persiapan Penelitian
1. Perizinan Penelitian
Peneliti memohon izin kepada kepala sekolah SD Negeri 18 Muara Enim untuk melakukan penelitian dengan subjek siswa kelas VB
dan VC.
2. Persiapan Subjek
Subjek yang dipilih adalah siswa kelas V lima dan berusia 10 - 11 tahun. Pemilihan ini dilakukan berdasarkan pertimbangan
perkembangan kognitif,
kemampuan memahami
instruksi, dan
kemampuan siswa untuk dapat diajak bekerjasama.
C. Pelaksanaan Penelitian 1.
Pre-Test
Pre-test pada kelompok eksperimen dan kontrol berlangsung pada waktu yang sama di ruang kelas lima SD Negeri 18 Muara Enim pada
hari Kamis tanggal 19 Mei 2016 pukul 07.30 - 08.40 WIB. Pre-test PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelompok ekperimen dan kontrol masing-masing diikuti oleh 36 siswa. Waktu pengerjaan pre-test adalah 70 menit.
2. Pelatihan Senam Otak
Pelatihan senam otak berlangsung selama 10 hari berturut-turut pada pagi hari. Latihan berlangsung dari tanggal 19 Mei 2016 dan
berakhir pada 28 Mei 2016. Instruktur pelatihan senam otak adalah peneliti itu sendiri. Pelatihan senam otak meliputi 10 gerakan yang terdiri
dari 4 gerakan PACE dan 6 gerakan yang telah dipilih untuk meningkatkan kemampuan matematika lihat lampiran C.
Pelatihan senam otak dilakukan pada kelompok eksperimen secara terus-menerus di ruang kelas VB dan dilaksanakan setiap pagi hari pukul
07.30 – 08.00 WIB termasuk hari minggu.
Secara umum, senam otak dapat diikuti oleh anak dengan serius. Pada awal latihan, waktu pelatihan cukup panjang karena siswa masih
mengenal dan menyesuaikan diri dnegan gerakan-gerakan senam otak dan teknik pernapasan yang relaks. Beberapa anak mengalami kesulitan untuk
melakukan gerakan tertentu. Siswa dapat mengikuti pelatihan dengan lancar mulai hari ketiga. Beberapa anak menunjukkan kebosanan dalam
melakukan gerakan senam otak ketika memasuki hari keempat, tetapi mereka berusaha untuk tetap mengikuti pelatihan dengan serius.
3. Post-Test
Post-test diikuti oleh 36 siswa kelompok eksperimen dan 36 siswa kelompok kontrol. Post-test berlangsung di ruang kelas lima SD Negeri
18 Muara Enim pada hari Sabtu tanggal 28 Mei 2016 pukul 07.30 - 08.40 WIB. Waktu pengerjaan post-test adalah 70 menit. Post-test berlangsung
setelah para siswa kelompok eksperimen mengikuti pelatihan senam otak selama 20 menit dan beristirahat selama 10 menit.
D. Hasil Penelitian 1.
Data Deskriptif Penelitian
Nilai rerata mean dan jumlah subjek N pada masing-masing kelompok penelitian ditunjukkan dengan table berikut ini :
Tabel 2.
Tabel Data Deskriptif Penelitian
No Keterangan
Kelompok Subjek N
Mean Standard Deviasi
1 Pre-test Kelompok Eksperimen
36 18.14
4.691 Kelompok Kontrol
36 18.89
5.209 2 Post-test
Kelompok Eksperimen 36
25.14 6.397
Kelompok Kontrol 36
18.94 4.980
3 Gain Score Kelompok Eksperimen
36 7.00
3.439 Kelompok Kontrol
36 0.19
1.348
2. Proses Analisis Data
Hasil dari proses analisis data lihat lampiran H adalah sebagai berikut : a.
Skor hasil pre-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berbeda secara signifikan. Dari perhitungan statistik, diperoleh
nilai t untuk pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 0,642 dengan p=0,523 p0,05. Hasil ini menunjukan bahwa
kondisi awal dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Skor hasil pre-test dan post-test kelompok kontrol tidak berbeda. Dari
perhitungan statistik, diperoleh nilai t untuk pre-test dan post-test kelompok kontrol sebesar 0,247 dengan p=0,807 p0,05. Hasil ini
menunjukan bahwa hasil pre-test dan post-test dari kelompok kontrol sama tidak ada perbedaan signifikan.
c. Skor hasil pre-test dan post-test kelompok eksperimen berbeda secara
signifikan. Dari perhitungan statistik, diperoleh nilai t untuk pre-test dan post-test kelompok eksperimen sebesar 12,212 dengan p=0,000
p0,05. Hasil ini menunjukan bahwa pelatihan senam otak berpengaruh pada peningkatan kemampuan matematika.
d. Skor hasil post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
berbeda secara signifikan. Dari perhitungan statistik, diperoleh nilai t untuk post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar
4,585 dengan p=0,00 p0,05. Hasil ini menunjukan bahwa adanya perbedaan secara signifikan antara kelompok eksperimen yang
menerima perlakuan berupa pelatihan senam otak dengan kelompok kontrol yang tidak menerima perlakuaan.
3. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan teknik
Kolmogorov-Smimov one sample. Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data dari populasi berdistribusi normal. Uji normalitas
ini dilakukan pada kelompok eksperimen maupun kontrol menggunakan data gain score.
Tabel 3.
Tabel Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
N 36
36 Normal
Parameters
a
Mean 7.00
.19 Std.
Deviation 3.439
1.348 Most Extreme
Differences Absolute
.167 .220
Positive .167
.141 Negative
-.108 -.220
Kolmogorov-Smirnov Z 1.000
1.323 Asymp. Sig. 2-tailed
.270 .060
a. Test distribution is Normal.
Uji Kolmogorov-Smimov one sample data gain score pada kelompok eksperimen menghasilkan nilai z sebesar 1,00 dengan p=0,270
p0,05. Uji Kolmogorov-Smimov one sample data gain score pada kelompok kontrol menghasilkan nilai z sebesar 1,323 dengan p=0,060
p0,05. Berdasarkan uji normalitas tersebut, data dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol merupakan data yang berdistribusi
normal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Uji Homogenitas
Tabel 4.
Tabel Uji Homogenitas Levenes Test for Equality of
Variances F
Sig. 21.298
.000
Hasil pengujian Levene test pada gain score menghasilkan nilai F sebesar 21,298 dengan signifikansi 0,000 sig F0,05. Dapat disimpulkan
bahwa varian gain score pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak identik atau homogen. Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan skor gain score yang cukup besar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
4. Uji Hipotesis
Tabel 5.
Tabel Uji Hipotesis
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
t df
Sig. 2- tailed
Mean Differ
-ence Std.
Error Differ
-ence 95
Confidence Interval of the
Difference Lower Upper
Gain score
Equal variances
assumed 11.053
70 .000 6.806
.616 5.578 8.034 Equal
variances not assumed
11.053 45.512 .000 6.806
.616 5.566 8.045
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji beda atau uji t untuk data dari seluruh subjek. Uji t pada gain score menghasilkan nilai t
sebesar 11,053 dengan p=0,00 p0,05. Hasil dari uji t pada gain score tersebut menunjukan bahwa nilai t
signifikan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H
1
diterima. Hasil tersebut menjelaskan bahwa ada perbedaan signifikan antara
peningkatan kemampuan matematika antara kelompok eksperimen yang mendapatkan pelatihan senam otak dan kelompok kontrol yang tidak
mendapatkan pelatihan senam otak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pelatihan senam otak efektif untuk meningkatkan kemampuan
matematika pada siswa sekolah dasar. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. H
1
: Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan matematika siswa yang mendapat pelatihan senam otak dengan
kemampuan matematika siswa yang tidak diberi pelatihan senam otak. 2.
Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan matematika siswa yang mendapat pelatihan senam otak dengan
kemampuan matematika siswa yang tidak diberi pelatihan senam otak.
E. Pembahasan
Hasil uji t terhadap nilai gain score antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan hasil yang signifikan p=0,00. Hasil ini
menegaskan bahwa senam otak berpengaruh untuk meningkatkan kemampuan matematika siswa sekolah dasar.
Gerakan-gerakan senam
otak mampu
mengaktifkan dan
menyeimbangkan ketiga dimensi otak sebagai fungsi kognitif manusia sehingga siswa lebih mudah menerima proses belajar terutama pada pelajaran
matematika Dennison, 2006. Dalam penelitian ini menggunakan gerakan PACE dan 6 gerakan untuk meningkatkan kemampuan matematika lihat
lampiran C. Hasil penelitian menyatakan bahwa ada perbedaan signifikan
kemampuan matematika kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada hasil post-test. Pelatihan senam otak yang diberikan kepada kelompok
eksperimen mampu meningkatkan fungsi otak dan menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri sehingga adanya peningkatan pada kemampuan
matematika siswa. Pada siswa kelompok kontrol yang tidak menerima pelatihan senam otak tidak memiliki peningkatan kemampuan matematika.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kristian 2012 memiliki hasil yang sama dengan penelitian ini. Namun, peneliti sebelumnya
menggunakan senam otak untuk meningkatkan ingatan jangka pendek. Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa senam otak berpengaruh terhadap
peningkatan muatan ingatan jangka pendek pada anak akhir. Peneliti tersebut memberikan pelatihan senam otak selama 10 hari berturut-turut pada
kelompok eksperimen. Kombinasi gerakan yang digunakan adalah langkah pembukaan PACE dan gerakan untuk meningkatkan ingatan jangka pendek
yaitu olengan pinggul, pengisi energi, menguap energi, luncuran gravitasi, tombol imbang dan tombol bumi.
Keefektivitasan pelatihan senam otak terhadap kemampuan
matematika dalam penelitian ini didukung oleh beberapa hal, antara lain : pertama, pelatihan senam otak dilakukan selama 10 hari berturut-turut. Waktu
10 hari tersebut merupakan waktu minimal untuk mengevaluasi dampak senam otak Dennison, 2004 dalam Irwandy, 2007. Pelatihan yang dilakukan
secara berturut-turut dan rutin dapat memberikan dampak positif yaitu senam otak meningkatkan kognitif siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah
Dennison, 2006. Pelatihan senam otak dilakukan pada pagi hari sebelum anak menerima pelajaran. Hal ini dilakukan untuk membuat siswa menjadi
relaks dan lebih fokus dalam menerima materi pembelajaran di sekolah Donczik Bocker, 2009.
Kedua, instruktur pelatihan senam otak dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Peneliti awalnya membangun rapport kepada siswa saat
dilakukan observasi penelitian. Carpenter 2005 menjelaskan bahwa hal ini penting dilakukan untuk melihat kondisi seluruh siswa dan beradaptasi
dengan lingkungan kelas. Dalam penelitian ini, ruangan tempat pelatihan senam otak selalu dilaksanakan di ruang kelas kelompok eksperimen.
Instruktur telah mempelajari dan berlatih gerakan senam otak sesuai dengan panduan pelatihan senam otak yang telah terstandarisasi Dennison, 2009.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pemberian instruksi saat penelitian.
Ketiga, Bengtson Perry 2005 mengatakan bahwa interaksi yang baik antara instruktur dan siswa membuat siswa menjadi lebih aktif dan
mampu mengikuti pelatihan senam otak dengan baik. Pada awal pelatihan, siswa dengan cepat beradaptasi dan belajar gerakan-gerakan senam otak.
Peneliti sebagai instruktur membantu anak yang kesulitan mengikuti gerakan senam otak. Namun, gerakan senam otak yang berulang menimbulkan
kebosanan pada beberapa siswa. Peneliti mengatasi rasa bosan dengan memberikan beberapa metode ice breaking sebelum pelaksanaan senam otak.
Keempat, Willis 2007 menjelaskan bahwa para siswa harus diberikan petunjuk pelaksanaan yang jelas sebelum diberikan tes. Petunjuk
pelaksanaan dijelaskan sesaat sebelum tes matematika diberikan kepada siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Peneliti memberikan
kesempatan bertanya jika petunjuk pelaksanaan belum jelas. Hal ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan untuk menghindari kebingungan yang terjadi pada siswa dalam pengerjaan tes matematika. Petunjuk pelaksanaan tersebut dibuat secara
tertulis lihat lampiran A. Tidak ada perbedaan pemberian petunjuk pelaksanaan yang diberikan saat pre-test maupun post-test.
Kelima, instrument yang digunakan adalah tes soal matematika sebanyak 40 soal. Soal-soal ini merupakan materi yang sudah dipelajari oleh
siswa kelas lima SD. Tes soal matematika ini sudah terstandarisasi dan disesuaikan dengan buku yang digunakan oleh para siswa. Soal-soal berupa
materi tentang operasi hitung pecahan terdiri dari penjumlahan pecahan, pengurangan pecahan, perkalian pecahan dan pembagian pecahan lihat
lampiran B. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelatihan senam otak
meningkatkan kemampuan matematika siswa sekolah dasar secara signifikan.
F. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian