1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia mengalami proses pendidikan yang didapatkan
dari orang tua, masyarakat dan lingkungannya. Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara. Pendidikan dan pembelajaran dapat dicapai dengan prosedur
perencanaan dan penentuan tujuan kegiatan pembelajaran yang tepat Wilmes et all, 2008. Pengelolaan pembelajaran dan evaluasi yang terarah
juga menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam pendidikan Ansari, 2008. Metode pembelajaran yang tepat diharapkan mampu menjadikan siswa
menjadi pribadi yang inovatif, aktif, kreatif, menarik, dan dapat diterapkan dalam kehidupan siswa sehari-hari Willis, 2007.
Menurut Emilda 2015, pembelajaran dengan menerapkan metode yang bervariasi mampu mengatasi kejenuhan siswa dalam suatu
proses pembelajaran. Kejenuhan yang dialami siswa dapat disebabkan oleh faktor guru, siswa, metode pembelajaran dan faktor-faktor lain. Faktor beban
tugas, latihan dan banyaknya materi yang harus dipelajari dalam satu semester menyebabkan siswa jenuh. Kejenuhan menyebabkan kurangnya
minat dan motivasi belajar siswa. Siswa akan mampu belajar secara efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan Coe et all, 2006.
Mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa di sekolah sungguh beragam. Salah satu mata pelajaran yang memerlukan model dan metode
yang inovatif dan kreatif adalah matematika. Pelajaran matematika dianggap oleh kebanyakan siswa sebagai pelajaran yang sulit dibandingkan dengan
yang pelajaran lain. Siswa juga mengatakan bahwa matematika adalah pelajaran yang menjenuhkan dan melelahkan. Siswa mengalami kesulitan
untuk memahami matematika karena materi pelajaran yang cukup rumit. Hal ini menyebabkan hasil yang diperoleh dari pembelajaran matematika kurang
maksimal Pratt, 2010. Keberhasilan dari proses belajar seseorang dapat dilihat dari
perubahan yang terjadi pada diri seseorang. Perubahan dapat dilihat dari pengetahuan, pemahaman sikap dan perilaku, keterampilan, kecakapan dan
kemampuannya, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu dari hasil proses belajar Stephenson, 2009.
Peran guru sangat penting dalam keberhasilan proses belajar siswa Cohen, 2003. Seorang guru harus mampu mengajar dengan metode
pembelajaran yang tepat sehingga siswa menjadi lebih mampu memahami PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan menerima materi pelajaran Willis, 2007. Dalam pelajaran matematika, guru diharapkan dapat menumbuhkan minat siswa agar dapat belajar
matematika dengan baik. Guru perlu membantu untuk memaksimalkan kinerja otak siswa, dan metode pembelajaran saat ini harus diarahkan kepada
proses belajar siswa yang bersifat pengoptimalan fungsi otak Leepo, 2000. Metode pengajaran saat ini masih bersifat konvensional. Menurut
Johnson 2002, metode konvensional adalah metode yang bersifat ceramah dan belajar dengan menghafal. Metode ini cukup baik untuk dilakukan agar
siswa lebih paham dan mengerti materi yang diajarkan oleh guru. Disisi lain, metode ini memiliki kekurangan yaitu menimbulkan kebosanan dan dianggap
hanya mengembangkan kemampuan otak kiri saja sehingga kemampuan otak lain tidak dikembangkan dengan baik Carpenter, 2005. Untuk
mengoptimalkan fungsi otak dan menyeimbangkan fungsi otak kiri dan otak kanan diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat membantu kerja
otak siswa secara keseluruhan Awolola, 2011. Dalam mengatasi permasalahan para siswa dalam memahami
pelajaran matematika, telah banyak ditemukan metode-metode yang membantu siswa mengatasi kesulitan tersebut. Salah satunya dengan metode
pelatihan senam otak Brain Gym. Pelatihan senam otak dianggap sangat efektif untuk meningkatkan kecerdasan otak terutama dalam kemampuan
matematika Rentschler, 2007. Dari hasil penelitian Twomey 2002 membuktikan bahwa metode senam otak efektif dalam meningkatkan
kemampuan matematika siswa. Senam otak sangat baik dilakukan pada awal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
proses pembelajaran atau sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk menyegarkan fisik dan pikiran siswa sebelum
menjalani proses pembelajaran yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Senam otak adalah serangkaian latihan gerak yang sederhana untuk
memudahkan kegiatan belajar dan penyesuaian dengan tuntutan sehari-hari Dennison, 2009. Senam otak merupakan gagasan mengenai pemolaan ulang
neurologis untuk meningkatkan fungsi otak Hyatt, 2007. Gerakan senam otak dibuat untuk menstimulasi Dimensi lateralitas, meringankan Dimensi
Pemfokusan, atau merelaksasi Dimensi Pemusatan untuk memaksimalkan kemampuan belajar siswa Dennison, 2008.
Senam otak digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar dengan menggunakan keseluruhan otak seperti yang dilakukan oleh siswa-
siswa Paul E. Denisson Ph.D. di Educational Kinesiology Edu-K. Sehingga senam otak dapat dijadikan solusi untuk menangani siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar matematika. Senam otak menjadi suatu alat bantu pembelajaran yang sangat efektif Dennison, 2009.
Penelitian dari Watson 2014, latihan senam otak dapat memberikan pengaruh positif pada peningkatan daya ingat, peningkatan kemampuan
matematika, atensi, kewaspadaan dan kemampuan fungsi otak untuk melakukan perencaaan, respon dan membuat keputusan. Para siswa di
Educational Kinesiology Foundation, California, USA melakukan gerakan- gerakan senam untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka dengan
menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri Brain Gym® International, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2011. Penelitian yang dilakukan oleh Nussabaum 2010 menyatakan bahwa
pelatihan senam otak memudahkan kegiatan belajar, memperbaiki konsentrasi belajar dan menguatkan motivasi belajar pada siswa. Senam otak juga
meningkatkan rasa percaya diri, membangun harga diri, rasa kebersamaan, dan membuat siswa lebih mampu mengendalikan diri Shamberg, 2009.
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan teori yang telah dikemukakan di atas, peneliti ingin melakukan penelitian tentang efektivitas
pelatihan senam otak untuk meningkatkan kemampuan matematika pada siswa sekolah dasar. Pelatihan senam otak diberikan kepada siswa kelas lima
sekolah dasar sebagai subjek. Penelitian ini menggunakan gerakan senam otak yang terdiri dari gerakan pendahuluan atau PACE dan 6 kombinasi
gerakan senam otak yang disesuaikan untuk meningkatkan kemampuan matematika.
B. Tujuan Penelitian