81
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Dalam sebuah proses perancangan, diperlukan adanya analisa dan pembuatan konsep yang didasari atas hasil analisa yang di dalamnya terdapat penyelesaian –
penyelesaian terhadap permasalahan yang ada di lokasi site. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dan konsep rancangan yang diinginkan pada proyek Stasiun Kereta Api
Eksekutif Cerme Gresik untuk direalisasikan pada rancangan tersebut.
5.1. Tema Rancang
Tema rancang dalam Stasiun Kereta Api Eksekutif Cerme di Gresik ini adalah “fungsi pembentuk perilaku” yang berarti “bahwa setiap olahan dalam setiap
bentukan arsitektur pada gilirannya akan mampu memodifikasi, membentuk bahkan memanipulasi tingkah seseorang yang secara aktif berinteraksi dengan
bentukan arsitektur tersebut”. Yang mendasari pemikiran tema ini adalah teori Broadbent “sign, symbol, and architechture”.
Dari tema ini, maka akan menghadirkan sebuah konsep yang dapat menampilkan citra suatu bangunan dan tetap berusaha memberikan kenyamanan,
kedinamisan antara obyek rancang dengan isi di dalamnya serta dapat memaksimalkan estetika baik bentuk maupun penataan massanya.
5.1.1. Konsep Tampilan Bangunan
Tampilan bangunan tetap tidak meninggalkan dari fungsi dan pengguna bangunan ini, dimana fungsi bangunan sebagai stasiun yaitu tempat pemberhentian
yang teratur dari kereta api untuk memberi kesempatan penumpang naik dan turun. Tampilan yang biasa digunakan pada stasiun adalah bentuk persegi.
Gambar 5.1. Tampak depan bangunan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
82
Tetapi tidak meninggalkan pada konsep awal yang menyajikan bentuk yang memiliki fungsi artistik, bentuk persegi tetap terlihat pada tampilan. Sedangkan
penggunanya yaitu untuk penumpang kereta api, terlihat pada permainan irama, warna, serta bentuk yang moderen.
5.1.2. Konsep Sirkulasi
Pada konsep sirkulasi Stasiun Kereta Api Eksekutif Cerme di Gresik ini dibagi menjadi dua sirkulasi yaitu sebagai berikut :
Sirkulasi ruang luar
Sirkulasi pengunjung pada ruang luar menggunakan sirkulasi linier, yang diterapkan dengan penggunaan satu pintu masuk dan satu pintu keluar.
Sirkulasi ruang dalam
Pola sirkulasi yang digunakan untuk mengarahkan pengunjung sesuai dengan tema rancang di atas. Dengan menggunakan sistem sirkulasi radial, dimana
sistem sirkulasi ini memadukan unsur-unsur sistem sirkulasi terpusat dan linier.
Gambar 5.2. Sirkulasi ruang luar
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
83
5.1.3. Konsep Ruang Dalam
Pola ruang dalam direncanakan berdasarkan hal-hal berikut ini :
Fungsi ruang yang berbeda, dibedakan antara fasilitas utama, fasilitas penunjangpelayanan dan fasilitas pengelola.
Hubungan antar ruang lebih terbuka dan tanpa banyak sekat, mengikuti tema
pembentuk perilaku dimana penataan, hubungan, dan dimensi ruang pada setiap fasilitasnya, sehingga akan melekat pada pengunjung.
penunjang utama
pengelola
Gambar 5.3. Ruang dalam
5.1.4. Konsep Ruang Luar