STASIUN KERETA API EKSEKUTIF CERME DI GRESIK.
STASIUN KERETA API EKSEKUTIF CERME
DI GRESIK
TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S – 1)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
Diajukan Oleh :
MUHAMMAD AKHYADIN
0551010041
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
JAWA TIMUR
2011
(2)
TUGAS AKHIR
STASIUN KERETA API EKSEKUTIF CERME
DI GRESIK
dipersiapkan dan disusun oleh
MUHAMMAD AKHYADIN
0551010041
telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal 29 Juli 2011
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana (S – 1)
Tanggal : 18 Agustus 2011
Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Ir. Naniek Ratni JAR., M.Kes. NIP. 19590729 1986030 2 00 1 Pembimbing Utama
Ir. Lily Syahrial, MT NIP. 19550908 199103 1 00 1
Pembimbing Pendamping
Ir Erwin Djuni Winarto, MT NPT. 3 6506 99 0166 1
Penguji
Dr. Ir Pancawati Dewi, MT NPT. 3 6705 94 0033 1
Ir. Sri Suryani Yuprapti Winasih, MT NPT. 19670722 199303 2 00 2
Ir. Syaifuddin Zuhri, MT NPTY. 19621019 199403 1 00 1
(3)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Alat transportasi adalah salah satu sarana yang digunakan oleh masyarakat dalam melakukan perpindahan dari satu tempat ketempat yang lain. Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka berkembang pula teknologi dalam transportasi. Terutama perkembangan transportasi yang ada dikota-kota besar di Indonesia seperti kota Jakarta yang merupakan kota terbesar di Indonesia, dan juga kota Surabaya yang merupakan kota terbesar kedua yang ada di Indonesia. Selain beberapa kota besar lainnya seperti medan, semarang, jogjakarta, dan beberapa kota besar lain yang ada di Indonesia dengan kepadatan penduduk dan kendaraan yang sangat tinggi.
Kabupaten Gresik termasuk Propinsi Jawa Timur, dengan letak geografis 7o-8o Lintang Selatan dan 112o-113o Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten ini 1.192,25 Km2. Kabupaten Gresik sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Madura dan Kota Surabaya, sebelah selatan berbatasan dengan Kab. Mojokerto dan Kab. Sidoarjo, sebelah barat berbatasan dengan Kab. Lamongan. Jumlah penduduk kab. Gresik tahun 2006 sekitar 1.309.549 Jiwa dengan pertumbuhan penduduk 11,11 %. Sektor industri, perdagangan dan pertanian merupakan kontributor utama dalam struktur PDRB Gresik dari tahun ke tahun. Nilai nominal PDRB 2006 adalah sebesar 12,7 trilyun. pada kenyataannya, sektor industri memberikan sumbangan terbesar terhadap kinerja perekonomian Kabupaten Gresik dengan angka kontribusi terbesar 47.32%, kemudian disusul sektor Perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pertanian. Di Gresik terdapat tiga industri besar yaitu: PT. BHS dengan produknya yang berupa sarung, kopiah dengan merek yang terkenalnya yaitu Atlas yang menguasai pangsa pasar sarung di Indonesia, juga terdapat industri semen PT. Semen Gresik yang salahh satu pabriknya berada di Tuban, jawa Timur dan Industri pupuk PT. Petrokimia Gresik, adanya industri tersebut cukup menyerap tenaga kerja yang bekerja di wilayah industri tersebut. Keunggulan industri membuat sektor itu memberikan sumbangan terbesar terhadap
(4)
PDRB wilayah ini. Di Gresik juga terdapat industri kerajinan rotan, industri anyaman, bordir dan industri tikar bawean yang terletak di Kecamatan Bawean. Karena wilayah yang kurang subur untuk bercocok tanam di Gresik tidak mengandalkan pertanian sebagai unggulannya.Sementara sektor yang tetap dijadikan primadona oleh masyarakat Gresik adalah budi daya tambak. Komoditas tambak yang dikembangkan di Gresik yaitu udang windu payau, udang windu tawr, kepiting, bandeng umpan dan kerapu. Gresik memiliki satu Pelabuhan Umum dan enam dermaga khusus milik swasta (PT Petrokimia Gresik, PT Semen Gresik, PT Smelting, PT Kawasan Industri Maspion, PT PJB UP Gresik, PT UPMS V / Asphalt Plant) selain sebuah dermaga khusus bongkar muat batubara milik PT Gresik Jasa Tama.
Di era globalisasi saat ini dimana perkembangan kabupaten Gresik sangatlah pesat baik dalam hal sarana maupun prasarana, dan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Sehingga pihak pemerintah mengambil suatu kebijaksanaan dengan cara mengurangi atau mengalihkan beban transportasi angkutan jalan raya dan lebih mengaktifkan transportasi kereta api sebagai angkutan transportasi darat alternatif.
Angkutan transportasi kereta api memiliki ciri-ciri : misal, aman, nyaman, dan relatif murah serta cepat. Yang mana diharapkan mampu berperan didalam mengatasi permasalahan transportasi dan memenuhi tuntutan kebutuhan angkutan transportasi manusia yang semakin padat. Ini dibuktikan bahwa jumlah penumpang kereta api mulai 22 Desember 2008 sampai 4 Januari 2009 mencapai 426.678 orang. Jumlah ini naik 10 persen dibandingkan tahun lalu, yaitu 388.914 orang. Jumlah itu keseluruhan dari penumpang Kereta Api ekonomi, eksekutif dan bisnis yang berangkat dari Stasiun Pasar Turi Surabaya. Dalam upaya peningkatan sarana Satasiun Kereta Api mengenai kebutuhan ruang maupun fasilitas dan kwalitas pelayanannya, maka dari pihak PT. KAI mempunyai gagasan untuk mengembangkan stasiun – stasiun yang ada di Indonesia, dimana nantinya dapat meningkatkan kwalitas sarana dan prasarana sehingga dapat menunjang kelancaran transportasi di kota – kota besar. Oleh sebab itu maka sarana perkereta apian perlu mendapatkan perhatian khusus agar dapat memenuhi sasaran yang telah ditetapkan. (sumber : data DAOP VIII Surabaya)
(5)
Tabel 1.1. Perbandingan penumpang eksekutif
(Sumber: data dari stasiun pasar turi)
Melihat dari keadaan itulah maka perlu adanya suatu usaha untuk bisa setidaknya menanggulangi sedikit ataupun banyak masalah mengenai penumpang kereta api eksekutif yang ada di Kabupaten Gresik. Berlatar dari kondisi diatas, kemudian banyak bermunculan gagasan untuk membuat sebuah stasiun kereta api eksekutif di Kabupaten Gresik, sehingga dapat mengurangi kepadatan penumpang di Kota Surabaya ini dikarenakan tidak cukupnya daya tampung yang ada dan tidak representatif baik dari fisik bangunan maupun sarana dan fasilitas yang ada di Stasiun Pasar turi maupun Stasiun Gubeng. Akibat grafik penumpang eksekutif yang naik 10% tiap tahunnya dan pada musim libur / lebaran naik hingga 109%. Untuk mewujudkan Stasiun khusus penumpang kereta api eksekutif, mengingat belum adanya pemberhentian kereta api eksekutif di Kabupaten Gresik dan Lamongan. (Berdasarkan analisa wawancara dengan Bpk. Herijanto Widodo KEPALA SUB SEKSI SDM DAOP VIII Surabaya, dan Bpk. Yudi, Kepala Tata Usaha Stasiun Besar Pasar Turi
Surabaya). Mengantisipasi perkembangan wilayah barat yg cukup pesat
(6)
Jadi nantinya permasalahan penumpang kereta api eksekutif baik di Kota Surabaya maupun di Kabupaten Gresik dan Lamongan dapat diatasi. Juga tidak dilupakan bahwa stasiun kereta api eksekutif ini akan menjadi sesuatu yang menarik baik dari segi visual (bangunan) maupun sarana dan prasarana sehingga fungsi stasiun sebagai sarana transportasi juga benar-benar dapat terpenuhi.
1.2 Tujuan Perancangan
Adapun tujuan dirancangnya bangunan ini, adalah :
Untuk meningkatkan layanan yang prima terhadap masyarakat atau penumpang kereta api Eksekutif dalam menggunakan transportasi cepat melalui darat.
Mengangkat image PT. Kereta Api Indonesia.
Menjawab keinginan para penumpang di Kabupaten Gresik dan Lamongan, sehingga dapat menikmati suasana nyaman dan aman.
1.3. Batasan dan Asumsi 1. Batasan
Data perencanaan ini / konsep ini dibatasi hanya untuk bangunan 1 massa, terdiri dari ruang tunggu khusus eksekutif beserta sarana dan prasarana pendukungnya.
Perencanaan bangunan berupa bangunan khusus eksekutif.
Tidak menghilangkan identitas yang ada di kawasan maupun wilayah tersebut. 2. Asumsi
Stasiun buka setiap hari :
Senin – minggu 07.00 – 21.00 WIB Merupakan stasiun terminal / awal - akhir
Dari segi perencanaan bangunan, stasiun ini dilengkapi oleh fasilitas
kenyamanan dan keamanan yang bersifat standard internasional. Sehingga dapat memenuhi fungsi ruang Eksekutif yang sesungguhnya.
(7)
Tabel 1.2. jadwal angkutan Kereta Api Eksekutif Stasiun Pasar Turi Surabaya
Kereta Api Jurusan Jam
Keberangkatan
Jam Kedatangan
Argo anggrek Gambir 08.00 20.00
Sembrani Jakarta kota 18.30 07.02
Argo anggrek Gambir 20.00 08.00
Rajawali Semarang tawang 14.00 13.27
(Sumber: data dari stasiun pasar turi)
1.4. Tahap Perancangan
Perancangan dengan menggunakan metode analisa sintesa, dengan melalui tiga tahapan sebagai berikut :
1. Tahap pertama yaitu tahap identifikasi masalah mencari isu dan fenomena tentang kebutuhan bangunan stasiun.
2. Tahap kedua yaitu tahap yang menganalisa data faktual tentang kegiatan waiting room dan pendukungnya, meliputi perencanaan aspek fungsi ruang dan aspek visual, serta penampilan yang menunjukkan ekletisisme.
3. Tahap selanjutnya merupakan sintesa atau kesimpulan tentang pokok permasalahan yang dapat digunakan sebagai pendekatan konsep untuk selanjutnya menuju konsep dasar perencanaan.
Secara keseluruhan merupakan cara memperoleh data untuk mempermudah dalam melakukan analisis – sintesis yang akan menjadi landasan pada pembahasan masalah.
Cara memperoleh data yaitu :
a. Pengamatan / observasi terhadap obyek yang terkait dengan bangunan transportasi khususnya untuk kegiatan perkereta apian, baik itu secara langsung maupun tidak
(8)
langsung. Kegiatan yang secara langsung yaitu peninjauan ke tempat seperti Stasiun balapan dan stasiun lain yang representatif untuk ruang tunggu kereta api VIP, serta pengambilan gambar
bangunan luar maupun dalam pada bangunan tersebut.
b. Studi literatur yaitu mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan ruang tunggu eksekutif khususnya dengan berstandardkan internasional.
c. Pengumpulan data dari PT. Kereta Api Indonesia dan buku literatur
d. Wawancara yaitu mengadakan wawancara / interview dengan pihak – pihak terkait baik langsung maupun tidak langsung.
Diagram 1.1. Tahapan Perancangan Stasiun Kereta Api Eksekutif Pasar Turi Di Surabaya (Sumber: Hasil analisa pribadi,2009)
1.5. Sistematika Laporan
Dalam laporan ini terdapat beberapa pembahasan untuk mendapatkan pengertian serta pemahaman materi, maka penyajian proposal ini menggunakan sistematika, sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan, berisi tahapan-tahapan mulai dari latar belakang pemilihan judul, tujuan perancangan, batasan dan asumsi rancangan, dan tahap perancangan
Ide awal Interpretasi judul
K
O N S E P Identifikasi
masalah Studi kasus
Obyek dilap. / literatur
Studi literature standart & teknis
Ide bentuk
Pengembangan
(9)
beserta dengan uraian penjelasan dari tiap tahapannya yang menjelaskan secara rinci isinya. Dikarenakan banyaknya permasalahan kenyamanan dan keamanan bagi penumpang kereta api Eksekutif. Maka disini ingin memberikan wadah bagi penumpang khusus kereta api eksekutif yang dapat menampung dalam ruang lingkup yang lebih luas. Lalu batasan dan asumsi yang digunakan dalam perancangan nantinya. Juga tahapan perancangan dari mulai proses interpretasi judul sampai pada proses aplikasi pada rancangan gambar.
2. BAB II TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN
Tinjauan Obyek Perancangan, mulai dari tahap pengertian judul yang berisi pengertian tentang pusat pengenbangan kreativitas dan pengertian anak jalanan itu sendiri yang kemudian disimpulkan menjadi suatu pengertian baru dari rancangan. Tahap studi literatur yang berisi tentang segala data dari bermacam jenis literatur yang digunakan sebagai data penunjang yang berkaitan dengan rancangan. Tahap tinjauan obyek perancangan yang berisi dua obyek studi kasus sejenis secara fungsi dan aktivitas yang digunakan sebagai acuan yang menbantu rancangan nantinya, dari hasil analisa dan pembandingan yang dilakukan pada studi kasus. Tahap kesimpulan studi, lingkup pelayanan yang menjelaskan pembatasan pelayanan rancanangan, serta aktivitas kebutuhan ruang dan perhitungan luasannya yang menguraikan secara rinci kebutuhan ruang yang diperlukan untuk kemudian dihitung secara pasti luasan yang dibutuhkan.
3. BAB III TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN
Membahas dan menggambarkan secara lebih terperinci tentang lokasi yang akan digunakan. Menjabarkan tinjauan lokasi rancangan, latar belakang pemilihan lokasi, penetapan lokasi perancangan, data fisik lokasi, potensi bangunan sekitar, serta aktifitas dan fasilitas persyaratan teknis dan standarisasi.
4. BAB IV ANALISA PERANCANGAN
Analisa Perancangan, isinya sudah mengarah ke arah lebih lanjut yaitu mulai dari analisa sampai dengan gambaran secara abstrak tentang konsep perancangan yang akan dibuat. Seperti dari mulai analisa ruang berserta hubungannya, analisa aksesibilitas, view, kebisingan, iklim, potensi daerah sekitar.
(10)
Sampai dengan diagram abstrak yang kurang lebih menggambarkan secara abstrak konsep bentukan atau lay out.
(11)
BAB II
TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN
2.1. Tinjauan Umum 2.1.1. Pengertian
Stasiun Kereta Api Eksekutif Cerme Di Gresik memiliki arti sebagai berikut : Stasiun
berasal dari bahasa Inggris: station; yang diartikan: sebagai tempat pemberhentian yang teratur dari kereta api untuk memberi kesempatan penumpang atau barang turun dan naik.
( sumber : www.wikipedia.com )
Kereta Api
Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara. ( sumber : www.wikipedia.com )
Eksekutif
Memiliki prestise dan ketenangan tersendiri (terpisah dari zoning ekonomi)
Memiliki view tersendiri sehingga dapat melihat kereta api
Menggunakan fasilitas-fasilitas berteknologi seperti AC. (sumber : data DAOP VIII Surabaya)
(12)
Cerme
Nama sebuah kecamatan di Kabupaten Gresik, provinsi Jawa Timur.
( sumber : www.wikipedia.com )
Gresik
Adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia.
(sumber :Kamus Bahasa Indonesia, Edisi ketiga, 2001, Balai Pustaka)
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “Stasiun Kereta Api Eksekutif Cerme Di Gresik” adalah sebuah tempat pemberhentian teratur dari kereta api yang merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang eksekutif yang Memiliki ketenangan tersendiri (terpisah dari zoning ekonomi) dan Menggunakan fasilitas-fasilitas berteknologi seperti AC, yang terletak di Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
2.1.2. Studi Literatur
2.1.2.1. Status dan Klasifikasi Stasiun
Status Stasiun
Status stasiun yang ditentukan oleh kedudukannya pada lintasan jalur baja atau rail yang mana terbagi menjadi:
• Stasiun Awal atau Akhir atau Buntu
Kedudukannya berada pada akhir atau awal dari lintasan jalur rail • Stasiun Antara
Kedudukannya berada diantara lintasan jalur rail • Stasiun Persimpangan
(13)
Kedudukannya berada pada persimpangan yang membagi atau mengumpulkan dua jalur lintasan rail.
Klasifikasi Stasiun
Terbagi atas 6 kelas, yaitu : 1. Stasiun Besar
2. Stasiun kelas I 3. Stasiun kelas II 4. Stasiun kelas III 5. Stasiun kelas IV 6. Stasiun kelas V 2.1.2.2. Macam - Macam Stasiun
Berdasarkan sistem operasionalnya stasiun dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Menurut Besaraya Stasiun Stasiun Kecil
Stasiun yang sering dipergunakan sebagai tempat pemberhentian sementara, khusus untuk menaikan dan menurunkan para penumpang serta tidak ada kesempatan bagi kereta api untuk bersilangan. Disini biasanya kereta api jenis kilat (ekspress) tidak berhenti.
Stasiun Sedang
Stasiun yang umumnya berada di kota kecil, yang mana kereta api jenis kilat (ekspress) biasanya berhenti jadi ada kesempatan untuk melayani penumpang jarak jauh.
(14)
Stasiun Besar
Stasiun yang pada umumnya berada di kota-kota besar dan kota pelabuan. Dimana semua jenis kereta api dapat berhenti di sini untuk itu diperlukan banyak rel-rel KA dengan peron - peronnya.
Menurut Segi Fasilitas Yang Dimiliki
Stasiun jarak jauh ( Long Distance Stasiun )
Stasiun yang melayani perjalanan jarak jauh antar kota atau propinsi. Fasilitas yang dimiliinya sangat lengkap, termasuk bongkar muat barang dan gudang serta dilengkapi dengan ruang tidur.
Menurut Fungsi Dari Stasiun Stasiun Terminal
Stasiun tempat kereta api mulai atau mengakhiri perjalanannya. Biasanya dalam kawasan stasiun ini terdapat fasilitas depo.
Menurut Tujuannya Stasiun Penumpang
Stasiun untuk menerima dan menurunkan penumpang. Juga terdapat aktifitas mengirim dan menerima barang hantaran.
Menurut Letak Jalur Rel Pada Stasiun Stasiun Terusan
Stasiun yang mana bentuk dari stasiun yang paling banyak terdapat di
Indonesia, dimana jalur kereta api masuk atau keluar stasiun melewati seluruh stasiun dan peronnya. Apabila pada stasiun tersebut terdapat beberapa jalur maka peron yang terjadi ada yang terletak diantara jalur – jalur itu.
Contoh : St. Gambir dan St. Gubeng
(15)
Ground Level Station
Stasiun yang mana letak bangunan stasiunnya dan peronnya terletak pada satu level di atas tanah.
Over Track Station
Stasiun yang mana letak bangunan stasiunnya berada diatas peron. Under Track Station
Stasiun yang mana letak bangunan stasiunnya berada di bawah peron. 2.1.2.3. Aktifitas Yang Ditampung
Menurut : J. HONING "Ilmu Bangun stasiun KA" dan dari wawancara langsung dengn pihak PT. KERETA API Daop VIII Surabaya, kegiatan utama dari stasiun kereta api dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
Kelompok Pengguna jasa :
Kegiatan pelayanan kepada penumpang sebelum dan sesudah perjalanan dengan kereta api, yakni :
- Penjualan karcis perjalanan
- Pelayanan informasi seputar kegiatan stasiun KA Kegiatan pelayanan terhadap barang hantaran
Kelompok Pengelola teknis perkereta apian :
Kegiatan pelaksanaan teknis dan operasional kereta api pada saat pergerakan dalam perjalanan maupun ketika berhenti di stasiun KA
- Persiapan teknis kereta api - Kegiatan langsiran
(16)
Kegiatan pelayanan keselamatan perjalanan mulai dari meninggalkan stasiun KA sampai rnasuk ke stasiun KA berikutnya.
- Memimpin atau mengatur perjalanan kereta api - Informasi lintas perjalanan.
- Kontrol dan komunikasi lintas perjalanan
Kelompok Pengelola Gedung Stasiun KA :
Kegiatan menejemen umum yaitu kegiatan managemen operasional stasiun KA dan administrasi stasiun KA, yakni:
- Administrasi rutin stasiun stasiun kereta api - Sirkulasi keuangan stasiun kereta api - Administrasi perjalanan kereta api
Kelompok Komersial area /Penunjang area :
Kegiatan penunjang yang meliputi kegiatan pemberian pelayanan jasa kepada para penumpang KA, seperti jasa biro perjalanan, penjualan, informasi, financial, dll.
A. Konfigurasi Stasiun
a. Komponen stasiun KA dikelompokkan menjadi 4 area,yaitu: 1. Area emplasement
Area ini meliputi fasilitas kegiatan :
- Masuk – Keluaraya kereta api - Pergerakan kereta api - Parkir atau berhentinya kereta api
- Menaikkan dan menurunkan penumpang atau barang - Pelayanan teknis kereta api
(17)
Area ini meliputi fasilitas kegiatan pelayanan kepada masyarakat pemakai jasa angkut kereta api, antara lain :
- Pelayanan sebelum dan sesudah perjalanan dengan angkutan kereta api - Memberikan pelayanan infiomasi seputar kereta api
- Pelayanan processing penumpang dan barang
- Pelayanan penunjang untuk kebutuhan pengguna jasa kereta api 3. Area kontrol dan komunikasi
Area ini meliputi fasilitas kegiatan : Pengawasan, Pengamanan, Pengaturan perjalanan kereta api dan kegiatan komunikasi antara stasiun dengan kereta api, yakni berupa:
- Pengaturan sinyal dan wessel - Pengaturan jadwal perjalanan - Pengaturan jalur pejalanan - Komunikasi antar stasiun - Komunikasi dengan kereta api 4. Area Management dan administrasi
Area ini meliputi fasilitas kegiatan intern pengelola yang berkaitan dengan administrasi dan keuangan antara lain :
- Administrasi sehari - hari pada stasiun - Administrasi perjalanan kereta api
- Mengatur sirkulasi keuangan didalam stasiun. b. Emplasement Stasiun Kereta Api
Merupakan bagian utama dari stasiun kereta api yang mana menentukan konfigurasi stasiun kereta api karena lintasannya. Konfigurasi emplasement
(18)
mempengaruhi pengaturan tata letak : Langsiran, Parkir kereta api, Pergerakan kereta api maupun masuk -keluarnya kereta api.
Variasi pengaturan emplasement dapat dikembangkan sesuai dengn faktor - faktor pengaruh :
• Panjang rangkaian kereta api maximal • Frekuwensi penumpang terpadat • Frekuwensi kereta api yang lewat • Kedudukan stasiun itu sendiri
Dimana dari faktor - faktor tersebut diatas dapat menentukan panjang, jumlah dan tata letak emplasement.
B. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Komponen Stasiun KA Faktor penumpang
Faktor pengelola
Faktor frekuwensi dan jadwal perjalanan Faktor kontrol penumpang dan barang Faktor penampilan bangunan
Faktor suasana didalam bangunan
C. Sub-Sistem Angkutan Kereta Api
Apabila angkutan kereta api dapat dianggap sebagai suatu rangkaian sistem yang terpadu, maka komponen - komponen pokok pada sistem tersebut adalah :
• Sarana angkutan Kereta Api • Jalur jalan baja / track • Stasiun Kereta Api
Dimana komponen - komponen tersebut diatas merupakan sub sistem yang satu sama lain saling terkait dan mempengaruhi perkembangan salah satu komponen pokok sebagai sub-sistem akan membawa pengaruh terhadap sub-sistem lainnya dan juga terdapat sistemnya.
( Sumber Sub-bab studi literatur berasal dari : J. HONING, "Ilmu Bangun Kereta api" dan wawancara langsung dengan pihak PT.KERETA API DaopVIII )
(19)
2.1.2.4. Aktifitas, Fasilitas, dan Kebutuhan Ruang A. Aktifitas Makro
Sistem angkutan kereta api mempunyai beberapa aktifitas makro yang meliputi aktifitas - aktifitas, antara lain:
Aktifitas pelayanan pengguna jasa
Aktifitas pengelola teknis perkereta apian
Aktifitas pengelola gedung stasiun kereta api
Aktifitas komersial area / area penunjang B. Aktifitas Mikro
Aktifitas mikro yang dilakukan dalam proyek rumusan perencanaan Stasiun Kereta Api Pasar Turi Surabaya, antara lain :
Kelompok Pengelola Stasiun KA Dan Pengelola Teknis Perkereta Apian Tabel 2.1. Aktifitas dan kebutuhan ruang
Obyek Aktifitas Bentuk
kegiatan
Kebutuhan perabot
Kebutuhan ruang
Kepala Stasiun KA
Memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan di wilayah stasiun.
- duduk - menelpon /ditelpon - menulis - melihat data - menyimpan data
- terima tamu - mengadakan rapat
- kursi kerja - meja kerja - telpon - almari buku - kursi tamu - sofa
- R. kerja - R. rapat pimpinan - R. tamu - KM / WC - R. ganti
(20)
Wakil Kepala Stasiun
Koordinator harian
- duduk - menelpon /ditelpon - menulis - melihat data - menyimpan data
- terima tamu
- kursi kerja - meja kerja - telpon - almari buku - almari arsip - kursi tamu
- R. kerja - R. tamu - KM / WC
Kepala Tata Usaha
Mengepalai dan mengatur seluruh administrasi stasiun
- duduk - menulis - membuat data - mencetak data - menyimpan data
- menelpon /ditelpon - kirim / terima fax
- menerima / mengirim surat - terima tamu
- kursi kerja - meja kerja - telpon - almari arsip - kursi tamu - mesin FAX - komputer - printer
- R. kerja - R. staff tata usaha
(21)
Kepala perbendaharaan (PBD) Mengatur dan mengkoordinasi segala urusan keuangan stasiun - duduk - menulis - membuat data keuangan - menyimpan data - menelpon /ditelpon - mengkalkulasi keuangan - mencetak data
- kursi kerja - meja kerja - telpon - almari arsip - kursi tamu - mesin FAX - komputer - printer
- R. kerja - R. staff - R. rapat - R. Khasanah
Kepala penjualan karcis KA
- mengatur dan mengawasi masalah
distribusi karcis dan keuangan dari hasil karcis
- duduk - menulis - membuat laporan keuangan - menyimpan data - menelpon /ditelpon / FAX - mengkalkulasi keuangan - mencetak data - terima setoran
- kursi kerja - meja kerja - telpon - almari arsip - kursi tamu - mesin FAX - komputer - printer - mesin hitung
- R. kerja - gudang Petugas penerima setoran Menerima setoran keuangan hasil penjualan karcis dan jasa pengiriman barang - duduk - menulis - membuat laporan setoran - menyimpan data - menelpon
- kursi kerja - meja kerja - telpon - almari arsip - komputer - printer
(22)
/ditelpon - mengkalkulasi setoran keuangan
- mesin hitung - almari / laci uang
Juru bayar Berkuasa mengeluarkan uang perusahaan guna keperluan kegiatan operasional stasiun - duduk - menulis - melihat data - mendata - menghitung - mencetak data
- kursi kerja - meja kerja - komputer - mesin hitung - almari / laci uang
R. kerja
Operasional dan Komunikasi
Obyek Aktifitas Bentuk
kegiatan Kebutuhan perabot Kebutuhan ruang Pimpinan perjalanan KA (PPKA) Memimpin & mengatur perjalanan KA baik yang tiba maupun yang berangkat termasuk pengamanan perjalanan KA - duduk - menulis - membuat data - mencetak data - menyimpan data
- menelpon /ditelpon - kirim / terima fax
- membuat laporan perjalanan
- kursi kerja - meja kerja - telpon - almari arsip - kursi tamu - mesin FAX - komputer
(23)
- pengawasan lapangan - terima tamu
- R. kerja - R. panel Juru Rumah Sinyal Kepala kantor kawat Menyiapkan jalur- jalur beserta weselnya dalam lingkungan stasiun, mengatur sirkulasi KA didalam stasiun dg memperhatikan gerak langsiran Menerima dan mengirim telegram baik yang bersifat dinas maupun umum serta memberi tahu kepada stasiun terdekat yang akan dilalui KA dari stasiunnya agar bersiap menerima KA tsb, begitu sebaliknya - duduk - menulis - membuat laporan - menyimpan data - menelpon /ditelpon - membuat dan terima wesel - mengkopi data - pekerjaan lapangan
- duduk - menulis - membuat data - menyimpan data
- mencetak data - menelpon /ditelpon - kirim / terima telegram - membuat laporan
- kursi kerja - meja kerja - telpon - almari arsip - komputer - mesin wesel
- kursi kerja - meja kerja - telpon - almari arsip - komputer - mesin telegram - printer
- R. kerja - R. operator
Pengawas emplacement (EB)
Mencatat & mengawasi KA yang masuk dan keluar stasiun
- duduk - menulis - membuat data
- kursi kerja - meja kerja - almari arsip
(24)
- menyimpan data - membuat laporan - komputer - printer
Polisi khusus KA (POLSUSKA) Mengawasi / menjaga keamanan & ketertiban stasiun baik penumpang & pengunjung maupun terhadap KA - patroli pengawasan, pengamanan & penertiban - duduk - menulis - menelpon /ditelpon
- pengawasan dg TV detector - istirahat / santai - terima tamu - intrograsi
- meja, kursi - sofa - telpon - TV detector
- R. POLSUSKA - R. intrograsi
Kondektur dan masinis
Kondektur, memeriksa karcis penumpang di dalam KA dan mengatur serta mengawasi penumpang selama perjalanan berlangsung di dalamKA
- Kondektur di atas KA - memeriksa setiap karcis penumpang di gerbong KA - mendata Di gedung stasiun KA - membuat laporan
- istirahat / santai sambil menunggu panggilan tugas - meja - kursi R.istirahat kondektur Masinis, menjalankan KA
(25)
sampai tujuan KA
- menjalankan KA
Di gedung stasiun KA - istirahat / santai sambil menunggu panggilan tugas - kursi - telepon masinis Juru gerbang (PORTIR) Mengatur dan memeriksa karcis penumpang yang masuk maupun keluar stasiun - memeriksa karcis
- istirahat / santai
Area pemeriksa karcis Karyawan lapangan / pekarya stasiun (PKST) Membantu didalam kegiatan pekerjaan lapangan pada stasiun KA - pekerjaan lapangan - istirahat / santai sambil
menunggu panggilan tugas
Ruang pengelola stasiun
Obyek Aktifitas Bentuk
kegiatan Kebutuhan perabot Kebutuhan ruang Bagian penerimaan & pengiriman barang penumpang KA Melayani jasa penerimaan / pengiriman baik brg hantaran maupun brg gerobakan dalam KA - menerima barang kiriman - duduk - mendata - menelpon / terima telepon - menyimpan data - menimbang - mengecek - meja penerimaan - kursi kerja - meja kerja - computer - telpon
- brangkas arsip
- R. penerimaan barang
(26)
barang
Bagian emplasement
Mengatur tata letak : langsiran, parkir KA, pergerakan KA maupun masuk keluarnya KA - kegiatan lapangan
- istirahat / santai sambil menunggu panggilan tugas - kursi - meja - telpon R. pengawas emplacement
Kelompok Pengguna Jasa Kereta Api Pelayanan Umum
Obyek Aktifitas Bentuk
kegiatan
Kebutuhan perabot
Kebutuhan ruang
Pengunjung Sebagai area penerima penumpang KA, pengantar dan penjemput - menunggu - jalan
R. hall / lobby
Penumpang Menunggu keberangkatan / kedatangan KA - menunggu - duduk - santai - ngobrol - persiapan naik KA
- kursi - sofa
R. tunggu eksekutif
Pengunjung Menampung turun / naiknya penumpang KA dan pengantar baik itu keberangkatan / kedatangan - menunggu - duduk - berdiri - santai - ngobrol
- kursi Peron / R. tunggu
(27)
- persiapan naik KA
Pengelola Penjualan ticket, menjual tiket perjalanan KA kepada para penumpang KA
- menjual - duduk - mendata - mencetak - terima uang - menghitung
- kursi kerja - meja loket - meja kerja - computer - printer - mesin hitung - kotak / laci uang
R. loket KA
Penumpang Pembelian tiket, membeli tiket perjalanan KA kepada petugas
- membeli / membayar - menunggu - berdiri antri
Area antrian tiket KA Pengelola dan pengunjung Memberikan dan meminta informasi yang berhubungan dengan kegiatan stasiun yang mana ditujukan kepada para pengguna jasa angkut KA
- Tanya jawab - duduk - menulis - mencari data - melihat data - menelpon / terima telepon - menyimpan data
- kursi kerja - meja informasi - computer - telpon R. informasi Pengelola dan pengunjung
- buang air kecil / besar - cuci tangan / muka
- urinoir - tempat buang air
- wastafel
R. KM / WC
(28)
Juru parkir kendaraan para pengguna jasa KA / pengunjung stasiun KA Mengatur kendaraan yang akan di parker
Area parkir
mobil / motor
Pelayanan penunjang
Obyek Aktifitas Bentuk
kegiatan
Kebutuhan perabot
Kebutuhan ruang
Kantin / restoran Berdagang makanan dan minuman - menjual makanan / minuman - duduk - mengolah - menyajikan - menghitung - terima uang - mencuci
- kursi makan - meja makan - etalase / display - mesin hitung
- R. pengolahan - R. penyajian - dapur kotor - kasir
Toko Berdagang aneka cinderamata dan kebutuhan para pengguna jasa angkut KA - menjual cinderamata / acsesoris - display barang dagangan - duduk - menghitung - transaksi - terima uang
- kursi pegawai - meja
- almari display - rak display - mesin hitung - kotak / laci uang
R. penjualan / toko
Kantor biro Memberikan jasa pelayanan lanjutan kepada penumpang KA baik itu jasa akomodasi lanjutan maupun penginapan
- duduk - menulis - terima tamu - memberikan informasi
- kursi kerja - meja kerja - kursi tamu - computer - brangkas arsip
Kantor biro, perjalanan berkelanjutan (Travel), penginapan
(29)
- konsultasi - melihat data - memasukkan data
- menelpon / terima telpon
- telpon
Wartel Memberikan jasa pelayanan komunikasi
Menelpon - kursi telpon - meja telpon - telpon
- kursi pegawai - meja pegawai - computer - printer - kotak / laci uang
R. bilik telpon R. kasir
C. Fasilitas Ruang
Kebutuhan ruang yang ada pada Stasiun Kereta Api Pasar Turi adalah kebutuhan ruang yang diproyeksikan untuk menampung kebutuhan pada tahun 2018 ( sepuluh tahun mendatang ) dan seterusnya, dimana Stasiun Kereta Api Pasar Turi, harus dapat melayani angkutan penumpang di kota Surabaya dan sekitarnya.
Jenis fasilitas dan kebutuhan ruang yang ada atau yang diperlukan pada stasiun, sebagai berikut ;
a. Kelompok pemakai jasa
Hall dan lobby
Ruang tunggu penumpang KA eksekutif
Loket karcis
(30)
Peron
Toilet
b. Kelompok pemberi jasa
Bagian pimpinan stasiun
Ruang kerja kepala stasiun dan Wakil kepala stasiun
Ruang kerja staff
Ruang tamu
Bagian operasional
Ruang kerja kepala bagian dan wakil
Ruang kerja operasional
Ruang pengatur perjalanan KA
Ruang pengawas peron
Ruang istirahat
Toilet dan gudang
Bagian administrasi dan menejemen
Ruang kerja kepala bagian dan wakil
Ruang kerja staff administrasi
Ruang kerja staff menejemen
Ruang istirahat
Ruang tamu
Ruang rapat
Pantry
Toilet dan gudang c. Fasilitas Penunjang
Cafetaria
Restoran
Kios toko
d. Fasilitas pelengkap
Ruang informasi
Musholla dan Ruang wudhlu
Ruang keamanan
(31)
Telepon umum dan wartel
Fasilitas ATM e. Ruang – ruang Servis
Ruang mekanikal dan elektrikal
Ruang genset
Ruang pompa
Ruang karyawan
Toilet dan gudang f. Ruang Luar
Plasa stasiun
Parkir mobil dan motor penumpang
Parkir mobil dan motor staff
Pool taksi
Halte bus kota
(32)
D. Persyaratan Teknis ( Standarisasi Ruang )
1. Standart Ukuran Ruang
Tabel 2.2. Perbandingan Beberapa Standart Ukuran Ruang
AJ METRIK NEUFERT TIME SAVER
Ruang
m2/orang m2/orang m2/orang
Direktur Wakil direktur Kepala bagian Rapat
Ruang tunggu Hall
Kantor Restoran
37 – 42 23 – 33 18 – 23
- 1.1 – 1.4 0.5 – 0.65
3.7 1.1 – 1.4
28 18.5
15 2.5 - - 9 1
32 20 14 - - - 4 1.26
2. Standart Ukuran Ruang Gerak Tubuh
(33)
Ukuran yang dibutuhkan untuk ruang gerak badan baik posisi berdiri maupun duduk, yang dapat menjadi pertimbangan dalam proses penentuan luas peron dan hall.
E. Struktur Organisasi
Diagram 2.1. struktur organisasi stasiun (sumber : data stasiun besar pasar turi Surabaya)
2.1.2.5. Persyaratan - Persyaratan Teknis
Faktor-faktor yang sangat berpangaruh di dalam proses perancangan stasiun kereta api yaitu :
A. Faktor Pencapaian
Karena kedudukan stasiun sangat tergantung pada lintasan jalur rail, maka untuk mencapai stasiun diperlukaa dukungan sarana angkutan jalan raya. Agar proses perjalanan dapat lancar, maka lokasi stasiun harus cepat dan mudah dicapai oleh kendaraan transportasi lainnya. Dengan demikian kemudahan hubungan dengan angkutan kota sangat diperlukan dan diharapkan. (Ir. Imam Subarkah /1982 "ilmu bangun jalan kereta api")
(34)
B. Faktor Fleksibilitas Stasiun
Dimungkinkan adanya pengembangan atau perluasan lokasi stasiun dengan kemungkinan hambatan lingkungan. (J. Honing "ilmu bangun kereta api")
C. Faktor Utilitas
1. Penghawaan
Sistem penghawaan secara umum terdapat 2 jenis yaitu penghawaan secara alami dan penghawaan secara buatan (AC, AHU, Kipas angin dll). Dari kedua jenis penghawaan tersebut yang mana proses penggunaannya dipengaruhi oleh beberapa faktor:
Penghawaan alami - Hemat biaya / ekonomis
- Sirkulasi didalam bangunan sangat lancar
- Letak dari pada ruang-ruang yang terkena secara langsung udara dari luar Penghawaan buatan
- Suhu didalan ruangan kurang memenuhi syarat - Polusi udara yang tinggi
- Letak ruang yang tidak memungkinkan terkena secara langsung udara dari luar
- Polusi suara / bising
- Sirkulasi udara didalam bangunan kurang lancar 2. Penerangan
System penerangan ruangan secara umum terdiri atas penerangan alami dan buatan. Dimana penerangan alami digunakan pada siang/pagi hari dengan memanfaatkan cahaya matahari. Sedangkan penerangn buatan digunakan jika penerangan alami suda tidak dapat dipakai / tidak mencukupi baik itu dikarenakan cuaca mendung atau
(35)
keadaan ruang yang tersembunyi. Sedangkan "berdasarkan study lapangan" yang saya lakukan maka prosentase penggunaan penerangan alami maupun penerangan buatan didasarkan pada :
• Ada atau tidak ada sinar matahahri yang masuk kedalam ruangan. • Posisi / letak ruangan terhadap bangunan
• Prosentase jumlah bukaan / jendela di ruangan
Sumber : (Study lapangan & study literatur : Utilitas Bangunan, pencaayaan listrik oleh Ir. Hartono poerbo M. Arch)
3. Sistem Pembuangan Sistem pembuangan air kotor
Mengingat bentuk bangunan sebuah stasiun yang mempunyai massa banyak, maka sistem pembuangan air kotor dan kotoran dibagi menjadi beberapa unit pembuangan. Dengan demikian volume pembuangan yang ditampung oleh tiap-tiap unit pembuangan tidak terlalu besar sehingga sistem pembuangan air kotor dan kotoran adalah sistem konvensional yaitu septic tanc dan sumur resapan.
Sistem pembuangan sampah
Sistem pembuangan sampah yang digunakan adalah Carry Out System. Dimana sampah pada bak-bak sampah dikumpulakan oleh petugas kebersihan stasiun lalu dimasukkan dalam kontainer sampah yang ada di pepi jalan untuk kemudian diambil oleh mobil sampah milik pemda. ( Utilitas Bangunan, Ir. Hartono poerbo M. Arch)
4. Sistem Penanganan Kebakaran Sistem pencegahan kebakaran
Sistem pencegahan kebakaran menggunakan detector dan alarm kebakaran yang dapat memberikan peringatan dini jika terjadi kebakaran dengan jenis detector asap dan detector panas. Secara teknis pemasangan detector dan alarm berhubungan langsung ke ruang kontrol atau security sehingga jika terjadi kebakaran dapat segera ditangani.
(36)
Sistem pemadam kebakaran
Untuk pemadam kebakaran selain mobil PMK, banguna stasiun harus dilengkapi dengan tabung hidran yang terletak di dalam bangunan di halaman. (Utilitas Bangunan, Ir. Hartono poerbo M. Arch )
5. Sistem Struktur
Stasuin kereta api yang dalam sejarah perkebangannya masa dulu maupun masa sekarang terdiri dari 2 elemen, yaitu bangunan stasiunnya itu sendiri dan bangunan sepur / peron yang tertutup.
Untuk sistem struktur pada bangunan stasiun kereta api tidak ada standart khusus dan menurut survey struktur mengikuti kebutuhan ruang yang ada termasuk besar kecilnya kolom balok, dan yang lebih penting dari itu semua adalah kekuatan pondasi yang digunakan pada bangunan stasiun kereta api mengingat bangunan stasiun ini mempunyai getaran cukup tinggi dan besar yang mana disebabkab oleh pergerakan dari kereta api
Sedangkan untuk bangunan sepur / peron menggunakan struktur bentang lebar.
D. Pola Sirkulasi
Didalam stasiun diperlukan suatu sirkulsi yang lancar, baik untuk kereta api yang berangkat dan tiba maupun untuk sirkulasi manusia yang keluar masuk stasiun. Penyediaan fasilitas yang dibutuhkan tanpa perencanaan dan penempatan yang secara matang tidak akan menghasilkan pola sirkulasi yang lancar
Agar sirkulasi didalam stasiun dapat lancar, diperlukan adanya pemisahan antara lalu - lintas Manusia (Keluar - masuk penumpang dan pengunjung). Didalam pemisahan ini perlu dipikirkan rencana pola langsung menuju pintu keluar dan besaran ruang sirkulasi.
(37)
a. Sirkulasi Penumpang Berangkat
Diagram 2.2. sirkulasi keberangkatan penumpang (Sumber : Analisa Pribadi ,2009)
b. Sirkulasi Penumpang Datang
Diagram 2.3. sirkulasi kedatangan penumpang (Sumber : Analisa Pribadi ,2009)
= Sirkulasi Penumpang KA
= Sirkulasi Pengantar / penjemput Penumpang dan
pengantar datang
Lobby penerima
Loket tiket KA
Loket karcis peron
Parkir kendaraan
P I N T U U T A M A
Komersial area / area penunjang
Peron
Keluar Lewat pintu
samping Pengantar pulang
Penumpang
naik kereta api
Penjemput
datang
Lobby penerima
Loket karcis peron
Parkir kendaraan
P U I T N A T M U A Peron Keluar Lewat pintu
samping
Penumpang
(38)
c. Sirkulasi Pengantar atau Penjemput
Pengantar atau penjemput tidak diperkenankan memasuki daerah peron oleh sebab itu aktifitas pengantar atau penjemput hanya terbatas pada hall saja (kecuali membeli karcis peron sekali masuk).
Diagram 2.4. sirkulasi pengantar / penjemput (Sumber : Analisa Pribadi ,2009)
d. Sirkulasi Staff atau Karyawan
Staff atau karyawan merupakan unsur utama dalam mengelola stasiun, sirkulasi karyawan yang lancar, baik pada waktu menjalankan tugas maupun keluar masuk stasiun, oleh sebab itu dilakukan pemisahan jalan keluar masuk untuk umum dan karyawan yang juga memudallkan pengontrolan dan penjaga keamanan. Dengan demikian dapat menambah fungsi dan peranan stasiun dalam melayani masyarakat.
Diagram 2.5. sirkulasi karyawan stasiun (Sumber : Analisa Pribadi ,2009)
Staff / karyawan
Keluar / masuk lewat pintu
Keruangan Keruangan Keruangan Keruangan
Pengantar / penjemput
Menunggu di Lobby
Membeli karcis peron
Masuk pintu kontrol
Menunggu di Dalam
(39)
e. Sirkulasi Barang
Barang yang dibawa penumpang adalah tanggung jawab penumpang sendiri, baik tentang keamanan maupun pengangkutannya. Batas bawaan penumpang adalah 20 kg per orang, sedangkan selebihnya harus melalui bagian bagasi. Sirkulasi pada bagian bagasi adalah sebagai berikut;
Diagram 2.5. sirkulasi bagasi penumpang stasiun (Sumber : Analisa Pribadi ,2009)
Bila telah sampai, barang diturunkan dan dibawa kebagian penerimaan bagasi untuk diambil oleh pemiliknya yang juga sudah sampai pada tujuannya.
2.1.3. Studi Kasus
1. Stasiun Pennsylvania, New York City
Stasiun Pennsylvania adalah bangunan revitalisasi yang dirancang oleh McKim, Mead, dan White dan selesai pada 1910. Asli Pennsylvania Station adalah sebuah karya yang luar biasa dari Beaux salah satu arsitek di kota New York. Sampai awal abad ke-20, jalur kereta api stasiun Pennsylvania dihentikan pada sisi barat dari Sungai Hudson di Jersey City, New Jersey. Karena dianggap membangun jembatan kereta api di seluruh Hudson. Pilihan ini ditolak ketika melintasi Sungai Hudson dari New Jersey karena adanya kapal feri yang juga melintasi sungai tersebut. Pada akhir abad ke-20 tanggal 12 Desember 1901, presiden PRR (kepala stasiun) Alexander Cassatt mengumumkan rencana untuk memasuki New York City dengan membangun terowongan dibawah sungai Hudson.
Kemudian pada bulan Juli 2005 merencanakan revitalisasi kedua, yang dibangun serupa tapi jauh lebih sederhana daripada yang asli. Ini merupakan hasil kerjasama antara
Penumpang
Penumpang naik kereta api
Barang yang kelebihan beratnya
Bagasi
Penumpang diberi resi untuk pengambilan
barang
Barang dinaikkan kedalam kereta
(40)
pemerintah dan perusahaan arsitektural dari James carpenter dan Hellmuth, Obata dan Kassabaum. Stasiun ini terletak di bawah tingkat Pennsylvania Plaza, dilengkapi dengan ruang tunggu eksekutif yang dapat menampung 600.000 penumpang per hari.
Gambar 2.2.eksterior lama Gambar 2.3. eksterior baru a. Lokasi Museum
Jalan Midtown Manhattan no. 31-33, New York City, Amerika Serikat Luas Tanah : 32.000 m2
Luas Bangunan : 28.000 m2 b. Klasifikasi Stasiun
Stasiun Pennsylvania ini dikategorikan menurut sistem operasionalnya. Berdasar pada BAB II literatur halaman 10, dapat diambil ciri-ciri yang mendasari stasiun ini, yaitu :
Menurut Besaraya Stasiun, stasiun ini merupakan Stasiun Besar, yang pada
umumnya berada di kota-kota besar dan kota pelabuan. Dimana semua jenis kereta api dapat berhenti di sini untuk itu diperlukan banyak rel-rel KA dengan peron - peronnya.
Menurut Segi Fasilitas Yang Dimiliki, ini merupakan Stasiun jarak sedang (Medium Distance Stasiun). Stasiun yang melayani angkutan jarak sedang di sekitar luar kota yang menghubungkan pusat - pusat kota dengan wilayah sub-urban. Fasilitas yang dimiliki lebih lengkap dan ruang tunggu yang lebih luas, mengingat frekuensi perjalanan yang cukup tinggi.
(41)
Menurut Fungsi Dari Stasiun, Stasiun Interchange. Stasiun kereta api dimana penumpang dapat melanjutkan perjalanan ke jurusan lain dengan memakai kereta api lain atau angkutan umum lainnya.
Menurut Tujuannya, Stasiun Penumpang. Stasiun untuk menerima dan menurunkan penumpang. Juga terdapat aktifitas mengirim dan menerima barang hantaran.
Menurut Letak Jalur Rel Pada Stasiun, Stasiun Terusan. Stasiun ini memiliki cirri yang mana bentuk dari stasiun yang paling banyak terdapat di Indonesia, dimana jalur kereta api masuk atau keluar stasiun melewati seluruh stasiun dan peronnya. Apabila pada stasiun tersebut terdapat beberapa jalur maka peron yang terjadi ada yang terletak diantara jalur – jalur itu.
Menurut Letak Konstruksi Bangunan, Over Track Station. Stasiun yang mana letak bangunan stasiunnya berada diatas peron.
c. Fasilitas
Stasiun ini memiliki berbagai fasilitas yang disediakan untuk para penumpang stasiun, antara lain adalah :
1. Hall dan lobby
2. Ruang tunggu penumpang KA eksekutif 3. Loket karcis
4. Tempat pemeriksaan karcis 5. Peron
6. Toilet
7. Pusat perbelanjaan / plaza gambar 2.4. hall 8. Kantor pos
(42)
d. Bentuk bangunan
Bentukan massa pada bangunan stasiun ini merupakan persegi panjang, ini dikarenakan bangunan ini berada ditengah – tengah pusat perbelanjaan yang sama – sama berbentuk persegi. Dan atap bangunan didesain dengan bentuk segitiga siku – siku. Sehingga sangat berpengaruh terhadap jalur kereta api yang ada didalamnya.
Gambar 2.7. atap bangunan e. Tampilan bangunan
Bangunan ini memberikan kesan modern yang kokoh pada stasiun dengan penggunaan material-material baja pada atap dan struktur beton pada kolom. Bangunan ini merupakan satu massaa bangunan yang utuh yang terdiri dari dua lantai. Bangunan ini dari luar terlihat sangat menarik dengan bentuk persegi dengan atap yang mengerucut menabah ketertarikan pengunjung pada bangunan ini. Dengan penggunaaan warna-warna yang natural pada material bangunan (ekspose struktur). Sehingga membuat bangunan ini tidak membosankan.
Exterior : eksterior bangunan stasiun ini memberi kesan modern dengan bentuk persegi dan penggunaan material seperti kaca , baja, clading dan beberapa material lain yang digunakan. Bangunan ini juga terlihat ringan namun kokoh.
Interior : interior pada stasiun ini nampak sangat kokoh dengan bentang lebar dan banyaknya material baja yang digunakan baik untuk rangka atap maupun bagian struktural yang lain.
f. Sistem Struktur
Bangunan stasiun ini menggunakan sistem struktur bentang lebar, hal ini dapat dilihat pada bagian atap pada stasiun dan bagian dalam stasiun yang terdapat ruangan
(43)
bebas kolom. Dengan penggunaan struktur bentang lebar ini akan memudahkan penumpang dengan barangnya menuju kereta api, dan selain itu hal ini karena pada lantai dua terdapat void yang luas sehingga pengunjung yang berada pada lantai dua dapat melihat dengan leluasa ruang hall yang ada dibawahnya.
Gambar 2.8. fasade eksterior Gambar 2.9. interior g. Sistem utilitas
Menggunakan tangga untuk sarana transportasi vertikalnya
Menggunakan pencahayaan buatan dan alami, pencahayaan buatan berasal dari lampu sedangkan pencahayaan alami berasal dari cahaya matahari yang masuk melalui bukaan. Namun yang dominan menggunakan pencahayaan alami.
Untuk penghawaan, pada bangunan ini lebih dominan menggunakan penghawaan buatan.
2. Stasiun Central, Berlin
Adalah stasiun kereta api di Berlin, Jerman dan merupakan stasiun terbesar di Eropa. Stasiun ini berada di tempat yang bersejarah Lehrter Bahnhof. Dan diklasifikasikan sebagai stasiun besar yang terletak di ujung kota Berlin. Ia mulai beroperasi penuh pada 26 Mei 2006 yang nantinya jumlah penumpang Setiap harinya diperkirakan akan menampung 350.000 orang. Setelah ditahun 1992 direnovasi secara menyeluruh, dikarenakan kerusakan berat selama Perang Dunia II dan runtuhnya tembok Berlin pada tahun 1951. Awalnya bangunan ini didirikan pada tahun 1868 – 1871, Arsitek-nya adalah Alfred Lent, Bertold Scholz, dan Gottlieb Henri Lapierre. Yang awalnya hanya dibangun dengan façade batu bata yang meniru gaya Neo-Renaissance seperti di Negara Prancis.
(44)
Gambar 2.10. stasiun berlin tahun 1871 Gambar 2.11. stasiun berlin sekarang a. Lokasi Museum
Jalan North Stadtbahn, Berlin, Jerman Luas Tanah : 50.000 m2 Luas Bangunan : 44.000 m2 b. Klasifikasi Stasiun
Stasiun Pennsylvania ini dikategorikan menurut sistem operasionalnya. Berdasar pada BAB II literatur halaman 10, dapat diambil ciri-ciri yang mendasari stasiun ini, yaitu :
Menurut Besaraya Stasiun, stasiun ini merupakan Stasiun Besar, yang pada
umumnya berada di kota-kota besar dan kota pelabuan. Dimana semua jenis kereta api dapat berhenti di sini untuk itu diperlukan banyak rel-rel KA dengan peron - peronnya.
Menurut Segi Fasilitas Yang Dimiliki, ini merupakan stasiun Stasiun jarak jauh ( Long Distance Stasiun ). Stasiun yang melayani perjalanan jarak jauh antar kota atau Negara lain. Fasilitas yang dimiliinya sangat lengkap, termasuk bongkar muat barang dan gudang serta dilengkapi dengan ruang tidur
(45)
Menurut Fungsi Dari Stasiun, Stasiun Interchange. Stasiun kereta api dimana penumpang dapat melanjutkan perjalanan ke jurusan lain dengan memakai kereta api lain atau angkutan umum lainnya.
Menurut Tujuannya, Stasiun Penumpang. Stasiun untuk menerima dan menurunkan penumpang. Juga terdapat aktifitas mengirim dan menerima barang hantaran.
Menurut Letak Jalur Rel Pada Stasiun, Stasiun Terusan. Stasiun ini memiliki cirri yang mana bentuk dari stasiun yang paling banyak terdapat di Indonesia, dimana jalur kereta api masuk atau keluar stasiun melewati seluruh stasiun dan peronnya. Apabila pada stasiun tersebut terdapat beberapa jalur maka peron yang terjadi ada yang terletak diantara jalur – jalur itu.
Menurut Letak Konstruksi Bangunan, Ground Level Station. Stasiun yang mana letak bangunan stasiunnya dan peronnya terletak pada satu level di atas tanah. Dan Over Track Station. Stasiun yang mana letak bangunan stasiunnya berada diatas peron.
c. Fasilitas
Stasiun ini memiliki berbagai fasilitas yang disediakan untuk para penumpang stasiun, antara lain adalah :
1. Hall dan lobby
2. Ruang tunggu penumpang KA eksekutif 3. Loket karcis
4. Tempat pemeriksaan karcis 5. Peron
6. Toilet
7. Pusat perbelanjaan / plaza 8. Ruang luar
(46)
gambar 2.13. peron gambar 2.14. pusat perbelanjaan
d. Bentuk bangunan
Bentukan massa pada bangunan stasiun ini merupakan persegi panjang, ini dikarenakan bangunan ini berada dikawasan industri dan terletak didekat pelabuhan. Dan atap bangunan didesain dengan bentuk jamur. Sehingga sangat berpengaruh terhadap jalur kereta api dan peron yang berada didalamnya.
Gambar 2.15. bentuk bangunan
e. Tampilan bangunan
Bangunan ini memberikan kesan modern yang kokoh pada stasiun dengan penggunaan material-material baja pada atap dan struktur beton pada kolom. Bangunan ini merupakan tiga massaa bangunan yang utuh yang terdiri dari lima lantai. Dimana bangunan untuk perlinatasan kereta api diapit dengan 2 menara kembar. Bangunan perlinatasan kereta api ini dari luar terlihat sangat menarik dengan bentuk persegi dengan atap yang melengkung membentuk jamur menabah ketertarikan pengunjung pada bangunan ini. Dengan penggunaaan warna-warna yang natural pada material bangunan (ekspose struktur). Sehingga membuat bangunan ini tidak membosankan.
(47)
Exterior : eksterior bangunan stasiun ini memberi kesan modern dengan bentuk persegi dan penggunaan material seperti kaca , rangka baja dan beberapa material lain yang digunakan. Bangunan ini juga terlihat ringan namun kokoh.
Interior : interior pada stasiun ini nampak sangat kokoh dengan bentang lebar dan banyaknya material baja dan kaca yang digunakan baik untuk rangka atap dan dinding, maupun bagian struktural yang lain.
f. Sistem Struktur
Bangunan stasiun ini menggunakan sistem struktur rangka, hal ini dapat dilihat pada bagian atap pada stasiun dan bagian dalam stasiun yang terdapat ruangan bebas kolom. Dengan penggunaan struktur rangka (cangkang) ini akan memudahkan penumpang dengan barangnya menuju kereta api, dan selain itu hal ini karena pada lantai dua terdapat void yang luas sehingga pengunjung yang berada pada lantai dua dapat melihat dengan leluasa ruang peron dan kereta api yang ada dibawahnya.
Gambar 2.16. interior
(48)
g. Sistem utilitas
Menggunakan tangga untuk sarana transportasi vertikalnya
Menggunakan pencahayaan buatan dan alami, pencahayaan buatan berasal dari lampu sedangkan pencahayaan alami berasal dari cahaya matahari yang masuk melalui bukaan. Namun yang dominan menggunakan pencahayaan alami.
Untuk penghawaan, pada bangunan ini lebih dominan menggunakan penghawaan buatan (AC).
2.1.4. Kesimpulan studi
a. Perbedaan antar studi kasus sejenis
Tabel 2.3. Perbedaan studi kasus
Keterangan Stasiun Pennsylvania Stasiun Central Banyak massa dan
gubahan massa bangunan
Massa tunggal dengan gubahan dan tampilan massa yang modern.
Massa banyak dengan memperhatikan tampilan dan gubahan massa yang ditonjolkan dengan konsep atau tema tertentu.
b. Persamaan studi kasus sejenis
Klasifikasi stasiun
Kedua studi kasus ini memiliki klasifikasi yang sama Berdasarkan sistem operasionalnya, yaitu Stasiun Besar yang pada umumnya berada di kota-kota besar dan kota pelabuan. Dimana semua jenis kereta api dapat berhenti di sini untuk itu diperlukan banyak rel-rel KA dengan peron - peronnya.
Fasilitas penumpang
Sama – sama memiliki ruang tunggu eksekutif, peron, hall, pusat perbelanjaan, dan toilet.
Sistem struktur
Menggunakan bentang lebar yang terbuat dari rangka baja pada atap, sehingga terdapat ruangan bebas kolom. Sehingga memudahkan akses penumpang untuk naik di kereta api eksekutif.
(49)
System utilitas
Kedua stasiun menggunakan transportasi vertical, dan didominasi dengan penggunaan cahaya alami.
Dari hasil analisa diatas bisa disimpulkan bahwa baik dari tempat yang skalanya kecil maupun yang berskala besar, keduanya memiliki visi misi atau tujuan yang sama yaitu menghadirkan tempat yang dapat mewadahi kegiatan penumpang kereta api eksekutif yang bertujuan untuk mengembangkan sebuah bangunan stasiun dan ruang tunggu penumpang yang representatif. Dari tujuan yang sama tersebut maka keduanya menghadirkan semua unsur yang mendukung visi misi yang dijalankan, seperti dari segi fasilitas, kegiatan yang dilakukan, dan suasana tampilan yang dihadirkan sama sesuai dengan ciri dan identitasnya untuk mendukung tercapainya tujuan.
2.2. Tinjauan Khusus 2.2.1. Lingkup Pelayanan
1. Lingkup pelayanan dari stasiun ini lebih ditekankan pada wisatawan asing maupun lokal yang ingin menikmati perjalanan dengan menggunakan kereta api eksekutif dengan menikmati sarana dan prasarana didalam stasiun.
2. Skala pelayanan ini mencakup skala regional dan nasional. 3. Pemakai dari stasiun ini adalah :
a. Tamu
1. Tamu sebagai penumpang, yaitu melakukan aktivitas dengan menggunakan fasilitas – fasilitas yang berada di dalam stasiun untuk sarana maupun prasarana yang ada.
2. Tamu sebagai penjemput dan pengantar penumpang, yaitu yang menggunakan fasilitas dan informasi yang terdapat pada stasiun untuk melakukan aktivitas. b.Pengelola
Pengelola dalam perpustakaan yang terdiri dari staf – staf yang aktifitasnya mengatur terselenggaranya mekanisme kerja di dalam stasiun.
(50)
c.Karyawan service
Bagian service merupakan bagian yang karyawannya melakukan aktifitas memenuhi kebutuhan dimana ruang lingkup tempat yang menjadi tanggung jawabnya.
2.2.2. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang 1. Fasilitas Pengelola
Tabel 2.4. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola
Obyek Aktifitas Kebutuhan ruang
Kepala Stasiun KA Memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan di wilayah stasiun.
- Ruang kerja - Ruang tamu
- Ruang Rapat Pimpinan - KM / WC
Wakil Kepala Stasiun Koordinator harian - R. kerja - R. Tamu Kepala Tata Usaha Mengepalai dan mengatur seluruh
administrasi stasiun
- R. kerja
- R. staff tata usaha Kepala
perbendaharaan (PBD)
Mengatur dan mengkoordinasi segala urusan keuangan stasiun
R. kerja Kepala penjualan
karcis KA
mengatur dan mengawasi masalah distribusi karcis dan keuangan dari hasil karcis
R. kerja
Petugas penerima setoran
Menerima setoran keuangan hasil penjualan karcis dan jasa pengiriman barang
R. kerja
Juru bayar Berkuasa mengeluarkan uang perusahaan guna keperluan kegiatan operasional stasiun
R. kerja
Pimpinan perjalanan KA (PPKA)
Memimpin & mengatur perjalanan KA baik yang tiba maupun yang berangkat termasuk pengamanan perjalanan KA
R. PPKA
Juru Rumah Sinyal Menyiapkan jalur- jalur beserta weselnya dalam lingkungan stasiun, mengatur sirkulasi KA didalam stasiun dg memperhatikan gerak langsiran
(51)
Kepala kantor kawat Menerima dan mengirim telegram baik yang bersifat dinas maupun umum serta memberi tahu kepada stasiun terdekat yang akan dilalui KA dari stasiunnya agar bersiap menerima KA tsb, begitu sebaliknya
- R. KKW - R. operator
Pengawas
emplacement (EB)
Mencatat & mengawasi KA yang masuk dan keluar stasiun
R. EB Polisi khusus KA
(POLSUSKA)
Mengawasi / menjaga keamanan & ketertiban stasiun baik penumpang & pengunjung maupun terhadap KA
- R. POLSUSKA - R. inrograsi Kondektur Kondektur, memeriksa karcis
penumpang di dalam KA dan mengatur serta mengawasi penumpang selama perjalanan berlangsung di dalamKA
R.kondektur
Masinis Masinis, menjalankan KA sampai tujuan
Ruang Masinis Juru gerbang
(PORTIR)
Mengatur dan memeriksa karcis
penumpang yang masuk maupun keluar
stasiun R. PORTIR Karyawan lapangan /
pekarya stasiun (PKST)
Membantu didalam kegiatan pekerjaan lapangan pada stasiun KA
R. PKST
Bagian penerimaan & pengiriman barang penumpang KA
Melayani jasa penerimaan / pengiriman baik brg hantaran maupun brg
gerobakan dalam KA
R. penerimaan barang
Bagian emplasement Mengatur tata letak : langsiran, parkir KA, pergerakan KA maupun masuk keluarnya KA
R. emplacement
Fasilitas umum
Pengelola Mengadakan rapat Ruang rapat
Pengelola Buang air kecil/besar Kamar mandi / wc
Pengelola Menyimpan segala keperluan
pribadi pengelola
Ruang loker pengelola
Pengelola Menyimpan arsip Ruang arsip
(52)
Pengelola Melakukan aktivitas membuat makanan dan minuman
Ruang pantry atau dapur
2. Fasilitas penumpang
Tabel 2.5. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Penumpang
Obyek Aktifitas Kebutuhan ruang
Pengunjung Sebagai area penerima penumpang KA, pengantar dan penjemput
R. hall / lobby
Penumpang Menunggu keberangkatan / kedatangan KA
R. tunggu eksekutif
Pengunjung Menampung turun / naiknya
penumpang KA dan pengantar baik itu keberangkatan / kedatangan
Peron / R. tunggu KA
Pengelola Pembelian tiket, membeli tiket perjalanan KA kepada petugas
Area antrian tiket KA
Penumpang Memberikan dan meminta informasi yang berhubungan dengan kegiatan stasiun yang mana ditujukan kepada para pengguna jasa angkut KA
R. informasi
Pengelola dan pengunjung
- buang air kecil / besar - cuci tangan / muka
R. KM / WC
Juru parkir Mengatur parkir kendaraan para pengguna jasa KA / pengunjung stasiun KA
Area parker mobil / motor
3. Fasilitas penunjang
Tabel 2.6. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Penunjang
Obyek Aktifitas Kebutuhan ruang
Kantin / restoran Berdagang makanan dan minuman
- R. pengolahan - R. penyajian - dapur kotor - kasir
(53)
Toko Berdagang aneka cinderamata dan kebutuhan para pengguna jasa angkut KA
R. toko
Kantor biro Memberikan jasa pelayanan lanjutan kepada penumpang KA baik itu jasa akomodasi lanjutan maupun penginapan
Kantor biro, perjalanan
berkelanjutan (Travel), penginapan
4. Fasilitas servis
Tabel 2.7. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang servis
Obyek Aktifitas Kebutuhan ruang
Pengunjung,
karyawan/pengelola
Sholat dan wudhu Musholla dan tempat wudhu
Pengunjung,
karyawan/pengelola
BAB dan BAK Toilet
Karyawan, staff Absen Tempat absen
Karyawan, staff Mengganti baju Locker, istirahat dan ruang ganti Teknisi Memeriksa dan memperbaiki Ruang mesin AC, ruang panil,
ruang treatment, ruang pompa, ruang genset, gardu dan panel listrik, ruang tandon
Satpam Menjaga dan mengawasi keamanan
Ruang satpam
2. 2. 3. Perhitungan Luas Ruang
Perhitungan luas ruang menjelaskan secara detail tentang jumlah luasan yang diperlukan dari masing-masing kebutuhan ruang, agar dapat di asumsikan luasan total yang dibutuhkan untuk perancangan pada lahan yang telah di pilih.
(54)
Tabel 2.8. Perhitungan luas ruang Nama
Ruang
Fasilitas Kapasitas Standart (m2)
Besaran ruang Luasan ruang (m²) Total (m²) Fasilitas pengelola
Ruang Kepala Stasiun Set Meja
kantor
1 2.23 m² / set
(NAD)
1 x 2.23 - 2.23
Kursi 2 0.55 m²/ kursi 2x 0.55 - 1.1
Set sofa 1 11.52 m² / set
sofa
1 x 11.52 - 11.5
Lemari arsip
3 0.25 m²/lemari
(NAD)
3 x 0.25 - 0.75
- Kepala
kantor
1 org 13.4m²/orang
(NAD)
1 x 13.4 13.4
- Tamu 2 org 2m²/orang 2 x 2 4 17.4
Jumlah 1 ruang
Ruang kerja
Luas total 32.98
Meja 1 10 m²/meja 1 x 10 - 10
Kursi 10 0.55 m²/ kursi 10 x 0.55 - 5.5
pengguna - Kepala stasiun
1 org 2m²/orang
(NAD)
10 x 2 -
Ruang rapat pimpinan
- kepala
bagian
9 org 10
Jumlah 1 ruang
Luas total 25.5
Lemari ganti
1 2 m2/lemari
(NAD)
1x2 - 2
Kepala stasiun
1 2m²/orang (NAD)
1x2 - 2
Jumlah 1 ruang
Ruang ganti
Luas total 4
(55)
Wastafel 1 0.35 m²/wastafel
1 x 0.35 - 0.35
Jumlah 1 ruang
Luas total 2.35
Luas total Ruang kepala stasiun 64.83
Sirkulasi ruang 30 % 19.44
TOTAL 84.27
Nama Ruang
Fasilitas Kapasitas Standart (m2)
Besaran ruang Luasan ruang (m²) Total (m²)
Ruang Wakil Kepala Stasiun Set Meja
kantor
1 2.23 m² / set
(NAD)
1 x 2.23 - 2.23
Kursi 2 0.55 m²/ kursi 2x 0.55 - 1.1
Set sofa 1 11.52 m² / set
sofa
1 x 11.52 - 11.5
Lemari arsip
3 0.25 m²/lemari
(NAD)
3 x 0.25 - 0.75
- wakil
Kepala kantor
1 org 6.7m²/orang
(NAD)
1 x 6.7 6.7
Ruang kerja
- Tamu 2 org 2m²/orang 2 x 2 4 10.7
Jumlah 1 ruang
Luas total 26.28
Unit KM 1 2 m²/km 1 x 2 - 2
Wastafel 1 0.35
m²/wastafel
1 x 0.35 - 0.35
Jumlah 1 ruang
Km / wc
Luas total 2.35
Luas total Ruang wakil kepala stasiun 28.63
Sirkulasi ruang 30 % 8.58
(56)
Ruang tata usaha Set meja
kantor
5 2.23 m² / set
(NAD)
5 x 2.23 - 11.15
Kursi 5 0.55 m²/ kursi 5 x 0.55 - 2.75
Lemari arsip
5 0.25 m²/lemari
(NAD)
5 x 0.25 - 1.25
Rak buku 1 0.3 m²/ rak 1 x 0.3 - 0.3
Pengguna
- Karyawan 5 org
6.7 m²/orang
(NAD)
5 x 6.7
30
- Tamu 5 org 3m²/orang 5 x 3 15 45
Jumlah 1 ruang
Ruang kerja
Luas total 60.45
Sirkulasi ruang 30 % 18.13
TOTAL 78.58
Ruang Kepala Perbendaharaan Set meja
kantor
1 2.23 m² / set
(NAD)
1 x 2.23 - 2.23
Kursi 3 0.55 m²/ kursi 3 x 0.55 - 1.65
Lemari arsip
2 0.25 m²/lemari
(NAD)
2 x 0.25 - 0.50
Rak buku 1 0.3 m²/ rak 1 x 0.3 - 0.3
Kepala PBD
1 6.7 m² / orang 1 x 6.7 6.7
Jumlah 1 ruang
Ruang kerja
Luas total 11.38
Meja 1 14.4 m²/meja 1 x 14.4 - 14.4
Ruang rapat
(57)
pengguna - Kepala 1 org 2m²/orang (NAD) 20 x 2
-
- kepala
bagian
19 org 40
Jumlah 1 ruang
Luas total 65.4
4 x 2.75 (SB)
11
Jumlah 1 ruang
Ruang khasanah
Luas total 11
Luas total PBD 87.78
Sirkulasi ruang 30 % 26.33
TOTAL 114.11 Ruang Staff
Set meja kantor
12 2.23 m² / set
(NAD)
12 x 2.23 - 26.76
Kursi 12 0.55 m²/ kursi 12 x 0.55 - 6.6
Lemari arsip
12 0.25 m²/lemari
(NAD)
12 x 0.25 - 3
Rak buku 6 0.3 m²/ rak 6 x 0.3 - 1.8
Pengguna
- Karyawan 12 org
3.7 m²/orang
(SB)
12 x 3.7
44.4
- Tamu 5 org 3m²/orang 5 x 3 15 59.4
Jumlah 1 ruang
Ruang kerja
Luas total 97.56
Sirkulasi ruang 30 % 29.3
TOTAL 126.86 Ruang PPKA
Set Meja kantor
1 2.23 m² / set
(NAD)
1 x 2.23 - 2.23
Ruang kerja
(58)
Lemari arsip
3 0.25 m²/lemari
(NAD)
3 x 0.25 - 0.75
- pimpinan 1 org 6.7m²/orang
(NAD)
1 x 6.7 6.7
- Tamu 2 org 2m²/orang 2 x 2 4 10.7
Jumlah 1 ruang
Luas total 15.33
Sirkulasi ruang 30 % 4.6
TOTAL 20 Ruang Juru Rumah Sinyal
Set Meja kantor
1 2.23 m² / set
(NAD)
1 x 2.23 - 2.23
Kursi 1 0.55 m²/ kursi 1 x 0.55 - 0.55
Lemari arsip
3 0.25 m²/lemari
(NAD)
3 x 0.25 - 0.75
Mesin wesel 9 4 m2 (SB) 9 x 4 36
- pimpinan 1 org 6.7 m²/orang
(NAD)
1 x 6.7 6.7
Jumlah 1 ruang
Ruang kerja
Luas total 46.23
3 x 3 m² (SB) 9
Jumlah 1 ruang
Ruang Panel
Luas total 9
Luas total rumah sinyal 55.23
Sirkulasi ruang 30 % 16.5
TOTAL 71.73 Ruang bagian hantar kawat
Set meja kantor
9 2.23 m² / set
(NAD)
9 x 2.23 - 20
Ruang kerja
(59)
Lemari arsip
9 0.25 m²/lemari
(NAD)
9 x 0.25 - 2.25
Pengguna
- karyawan 9 org
6.7 m²/orang
(NAD)
9 x 6.7
-
60.3
Jumlah 1 ruang
Luas total 87.51
Sirkulasi ruang 30 % 26.25
TOTAL 113.76 Ruang bagian pengawas emplasemen
Set meja kantor
1 2.23 m² / set
(NAD)
1 x 2.23 - 2.23
Kursi 1 0.55 m²/ kursi 1 x 0.55 - 0.55
Lemari arsip
2 0.25 m²/lemari
(NAD)
2 x 0.25 - 0.5
Pengguna
- karyawan 1 org
6.7 m²/orang
(NAD)
1 x 6.7
-
6.7
Jumlah 1 ruang
Ruang kerja
Luas total 10
Sirkulasi ruang 30 % 3
TOTAL 13
Ruang Masinis Dan Kondektur KA
Kursi 6 0.55 m²/ kursi 6 x 0.55 - 3.3
Ruang tunggu
pengguna 6 1.1 m²/orang
(NAD)
6 x1.1 - 6.6
Jumlah 1 ruang
Luas total 10
Sirkulasi ruang 30 % 3
(60)
Nama Ruang
Fasilitas Kapasitas Standart (m2)
Besaran ruang Luasan ruang (m²) Total (m²)
Fasilitas Pelayanan Umum
Hall Rak surat
kabar
3 0,6x0,7 (SB) 3 x 0.42 - 1.26
Penumpang 500 org 2.2 m²/orang
(NAD)
2.2 x 500 1100
Pengantar 5 %
25 org 0.65 m²/orang
(AJ metrik)
25 x 0.65 16.25 1116.25
Jumlah 1 ruang
Ruang hall / lobby
Luas total 1117.51
Ruang Tunggu Eksekutif
Kursi 500 0.55 m²/ kursi 500 x 0.55 - 275
Set sofa 3 11.52 m² / set
sofa
3 x 11.52 - 34.56
Penumpang 500 org 1.1 m²/orang
(NAD)
1.1 x 500 550
Pengantar 5 %
25 org 0.65 m²/orang
(AJ metrik)
25 x 0.65 16.25 566.25
Jumlah 1 ruang
Ruang tunggu KA
Luas total 875.81
Sirkulasi ruang 30 % 262.74
TOTAL 1138.55
Nama Ruang
Fasilitas Kapasitas Standart (m2)
Besaran ruang Luasan ruang (m²) Total (m²)
Fasilitas Pelayanan Umum
Peron
Kursi 100 0.55 m²/ kursi 100 x 0.55 - 55
Peron
(61)
(NAD) Pengantar /
penjemput 5 %
25 org 0.65 m²/orang
(AJ metrik)
25 x 0.65 16.25 566.25
Jumlah 1 ruang
Luas total 621.25
Loket Karcis
4 1.2 x 1.2 m²/
ruang (SB)
1.44 5.76
Jumlah 1 ruang
Ruang loket
Luas total 5.76
Sirkulasi ruang 30 % 1.72
TOTAL 7.48 Bagian Informasi
Kursi 3 0.55 m²/ kursi 3 x 0.55 - 1.65
Set meja 1 2.23 m² / set
(NAD)
1 x 2.23 - 2.23
pengguna 3 org 3.7 m²/orang
(AJ metrik)
3 x 3.7 - 11.1
Jumlah 1 ruang
Ruang informasi
Luas total 15
Nama Ruang
Fasilitas Kapasitas Standart (m2)
Besaran ruang Luasan ruang (m²) Total (m²) Toilet
Unit KM 5 2 m²/km 5 x 2 - 10
Wastafel 3 0.35
m²/wastafel
3 x 0.35 - 1.05
Pengguna
Toilet wanita
-Pengunjung 5 org
2 m²/orang 2 x 5
-
10
(62)
- Karyawan (NAD)
Jumlah 3 ruang
Luas total 63.15
Unit KM 3 2 m²/km 3 x 2 - 6
Wastafel 3 0.35
m²/wastafel
3 x 0.35 - 1.05
Urinoil 5 0.75 5 x 0.75 -
m²/uniroil
3.75
Pengguna -Pengunjung
- Karyawan
8 org
2 m²/orang
(NAD)
2 x 8
16
Jumlah 3 ruang
Toilet pria
Luas total 80.4
Nama Ruang
Fasilitas Kapasitas Standart (m2)
Besaran ruang
Luasan ruang
(m²)
Total (m²)
Fasilitas Pelayanan Penunjang
Restoran
Meja makan 10 3.07 m²/ meja 10 x 3.75 - 30.7
Kursi 40 0.55 m²/ kursi 40 x 0.55 - 22
Luas total 52.7
Sirkulasi ruang 30 % 15.81
Ruang dapur 50 % 34.25
Restoran
Luas restoran 102.76
Jumlah restoran 2
TOTAL 205.52 Toko / kios sewa
(63)
kios (SB)
Jumlah 10 kios
TOTAL 64.8
Utilitas R.teknisi
ME
4 Asumsi 6 6
R. trafo ‐ Asumsi 4 4
R.genset 2 Asumsi 6 6
4
R.pompa
Air bersih
2 Asumsi
(Sirkulasi 80%)
7.2
Utilitas 4 R.pompa Kotor
2 Asumsi
(Sirkulasi 80%)
7.2
Jumlah 1 ruang
Luas total 30.4
Nama Ruang
Fasilitas Kapasitas Standart (m2)
Besaran ruang Luasan ruang (m²) Total (m²) Parkir Area parkir
Mobil 36 mobil Pengunjung
=600, 30 % dari
pengunjung, 1 mobil = 5-8 orang, 1 mobil = 12.5 m²
30% x 600 = 180 180 : 5 = 36 mobil 36 x 12.5 = 450 m²
(64)
Sepeda motor
100 motor Pengunjung
=600, 50% dari
pengunjung, 1 motor = 1-2 orang, 1motor =2.5 m²
50% x 600 = 300 100 : 2 = 50 200 : 1 = 200 250 motor x 2.5 = 625 m²
625
Bus Pengunjung
=600, 20% dari
pengunjung, 1 bus= 30-50orang, 1bus =20m²
20% x 600 = 120 120 : 30 = 4 bus 4x 20= 80 m²
80
Luas total 1155
Fasilitas pengelola 3265
Fasilitas pelayanan umum 2980.19
Fasilitas pelayanan penunjang 1455.72
Sirkulasi Ruang Luar 30% 2310
TOTAL 10020
KETERANGAN :
NAD : Neufert Architect’s Data SB : Studi Banding
(65)
BAB III
TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN
3.1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi
Site yang dipilih untuk bangunan stasiun ini terletak di kabupaten Gresik, alasan dari pemilihan lahan atau site pada daerah Cerme ini adalah merupakan rencana Pemerintah Propinsi Jawa Timur (Sumber : Mass Rapit Transportation Project - Page 6 -
SkyscraperCity.com), juga tempat yang dilalui jalur baja atau rail Kereta Api dan segi
peruntukan lahan, serta dikarenakan lokasi disekitar site berada di perbatasan kabupaten Lamongan yang sama-sama belum memiliki Stasiun Kereta Api Eksekutif. Dan memiliki beberapa faktor yang menjadi pertimbangan penetapan pemilihan lokasi :
1.Merupakan pusat pengangkutan penumpang kereta api jalur utara. 2.Luas lahan
Dari asumsi perhitungan luasan ruang pada bab sebelumnya didapatkan hasil total luasan yang cukup besar untuk pendirian proyek tersebut. Maka disini perlu dicari site yang memiliki luasan yang mampu menampung kebutuhan luasan proyek.
3.Nilai jual lahan
Mengingat bangunan ini nantinya berdiri di bawah badan pemerintahan kota Surabaya ataupun swasta yang untuk kemudian berlangsung atas dukungan dan kerjasama dengan yayasan-yayasan sosial, maka bangunan ini bukanlah bangunan yang dibangun dengan persediaan dana yang tinggi. Sehingga harga tanah lokasi perlu diperhitungkan dengan keefisienan ekonominya. Yaitu dengan memilih lokasi yang bukan merupakan lahan dengan nilai jual tinggi.
4.Terjangkau jaringan listrik 5.Tersedianya sumber air bersih 6.Terdapat pembuangan air kotor
(66)
3.2. Penetapan Lokasi
Berdasarkan pertimbangan dan pemenuhan tuntutan dari beberapa faktor di atas maka lokasi yang dipilih untuk obyek rancangan ini bertempat di jalan raya crème lor, kecamatan Cerme kawasan Gresik Selatan.
Pertimbangan pemilihan lokasi di Jl. Cerme Lor adalah : 1. Lokasi strategis dan mudah dijangkau.
2. Mengacu pada stasiun Cerme dan stasiun Duduk Sampeyan.
3. Akses yang mendukung yaitu 3 akses dari Jl. Moro, Jl. Raya Dungus dan Jl. Raya Cerme Kidul, sedangkan jalur utamanya berada di jalan Cerme Lor.
4. Lahan yang memang direncanakan oleh pemerintah propinsi Jawa Timur.
3.3. Fisik Lokasi
Lokasi perencanaan ini berada di merupakan bagian Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik Propinsi Jawa Timur. dan merupakan sebuah lahan kosong yang berada di Kelurahan Cerme Lor Lahan memiliki luas ± 1.5 hectar.
Persyaratan lokasi sesuai dengan rujukan RTRK Gresik Selatan, Kecamatan Cerme, Kelurahan Cerme Lor, antara lain :
1)KDB : 50 % 2)KLB : 120 %
3)Garis Sempadan Bangunan (sub jalan) : 3-5 m
Gambar 3.1. Peta site lokasi proyek di Jl
(67)
4)Garis Sempadan Bangunan (jalan utama) : 7.5 m A. Batas Lokasi
Batas sebelah Utara : Permukiman Penduduk Kelurahan Cerme Lor Batas sebelah Barat : Permukiman Penduduk Kelurahan Cerme Lor Batas sebelah Selatan : Permukiman Penduduk Kelurahan Ngabetan Batas sebelah Timur : Jalan Raya Cerme Lor
B. Luas Dan Lokasi Site
Luas lahan yang tersedia adalah ± 1.5 hektar atau 15000 m2. Sedangkan berdasarkan asumsi perhitungan kebutuhan didapatkan luasan ± 7.500 m2 pada proyek Stasiun Kereta Api Eksekutif Cerme ini. Maka penggunaan lahan ± 1.5 hektar pada lahan untuk kebutuhan proyek dengan perincian ± 50 % lahan untuk kebutuhan ruang dan sisanya ± 50 % hektar untuk pengolahan lansekap dan fasilitas penunjang lainnya. Dengan persyaratan KDB 50 %.
C. Geologi dan Jenis Tanah
Wilayah Kecamatan Cerme merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 0 – 25 meter diatas permukaan air laut dan dilalui oleh aliran air dari sungai anak kali lamong. Pada wilayah perencanaan tidak ditemukan kandungan tambang yang mempunyai nilai ekonomis.
D. Topografi
Daerah perencanaa merupakan sebuah wilayah dengan karakteristik dataran rendah yang sebagian besar lahan dipergunakan sebagai sawah dan tambak. Lokasi perencaan ini mempunyai ketinggian rata – rata +4 meter terhadap permukaan air laut.
E. Klimatologi
Kondisi klimatologi pada lokasi perencanaan secara makro tidak berbeda jauh dengan kondisi Kabupaten Gresik pada umumnya, maka data-data mengenai klimatologi Gresik dapat dianggap berlaku untuk Lokasi Perencanaan.
(68)
Batas Utara
Batas Barat
Batas Selatan Batas Timur
Gambar 3.2. Batas Lokasi Site (Sumber : Survey)
(1)
Gambar 6.3. Site Plan 6.3.2. Sirkulasi bangunan
Sirkulasi pada ruang dalam bangunan menggunakan pola cluster, dimana pola tersebut mampu menjadi akses penghubung antar ruang dalamnya. Pergerakan pada ruang dalam tersebut diciptakan untuk memberikan kemudahan bagi pengunjung. Dimana dari entrance bangunan pengunjung bisa langsung menuju pada ruang-ruang yang ingin dituju.
Kemudian akses diarahkan pada zona central (peron) yang menghubungkan dua zona eksekutif sehingga mampu memberikan kemudahan dalam hal pencapaian menuju kereta api yang dituju serta mampu mengurangi kesan bingung bagi pengunjung yang datang.
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Neufert, Ernst, and Peter Neufert. Neufert Architect Data. UK : Blackwell Science, 2000. D.K. Ching, Francis. Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan, edisi kedua., Erlangga 2000. Moeliono, Anton Moedardo. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi 3). Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, 2001.
PT. KERETA API (PERSERO). Daerah Operasi VIII Surabaya, 2009. Broadbent, Geoffrey. Sign, symbol, architecture, Rizolli, New York, 1987
Jenks, charles. The language of post-modern architecture, Rizolli, New York, 1984 www.google.com www.gresik.go.id
www.wikipedia.org
(3)
Berita Acara : ”STASIUN KERETA API EKSEKUTIF CERME DI GRESIK” Sidang Tugas Akhir, Teknik Arsitektur, FTSP, UPN ”Veteran” Jawa Timur
Hari/Tanggal : Jum’at 29 Juli 2011 Waktu : 09.00 WIB – 10.30 WIB Dr. Ir. Pancawati Dewi, MT.
Tanya : Pertimbangan parkir taksi bagaimana?
Jawab : Agar bisa terlihat langsung oleh penumpang yang membutuhkan Tanya : Perubahan apa yang sudah diperbaiki?
Jawab : Organisasi dan besaran ruang serta sirkulasi pengguna stasiun Bu. Tanya : Dimana konsep tentang Historisicm yang mana?
Jawab : Pada tampilan bangunan serta penutup atap yang menggunakan kaca Bu. Tanya : Coba jelaskan, dimana letak perpaduan lama dan yang baru?
Jawab : Letaknya pada tampilan bangunan, serta ruang dalam yang sangat beda dengan tampilan luarnya yang menggunakan atap joglo.
Tanya : Saya masih belum menangkap Tema, Bentuk, dan fungsi digambar kamu? Jawab : Disini pada tema terletak digambar layout yang memiliki fungsi sebagai
pengarah perilaku para pengunjung, sedangkan bentuk bangunan merupakan aplikasi dari konsep historisicm.
Tanya : Contohnya fungsi itu ada atau tidak , dan terlihat apa tidak?
Jawab : fungsi itu ada namun tidak bisa dilihat tetapi hanya bisa dirasakan pada saat pengunjung masuk serta keluar dari bangunan
Tanya : bedanya ada tidak tempat beli tiket sama tempat reservasi?
Jawab : Ada kalau tiket untuk penumpang yang langsung ingin berangkat sedangkan reservasi merupakan tempat pemesanan tiket yang ingin berangkat sehari atau
(4)
Tanya : coba tunjukkan gambar anda, bila secara kasat mata?
Jawab : pengunjung masuk dari jalan raya cerme lor, kemudian menuju tempat parker yang tersedia, setelah itu masuk melalui main enterence bangunan untuk menuju peron dan kemudian masuk kedalam kereta api yang dituju.
Ir. Sri Suryani Winarsih, MT.
Tanya : sebelumnya ada tidak perubahan dari yang lama ke yang baru? Jawab : ada bu, pada organisasi ruang, sirkulasi bangunan, serta tampilannya. Tanya : inikan temanya historisicm yang mananya?
Jawab : Pada tampilan bangunan tradisional yang penutup atapnya menggunakan material modern Bu.
Tanya : disini ada lagi pada tampilan bangunan penggunaan atap material yang mencolok, apa dasarnya menggunakan warna seperti itu?
Jawab : dasarnya pada konsep, dimana perpaduan tradisional dengan warna mencolok yang merupakan symbol warna modern
Tanya : kenapa dibuat warna mencolok pada interior? Jawab : kesannya biar modern
Tanya : bagaimana bangunan terkesan modern, dimananya modern itu, coba tunjukkan ditampaknya?
Jawab : ini bu, warnanya, serta material yang modern. Tanya : tahu tidak konsep bangunan modern?
Jawab : tau bu.
Tanya : ciri bangunan modern coba sebutkan?
(5)
Tanya : dari aspek fungsi, memang menggunakan atap joglo, apa sih cirinya bangunan tropis?
Jawab : menggunakan atap miring, serta material yang dipakai bu.
Tanya : satu lagi jelaskan sirkulasi bangunan kamu? Antara pengelola, pengunjung! Jawab : pengelola atau pengunjung masuk dari jalan raya cerme lor kemudian menuju
tempat parkir yang telah disediakan. Setelah itu masuk menuju bangunan Tanya : diruang tunggu eksekutif, saya mau ke toilet kemana arahnya?
Jawab : dibelakang bar bu.
Tanya : untuk penggambaran potongan digambar kamu jangan digambar seperti itu? Jawab : iya bu. Terima kasih atas sarannya.
Ir. Syaiffudin Zuhri, MT.
Tanya : digambar, dimana potongan bangunan? Jawab : ini pak.
Tanya : saya liat tidak ada potongan site pada gambar kamu?
Jawab : y pak tidak ada, karena proyek saya merupakan single building
Tanya : meskipun single building, tapi harus disertakan untuk mengecek batas bangunan disekitar biar bisa terlihat?
Jawab : oh iya pak.
Tanya : untuk potongan yang ada kupluknya, coba tunjukkan designnya? Jawab : ini pak. Ada pada siteplan, tampak, serta perspektif eksteriornya Tanya : gambar potongan B-B dimana?
Jawab : ini pak.
(6)
Tanya : digambar tampak yang joglo itukan besar, coba tunjukkan? Jawab : ini pak.
Tanya : di siteplannya itu yang joglo dimana? Jawab : disini pak.
Tanya : bentuk yang besar itu tidak fungsional? Jawab : y pak. Terima kasih sarannya.
Tanya : kalau bentuk atap pelana menggunakan struktur apa? Jawab : rangka baja pak.
Tanya : ya itu struktur rangka apa? Jawab : struktur rangka batang (kremona)
Tanya : itu memakai 2 sistem rangka batang, kenapa?
Jawab : y pak karena yang satunya untuk diekspos dan satunya tidak Tanya : sudah pernah masuk ke ruang tunggu?
Jawab : belum pak, tapi kalau lihat dari luar sering pak. Hehehe…… Tanya : ada tidak pantrynya di ruang tunggu VIP?
Jawab : tidak ada pak.
Untuk sarannya ruang tunggu eksekutif dibagi ada VIP, dan VVIP untuk lebih dioptimalkan.