Pengujian Asumsi Klasik Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

41

3.7. Metode Pengumpulan Data

Peneliti melakukan dua metode dalam pengumpulan data. Pertama, melalui studi pustaka dengan mengumpulkan buku-buku referensi yang berkaitan dengan penelitian dan dokumentasi penelitian terdahulu. Kedua, melalui media internet dengan cara mengunduh data yang diperlukan dalam bentuk laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diaudit melalui website BEI maupun website lain yang berhubungan dengan laporan keuangan perusahaan terbuka.

3.8. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan program SPSS 17. Sebelum melakukan pengujian hipotesis maka peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

3.8.1. Pengujian Asumsi Klasik

Model regeresi linier berganda multiple regression dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi kriteria BLUE Best Linear Unbiased Estimator. BLUE dapat dicapai bila memenuhi asumsik klasik. Sedikitnya terdapat lima uji asumsi yang harus dilakukan terhadap suatu model regresi tersebut, yaitu : 1. Uji normalitas 2. Uji autokorelasi 3. Uji multi kolinieritas Universitas Sumatera Utara 42 4. Uji Heteroskedastisitas 5. Uji linearitas Penelitian ini hanya akan menggunakan empat jenis asumsi klasik dari lima asumsi diatas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas independent dan variabel terikat dependent mempunyai distribusi normal atau tidak. Menurut Suliyanto 2005:63 “uji normalitas adalah pengujian untuk mengetahui residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak”. Data yang berdistribusi normal mempunyai pola distribusi seperti kurva berbentuk bel. Kurva berbentuk bel mempunyai dua karakteristik pokok, yaitu 1kurva berkonsentrasi di posisi tengah dan menurun di dua sisi; dan 2kurva berbentuk bel ini bersifat simetris. Karakteristik distribusi normal suatu data ialah : 1. Kurva mempunyai puncak tunggal dengan berbentuk seperti bel 2. Rata-rata terletak ditengah-tengah kurva normal 3. Karena bentuknya simetris, maka median dan mode dari suatu distribusi data terletak juga ditengah; dengan demikian untuk kurva normal, maka rata-rata, median dan mode mempunyai nilai yang sama. Universitas Sumatera Utara 43 4. Dua sisi distribusi normal memanjang tanpa batas dan tidak pernah menyentuh garis horizontal. Untuk mengetahui normalitas data dapat diuji dengan menggunakan histogram, normal Plot, Skewness dan Kurtosis atau dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Cara pertama yang dilakukan untuk menafsir normalitas data adalah dengan membuat hipotesis seperti berikut: • H : Data berdistribusi normal • H a : Data tidak berdistribusi normal Langkah kedua menentukan kriteria uji hipotesis seperti berikut: • Jika sig 0.05 H0 ditolak, H1 diterima • Jika sig 0.05 H0 diterima, H1 ditolak

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi Duwi Priyatno, 2008:42. Jika variance tetap maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu adanya homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat scatter plot nilai prediksi dependen ZPRED dengan residual SRESID, Universitas Sumatera Utara 44 uji Gletjer, uji Park dan uji White. Menurut Ghozali 2005:16 Deteksi pada grafik scatter plot dapat digunakan dengan dasar analisis sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan dalam asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada suatu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi Duwi Priyatno, 2008:47. Prasyarat yang harus dipenuhi dalam regeresi adalah tidak adanya autokorelasi. Ada beberapa cara untuk mendeteksi gejala autokorelasi yaitu uji Durbin-Watson DW test, uji Langrage Multiplier LM test, uji statistik Q dan Run Test. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut : 1. Bila nilai Durbin-Watson DW terletak antara batas atas atau Upper Bound DU dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. Universitas Sumatera Utara 45 2. Bila nilai Durbin-Watson DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound DL maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif 3. Bila nilai Durbin-Watson DW lebih besar daripada 4-DL maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif 4. Bila nilai Durbin-Watson DW terletak antara batas atas DU dan batas bawah DL atau DW terletak di batas antara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

4. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regeresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regeresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas, karena jika hal terseut terjadi maka varaiabel-variabel tersebut tidak ortogonal atau terjadi kemiripan. Untuk melakukan pengujian apakah terdapat multikolinearitas atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.01 atau sama dengan VIF 10. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas, yaitu sebagai berikut: 1. Membuang salah satu variabel 2. Menggunakan metode lanjut, seperti Regresi Bayessian dan Regresi Ridge. Universitas Sumatera Utara 46

3.8.2. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Likuiditas, Leverage,Perputaran Aset, dan Price Book Value terhadap Earnings Per Share pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 77 105

Pengaruh Perputaran Aset terhadap Nilai Perusahan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Mediating pada Perusahaan Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 92 131

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 78 93

PENGARUH RASIO LANCAR DAN PERPUTARAN ASET TERHADAP PROFITABILITAS PADA SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014

0 6 23

Pengaruh Perputaran Total Aktiva dan Perputaran Piutang Terhadap Return On Aset (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

12 107 36

Pengaruh Perputaran Total Aktiva dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Pengembalian Investasi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Logam Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 11 1

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA,PERPUTARAN TOTAL AKTIVA DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 3 23

Pengaruh Perputaran Sediaan terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 20

PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP DAN TINGKAT HUTANG PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN PAJAK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 2 13

PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN PERPUTARAN TOTAL ASET TERHADAP RETURN ON INVESTMENT PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN ECERAN DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 14