Pengaruh Perputaran Aset terhadap Nilai Perusahan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Mediating pada Perusahaan Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

PENGARUH PERPUTARAN ASET TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI

VARIABEL MEDIATING PADA PERUSAHAAN

INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Mahaitin Hasohan Sinaga

087017108/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

THE INFLUENCE OF TOTAL ASSETS TURNOVER ON THE

FIRM VALUE WITH PROFITABILITY AS A MEDIATING

VARIABLE FOR THE INDUSTRIAL COMPANIES

LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

THESIS

Mahaitin Hasohan Sinaga

087017108/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

PENGARUH PERPUTARAN ASET TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI

VARIABEL MEDIATING PADA PERUSAHAAN

INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

Dalam Program Studi Akuntansi

Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

Mahaitin Hasohan Sinaga

087017108/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(4)

Judul Tesis : PENGARUH PERPUTARAN ASET TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MEDIATING PADA

PERUSAHAAN INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Nama Mahasiswa : Mahaitin Hasohan Sinaga Nomor Pokok : 087017108

Program Studi : Akuntansi

   

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Prof. Erlina, MSi., Ph.D., Ak.) Ketua

(Dr. Rina Bukit, SE, MSi., Ak.) Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)

   


(5)

Telah diuji pada

Tanggal : 18 Agustus 2011

Panitia Penguji Tesis :

Ketua : Prof. Erlina, MSi., Ph.D., Ak. Anggota : 1. Dr. Rina Bukit, SE, MSi., Ak.

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA 3. Iskandar Muda, SE, MSi., Ak.


(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan tesis yang berjudul : “Pengaruh Perputaran Aset terhadap Nilai Perusahan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Mediating pada Perusahaan Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapa pun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, Agustus 2011 Yang membuat pernyataan :

(Mahaitin Hasohan Sinaga)

                                 


(7)

   

PENGARUH PERPUTARAN ASET TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI

VARIABEL MEDIATING PADA PERUSAHAAN

INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran aset terhadap nilai perusahaan. Di samping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui peranan profitabilitas sebagai variabel mediating dalam hubungan antara perputaran aset dengan nilai perusahaan.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri yang termasuk dalam Sektor Aneka Industri, Sektor Industri Barang Konsumsi, dan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah perusahaan yang menjadi populasi adalah sebanyak 133 perusahaan. Sampel yang diambil adalah sebanyak 72 perusahaan yang ditentukan dengan metode judgement sampling. Data yang digunakan dan diolah adalah data laporan keuangan emiten untuk periode pengamatan tahun 2006 – 2010.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perputaran aset dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui mediasi profitabilitas. Penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai peranan mediasi penuh

(full mediation) dalam hubungan antara perputaran aset dan nilai perusahaan. Kata Kunci : Nilai Perusahaan, Perputaran Aset, dan Profitabilitas.


(8)

PENGARUH PERPUTARAN ASET TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI

VARIABEL MEDIATING PADA PERUSAHAAN

INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRACT

The purpose of this research is to determine the effect of the assets turnover to firm value. Besides that, the purpose of this research is also to know the role of the profitability as a mediating variable in the relationship between the assets turnover and the firm value.

The population used in this research is all industrial companies which are grouped in the Miscellaneous Industrial Sector, Consumption Goods Industrial Sector, and Chemical Industrial Sector listed in Indonesia Stock Exchange. The companies that became the population are as many as 133 companies. The samples taken are as many as 72 companies and are determined by the judgement sampling method. The datas used and processed are datas from issuers’ financial statements for the year observation periods from 2006 – 2010.

The results of this research show that the assets turnover has a positive and significant effect to the firm value. The results of this research also show that the assets turnover can increase the firm value with mediation of the profitability. This research show that profitability has a full mediating role in the relationship between the assets turnover and the firm value.


(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Meskipun masih terdapat kekurangan disana sini baik dari segi isi maupun cara penyajiannya karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, namun penulis akan tetap berusaha untuk memperbaiki diri lebih baik lagi di masa yang akan datang dan berharap tesis ini dapat memberikan kontribusi dan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu akuntansi.

Proses penulisan tesis ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak baik berupa moril maupun materil. Maka dalam kesempatan ini izinkanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dan turut membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc(CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan magister di Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan magister di Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, selaku Ketua Program

Studi Magister Akuntansi atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan magister di Universita Sumatera Utara.


(10)

4. Ibu Prof. Erlina, M.Si., Ph.D., Ak. dan Ibu Dr. Rina Bukit, SE, M.Si, Ak. selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah memberikan banyak saran dan masukan dalam penulisan tesis ini.

5. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak., dan Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si. Ak. selaku tim penguji tesis atas saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.

6. Seluruh staf pengajar Program Magister Akuntansi atas segala ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan.

7. Seluruh staf administrasi Program Magister Akuntansi.

8. Ibunda tercinta Dorina Purba dan mertua saya Ny. H. Damanik br Saragih yang telah banyak memberikan doa dan dukungan kepada penulis.

9. Istri tercinta Yusniar Damanik, S.Psi yang memberikan dukungan dan doa demi tercapai cita-cita kita. Anak-anakku Justine Philia Sinaga, Elbert Passion Sinaga, dan Agatha Consuela Sinaga yang memberikan semangat kepada papanya.

10.Bapak Darwin Lie, SE, MM selaku pimpinan, Bapak L. Siregar, SE, MSi, Bapak Yansen Siahaan, SE, MAcct, dan seluruh rekan-rekan staf pengajar dan administrasi yang ada di STIE Sultan Agung Pematangsiantar atas segala dukungan sehingga penulis tetap semangat untuk dapat melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

11.Bapak Raja P. Sirait selaku Direktur Utama PT. Miduk Arta yang telah memberikan keringanan waktu untuk bisa mengikuti pendidikan serta rekan-rekan di kantor yang selalu memberikan dukungan semangat dan motivasi hingga


(11)

bisa menyelesaikan pendidikan ini khususnya di saat-saat penyelesaian tugas akhir.

12.Teman-teman selama pendidikan, Bapak Bantu Tampubolon, Alben Panjaitan, Guntur Pangaribuan, Rahima Purba, Ari Pratania, Riantri Barus, Enika Diana, Arlina Pratiwi, Fenny Monica, Emilia Lestari, Irma Herliza, Eva Simatupang, Santi Sitohang yang telah banyak meluangkan waktunya untuk saling membantu selama mengikuti perkuliahan.

13.Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas dukungan, bantuan, dan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Akhirnya peneliti mengharapkan kiranya tesis ini merupakan usaha yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hasil yang bermanfaat bagi kita semua dan bagi peneliti sendiri.

Medan, Agustus 2011 Peneliti,


(12)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Mahaitin Hasohan Sinaga Tempat/Tanggal Lahir : Pematangsiantar, 9 Juli 1966 Agama : Kristen

Status : Menikah Orang tua :

Ayah : Alm. J. Samsudin Sinaga

Ibu : Dorina Purba

Istri : Yusniar Damanik, SPsi

Anak : Justine P. Sinaga, Elbert P. Sinaga, dan Agatha C. Sinaga

Alamat : Jl. Linggarjati No. 92, P. Siantar

Pendidikan :  SD GKPS I, Jl. Asahan, P. Siantar, lulus tahun 1979.

 SMP Negeri 1, P. Siantar, lulus tahun 1982.

 SMA Negeri 3, P. Siantar, lulus tahun 1985.

 Strata 1, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Padjadjaran, Bandung, lulus tahun 1992.

 Strata 2, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan, lulus tahun 2011.

Pekerjaan :  Internal Audit Officer PT. Asian Agri, Medan (1993 – 1995).

 Accounting Supervisor PT. Nugra Santana, Jakarta (1995 – 1998).

 Kantor Akuntan Edward B. Bangun, Jakarta (1998 – 2001).

 Staf Ahli Walikota Pematangsiantar (2001 – 2003).

 Dosen Tetap Yayasan/Staf Pengajar di STIE Sultan Agung, P. Siantar (2002 – Sekarang).

 Kepala Akuntansi PT. Miduk Arta, P. Siantar (2004 – sekarang).


(13)

DAFTAR ISI

 

ABSTRAK ...i

ABSTRACT ...ii

KATA PENGANTAR...iii

RIWAYAT HIDUP ...vi

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang Masalah ...1

1.2. Rumusan Masalah ...7

1.3 Tujuan Penelitian...7

1.4. Manfaat Penelitian...8

1.5. Originalitas Penelitian ...8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...13

2.1. Landasan Teori ...13

2.1.1. Nilai Perusahaan...14

2.1.2. Perputaran Aset ...18

2.1.3. Profitabilitas ...18

2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu (Theoritical Mapping) ...21

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ...26

3.1. Kerangka Konsep ...26

3.2. Hipotesis Peneltian ...32

BAB IV METODE PENELITIAN ...33

4.1. Jenis Penelitian ...33

4.2. Lokasi Penelitian ...33

4.3. Populasi dan Sampel...34

4.4. Metode Pengumpulan Data ...36

4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...36


(14)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...52

5.1. Hasil Penelitian ...52

5.1.1. Statistik Deskriptif ...52

5.1.2. Pengujian Asumsi Klasik ...56

5.1.2.1. Uji Normalitas ...56

5.1.2.2. Uji Heteroskedastisitas ...62

5.1.2.3. Uji Autokorelasi ...64

5.1.2.4. Uji Multikolinearitas ...65

5.1.3. Hasil Analisis Data ...66

5.1.4. Pengujian Hipotesis ...76

5.1.4.1. Pengujian Hipotesis 1...76

5.1.4.2. Pengujian Hipotesis 2...77

5.2. Pembahasan Hasil Penelitian ...79

5.2.1. Pengaruh Perputaran Aset Terhadap Nilai Perusahaan...79

5.2.2. Pengaruh Perputaran Aset Terhadap Nilai Perusahaan melalui Profitabilitas ...80

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...86

6.1. Kesimpulan ...86

6.2. Keterbatasan Penelitian ...88

6.3. Saran-saran ...88 DAFTAR PUSTAKA


(15)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1.1. Data Kinerja PT. Astra International Tbk (ASII) dan PT, Astra

Otoparts Tbk (AUTO) Semester I Tahun 2009 dan 2010 ... 4

2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 23

4.1. Daftar Proses Seleksi Pengambilan Sampel Penelitian ... 35

4.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 39

4.3. Bentuk Transformasi Data ... 43

5.1. Statistik Deskriptif Sebelum Transformasi ... 53

5.2. Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Transformasi ... 58

5.3. 5.4. Statistik Deskriptif Sesudah Transformasi ... Uji Kolmogorov-Smirnov Sesudah Transformasi ... 60 62 5.5. Uji Autokorelasi ... 66

5.6. Uji Multikolinearitas ... 64

5.7. Koefisien Determinasi Persamaan 1 ... 67

5.8. Koefisien Beta Persamaan 1 ... 68

5.9. Koefisien Determinasi Persamaan 2 ... 69

5.10. Koefisien Beta Persamaan 2 ... 70

5.11. Koefisien Determinasi Persamaan 3 ... 71

5.12. Koefisien Beta Persamaan 3 ... 72

5.13. Koefisien Determinasi Persamaan 4 ... 73 5.14.

5.15.

Koefisien Beta Persamaan 4 ... Ringkasan Uji Signifikansi ...

74 78


(16)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

3.1. Kerangka Konseptual ... 28 4.1. Posisi Angka Durbin Watson ... 45 4.2.

4.3.

Model Jalur Pengaruh Perputaran Aset terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Mediating ... Ilustrasi Pengaruh Tidak Langsung dengan Menghitung Selisih Antara Dua Koefisien Regresi ...

49

50 4.4. Ilustrasi Pengaruh Tidak Langsung dengan Mengalikan Dua

Koefisien Regresi ... 51 5.1. Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot Sesudah

Transformasi ... 57 5.2. Hasil Uji Normalitas dengan Pendekatan Histogram Sesudah

Transformasi ... 60 5.3. Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot Sesudah

Transformasi ... 61 5.4. Hasil Uji Normalitas dengan Scatter Plot Sesudah Transformasi ... 63 5.5. Interval Uji Autokorelasi ... 65 5.6. Besar Pengaruh Antar-Variabel Sebelum Pengujian Pengaruh Tidak

Langsung ... 82 5.7. Besar Pengaruh Antar-Variabel Sesudah Pengujian Pengaruh Tidak


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1. Daftar Emiten Sektor Industri di Bursa Efek Indonesia per 15 April 2011

94

Lampiran 2. Proses Pengambilan Sampel 97

Lampiran 3. Daftar Rekapitulasi Total Aset Turnover 101 Lampiran 4. Daftar Rekapitulasi Total Basic Earnings Power Ratio 103

Lampiran 5. Daftar Rekapitulasi Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) 105 Lampiran 6. Statistik Deskriptif Sebelum Transformasi 107 Lampiran 7. Histogram Hasil Uji Normalitas Total Aset Turnover,

Total Basic Earnings Power Ratio, dan Nilai Perusahaan Sebelum Transformasi.

107

Lampiran 8. Uji Kolmogorov-Smirnov Sebelum Transformasi 109 Lampiran 9. Statistik Deskriptif Sesudah Transformasi 109 Lampiran 10. Uji Kolmogorov-Smirnov Sesudah Transformasi 110 Lampiran 11. Model Summary Uji Autokorelasi 110 Lampiran 12. Model Summary Uji Multikolineraritas 111 Lampiran 13. Koefisien Determinasi Persamaan Regresi 1. 111 Lampiran 14. Koefisien Beta Persamaan Regresi 1. 111 Lampiran 15. Koefisien Determinasi Persamaan Regresi 2. 112 Lampiran 16. Koefisien Beta Persamaan Regresi 2. 112 Lampiran 17. Koefisien Determinasi Persamaan Regresi 3. 112 Lampiran 18. Koefisien Beta Persamaan Regresi 3. 113 Lampiran 19. Koefisien Determinasi Persamaan Regresi 4. 113 Lampiran 20. Koefisien Beta Persamaan Regresi 4. 113


(18)

   

PENGARUH PERPUTARAN ASET TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI

VARIABEL MEDIATING PADA PERUSAHAAN

INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran aset terhadap nilai perusahaan. Di samping itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui peranan profitabilitas sebagai variabel mediating dalam hubungan antara perputaran aset dengan nilai perusahaan.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri yang termasuk dalam Sektor Aneka Industri, Sektor Industri Barang Konsumsi, dan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah perusahaan yang menjadi populasi adalah sebanyak 133 perusahaan. Sampel yang diambil adalah sebanyak 72 perusahaan yang ditentukan dengan metode judgement sampling. Data yang digunakan dan diolah adalah data laporan keuangan emiten untuk periode pengamatan tahun 2006 – 2010.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perputaran aset dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui mediasi profitabilitas. Penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai peranan mediasi penuh

(full mediation) dalam hubungan antara perputaran aset dan nilai perusahaan. Kata Kunci : Nilai Perusahaan, Perputaran Aset, dan Profitabilitas.


(19)

PENGARUH PERPUTARAN ASET TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI

VARIABEL MEDIATING PADA PERUSAHAAN

INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRACT

The purpose of this research is to determine the effect of the assets turnover to firm value. Besides that, the purpose of this research is also to know the role of the profitability as a mediating variable in the relationship between the assets turnover and the firm value.

The population used in this research is all industrial companies which are grouped in the Miscellaneous Industrial Sector, Consumption Goods Industrial Sector, and Chemical Industrial Sector listed in Indonesia Stock Exchange. The companies that became the population are as many as 133 companies. The samples taken are as many as 72 companies and are determined by the judgement sampling method. The datas used and processed are datas from issuers’ financial statements for the year observation periods from 2006 – 2010.

The results of this research show that the assets turnover has a positive and significant effect to the firm value. The results of this research also show that the assets turnover can increase the firm value with mediation of the profitability. This research show that profitability has a full mediating role in the relationship between the assets turnover and the firm value.


(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Perusahaan memiliki tujuan yang bermacam-macam. Ada yang berpendapat bahwa tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Pendapat lain mengatakan tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan demi untuk kemakmuran pemiliknya. Dikatakan makmur apabila pemegang saham memperoleh keuntungan dari setiap lembar saham atas investasi yang ditanamkannya. Keuntungan yang diperoleh antara lain bisa berasal dari laba bersih perusahaan dan bisa berasal dari peningkatan harga saham di bursa efek. Meningkatnya harga saham perusahaan berarti meningkatnya nilai perusahaan itu sendiri (market value of the firm). Nilai perusahaan yang semakin meningkat mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga semakin meningkat.

Modigliani dan Miller (1958) dalam manajemen keuangan modern menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan semata-mata tergantung pada penghasilan di masa yang akan datang (future earnings stream). Oleh karenanya informasi mengenai keberhasilan suatu perusahaan dalam memperoleh laba akan sangat menentukan nilai perusahaan. Di samping itu, nilai perusahaan juga akan tercermin dari harga sahamnya (Fama, 1978 dalam Wahyudi dan Pawestri, 2006). Semakin tinggi harga suatu saham, semakin tinggi pula nilai perusahaan. Harga saham yang dimaksud adalah harga pasar saham dari suatu perusahaan yang terbentuk karena


(21)

bertemunya sisi permintaan dan penawaran pada saat terjadi transaksi di bursa saham. Oleh karenanya harga saham dianggap merupakan cerminan dari nilai perusahaan yang sesungguhnya. Nilai perusahaan itu sendiri merupakan nilai wajar yang menggambarkan persepsi investor terhadap emiten bersangkutan atau dengan perkataan lain bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.

Harga saham tidak semata-mata hanya ditentukan oleh pertemuan antara sisi penawaran dan permintaan di bursa saham, namun analisis sekuritas juga secara tidak langsung turut berpengaruh dalam penentuan harga saham (Fabozzi, 1999). Ada dua analisis yang digunakan dalam analisis sekuritas yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental memfokuskan perhatian pada hal-hal yang berhubungan dengan kondisi keuangan suatu perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui sifat-sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan sedangkan analisis teknikal secara umum memfokuskan perhatian pada perubahan volume dan harga pasar sekuritas.

Analisis fundamental biasanya diukur dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio pasar. Rasio-rasio inilah yang biasanya dipakai oleh analis/investor untuk menganalisis dan memprediksi harga saham. Analisis teknikal diukur dengan beberapa indikator antara lain inflasi, nilai tukar mata uang, dan resiko pasar (Pasaribu, 2008).

Selain dengan melakukan analisis fundamental dan teknikal, analisis ekonomi dan analisis industri juga sering dilakukan untuk memprediksi harga saham. Dengan


(22)

pendekatan top down yaitu analisis saham dimulai dengan melakukan analisis ekonomi kemudian melakukan analisis industri dan terakhir melakukan analisis keuangan perusahaan/fundamental (Kisdhihartono, 2009).

Analisis ekonomi mempelajari tentang kondisi perekonomian sekarang secara umum dan pengaruhnya di waktu yang akan datang. Ukuran yang digunakan dalam analisis ekonomi adalah ukuran aktivitas ekonomi seperti produk domestik bruto (PDB), inflasi, tingkat bunga, dan fluktuasi nilai tukar. Sementara itu analisis industri mempelajari keadaan kompetitif dari suatu sektor industri dalam hubungannya dengan yang lain serta mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang mempunyai potensi pada suatu sektor industri tertentu. Indikator penting dalam analisis industri adalah penjualan, laba, dividen, struktur modal, regulasi, dan inovasi.

Sehubungan dengan analisis industri dimana penjualan dan laba sebagai indikator, ada fenomena yang terjadi di Bursa Efek Indonesia dimana harga saham suatu perusahaan seringkali bereaksi setiap kali ada publikasi atas pencapaian penjualan atau laba suatu perusahaan. Salah satu contoh, ketika PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan bahwa perusahaan meraih pendapatan Rp 129,99 triliun, atau meningkat 31,93% dibanding pendapatan di 2009 dan laba bersih melejit 43% (Kontan, 25 Februari 2011), harga saham ASII langsung bereaksi dari harga pembukaan Rp 51.400,- pada tanggal 25 Februari 2011 ditutup menjadi Rp 51.550,- pada hari yang sama. Harga saham ini terus meningkat hingga mencapai Rp 54.000,- pada penutupan tanggal 28 Februari 2011 (http://finance.yahoo.com).

Contoh kasus lain, tanggal 21 Februari 2010 PT. Astra Otoparts Tbk (AUTO) mengeluarkan pernyataan bahwa perseroan membidik kenaikan pendapatan tahun ini


(23)

minimal Rp 5,79 triliun, angka ini naik 10% jika dibandingkan dengan pendapatan perseroan tahun lalu (www.etrading.co.id). Pada hari yang sama, pasar langsung bereaksi dimana harga pada sesi pembukaan adalah Rp 12.900,- dan pada tanggal 24 Februari 2010 naik menjadi 13.950,- pada sesi penutupan. Dari kedua contoh kasus di atas terlihat bahwa harga saham langsung naik seiring dengan meningkatnya perolehan penjualan dan laba (profit). Karena nilai perusahaan diukur dengan harga saham, maka dapat dikatakan bahwa dengan meningkatnya harga saham maka nilai perusahaan pun meningkat.

Secara fundamental, rasio keuangan untuk kedua perusahaan di atas dapat dilihat pada Tabel 1.1. di bawah.

Tabel 1.1.

Rasio Keuangan PT. Astra International Tbk dan PT. Astra Otoparts Tbk Tahun 2009 dan 2010

(dalam jutaan rupiah)

2009 2010 2009 2010

Total Assets 88,938,000 112,857,000 4,644,939 5,585,852 Total Debt 40,006,000 54,168,000 1,262,292 1,482,705 Total Equities 39,894,000 49,310,000 3,208,778 3,860,827 Total Sales 98,526,000 129,991,000 5,265,798 6,255,109 EBIT 12,756,000 14,725,000 419,991 573,115 TATO 110.78% 115.18% 113.37% 111.98%

BEPR 14.34% 13.05% 9.04% 10.26%

PBV (per Dec, 31) 3.52 4.48 1.38 2.79 Sumber: www.idx.co.id dan www.finance.yahoo.com

ASII AUTO

Tabel 1.1. menunjukkan bahwa nilai perusahaan yang diukur dengan price book value (PBV) untuk ASII dan AUTO meningkat pada tahun 2010 dibanding dengan tahun 2009 namun kenaikan ini tidak seiring dengan kenaikan perputaran aset/total assets turnover (TATO). Perputaran aset dalam hal ini adalah rasio total


(24)

penjualan dibandingkan dengan total aset. Demikian juga kenaikan nilai perusahaan tidak seiring dengan kenaikan profitabilitas. Dalam hal ini profitabilitas diukur dengan

basic earnings power ratio (BEPR).

Secara fundamental, terlihat bahwa rasio perputaran aset dan profitabilitas untuk kedua emiten di atas tidak memperlihatkan pengaruh yang konsisten terhadap nilai perusahaan. Hasil ini berbeda dengan realita yang terjadi di pasar. Namun beberapa penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa perputaran aset mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian Ichsan (2009) dan Widodo (2007) menyatakan bahwa assets turnover memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

Walaupun hasil penelitian Ichsan (2009) menyimpulkan bahwa assets turnover

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, namun koefisien determinasi (r2) hanya sebesar 1,08%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh assets turnover terhadap nilai perusahaan adalah sangat kecil atau dapat dikatakan bahwa pengaruhnya hampir tidak nyata. Oleh karenanya penelitian ini ingin menguji kembali seberapa besar pengaruh assets turnover terhadap nilai perusahaan dan apakah pengaruh di atas signifikan atau tidak. Penelitian ini juga ingin menguji apakah pengaruh di atas disebabkan oleh karena ada mediasi dari variabel lain.

Hasil penelitian lain Kusmayadi (2009) menyimpulkan bahwa total assets turnover memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Selanjutnya, hasil penelitian Hidayati (2010) menyatakan bahwa profitabilitas yang diukur dengan

return on equity memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan


(25)

terhadap profitabilitas dan profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan, maka diperkirakan bahwa profitabilitas mampu memediasi hubungan atau pengaruh perputaran aset terhadap nilai perusahaan. Oleh karenanya penelitian ini ingin menguji pengaruh mediasi profitabilitas dalam hubungan antara perputaran aset terhadap nilai perusahaan. Penelitian mengenai mediasi profitabilitas masih jarang dilakukan khususnya untuk melihat hubungan antara perputaran aset dengan nili perusahaan.

Penelitian-penelitian yang mengambil penjualan sebagai variabel independen sebelumnya telah banyak dilakukan, namun secara spesifik yang menggunakan rasio penjualan khususnya rasio penjualan terhadap total aset sebagai variabel independen belum banyak dilakukan. Penelitian ini mencoba mengambil rasio perputaran aset sebagai variabel independen dan untuk variabel dependen penelitian ini mengambil nilai perusahaan. Penelitian-penelitian sebelumnya banyak menggunakan price book value sebagai parameter nilai perusahaan, tetapi penelitian ini memilih rasio Tobin’s Q sebagai parameter. Alasan memilih rasio Tobin’s Q karena rasio ini memberikan informasi yang lebih akurat dibandingkan dengan price book value. Rasio ini memasukkan unsur-unsur kewajiban dan total aset dalam penghitungannya, tidak hanya menghitung nilai pasar dari ekuitas.

Untuk variabel mediating, penelitian ini mengambil basic earnings power ratio sebagai parameter karena rasio ini memberikan informasi yang lebih akurat mengenai keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba dibandingkan dengan menggunakan return on equity atau return on assets yang mengambil laba bersih sebagai dasar penghitungan. Laba bersih belum tentu mencerminkan keberhasilan


(26)

perusahaan dalam menghasilkan laba karena masih ada unsur-unsur extraordinary items di dalamnya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Apakah perputaran aset berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

b. Apakah perputaran aset berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

a. Menganalisis dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh perputaran aset terhadap nilai perusahaan.

b. Menganalisis dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh perputaran aset terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang membutuhkan yaitu :

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada peneliti tentang pengaruh perputaran aset terhadap nilai perusahaan baik


(27)

pengaruh secara langsung maupun melalui mediasi profitabilitas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi investor, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi karena dengan mengetahui pengaruh dari perputaran aset dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan dapat memberikan gambaran mengenai nilai perusahaan yang sesungguhnya.

3. Bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan khususnya untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan mengetahui pengaruh perputaran aset dan profitabilitas perusahaan terhadap nilai perusahaan.

4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi temuan empiris sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya khususnya di bidang ilmu akuntansi dan keuangan.

1.5. Originalitas Penelitian

Ada beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dengan topik kajian yang sama, yaitu :

a. Variabel yang Diteliti

Variabel independen yang diteliti oleh Ichsan (2009) adalah current ratio, total assets turnover, debt to equity ratio dan return on investment sedangkan variabel dependennya adalah harga saham. Variabel independen yang diteliti oleh Widodo (2007) adalah total assets turnover, inventory turnover, return on assets, return on equity, earnings per share, dan price book value dengan harga saham sebagai variabel


(28)

dependen. Variabel independen yang diteliti oleh House dan Benefield (1995) adalah

sales growth dan income growth sedangkan variabel dependennya adalah harga pasar. Ketiga penelitian terdahulu ini yang meneliti pengaruh perputaran aset (total assets turnover) maupun penjualan terhadap harga pasar saham. Dalam penelitian ini perputaran aset digunakan sebagai sebagai variabel independen. Belum banyak yang secara spesifik meneliti pengaruh perputaran aset terhadap nilai perusahaan.

Variabel independen yang diteliti oleh Kusmayadi (2009) adalah profit margin, total assets turnover, dan equity multiplier sedangkan variabel dependennya adalah profitability (return on equity). Pada umumnya return on assets atau return on equity digunakan sebagai parameter profitabilitas. Penelitian ini mengambil basic earnings power ratio sebagai parameter profitabilitas.

Variabel independen yang diteliti oleh Hidayati (2010) adalah debt to equity ratio, dividend payout ratio, return on equity, dan size, sedangkan variabel dependennya adalah price book value. Variabel independen yang diteliti oleh Defrizal (2005) adalah return on assets, debt to equity ratio, earnings per share, dan net profit margin, sedangkan variabel dependennya adalah price book value. Banyak penelitian sebelumnya mengambil price book value sebagai parameter dan belum banyak yang mengambil rasio Tobin’s Q sebagai parameter nilai perusahaan.

Penelitian-penelitian terdahulu di atas pada umumnya hanya melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan tidak meneliti adanya pengaruh mediasi. Dalam penelitian ini perputaran aset digunakan sebagai variabel independen sedangkan variabel dependennya adalah nilai perusahaan dan profitabilitas dignakan sebagai variabel mediating. Alasan memilih perputaran aset sebagai variabel


(29)

independen adalah karena sesuai dengan definisinya bahwa perputaran aset adalah untuk mengukur seberapa besar tingkat efektivitas/efisiensi perusahaan dalam menggunakan asetnya maka dengan semakin efektif atau efisien suatu perusahaan akan mampu meningkatkan nilai perusahaan. Di samping itu semakin efektif atau efisien suatu perusahaan maka akan mampu meningkatkan profitabilitas. Alasan memilih profitabilitas sebagai variabel mediating adalah karena perputaran aset memiliki pengaruh terhadap profitabilitas dan profitabilitas juga memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.

Dengan demikian perbedaan pada penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

 Penelitian ini mengambil perputaran aset (total assets turnover) sebagai variabel independen dan profitabilitas (basic earnings power ratio digunakan sebagai parameter) sebagai variabel mediating serta nilai perusahaan yang dihitung dengan rasio Tobin’s Q sebagai variabel dependen.

 Pengaruh dari variabel independen perputaran aset terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel mediating belum pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

 Penelitian ini menghitung pengaruh langsung variabel independen terhadap variabel dependen dan juga menghitung pengaruh tidak langsung variabel independen terhadap variabel dependen melalui mediasi variabel mediating.


(30)

b. Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang dilakukan oleh Ichsan (2009) adalah seluruh perusahaan industri farmasi yang tercatat di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2002 – 2004. Obyek penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2007) adalah seluruh perusahaan yang termasuk dalam kelompok Jakarta Islamic Index yang tercatat di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2003 – 2005. Obyek penelitian yang dilakukan oleh House dan Benefield (1995) adalah seluruh perusahaan simluasi yang beroperasi di United States of America pada tahun 1992 –1993. Obyek penelitian yang dilakukan oleh Kusmayadi (2009) adalah seluruh perusahaan food and beverage yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007. Obyek penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2010) adalah seluruh perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 – 2007. Dan obyek penelitian yang dilakukan oleh Defrizal (2005) adalah seluruh perusahaan property yang tercatat di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2002 – 2004 kecuali perusahaan sektor keuangan dan asuransi.

Berbeda dengan penelitian ini, data yang diambil adalah perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam sektor Industri Dasar dan Kimia, Industri Barang Konsumsi, dan Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Alasan pengambilan data hanya kepada sektor industri dikarenakan:

 Bursa Efek Indonesia telah mengelompokkan emiten yang termasuk kelompok industri ke dalam tiga sektor yaitu sektor Industri Dasar dan Kimia, sektor Industri Barang Konsumsi, dan sektor Aneka Industri.


(31)

 penelitian ini fokus kepada perusahaan-perusahaan industri saja yang benar-benar merupakan perusahaan yang memproses hasil produksinya mulai dari bahan baku hingga menjadi barang jadi.

 peneliti yakin interpretasi terhadap analisis laporan keuangan pun relatif lebih homogen apabila menggunakan data dari perusahaan sejenis/sesama industri.

c. Periode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data terakhir laporan keuangan yang diterbitkan oleh emiten Industri Dasar dan Kimia, Industri Barang Konsumsi, dan Aneka Industri yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yaitu dari tahun 2006 sampai dengan 2010. Laporan keuangan yang dimaksud adalah laporan keuangan yang diaudit oleh auditor independen dan dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.


(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan yang diumumkan secara periodik oleh pihak manajemen. Laporan keuangan ini merupakan informasi yang sangat mendasar untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan yang dimaksud dapat dinilai dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Dengan adanya rasio keuangan, para pengguna laporan keuangan dapat menghitung dan menginterpretasikan ukuran-ukuran kewajiban, likuiditas, profitabilitas, manajemen aset, dan nilai pasar perusahaan. Ada 5 jenis rasio keuangan yang biasa digunakan untuk menilai kinerja perusahaan (Atmaja, 2008), yaitu:

a. Leverage ratio, yaitu rasio yang memperlihatkan berapa hutang yang digunakan perusahaan.

b. Liquidity ratio, untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo.

c. Effectivity/efficiency atau turnover atau assets management ratio, mengukur seberapa efisiensi/efektivitas perusahaan dalam mengelola aktivanya.

d. Profitability ratio, mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba.

e. Market value ratio, memperlihatkan bagaimana perusahaan dinilai oleh investor di pasar modal.


(33)

Dengan adanya rasio-rasio keuangan, pengguna laporan keuangan dapat melihat hubungan antara item pada laporan keuangan. Hubungan antara item-item ini dapat digunakan untuk memprediksi nilai suatu perusahaan. Pada penelitian, untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan mediasi variabel mediating, rasio perputaran aset (total assets turnover) yang merupakan salah satu dari effectivity/efficiency ratio diambil sebagai variabel independen, nilai perusahaan yang dinilai dengan market value ratio diambil sebagai variabel dependen, dan profitability ratio digunakan sebagai variabel mediating.

Parameter yang digunakan untuk nilai perusahaan adalah Tobin’s Q ratio yaitu nilai pasar dengan membandingkan nilai pasar saham suatu perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan dengan nilai penggantian aset (asset replacement value) perusahaan. Parameter yang digunakan untuk rasio profitabilitas adalah basic earnings power ratio (BEPR) yaitu persentase dari laba sebelum bunga dan pajak yang diperoleh dari total aset yang dimiliki perusahaan.

2.1.1. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai wajar perusahaan yang menggambarkan persepsi investor terhadap emiten bersangkutan. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004) nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Sedangkan menurut Keown, et al. (2007) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli diartikan sebagai harga pasar atas perusahaan itu sendiri. Di bursa saham, harga pasar berarti


(34)

harga yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap lembar saham perusahaan. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan adalah merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang selalu dikaitkan dengan harga saham.

Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham dan Houston, 2006). Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan tingkat kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan.

Menurut Suharli (2006), ada beberapa pendekatan yang biasa dilakukan untuk menilai perusahaan, di antaranya:

a. Pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau Price Earning Ratio. b. Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas.

c. Pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen. d. Pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva. e. Pendekatan harga saham.

f. Pendekatan Economic Value Added (EVA).

Penelitian ini tidak membahas keseluruhan pendekatan di atas tetapi mencoba meneliti nilai perusahaan dengan pendekatan harga saham dengan menggunakan rasio Tobin’s Q. Alasan memilih rasio Tobin’q dalam penelitian ini untuk mengukur nilai perusahaan adalah karena penghitungan rasio Tobin’s Q lebih rasional mengingat unsur-unsur kewajiban juga dimasukkan sebagai dasar penghitungan.


(35)

Nilai perusahaan dalam beberapa literatur yang dihitung berdasarkan harga saham disebut dengan beberapa istilah di antaranya:

1. Price to Book Value (PBV) yaitu perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham.

2. Market to Book Ratio (MBR)yaitu perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku saham.

3. Market to Book Assets Ratio yaitu ekpektasi pasar tentang nilai dari peluang investasi dan pertumbuhan perusahaan yaitu perbandingan antara nilai pasar aset dengan nilai buku aset.

4. Market Value of Equity yaitu nilai pasar ekuitas perusahaan menurut penilaian para pelaku pasar. Nilai pasar ekuitas adalah jumlah ekuitas (saham beredar) dikali dengan harga per lembar ekuitas.

5. Enterprise value (EV) yaitu nilai kapitalisasi market yang dihitung sebagai nilai kapitalisasi pasar ditambah total kewajiban ditambah minority interest dan saham preferen dikurangi total kas dan ekuivalen kas.

6. Price Earnings Ratio (PER) yaitu harga yang bersedia dibayar oleh pembeli apabila perusahaan itu dijual. PER dapat dirumuskan sebagai PER = Price per Share / Earnings per Share. Menurut Tandelilin (2001) dalam Sari (2005) bahwa pendekatan PER merupakan pendekatan yagn lebih populer dipakai di kalangan analisis saham dan para praktisi. Pendekatan PER disebut juga pendekatan multiplier dimana investor akan menghitung berapa kali nilai earnings yang tercermin dalam harga suatu saham.


(36)

7. Tobin’s Q yaitu nilai pasar dari suatu perusahaan dengan membandingkan nilai pasar suatu perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan dengan nilai penggantian aset (asset replacement value) perusahaan.

Salah satu versi Tobin’s Q yang dimodifikasi dan disederhanakan oleh Chung & Pruitt (1994) terhadap rumus yang dibuat oleh Lindenberg & Ross (1981) dalam Wolfe (2003) adalah:

q = Total Market Value of Firm / Total Asset Value

atau

q = (MVS + D) / TA dimana :

q = Tobin’s Q

MVS = Market value of all outstanding shares, i.e. the firm’s Stock Price * Outstanding Shares.

D = Total Debt TA = Firm’s Assets

Rumus untuk pengukuran rasio ini ditulis ulang menjadi:

(Current Price x Total Shares) + Total Liabilities

Tobin’s Q Ratio = --- Total Assets

Jika nilai pasar semata-mata merefleksikan asset yang tercatat suatu perusahaan maka Tobin’s Q akan sama dengan 1. Jika Tobin’s Q lebih besar dari 1, maka nilai pasar lebih besar dari nilai asset perusahaan yang tercatat. Hal ini menandakan bahwa saham overvalued. Apabila Tobin’s Q kurang dari 1, nilai


(37)

pasarnya lebih kecil dari nilai tercatat asset perusahaan. Ini menandakan bahwa saham

undervalued.

2.1.2. Perputaran Aset

Salah satu ukuran yang terpenting untuk mengukur perputaran semua aset yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aset yang dimiliki adalah rasio perputaran aset (total assets turnover).

Total assets turnover merupakan rasio yang digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aset dalam menghasilkan penjualan (Wild, at al, 1997). Cara menghitungnya adalah dengan membagi total pendapatan atau penjualan dengan rata-rata total aset perusahaan atau dirumuskan sebagai total assets turnover = total penjualan / rata-rata total aset. Rasio ini sangat berguna untuk menghitung nilai penjualan yang dihasilkan perusahaan dari setiap rupiah asetnya. Semakin besar rasio total assets turnover suatu perusahaan maka dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan tersebut semakin baik. Semakin baik kinerja perusahaan maka semakin besar keinginan investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut sehingga memberikan pengaruh positif terhadap harga saham di pasar. Ini berarti akan menaikkan nilai perusahaan.

2.1.3. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan ukuran untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Profitabilitas juga dapat didefinisikan sebagai ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Profitabilitas digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan.


(38)

Menurut Arifin dan Fakhruddin (1999), profitabilitas atau kemampulabaan adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari kegiatan bisnis yang dilakukannya. Laba ini merupakan keuntungan setelah bunga dan pajak yang merupakan laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Menurut Besley dan Brigham (2008), profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang merupakan hasil bersih dari kebijakan-kebijakan dan keputusan-keputusan manajemen baik dalam mengelola likuiditas, aset, maupun kewajiban perusahaan.

Semakin besar tingkat profitabilitas maka semakin baik bagi perusahaan itu sendiri. Semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka semakin besar tingkat kemakmuran yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Semakin besar tingkat kemakmuran yang diberikan oleh perusahaan akan menarik minat investor untuk memiliki perusahaan tersebut dan akan memberikan pengaruh positif terhadap harga saham di pasar. Ini berarti akan menaikkan nilai perusahaan.

Menurut Horne (1995), ada dua tipe rasio profitabilitas, yaitu yang menunjukkan profitabilitas sehubungan dengan penjualan, dan yang menunjukkan profitabilitas sehubungan dengan investasi. Rasio profitabilitas sehubungan dengan penjualan adalah:

a. Gross Profit Margin = (Sales – Cost of Goods Sold) / Sales, dan b. Net Profit Margin = Net Profits after Taxes / Sales.

Rasio profitabilitas sehubungan dengan investasi adalah:

a. Return on Equity (ROE) = (Net Profit after Taxes – Preferred Stock Dividend) / Shareholders Equity.


(39)

b. Return on Assets (ROA) = Net Profits after Taxes / Total Assets, dan

c. Net Operating Profit Rate of Return = Earnings before Interest and Taxes / Total Assets. Rasio ini sering disebut dengan Basic Earnings Power Ratio.

Menurut Atmaja (2008), rasio-rasio yang termasuk dalam rasio profitabilitas adalah:

a. Return on Assets (ROA) = Laba Bersih sesudah Pajak / Aktiva Total b. Return on Equity (ROE) = Laba Bersih sesudah Pajak / Modal Sendiri

c. Net Margin atau Profit Margin on Sales = Laba Bersih sesudah Pajak / Penjualan d. Basic Earning Power (BEP) = Earnings before Interest and Taxes / Rata-rata Total

Aset.

Dalam penelitian ini, parameter profitabilitas yang digunakan adalah basic earnings power ratio (BEPR) yaitu persentase dari laba bersih sebelum bunga dan pajak (earnings before interest and tax/EBIT) yang diperoleh dari penggunaan keseluruhan aset yang dimiliki perusahaan atau dengan kata lain rasio ini mengindikasikan bagaimana aset suatu perusahaan digunakan untuk menghasilkan laba bersih sebelum bunga dan pajak. Rasio ini dihitung dari proporsi laba bersih sebelum bunga dan pajak dibagi dengan rata-rata jumlah aset dan dirumuskan sebagai BEPR = EBIT / Rata-rata Total Aset.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu (Theoritical Mapping)

Berikut ini akan diuraikan beberapa tinjauan dari penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah :


(40)

1. Ichsan (2009) meneliti pengaruh current ratio, total assets turnover, debt to equity ratio dan return on investment terhadap harga saham industri apparel di Bursa Efek Jakarta. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah current ratio, total assets turnover, debt to equity ratio dan return on investment. Sedangkan variabel terikatnya adalah harga saham. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa current ratio, total assets turnover, debt to equity ratio dan return on investment secara parsial masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. 2. Widodo (2007) meneliti tentang analisis pengaruh rasio aktivitas, rasio

profitabilitas, dan rasio pasar terhadap harga saham syariah dalam kelompok

Jakarta Islamic Index Tahun 2003 - 2005. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah total assets turnover, inventory turnover, return on assets, return on equity, earnings per share, dan price book value. Sedangkan variabel terikatnya adalah harga saham. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa total assets turnover, return on assets, return on equity, dan earnings per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

3. House dan Benefield (1995) meneliti pengaruh pertumbuhan penjualan dan laba terhadap harga pasar dari perusahaan-perusahaan industri dan perusahaan yang berbentuk simulasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sales growth dan

income growth sebagai unsur profitabilitas. Sedangkan variabel terikatnya adalah harga pasar saham. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sales growth dan

income growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

4. Kusmayadi (2009) meneliti analisis profit margin, total assets turnover, dan equity multiplier terhadap return on equity. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah


(41)

profit margin, total assets turnover, dan equity multiplier. Sedangkan variabel terikatnya adalah profitability (return on equity). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa profit margin, total assets turnover, dan equity multiplier berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitablility.

5. Hidayati (2010) meneliti pengaruh debt to equity ratio, dividend payout ratio, return on equity, dan size terhadap price book value perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2005 – 2007. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio, dividend payout ratio, return on equity yang merupakan proksi dari profitabilitas, dan size yang menggambarkan aset perusahaan. Sedangkan variabel terikatnya adalah price book value yang menggambarkan nilai perusahaan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa debt to equity ratio dan dividend payout ratio sama-sama memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Sementara itu return on equity dan size

sama-sama memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 6. Defrizal (2005) meneliti analisis pengaruh faktor-faktor fundamental terhadap

harga saham dan perbandingan harga saham dengan nilai normatif. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah return on assets, debt to equity ratio, earnings per share, dan net profit margin. Sedangkan variabel terikatnya adalah price book value. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa return on assets, earnings per share,

dan net profit margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan uraian tersebut maka tinjauan penelitian terdahulu dapat dirangkum pada Tabel 2.1. berikut:


(42)

Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Nama/Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Mohd. Ichsan (2009)

Pengaruh Current Ratio, Total Assets Turnover, Debt to Equity Ratio dan

Return on Investment

terhadap Harga Saham Industri

Apparel di Bursa Efek Jakarta.

Variabel independen:

Current Ratio, Total Assets Turnover, Debt to Equity Ratio

dan Return on Investment.

Variabel dependen: Harga Saham.

Current Ratio, Assets Turnover, Debt to Equity Ratio dan Return on Investment secara parsial masing-masing

berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. 2 Saniman Widodo (2007) Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Pasar terhadap Harga Saham Syariah dalam Kelompok Jakarta Islamic Index Tahun 2003 - 2005.

Variabel independen:

Total Assets

Turnover, Inventory Turnover, Return on Assets, Return on Equity, Earnings Per Share, dan Price Book Value

Variabel dependen: Harga Saham.

Total Assets Turnover, Return on Assets, Return on Equity, dan Earnings Per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

3 William C. House dan Michael E. Benefield

(1995)

The Impact of Sales and Income Growth on Profitability and Market Value Measures in Actual and Simulated Industries.

Variabel independen:

Sales Growth dan

Income Growth. Variabel dependen:

Market Value.

Pada perusahaan Sales growth dan income growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap market value

baik pada actual industries maupun pada

simulated industries. 4 Dedi

Kusmayadi (2009)

Analisis Profit Margin, Total Assets Turnover, dan Equity

Multiplier terhadap

Return on Equity.

Variabel independen:

Profit Margin, Total Assets Turnover, dan

Equity Multiplier. Variabel dependen:

Profitability (Return on Equity).

Profit Margin, Total Assets Turnover, dan

Equity Multiplier

berpengaruh positif dan signifikan terhadap


(43)

Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu (Lanjutan)

No Nama/Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

5 Eva Eko Hidayati

(2010)

Analisis Pengaruh

Debt to Equtiy Ratio, Dividend Payout Ratio, Return on Equity,

dan Size terhadap

Price Book Value

Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia.

Variabel independen:

Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, Return on Equity, dan Size.

Variabel dependen:

Price Book Value

Return on Equity dan Size masing-masing berpengauh positif dan signifikan terhadap

Price Book Value. Debt to Equtiy Ratio dan

Dividend Payout Ratio

masing-masing

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

Price Book Value. 6 Herry Defrizal

(2005) Analisis Pengaruh Faktor-faktor Fundamental terhadap Harga Saham dan Perbandingan Harga Saham dengan Nilai Normatif. Variabel independen:

Return on Assets, Debt to Equity Ratio, Earnings Per Share,

dan Net Profit Margin.

Variabel dependen: Harga Saham.

Return on Assets, Earnings Per Share, dan

Net Profit Margin

berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

Dari hasil penelitian Ichsan (2009) dan Widodo (2007) menyatakan bahwa

assets turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. House dan Benefield (1995) menyatakan bahwa tingkat penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga pasar saham. Kusmayadi (2009) menyatakan bahwa total assets turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hidayati (2010) menyatakan bahwa profitabilitas yang diukur dengan return on equity

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (price book value). Defrizal (2005) menyatakan bahwa profitabilitasyang diukur dengan return on assets


(44)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:

a. perputaran aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. b. perputaran aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. c. profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.


(45)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Prinsip signaling theory mengajarkan bahwa setiap tindakan mengandung informasi (Bhattacharya dan Layton, 1979), misalnya penjelasan pihak manajemen atas keberhasilan perusahaan dalam memperoleh peningkatan laba perusahaan dibandingkan dengan periode sebelumnya pada umumnya akan memberikan reaksi positif kepada investor sehingga akan meningkatkan harga saham di pasar. Penjelasan keberhasilan perusahaan biasanya dibuktikan dengan penyampaian informasi mengenai laporan keuangan. Meskipun informasi tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya, namun setiap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan mengandung arti akan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Prospek perusahaan akan ditangkap sebagai signal untuk menentukan harga saham di pasar dan harga saham akan mencerminkan nilai perusahaan itu sendiri.

Keberhasilan perusahaan biasanya ditunjukkan dengan keberhasilan perusahaan dalam memperoleh pendapatan maupun laba. Pendapatan yang tinggi maupun laba yang tinggi mengindikasikan keberhasilan perusahaan. Namun, keberhasilan suatu perusahaan memperoleh pendapatan maupun laba yang tinggi belum tentu bisa memberikan gambaran bahwa perusahaan tersebut berhasil. Ada kalanya perolehan pendapatan maupun laba suatu perusahaan lebih tinggi dibandingkan perolehan perusahaan lain, namun perolehan ini belum tentu dikatakan lebih baik dibanding perusahaan lain. Oleh karenanya rasio sangat dibutuhkan untuk


(46)

penilaian keberhasilan ini. Salah satu rasio yang biasa digunakan untuk membandingkan perolehan pendapatan adalah perputaran aset yaitu perbandingan antara total penjualan dibandingkan dengan total aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Demikian juga dengan laba, salah satu rasio yang biasa digunakan untuk membandingkan perolehan laba adalah basic earnings power ratio yang merupakan salah satu rasio profitabilitas yaitu perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak dibandingkan dengan total aset yang dimiliki perusahaan tersebut.

Semakin tinggi perputaran aset maka dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan tersebut berarti semakin efektif/efisien. Semakin efektif/efisien kinerja suatu perusahaan berarti akan semakin baik pandangan investor terhadap perusahaan tersebut dan akan semakin naik harga saham/nilai perusahaan tersebut. Dengan demikian berarti bahwa perputaran aset memiliki pengaruh terhadap harga saham/nilai perusahaan.

Semakin tinggi perputaran aset atau semakin efektif/efisien suatu perusahaan berarti semakin rendah proporsi biaya operasional perusahaan sehingga semakin besar proporsi perolehan laba operasional/laba sebelum bunga pajak. Proporsi laba yang dimaksud adalah basic earnings power ratio yaitu laba sebelum bunga pajak dibandingkan dengan total aset. Rasio ini merupakan salah satu rasio profitbailitas. Dengan demikian berarti bahwa perputaran aset memiliki pengaruh terhadap profitabilitas.

Semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan atau semakin besar kemampuan perusahaan memperoleh laba maka akan meningkatkan nilai buku perusahaan. Nilai buku yang tinggi akan dihargai dengan harga pasar yang tinggi juga. Di samping itu,


(47)

profitabilitas yang tinggi tentu akan membeikan harapan yang tinggi bagi investor maupun pemegang saham. Harapan yang tinggi tentu akan diikuti oleh keinginan atau permintaan investor untuk memiliki saham tersebut. Semakin tinggi permintaan akan saham perusahaan tersebut berarti semakin tinggi harga saham tersebut di pasar, berarti semakin tinggi nilai perusahaan tersebut.

Sebagaimana telah diuraikan di atas, maka kerangka pemikiran pada penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

H2 H2

H1

Profitabilitas (M)

Nilai Perusahaan

(Y) Perputaran Aset

(X)

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini menunjukkan hubungan atau pengaruh antara perputaran aset (variabel independen) terhadap nilai perusahaan (variable dependen) dan pengaruh perputaran aset terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas (variabel mediating). Hubungan antara ketiga variabel penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Hubungan antara Perputaran Aset dengan Nilai Perusahaan

Perputaran aset adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas/efisiensi perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan


(48)

menggunakan aset yang dimiliki atau dengan perkataan lain untuk mengukur perputaran semua aset yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari setiap rupiah aset yang digunakan. Oleh karenanya semakin tinggi tingkat perputaran penjualan terhadap aset maka dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan tersebut semakin baik. Dengan semakin baiknya kinerja perusahaan maka akan semakin besar harapan bahwa nilai perusahaan akan meningkat karena kepercayaan para investor atas meningkatnya kinerja perusahaan tersebut. Meningkatnya kepercayaan investor akan meningkatkan nilai perusahaan seiring dengan naiknya harga saham di pasar modal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ichsan (2009) bahwa total assets turnover memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

b. Hubungan antara Perputaran Aset dengan Profitabilitas

Kegiatan perusahaan tidak terlepas dari penggunaan aset perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Perputaran aset (assets turnover) adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan menggunakan aset yang dimilikinya. Semakin tinggi perputaran aset suatu perusahaan maka semakin efisien perusahaan itu menggunakan asetnya.

Perputaran aset digunakan untuk mengukur seberapa efisiennya seluruh aset perusahaan dimanfaatkan dalam menghasilkan pendapatan atau penjualan. Semakin tinggi perputaran aset berarti semakin efisien suatu perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan memanfaatkan aset yang ada. Dari penjualan yang tinggi diharapkan dapat dihasilkan laba yang tinggi pula. Hasil penelitian Kusmayadi (2009)


(49)

membuktikan bahwa perputaran aset memiliki pengaruh yang positif dan siginifikan terhadap profitabilitas perusahaan.

c. Hubungan antara Profitabilitas dengan Nilai Perusahaan

Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan oleh manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan dengan ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan bagaimana perusahaan mampu menghasilkan setiap rupiah keuntungan dengan menggunakan setiap rupiah aset yang dimiliki. Perusahaan yang mampu menghasilkan rasio profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu mengelola kekayaan perusahaan secara optimal.

Signalling theory menyatakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehinggga memicu investor untuk meningkatkan permintaan saham (Bhattacarya dan Layton, 1979). Perusahaan yang mampu menghasilkan profitabilitas tinggi memberikan harapan kepada pemegang saham untuk memperoleh kemakmuran yang lebih tinggi dan dapat meningkatkan minat investor lain untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Dengan semakin tingginya minat investor terhadap kepemilikan saham perusahaan tersebut maka harga pasar saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi. Harga pasar saham yang semakin tinggi mencerminkan nilai perusahaan tersebut pun semakin tinggi. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa profitabilitas memiliki hubungan yang positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian Hidayati (2010) juga menyimpulkan bahwa profitabilitas


(50)

yang diukur dengan return on equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Menurut Modigliani dan Miller (1958) mengenai dividend irrelevance theory

bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besarnya dividend payout ratio

tetapi ditentukan oleh besarnya laba bersih sebelum pajak (earning power) dan tingkat resiko perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan memperoleh laba bersih sebelum pajak akan menjadi sangat menentukan dalam hal penilaian suatu perusahaan. Rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih sebelum pajak adalah basic earnings power ratio yaitu perbandingan antara laba bersih sebelum bunga dan pajak perusahaan dengan rata-rata total aset. Basic earnings power ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aset yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah laba sebelum bunga dan pajak yang diperoleh dari tiap rupiah aset yang digunakan. Oleh karenanya semakin tinggi basic earnings power ratio maka dapat dikatakan bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan semakin besar. Dengan semakin besarnya laba yang diperoleh maka akan semakin besar kemakmuran yang akan dinikmati oleh pemegang saham ataupun investor. Dengan semakin besarnya harapan untuk memperoleh kemakmuran maka akan semakin besar keinginan atau kepercayaan investor lain untuk memiliki saham perusahaan tersebut sehingga nilai perusahaan akan meningkat seiring dengan meningkatnya harga saham di pasar akibat semakin tingginya permintaan.

Melihat perputaran aset memiliki hubungan atau pengaruh terhadap profitabilitas dan profitabilitas juga memiliki hubungan atau pengaruh terhadap nilai


(51)

perusahaan, maka diprediksi bahwa profitabilitas mampu memediasi hubungan atau pengaruh perputaran aset terhadap nilai perusahaan.

3.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah digambarkan dan dijelaskan di atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Perputaran aset berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


(52)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian asosiatif kausal dengan menggunakan jenis data kuantitatif. Menurut Umar (2003) penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perputaran aset terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel mediating.

4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan industri yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menetapkan Bursa Efek Indonesia sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan karena setiap perusahaan publik (emiten) wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Bursa Efek Indonesia dan dipublikasikan kepada umum. Di samping itu, laporan keuangan yang dibuat harus sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Penyampaian laporan keuangan adalah merupakan kewajiban emiten ke Bursa Efek Indonesia sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah bulan Maret 2011 – Juli 2011.


(53)

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang termasuk dalam sektor Industri Dasar dan Kimia, Industri Barang Konsumsi, dan Aneka Industri yang terdaftar di BEI dari tahun 2006 hingga 2010. Alasan memilih melakukan penelitian terhadap perusahaan-perusahaan industri adalah karena peneliti beranggapan bahwa perusahaan industri adalah perusahaan yang operasionalnya lebih kompleks dibandingkan dengan perusahaan jasa ataupun perusahaan dagang. Di samping itu, peneliti yakin bahwa interpretasi terhadap rasio-rasio keuangan relatif akan lebih tepat apabila populasi yang diteliti adalah perusahaan yang jenis operasionalnya relatif sama. Dalam hal ini yang diteliti adalah perusahaan industri dalam arti perusahaan yang memproduksi produknya mulai dari bahan baku hingga barang jadi. Untuk itu penelitian ini membatasi populasi hanya kepada perusahaan yang termasuk ke dalam sektor Industri Dasar Kimia, Industri Barang Konsumsi, dan Aneka Industri dengan alasan untuk memenuhi kriteria di atas. Jumlah populasi dalam penelitian adalah sebanyak 133 perusahaan yaitu perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam sektor Industri Dasar Kimia, Industri Barang Konsumsi, dan Aneka Industri yang telah terdaftar di BEI per 15 April 2011.

Penarikan sampel yang dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan desain sampel non probabilitas dengan metode “judgement sampling”. Judgement sampling adalah salah satu jenis purposive sampling dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota populasi yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2009). Kriteria penarikan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:


(54)

a. Perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam sektor Industri Dasar Kimia, Industri Barang Konsumsi, dan Aneka Industri yang mempublikasikan laporan keuangannya secara berturut-turut selama periode tahun 2006 – 2010.

b. Perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam sektor Industri Dasar Kimia, Industri Barang Konsumsi, dan Aneka Industri yang laporan keuangannya tidak menunjukkan adanya saldo total ekuitas yang negatif.

c. Perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam sektor Industri Dasar Kimia, Industri Barang Konsumsi, dan Aneka Industri yang tidak mengalami laba sebelum bunga dan pajak negatif (rugi) selama periode penelitian.

Hasil dari proses seleksi populasi sesuai dengan kriteria penarikan sampel dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1. Daftar Proses Seleksi Pengambilan Sampel Penelitian

No Keterangan Jumlah

1 2 3 4

Jumlah populasi

Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria penarikan sampel a.

Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria penarikan sampel b.

Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria penarikan sampel c.

133 (30) (29) (2)


(55)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi, dan gabungan keempatnya (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi yaitu dengan mencari data berupa buku, surat kabar, majalah, media elektronik, dan sebagainya. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa pooled data yaitu kombinasi dari times series dan cross section. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan khususnya neraca dan laporan laba rugi. Sumber data pada umumnya diperoleh melalui website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.

4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen (Kuncoro, 2009). Parameter variabel dependen (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diukur menggunakan rasio Tobin’s Q dengan rumus:

(CP x S) + TL Tobin’s Q = ---

TA dimana :

Tobin’s Q = Nilai Perusahaan


(56)

S = Share (jumlah lembar saham) TL = Total Liabilities

TA = Total Assets

Current price yang diambil dalam penelitian ini adalah harga saham pada tanggal 31 Desember. Alasan pemilihan tanggal ini adalah karena laporan keuangan pun dibuat per tanggal 31 Desember. Demikian juga untuk data jumlah lembar saham, total kewajiban, dan total aset yang diambil dalam penelitian ini adalah data yang tercatat dalam laporan keuangan masing-masing emiten per tanggal 31 Desember untuk periode tahun 2006 hingga 2010. Skala pengukuran yang digunakan untuk nilai perusahaan adalah skala rasio.

b. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain (Kuncoro, 2009). Parameter variabel independen (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah perputaran aset/total assets turnover (TATO) yaitu rasio total penjualan terhadap rata-rata total aset pada tahun yang bersangkutan. Rumus untuk variabel ini adalah:

Total Penjualan TATO = ---

Rata-rata Total Aset

Total Aset thn t + Total Aset thn t-1

Rata-rata Total Aset = --- 2


(57)

Data total penjualan dan data total aset yang diambil dalam penelitian ini adalah yang tercatat dalam laporan keuangan masing-masing emiten yang diteliti per tanggal 31 Desember untuk periode tahun 2006 hingga 2010. Skala pengukuran yang digunakan untuk perputaran aset adalah skala rasio.

c. Variabel Mediating

Variabel mediating adalah variabel yang mampu menjelaskan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen melalui variabel ketiga (MacKinnon, 2008). Bentuk mediating pada penelitian ini adalah simple mediating yang berarti hanya menggunakan satu variabel mediating (Preacher dan Hayes, 2008). Variabel mediating (M) yang digunakan adalah profitabilitas yang diukur dengan basic earnings power ratio (BEPR) yaitu perbandingan antara basic earnings power atau laba sebelum bunga dan pajak/earnings before interest and tax (EBIT) terhadap rata-rata total aset pada tahun yang bersangkutan dan dirumuskan:

EBIT

BEPR = --- Rata-rata Total Aset

Data EBIT dan data total aset yang digunakan dalam penelitian ini adalah data per tanggal 31 Desember. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.

Berdasarkan uraian tersebut maka definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.2. di bawah.


(58)

Tabel 4.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Variabel Parameter Skala

Nilai Perusahaan

(Y)

Nilai perusahaan adalah nilai wajar yang menggambarkan persepsi investor terhadap emiten bersangkutan.

Parameter yang dipakai adalah Tobin’s Q.

Tobin’s Q = (CP x S) + TL TA CP = Current Price S = Jumlah lembar saham TL = Total Liabilities

TA = Total Assets

Rasio

Perputaran Aset

(X)

Perputaran aset adalah ukuran yang digunakan untuk

mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya. Parameter yang dipakai adalah Total Assets Turnover (TATO).

TS TATO =

ATA TS = Total Sales

ATA = Average Total Assets

Rasio

Profitabilitas (M)

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari setiap aset yang digunakan. Parameter yang dipakai adalah

Basic Earnings Power Ratio

(BEPR).

EBIT BEPR =

ATA EBIT = Earnings Before Interest and tax

ATA = Average Total Assets

Rasio

4.6. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier (linear regression analysis). Analisis ini


(59)

digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang akan diteliti. Penelitian ini menggambarkan pola hubungan yang mengungkapkan pengaruh seperangkat variabel terhadap variabel lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung melalui variabel lain sebagai variabel mediating. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan alat bantu software SPSS

(Statistical Package Social Science).

Pengujian asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat kedua-duanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan (Situmorang, et al., 2010). Jika variabel tidak terdistribusi secara normal (menceng ke kiri atau menceng ke kanan) maka hasil uji statistik akan terdegradasi. Menurut Santosa dan Ashari (2005), distribusi data disebut berbentuk distribusi normal apabila data memusat pada nilai rata-rata dan median.

Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen dan variabel independen yang digunakan dalam penelitian mempunyai distribusi normal atau tidak (Umar, 2003). Menurut Gozhali (2009), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal dan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau


(60)

tidak. Model regresi yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah model yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Ada dua cara yang bisa digunakan untuk uji normalitas yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

Dengan analisis grafik, uji normalitas residual dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal (Ghozali, 2009) dan ini merupakan cara termudah untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak. Namun demikian apabila hanya melihat histogram, hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Dengan analisis statistik, uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai skewness dan kurtosis dari residual. Skewness berhubungan dengan simetri dengan simetri distribusi, sementara kurtosis distribusi, sementara kurtosis berhubungan dengan berhubungan dengan puncak dari suatu distribusi. Skewed variable (variabel menceng) adalah variabel yang nilai mean-nya tidak di


(61)

tengah-tengah distribusi. Jika variabel terdistribusi secara normal maka nilai skewness dan kurtosis sama dengan nol.

Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Apabila nilai signifikan dari variabel penelitian lebih kecil dari 0,05 berarti distribusi data tidak normal, sebaliknya apabila nilai signifikan dari masing-masing variabel lebih besar dari atau sama dengan 0,05 berarti distribusi data normal.

Jika sebuah variabel mempunyai sebaran data yang tidak normal, maka perlakuan yang dimungkinkan agar menjadi normal (Santoso, 2010) adalah:

(i) Menambah jumlah data.

(ii) Menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data. (iii) Dilakukan transformasi data misalnya mengubah data ke logaritma atau ke bentuk

natural atau bentuk lainnya, kemudian dilakukan pengujian ulang.

(iv) Data diterima apa adanya, memang dianggap tidak normal dan tidak perlu dilakukan berbagai treatment.

Data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasi agar menjadi normal (Gozhali, 2009). Untuk menormalkan data harus diketahui terlebih dahulu bagaimana bentuk grafik histogram dari data yang ada apakah moderate positive skewness, substansial positive skewness, atau severe positive skewness dengan bentuk L dan sebagainya. Dengan mengetahui bentuk grafik histogram data, maka dapat ditentukan bentuk transformasinya. Tabel 4.3. berikut menjelaskan bentuk transformasi yang dapat dilakukan sesuai dengan grafik histogram.


(1)

Lampiran 7b.

Histogram Hasil Uji Normalitas

Total Basic Earnings Power Ratio

Sebelum

Transformasi.

Lampiran 7c.


(2)

Lampiran 8. Uji Kolmogorov-Smirnov sebelum Transformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 288

Mean .0000000

Normal Parametersa,,b

Std. Deviation 1.07575612

Absolute .180

Positive .180

Most Extreme Differences

Negative -.116

Kolmogorov-Smirnov Z 3.050

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Lampiran 9. Statistik Deskriptif Sesudah Transformasi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SMEAN(LnTATO) 288 -1.0158 1.7308 .257147 .4373764

SMEAN(LnBEPR) 288 -4.5469 -.4777 -2.216967 .7477734

SMEAN(LnFVAL) 288 -1.1126 1.8739 .104532 .4903842


(3)

Lampiran 10. Uji Kolmogorov-Smirnov Sesudah Transformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 288

Mean .0000000

Normal Parametersa,,b

Std. Deviation .39506296

Absolute .065

Positive .065

Most Extreme Differences

Negative -.031

Kolmogorov-Smirnov Z 1.104

Asymp. Sig. (2-tailed) .175

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Lampiran 11.

Model Summary Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .592a .351 .346 .3964467 1.896

a. Predictors: (Constant), SMEAN(LnBEPR), SMEAN(LnTATO) b. Dependent Variable: SMEAN(LnFVAL)


(4)

Lampiran 12.

Model Summary Uji Multikolineraritas

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

(Constant) .974 .082 11.937 .000

SMEAN(LnTATO) -.014 .056 -.012 -.244 .808 .911 1.098

1

SMEAN(LnBEPR) .391 .033 .596 11.918 .000 .911 1.098

a. Dependent Variable: SMEAN(LnFVAL)

 

Lampiran 13.

Koefisien Determinasi Persamaan Regresi 1.

 

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .166a .028 .024 .4844379

a. Predictors: (Constant), SMEAN(LnTATO)

Lampiran 14.

Koefisien Beta Persamaan Regresi 1.

 

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .057 .033 1.712 .088


(5)

Lampiran 15.

Koefisien Determinasi Persamaan Regresi 2.

 

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .299a .089 .086 .7148742

a. Predictors: (Constant), SMEAN(LnTATO)

Lampiran 16.

Koefisien Determinasi Persamaan Regresi 2.

 

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -2.348 .049 -48.035 .000

1

SMEAN(LnTATO) .511 .096 .299 5.294 .000

a. Dependent Variable: SMEAN(LnBEPR)

Lampiran 17.

Koefisien Determinasi Persamaan Regresi 3.

 

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .592a .351 .349 .3957943


(6)

Lampiran 18.

Koefisien Determinasi Persamaan Regresi 3.

 

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .966 .073 13.213 .000

1

SMEAN(LnBEPR) .388 .031 .592 12.433 .000

a. Dependent Variable: SMEAN(LnFVAL)

Lampiran 19.

Koefisien Determinasi Persamaan Regresi 4.

 

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .592a .351 .346 .3964467

a. Predictors: (Constant), SMEAN(LnBEPR), SMEAN(LnTATO)

Lampiran 20.

Koefisien Determinasi Persamaan Regresi 4.

 

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .974 .082 11.937 .000

SMEAN(LnTATO) -.014 .056 -.012 -.244 .808


Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 68 88

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

4 14 21

Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada Industri Makanan & Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 5 106

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 15 88

Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada Industri Makanan & Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 1 11

Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada Industri Makanan & Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 2

Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada Industri Makanan & Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 1 8

Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada Industri Makanan & Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 19

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 7

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAN DENGAN PROFILE PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 15