20 5
Mereka belajar secara efektif ketika mereka merasa puas dengan situasi yang terjadi. Mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi,
berinisiatif, dan mengajar anak-anak lainnya. Berdasarkan uraian tersebut pembelajaran yang dirancang oleh
guru harus memperhatikan karakteristik peserta didiknya agar pembelajaran berlangsung dengan optimal sehingga tujuan pembelajaran
yang ditetapkan dapat tercapai. Pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa yaitu kegiatan pembelajarannya berpusat kepada siswa.
Guru memberi kesempatan dan memfasilitasi siswa untuk mengeksplorasi rasa ingin tahu dan kreativitasnya melalui benda-benda konkrit dan sumber
belajar lainnya.
2.1.6 Bilangan Bulat
Dalam pembelajaran matematika tidak dapat terlepas dari istilah bilangan. Bilangan merupakan suatu ide yang bersifat abstrak yang akan
memberikan keterangan mengenai banyaknya suatu kumpulan benda. Bilangan dalam pembelajaran matematika dibedakan menjadi 9, yakni
bilangan Sail atau asli, bilangan prima, bilangan cacah, bilangan bulat, bilangan rasional, bilangan irasional, bilangan riil, bilangan imajiner, dan
bilangan kompleks. Pada penelitian ini, peneliti hanya akan memfokuskan pada bilangan bulat saja.
Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari seluruh bilangan baik negatif, nol, maupun positif. Dalam proses pembelajaran matematika
di sekolah dasar keberadaan bilangan negatif memang perlu dijelaskan.
21 Penggunaan bilangan negatif bertujuan agar siswa mampu mengetahui dan
memahami pengukuran yang bernilai negatif, seperti pengukuran suhu temperatur di daerah kutub, kedalaman laut, dan sebagainya. Selain itu
pembelajaran materi bilangan bulat bertujuan agar siswa mampu menyelesaikan soal-soal terkait dengan operasi hitung pada bilangan bulat
khususnya pada kelas IV yaitu operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Banyak persoalan yang muncul pada sistem bilangan bulat
bagi siswa-siswa sekolah dasar, misalkan mereka akan melakukan operasi hitung, seperti: 4+-7 ; -6+9; -3–6, dan sebagainya. Persoalan yang
muncul dalam kaitannya dengan soal-soal seperti itu, yakni bagaimana memberikan penjelasan dan cara memberikan pengertian operasi tersebut
secara konkrit, pada umumnya siswa dalam berpikir dari hal-hal yang bersifat konkrit menuju hal-hal yang bersifat abstrak.
Menurut Muhsetyo 2007:1.11-1.12, untuk mengenalkan konsep operasi hitung pada sistem bilangan bulat dapat dilakukan melalui tiga
tahap, yaitu tahap pertama pengenalan konsep secara konkrit, tahap kedua pengenalan konsep secara semi konkrit atau semi abstrak, dan tahap ketiga
pengenalan konsep secara abstrak. Dalam tahap pertama ada dua model peragaan yang dapat dikembangkan guru, yaitu model dengan
menggunakan pendekatan himpunan dengan menggunakan alat peraga manik-manik, sedang model kedua menggunakan pendekatan hukum
kekekalan panjang dengan menggunakan alat peraga balok garis bilangan atau pita garis bilangan. Pada tahap kedua, proses operasi hitungnya
22 diarahkan menggunakan gambar manik-manik. Dan pada tahap yang
ketiga siswa baru diperkenalkan dengan konsep-konsep operasi hitung yang bersifat abstrak.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam membelajarkan operasi hitung bilangan bulat kepada siswa sekolah dasar,
guru harus menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi pelajaran, dan membimbing siswa agar dapat menggunakan alat peraga sehingga
siswa dapat berpikir konkrit terhadap materi operasi hitung bilangan bulat serta menjadikan aktif dalam pembelajaran.
2.1.7 Metode Pembelajaran Konvensional