2.4 Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin 2010:4, pembelajaran kooperatif merujuk ke berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam memperlajari materi pembelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling
membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, utntuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam
pemahaman masing-masing. Suherman, dkk 2003:260 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif
mencangkup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan
bersama. Pembelajaran kooperatif menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antarteman sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau
membahas suatu masalah. Menurut Nurhadi dan Senduk dalam Sanjaya 2008 Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan
interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar , tetapi juga sesame siswa.
Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok- kelompok kecil saling membantu satu sama lain Slavin, 2010 :4. Kelas disusun
dalam kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Maksud dari kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran siswa,
jenis kelamin, asal dan tingkat kemampuan.
Ada beberapa hal yang harus dipenuhi agar pembelajaran kooperatif dapat berlangsung dengan baik dan siswa lebih bekerja secara kooperatif
Suherman,dkk 2003:260. Hal-hal tersebut meliputi: a. Para siswa yang tergabung dalam kelompok harus merasa bahwa mereka
merupakan bagian dari kelompok yang mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai.
b. Para siswa yang tergabung dalam kelompok harus menyadari bahwa masalah yang mereka hadapi adalah masalah kelompok, dan berhasil atau tidaknya
kelompok itu akan menjadi tanggung jawab bersama oleh seluruh anggota kelompok itu.
c. Untuk mencapai hasil maksimum, para siswa yang tergabung dalam kelompok itu harus berbicara atau berinteraksi dalam mendiskusikan masalah
yang dihadapi. d. Para siswa yang tergabung dalam kelompok harus menyadari bahwa setiap
pekerjaan siswa mempunyai akibat langsung pada keberhasilan kelompoknya. Peranan guru dalam pembelajaran kelompok adalah membentuk kelompok,
merencanakan tugas kelompok, memotivasi, memberikan bimbingan pada setiap kelompok, dan memberikan evaluasi.
Menurut Dimyati dan Mudjiono 2002:195 pembelajaran kelompok- kelompok kecil merupakan perbaikan dari kelemahan pembelajaran secara
klasikal. Adapun tujuan pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil adalah sebagai berikut:
a. Memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional.
b. Mengembangkan sikap sosial dan semangat bergotong-royong dalam kehidupan.
c. Mendinamiskan kegiatan kelompok dalam belajar sehingga anggota merasa diri mereka sebagai bagian yang bertanggungjawab.
d. Mengembangkan kemampuan kepemimpinan pada setiap anggota kelompok dalam memecahkan masalah.
Pembelajaran kooperatif dalam akuntansi akan dapat membantu para siswa meningkatkan kemampuan siswa dalam akuntansi. Para siswa secara individu
akan membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah akuntansi, sehingga akan mengurangi bahkan menghilangkan
rasa cemas terhadap akuntansi yang banyak dialami siswa. Dengan menonjolkan interaksi dalam kelompok, model pembelajaran ini dapat membuat siswa
menerima siswa lain yang berkemampuan dan berlatar belakang yang berbeda. Berikut contoh jenis-jenis pembelajaran kooperatif : 1 Student Team
Achievement Divisions STAD, 2 Team Game Tournament TGT, 3 Team
Assisted Individualization TAI, 4 Cooperative Integrated Reading and
Composition CIRC dan lain sebagainya.
2.5 Metode Pembelajaran STAD