Hasil Uji Wilcoxon Evaluasi Pelaksanaan Bimbingan Kelompok

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri siswa kelas X SMK N 1 Jambu dapat meningkat setelah diberikan layanan bimbingan kelompok selama delapan kali pertemuan dengan materi yang berkaitan dengan peningkatan kepercayaan diri.

4.2.4 Hasil Uji Wilcoxon

Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kepercayaan diri adalah dengan menggunakan statistik non parametrik, yaitu uji wilcoxon. Alasan penggunaannya adalah karena data penelitian berbentuk ordinal atau berjenjang Sugiyono, 2008: 4. Tabel 4.8 Tabel Hasil Uji Wilcoxon PERHITUNGAN UJI WILCOXON Kode Resp. Pre-Test X1 Post-Test X2 Selisih X2 – X1 Jenjang Tanda Jenjang + - R-01 184 195 11 7 7 R-27 144 168 24 9 9 R-28 187 187 1 1 R-32 194 208 14 8 8 R-33 151 159 8 5 5 R-135 152 156 4 3 3 R-148 143 148 5 4 4 R-152 149 158 9 6 6 R-164 167 194 27 10 10 R-168 161 162 1 2 2 Jumlah 55 Diketahui : T = 0 n = 10 Maka nilai Z adalah : Z = qt M t P 24 1 2 1 4 1 n n n n n T Keterangan : Z = uji wilcoxon T = jumlah jenjang yang kecil n = jumlah sampel Z = qt M t P 24 1 10 2 1 10 10 4 1 10 10 Z = qt M t P 24 21 110 5 , 27 Z = qt M t P 25 , 96 5 , 27 Z = qt M t P 803 , 2 81 , 9 5 , 27 Dari hasil perhitungan dengan menggunakan analisis uji wilcoxon diperoleh Z hitung =

2, 803 dan Z

tabel = 1,96 sehingga Z hitung Z tabel . Dengan demikian maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil tersebut menunjukkan tingkat kepercayaan diri siswa kelas X SMK N 1 Jambu meningkat setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok. Dengan kata lain kepercayaan diri siswa dapat ditingkatkan melalui pemberian layanan bimbingan kelompok.

4.2.5 Evaluasi Pelaksanaan Bimbingan Kelompok

Setelah dilakukan pengamatan pada 10 anggota kelompok selama proses pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan delapan kali pertemuan, selanjutnya di bawah ini ditampilkan tabel deskripsi hasil pengamatan peningkatan kepercayaan diri untuk sepuluh anggota bimbingan kelompok selama mengikuti layanan bimbingan kelompok dalam 8 kali pertemuan, yaitu : Tabel 4.9 Deskripsi Peningkatan Kepercayaan Diri No Nama Deskripsi Perkembangan Peningkatan Kepercayaan Diri siswa SMK N 1 Jambu Agus Kondisi awal kepercayaan diri siswa sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok, tiap karakteristiknya yaitu; Cinta diri sedang, Pemahaman Diri sedang, Tujuan yang jelas sedang, Komunikasi meliputi sedang, Penampilan diri sedang, Pengendalian perasaan sedang. Pada saat pelaksanaan bimbingan kelompok pada pertemuan pertama dan kedua Ag masih takut untuk mengemukakan pendapat dan belum akrab dengan teman satu kelompok yang belum dikenalnya. Namun setelah pertemuan ketiga sampai pertemuan kelima Ag menunjukkan beberapa perkembangan, Ag menunjukkan perkembangan pada indikator bangga atas sifat-sifat baik yang dimiliki seperti berani mengemukakan pendapat dihadapan orang yang belum dikenalnya dan mau mendengarkan orang lain. Pada pertemuan ketiga sampai kelima Ag dapat terbuka dan berinteraksi dengan teman-teman yang baru dikenalnya di dalam kelompok. Ag juga menunjukkan perkembangan indikator yang sama dengan munculnya indikator lain yaitu merasa senang dekat dengan teman-teman sebayanya, Ag juga aktif mengemukakan pendapatnya dihadapan teman-teman barunya dalam pembahasan materi tentang “memahami diri sendiri”. Pada akhir pertemuan yaitu pertemuan ketujuh dan kedelapan Ag menunjukkan adanya peningkatan indikator saling memahami perasaan satu sama lain dengan menunjukkan sikap senang memiliki teman yang baru dan mudah beradaptasi dengan teman-teman baru dalam bimbingan kelompok. Pada pertemuan ketujuh dan kedelapan ini Ag sudah mengalami perkembangan pada seluruh indikator yang pada pertemuan pertama dan kedua belum berkembang, pada pertemuan ketiga sampai kedelapan Ag mengalami peningkatan. Ag mau berbicara tanpa rasa takut, menghormati pendapat teman- temannya, dan Ag sedikit merubah penampilannya pada pertemuan ke enam dan ketujuh. Kondisi akhir kepercayaan diri siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok, tiap karakteristiknya yaitu ; Cinta diri Tinggi, Pemahaman Diri sedang, Tujuan yang jelas sedang, Komunikasi tinggi, Penampilan diri tinggi, Pengendalian perasaan tinggi. Terlihat bahwa Ag mengalami peningkatan kepercayaan diri yang tinggi, karena Ag semangat dan sangat antusias mengikuti bimbingan kelompok. Ag juga tidak takut dalam mengemukakan pendapat dan memberi saran pada teman-temannya. Hal tersebut dibuktikan pada persentase pada kondisi akhir Ag Ragil Kondisi awal kepercayaan diri siswa sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok, tiap karakteristiknya yaitu ; Cinta diri rendah, Pemahaman Diri rendah, Tujuan yang jelas rendah, Komunikasi sedang, Penampilan diri sedang, Pengendalian perasaan rendah. Pada awal pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan pertama dan kedua Ra belum menunjukkan perkembangan pada indikator manapun. Ra tidak berani untuk mengemukakan pendapatnya sendiri dan belum bisa terbuka dengan orang lain. Pada pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan ketiga sampai pertemuan keempat Ra sudah menunjukkan perkembangan pada indikator penilaian kekurangan dan kelebihan diri sendiri dengan menunjukkan adanya sikap mulai mau berbicara dengan temannya dan bertukar pikiran, Ra juga sudah mau mengenal dan memperhatikan orang lain ketika orang lain berbicara, Ra juga mau berbagi pengalaman dengan teman-temannya dan menghormati pendapat teman-temannya. Ra kembali mengalami kemajuan pada indikator terbuka dengan orang lain dan diri sendiri, penerimaan kelebihan dan kekurangan diri sendiri dengan menunjukkan sikap seperti membela temannya yang dihina pendapatnya dan mau mengibur teman yang sedang bersedih karena pendapatnya dihina dalam pembahasan materi tentang “ Terbuka dengan orang lain”. Namun pada pertemuan kelima, Ra mengalami penurunan yang pada pertemuan ketiga dan keempat Ra sudah menunjukkan rasa percaya dirinya pada pertemuan kelima Ra menunjukkan sikap ingin selalu berada pada urutan terakhir ketika diminta pendapatnya dan tidak mau mengutarakan pendapatnya. Pada pertemuan keenam sampai pertemuan kedelapan Ra menunjukkan perkembangan indikator yang sebelumnya belum nampak yaitu mau terbuka dengan teman-temanya dan Ra menunjukkan perkembangan indikator lain dengan berbicara fasih dan tanpa rasa takut didepan teman-temannya. Pada pertemuan ketujuh dan kedelapan, semua indikator atau unsur kepercayaan diri sudah mengalami perkembangan. Kondisi Akhir kepercayaan diri siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok, tiap karakteristiknya yaitu ; Cinta diri sedang, Pemahaman Diri rendah, Tujuan yang jelas sedang, Komunikasi sedang, Penampilan diri sedang, Pengendalian perasaan tinggi. Rizky Kondisi awal kepercayaan diri Rizky sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok, tiap karakteristiknya yaitu ; Cinta diri sedang, Pemahaman Diri sedang, Tujuan yang jelas tinggi, Komunikasi sedang, Penampilan diri sedang, Pengendalian perasaan rendah. Pada pertemuan pertama dan Ri sudah berani mengemukakan pendapat dihadapan orang yang belum dikenalnya, berani bertanya dan menerima saran yang diberikan teman-temannya, dan mau mendengarkan orang lain. Pada pertemuan kedua sampai pertemuan kedelapan Ri mampu menciptakan pembicaraan yang menyenangkan dengan mengekspresikan diri melalui bahasa tubuhnya dan nada suaranya pada saat permainan selingan dalam bimbingan kelompok ditenggah pembahasan materi. Namun pada pertemuan ke enam Ri mengalami perkembangan pada indikator menyadari dampak gaya hidupnya dengan merubah penampilan yang pada pertemuan pertama sampai pertemuan kelima Ri menggunakan teli sepatu dengan warna berbeda menjadi sama warnanya, rambut yang tidak pernah disisir menjadi rapi, kancing baju yang tidak pernah dibenahi sampai atas pada pertemuan keenam menunjukkan perubahan. Pada pertemuan ketujuh dan pertemuan kedelapan semua indikator sudah mengalami perkembangan. Kondisi akhir kepercayaan diri Rizky setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok, tiap karakteristiknya yaitu ; Cinta diri sedang, Pemahaman Diri Rendah, Tujuan yang jelas sedang, Komunikasi sedang, Penampilan diri tinggi, Pengendalian perasaan sedang. . Triman to Kondisi awal kepercayaan diri Tri sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok, tiap karakteristiknya yaitu; Cinta diri sedang, Pemahaman Diri sedang, Tujuan yang jelas tinggi, Komunikasi tinggi, Penampilan diri tinggi, Pengendalian perasaan sedang. Pada pertemuan pertama Tr sudah berani berbicara dan mengemukakan pendapat di hadapan teman-teman yang baru dikenalnya. Pada pertemuan kedua sampai keempat Tr menunjukkan perkembangan pada indikator yang belum muncul pada pertemuan pertama yaitu senang bertukar pikiran dengan orang lain, mau mendengarkan orang lain, dan mau menerima saran yang diberikan oleh teman- temannya ketika membahas materi pertemuan ketiga. Selanjutnya pada pertemuan kelima sampai pertemuan kedelapan Tr sudah mengalami perkembangan pada semua indikator, semua unsur atau indikator kepercayaan diri sudah mengalami perkembangan. Pasa setiap pertemuan Tr selalu aktif dalam mengemukakan pendapatnya dan selalu mendengarkan teman-temannya, Tr tidak pernah berbicara sendiri ketika teman lain sedang berbicara, Tr juga lebih percaya diri dalam bergaul, berpendapat, berpenampilan dan berkomunikasi dengan kelompok yang baru dikenalnya. Tr selalu membuat pembicaraan dalam bimbingan kelompok hidup dan menyenangkan karena Tr adalah anak yang pandai melucu sehingga menghibur teman-teman dalam satu kelompok. Kondisi akhir kepercayaan diri Tri setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok, tiap karakteristiknya yaitu; Cinta diri tinggi, Pemahaman Diri tinggi, Tujuan yang jelas tinggi, Komunikasi tinggi, Penampilan diri tinggi, Pengendalian perasaan tinggi. Terlihat bahwa Tr mengalami peningkatan kepercayaan diri yang tinggi, karena Tr samgat antusias mengikuti bimbingan kelompok. Tr juga tidak takut dalam mengemukakan pendapat dan memberi saran pada teman-temannya. Hal tersebut dibuktikan pada persentase pada kondisi akhir Tr. Wahid Igar Kondisi awal kepercayaan diri Wahid sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok, tiap karakteristiknya yaitu; Cinta diri rendah, Pemahaman Diri rendah, Tujuan yang jelas sedang, Komunikasi rendah, Penampilan diri sedang, Pengendalian perasaan rendah. Pada pertemuan pertama Wa tidak mau berbicara ketika teman-teman mengemukakan gagasan dan pendapatnya. Wa hanya menjawab “sama‟ jika ditanya tentang pendapatnya. Namun pada pertemuan pekedua dan ketiga terlihat ada indikator yang muncul yaitu mau mendengarkan orang lain, Wa mau memperhatikan temannya ketika berbicara dan tidak berbicara sendiri, Wa mau menerima saran yang diberikan oleh teman-temannya, mau bertukar pikiran, dan Wa merasa senang dekat dengan teman-temannya. Pertemuan keempat Wa mengalami penurunan, yang pada pertemuan kedua dan ketiga terlihat pada pertemuanl ini Wa tidak berani mengajukan pendapatnya karena takut salah. Pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan kelima sampai kedelapan, Wa mengalami perkembangan pada indikator penilaian kelebihan dan kekurangan diri sendiri dan juga respon yang sesuai antara orang yang berkepercayaan diri dengan sasaran kepercayaan diri. Hampir semua indikator atau unsur kepercayaan diri sudah berkembang, dan pada pertemuan terakhir semua indikator atau unsur kepercayaan diri sudah mengalami perkembangan. Wa mau mendengarkan temannya ketika berbicara, Wa mau mengemukakan pendapatnya, Wa merubah penampilannya dan lebih sopan ketika bertemu dengan guru. Kondisi akhir kepercayaan diri Wahid setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok, tiap karakteristiknya yaitu; Cinta diri sedang, Pemahaman Diri sedang, Tujuan yang jelas sedang, Komunikasi rendah, Penampilan diri sedang, Pengendalian perasaan rendah. Arrafi Kondisi awal kepercayaan diri arrafi sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok, tiap karakteristiknya yaitu; Cinta diri sedang, Pemahaman Diri rendah, Tujuan yang jelas sedang, Komunikasi rendah, Penampilan diri rendah, Pengendalian perasaan rendah. Pertemuan pertama dan kedua Ar hanya diam dan mengikuti kegiatan yang sedang berlangsung. Ar tidak berani berbicara dan belum ada indikator yang berkembang. Pada pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan ketiga sampai kelima sudah ada perkembangan, Ar sudah mau berbicara dan mengemukakan pendapatnya ketika teman-teman membahas topik permasalahan, Ar sudah mau bercerita, bergaul, dan mampu berbicara secara fasih dan tanpa rasa takut dihadapan teman-temannya. Pada pertemuan keenam sampai kedelapan hampir semua indikator atau unsur kepercayaan diri sudah berkembang. Dan pada pertemuan terakhir semua indikator atau unsur kepercayaan diri sudah mengalami perkembangan termasuk indikator yang belum muncul pada pertemuan sebelumnya yaitu indikator menyadari dampak gaya hidupnya. Hal ini ditunjukkan dari penampilan Ar yang rapi dalam mengenakan kerudung dan sesuai denga baju seragam yang sedang dipakainya. Hal ini membuktikan bahwa Ar mengalami perkembangan pada indikator menyadari dampak gaya hidupnya. Kondisi akhir kepercayaan diri Arrafi setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok, tiap karakteristiknya yaitu; Cinta diri sedang, Pemahaman Diri sedang, Tujuan yang jelas sedang, Komunikasi sedang, Penampilan diri rendah, Pengendalian perasaan rendah. Fa’ijan ah Kondisi awal kepercayaan diri Fa‟i sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok, tiap karakteristiknya yaitu ; Cinta diri rendah, Pemahaman Diri rendah, Tujuan yang jelas rendah, Komunikasi sedang, Penampilan diri rendah, Pengendalian perasaan rendah. Pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga Fa memang selalu diam dan tidak mau berbicara ataupun mengemukakan pendapatnya. Fa juga tidak mau menjawab ketika ditannya oleh pemimpin kelompok. Namun pada pertemuan keempat Fa sudah mau berbicara, bergaul, dan mengemukakan pendapatnya, mau berbagi pengalaman dan cara mengentaskan pengalaman tersebut pada pertengahan kegiatan bimbingan kelompok. Pertemuan berikutnya pada pertemuan kelima, keenam, sampai pertemuan kedelapan semua indikator atau unsur kepercayaan diri sudah mengalami perkembangan, hanya saja Fa masih takut berpendapat dan bertanya jika belum ditunjuk oleh teman atau pemimpin kelompok untuk mengemukakan pendapatnya, dan pada indikator penilaian kelebihan dan kekurangan diri sendiri serta memiliki motivasi yang kuat belum bisa berkembang. Kondisi ak hir kepercayaan diri Fa‟i setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok, tiap karakteristiknya yaitu; Cinta diri rendah, Pemahaman Diri sedang, Tujuan yang jelas sedang, Komunikasi sedang, Penampilan diri sedang, Pengendalian rendah. Inda Kondisi awal kepercayaan diri Inda sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok, tiap karakteristiknya yaitu; Cinta diri rendah, Pemahaman Diri rendah, Tujuan yang jelas sedang, Komunikasi sedang, Penampilan diri sedang, Pengendalian perasaan rendah. Pada pertemuan pertama dan kedua Inda sudah mau berbicara dan mau berbagi pengalaman pribadinya dan caranya mengatasi permasalahan tersebut. Pada pertemuan ketiga sampai pertemuan keenam terdapat indikator yang sama sekali belum berkembang pada pertemuan sebelumnya yaitu indikator menyadari dampak gaya hidupnya. Pada pertemuan ini Inda mengalami perkembangan pada indikator penilaian kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Pada pertemuan ketujuh dan kedelapan semua indikator atau unsur kepercayaan diri sudah mengalami perkembangan. Dan pada pertemuan terakhir, indikator penilaian kelebihan dan kekurangan diri sendiri mengalami penurunan, sedangkan indikator lainnya sudah mengalami perkembangan. Kondisi akhir kepercayaan diri Inda setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok, tiap karakteristiknya yaitu; Cinta diri rendah, Pemahaman Diri sedang, Tujuan yang jelas sedang, Komunikasi sedang, Penampilan diri sedang, Pengendalian perasaan rendah. Sri Kondisi awal kepercayaan diri Sri sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok, tiap karakteristiknya yaitu; Cinta diri sedang, Pemahaman Diri rendah, Tujuan yang jelas tinggi, Komunikasi sedang, Penampilan diri sedang, Pengendalian perasaan rendah. Pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga Sri memang tidak mau berbicara ataupun berbagi pengalaman dengan teman-temannya, namun ada beberapa indikator yang berkembang ketika bimbingan kelompok sedang berlangsung Sr mau mendengarkan orang lain. Dan pada pertemuan keempat sampai keenam Sr sudah mau berbicara dan berinteraksi dengan teman dalam satu kelompok. Selanjutnya pada pertemuan ketujuh dan kedelapan, indikator yang mengalami perkembangan yaitu hampir semua indikator kecuali penilaian kelebihan dan kekurangan diri sendiri, terbuka dengan orang lain. Dan pada pertemuan ketujuh dan kedelapan semua indikator atau unsur kepercayaan diri sudah mengalami perkembangan. Kondisi akhir kepercayaan diri Sri setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok, tiap karakteristiknya yaitu; Cinta diri sedang, Pemahaman Diri sedang, Tujuan yang jelas tinggi, Komunikasi sedang, Penampilan diri sedang, Pengendalian perasaan tinggi. Yustina Kondisi awal kepercayaan diri Yustina sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok, tiap karakteristiknya yaitu; Cinta diri sedang, Pemahaman Diri rendah, Tujuan yang jelas sedang, Komunikasi sedang, Penampilan diri sedang, Pengendalian perasaan sedang. Pada pertemuan pertama, Y sudah berani mengajukan pendapat tanpa diminta. Y juga berani memberi saran dan terbuka dengan teman satu krlompok yang belum dikenalnya. Pada pertemuan kedua sampai kelima hampir semua indikator atau unsur kepercayaan diri sudah mengalami perkembangan. Dan pada pertemuan keenam, ketujuh, dan kedelapan semua indikator atau unsur kepercayaan diri sudah mengalami perkembangan. Kondisi akhir kepercayaan diri Yustina setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok, tiap karakteristiknya yaitu; Cinta sedang, Pemahaman Diri rendah, Tujuan yang jelas sedang, Komunikasi sedang, Penampilan diri sedang, Pengendalian perasaan rendah. Untuk analisis dari pengamatan yang dilakukan selama proses pelaksanaan bimbingan kelompok terhadap responden, maka akan dipaparkan hasil pengamatan selama proses bimbingan kelompok dari pertemuan pertama sampai pertemuan ke delapan. Di bawah ini diterangkan hasil evaluasi pelaksanaan bimbingan kelompok yang dilakukan dengan melakukan pengamatan selama proses pelaksanaan bimbingan kelompok dalam delapan kali pertemuan : 1. Pertemuan 1, Kamis, 18 Agustus 2011 a. Tahap Pembentukan 1 Praktikan mengucapkan salam, menanyakan kabar anggota kelompok dan mengucapkan terimakasih atas keikutsertaan anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Setelah hal tersebut praktikan membuka pembicaraan dalam kelompok dengan topik tugas. 2 Praktikan menjelaskan tentang pengertian, tujuan dan asas-asas yang digunakan dalam bimbingan kelompok. 3 Saling memperkenalkan diri baik praktikan sebagai pemimpin kelompok maupun konseli sebagai anggota kelompok. 4 Mengadakan kontrak waktu dengan anggota kelompok. Dan disepakati 45-50 menit. 5 Anggota kelompok terlihat tegang dan ada yang terlihat bosan, maka pemimpin kelompok mengadakan permainan “gerak terbalik”. Anggota kelompok terlihat antusias mengikuti permainan tersebut. b. Tahap Peralihan Tahap peralihan pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, kemudian pemimpin kelompok bertanya kepada anggota kelompok bagaimana kesiapan untuk masuk tahap selanjutnya dan anggota kelompok siap untuk memasuki tahap kegiatan. c. Tahap Kegiatan Tahap kegiatan, pemimpin kelompok menjelaskan materi yang akan dibahas atau disampaikan yaitu topik tugas “Bangga atas sifat – sifat baik yang dimiliki” sebelum menyampaikan materi kepada anggota kelompok, pemimpin kelompok menanyakan tentang „siapa yang memiliki pribadi baik pada diri masing-masing‟?. Kemudian pemimpin kelompok menjelaskan sedikit apa itu cinta diri dan bagaimana cara untuk menghargai sifat – sifat baik yang dimilikii dan selanjutnya anggota kelompok yang membahas lebih lanjut tentang diri mereka masing-masing baik kelemahan dan kelebihan yang dimiliki masing-masing anggota kelompok. Ra berpendapat bahwa dirinya mudah merasa iba dengan orang lain, namun memiliki kelemahan selalu ragu-ragu untuk menolongorang lain. Ri dan In juga memiliki kelemahan yang hampir sama dengan Ra. Lain halnya Fa, Ar, Sr, Tr, Yus,Ag dan Wa merasa dirinya pemalu karena memiliki kekurangan. Kemudian Ra berpendapat bahwa kekurangan tidak usah dipikirkan dan cuek dengan pendapat orang lain. Menurut Ra dia harus merubah kelemahan menjadi kelebihan. Pembahasan semakin hidup dengan adanya suasana humor dari celotehan anggota kelompok, namun pemimpin kelompok tetap mengarahkan agar pembahasan tidak keluar dari topik. Pemimpin kelompok meminta setiap anggota kelompok untuk mengutarakan kelebihan dan kelemahan masing-masing dan sifat baik dan buruk yang pernah mereka lakukan kemudian kelebihan dan kelemahan itu dibahas bersama untuk lebih memaksimalkan kelebihan dan juga memperbaiki kelemahan yang dimiliki. Kemudian setelah pembahasan dirasa anggota kelompok cukup mengerti tentang perlunya mencintai diri sendiri dan bangga atas sifat- sifat baik yang dimilikinya, pemimpin kelompok menyimpulkan hasil dari pembahasan. Di samping itu, pemimpin kelompok juga mengamati siapa saja anggota kelompok yang aktif berpendapat dan yang masih belum mau untuk berpendapat. d. Tahap Pengakhiran Tahap pengakhiran pemimpin kelompok kembali menyimpulkan hasil pembahasan yang telah disampaikan, menanyakan perasaan, pemahaman, dan hal yang akan dilakukan setelah mendapatkan materi layanan bimbingan kelompok, kemudian pemimpin kelompok menanyakan kegiatan lanjutan dan kesepakatan waktu. Pelaksanaan bimbingan kelompok pertemuan pertama masih belum efektif karena anggota kelompok masih dalam penyesuaian diri karena mereka belum pernah melakukan bimbingan kelompok sebelumnya. Untuk mencairkan suasana, pemimpin kelompok dan anggota kelompok saling memperkenalkan diri dan diselingi dengan obrolan bebas agar terjalin keakraban dan mengurangi kecanggungan dari anggota. Diantara 10 anggota yang belum aktif untuk berpendapat ada 7, yaitu Fa, Ar, Sr, Tr, Yus,Ag dan Wa. 2. Pertemuan 2, Sabtu, 20 Agustus 2011 a. Tahap Pembentukan Tahap pembentukan yang diisi dengan penyampaian tentang maksud, pengertian, tujuan, fungsi, asas dan tata cara pelaksanaan pelaksaan bimbingan kelompok, kemudian memperkenalkan diri dan memimpin perkenalan anggota kelompok. Kemudian mengadakan permainan “Bermain Kata” b. Tahap Peralihan Tahap peralihan pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, kemudian pemimpin kelompok bertanya kepada anggota kelompok bagaimana kesiapan untuk masuk tahap selanjutnya dan anggota kelompok siap untuk memasuki tahap kegiatan. c. Tahap Kegiatan Tahap kegiatan, pemimpin kelompok menjelaskan materi yang akan dibahas atau disampaikan yaitu topik tugas “Pemahaman Diri” sebelum menyampaikan materi kepada anggota kelompok, pemimpin kelompok menanyakan tentang „siapa yang sudah mengetahui diri kalian masing- masing‟?. Kemudian semua anggota kelompok diam dan menggelengkan kepala pertanda belum mengetahui diri mereka masing-masing. Lalu pemimpin kelompok menjelaskan sedikit apa itu pemahaman diri dan bagaimana cara untuk mengenal diri dan selanjutnya anggota kelompok yang membahas lebih lanjut tentang diri mereka masing-masing baik kelemahan dan kelebihan yang dimiliki masing-masing anggota kelompok. Sr berpendapat bahwa dirinya pintar mengaji, namun memiliki kelemahan dalam menerima pelajaran. Ag dan Ri juga memiliki kelemahan kurang dalam menerima pelajaran, Fa ingin menjadi seorang desainer karena dirinya senang mendesain gambar pakaian. Lanjut lagi Ra berpendapat dirinya ingin menjadi pengusaha, namun dia memiliki kelemahan kurang bisa berkomunikasi dengan baik. Lain halnya Tr, In, Yus, dan Wa merasa dirinya pemalu karena memiliki kekurangan dalam melakukan segala hal. Kemudian setelah pembahasan dirasa anggota kelompok cukup mengerti tentang pemahaman diri, pemimpin kelompok menyimpulkan hasil dari pembahasan. Di samping itu, pemimpin kelompok juga mengamati siapa saja anggota kelompok yang aktif berpendapat dan yang masih belum mau untuk berpendapat. d. Tahap Pengakhiran Tahap pengakhiran pemimpin kelompok menyimpulkan hasil pembahasan yang telah disampaikan, menanyakan perasaan, pemahaman, dan hal yang akan dilakukan setelah mendapatkan materi layanan bimbingan kelompok, kemudian pemimpin kelompok menanyakan kegiatan lanjutan dan kesepakatan waktu. Pelaksanaan bimbingan kelompok pertemuan kedua sudah lebih baik karena anggota kelompok sudah mulai memahami pelaksanaan bimbingan kelompok. Anggota kelompok terlihat lebih rileks dan mau untuk berpendapat walaupun masih terlihat ragu-ragu. 3. Pertemuan 3, Senin, 22 Agustus 2011 a. Tahap Pembentukan Tahap pembentukan yang diisi dengan penyampaian tentang maksud, pengertian, tujuan, fungsi, asas dan tata cara pelaksanaan pelaksaan bimbingan kelompok serta kontrak waktu. Kemudian dilanjutkan dengan permainan yang bertujuan untuk menciptakan keakraban anggota kelompok. Pada tahap pembentukan anggota kelompok sedikit terlihat tegang namun sudah tidak bingung lagi karena sudah melakukan kegiatan ini sebelumnya. Namun, untuk mencairkan suasana pemimpin kelompok mengadakan permainan “Merangkai Kata”, setelah permainan suasana mulai cair dan rileks, pemimpin kelompok melanjutkan ke tahap peralihan. b. Tahap Peralihan Pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, kemudian pemimpin kelompok bertanya kepada anggota kelompok bagaimana kesiapan untuk masuk tahap selanjutnya dan anggota kelompok siap untuk memasuki tahap kegiatan. c. Tahap Kegiatan Pada pertemuan ketiga anggota kelompok sudah mulai menunjukkan sikap antusias dalm mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan materi yang akan dibahas atau disampaikan yaitu topik tugas “Memiliki motivasi yang kuat ”. Pembahasan dimulai dengan memberikan pertanyaan kepada anggota kelompok seperti apa motivasi yang membuat konseli semangat dalam mencapai tujuannya. Ri berpendapat bahwa motivasi yang paling kuat untuknya adalah sang pacar dan orang tua, tetapi kalau pacar disaat sedang susah malah meninggalkan dan tidak peduli. Menurut Ra motivasinya adalah karena Ra ingin membahagiakan kedua orang tua dan menjadi orang yang sukses, sedangkan menurut Sr bahwa Sr merasa bingung dengan apa yang membuatnya semangat, Ag mengomentari pendapat Sr bahwa hidup itu kalau tidak ada motivasi maka tidak lancar. Setelah anggota kelompok berpendapat dengan pendapatnya masing-masing kemudian pemimpin kelompok memberi gambaran tentang bagaimana cara menumbuhkan motivasi yang kuat pada diri sendiri dan membandingkan dengan pengalaman tentang teman yang memiliki semangat dan motivasi tinggi dengan orang yang tidak memiliki motivasi sama sekali sehingga binggung untuk mencapai tujuan hidup. Kemudian anggota kelompok saling bertukar pendapat tentang orang yang memiliki motivasi kuat untuk mencapai tujuan hidup dan orang yang tidak memiliki motivasi kuat untukmencapai tujuan hidup. Setelah itu, pemimpin kelompok menyimpulkan bahwa setiap masing-masing indivisu harus memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan hidup sengan semangat dan berusaha. Disini hampir semua anggota kelompok sudah mau untuk berpendapat dan menanggapi pendapat anggota lain tentang pentingnya motivasi dalam menggapai tujuan hidup. d. Tahap Pengakhiran Pada tahap pengakhiran pemimpin kelompok kembali menyimpulkan hasil pembahasan yang telah disampaikan, menanyakan perasaan, pemahaman, dan hal yang akan dilakukan setelah mendapatkan materi layanan bimbingan kelompok, kemudian pemimpin kelompok menanyakan kegiatan lanjutan dan kesepakatan waktu. 4. Pertemuan 4, Kamis, 8 September 2011 a. Tahap Pembentukan Tahap pembentukan yang diisi dengan penyampaian tentang maksud, pengertian, tujuan, fungsi, asas dan tata cara pelaksanaan pelaksaan bimbingan kelompok serta kontrak waktu. Kemudian dilanjutkan dengan permainan yang bertujuan untuk menciptakan keakraban anggota kelompok. Pada tahap pembentukan anggota kelompok sedikit terlihat tegang namun sudah tidak bingung lagi karena sudah melakukan kegiatan ini sebelumnya. Namun, untuk mencairkan suasana pemimpin kelompok mengadakan permainan “Merangkai Nama”, setelah permainan suasana mulai cair dan rileks, pemimpin kelompok melanjutkan dengan saling bermaaf-maafan karena kegiatan ini dilakukan setelah libur lebaran, kemudian ke tahap peralihan. b. Tahap peralihan Pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, kemudian pemimpin kelompok bertanya kepada anggota kelompok bagaimana kesiapan untuk masuk tahap selanjutnya dan anggota kelompok siap untuk memasuki tahap kegiatan. c. Tahap kegiatan Pemimpin kelompok menjelaskan materi yang akan dibahas atau disampaikan yaitu topik tugas “Terbuka dengan orang lain”. Pembahasan dimulai dengan memberikan pertanyaan kepada anggota kelompok tentang seperti apa cara kalian bergaul dengan teman? Kemudian anggota kelompok saling berpendapat. Manurut Ag, bergaul dengan teman harus saling mengerti, menurut Ar saling berbagi, menurut Sr saling sharing dan bertukar pendapat, dan menurut Yus bergaul dengan teman harus saling menghargai. Kemudian pemimpin kelompok menyimpulkan berbagai pendapat yang dikemukakan oleh anggota-anggota kelompok tadi dan memberi penjelasan bagaimana cara bergaul yang baik dan terbuka dengan orang lain. Setiap anggota kelompok menyebutkan poin-poin cara bergaul dengan teman sebaya, pemimpin kelompok juga bertanya apa yang anggota ketahui tentang poin-poin itu. Misalnya, poin cara berteman dan bergaul yang baik yaitu dengan setia kawan, Yus berpendapat bahwa setia kawan itu sangat penting karena mencari teman yang setia itu tidak mudah, dan saya pernah dikhianati teman saya sendiri jadi Yus berpendapat jangan mudah berteman dengan semua orang. Dan pada poin menghormati pendapat orang lain Sr berpendapat bahwa jangan mudah berteman dan menceritakan hal-hal pribadi kepada orang lain karena bisa jadi gosip dan akan membuat kita sakit hati. Dan pada poin-poin selanjutnya juga terjadi saling tukar pendapat baik antara anggota kelompok dengan pemimpin kelompok maupun dengan anggota kelompok yang lain. Pada pertemuan kali ini dinamika kelompok lebih terbentuk dan anggota kelompok lebih terlihat rileks dan tidak ragu dalam berpendapat. d. Tahap pengakhiran Pemimpin kelompok kembali menyimpulkan hasil pembahasan yang telah disampaikan, menanyakan perasaan, pemahaman, dan hal yang akan dilakukan setelah mendapatkan materi layanan bimbingan kelompok, kemudian pemimpin kelompok menanyakan kegiatan lanjutan dan kesepakatan waktu. Pada pertemuan keempat dinamika kelompok terbentuk sangat baik. Anggota kelompok tanpa ragu mengemukakan pendapatnya dan menanggapi pendapat dari anggota lain. Hampir semua anggota kelompok melibatkan diri dalam pembahasan topik. Hal ini merupakan awal yang baik dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok selanjutnya. Namun, satu anggota kelompok tidak bisa mengikuti kegiatan karena tidak berangkat. 5. Pertemuan 5, Sabtu, 10 September 2011 a. Tahap pembentukan Pada tahap ini pemimpin kelompok kembali tentang maksud, pengertian, tujuan, fungsi, asas dan tata cara pelaksanaan bimbingan kelompok serta kontrak waktu. Kemudian dilanjutkan dengan permainan yang bertujuan untuk menciptakan keakraban anggota kelompok. Pada pertemuan kelima ini anggota kelompok terlihat rileks dan sudah mengetahui bagaimana pelaksanaan bimbingan kelompok. Namun, untuk mencairkan suasana dan melepas sedikit kepenatan setelah mengikuti pelajaran, pemimpin kelompok mengadakan permainan “Dot Tiga”, setelah permainan suasana mulai cair dan rileks, pemimpin kelompok melanjutkan ke tahap peralihan. b. Tahap peralihan Pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, kemudian pemimpin kelompok bertanya kepada anggota kelompok bagaimana kesiapan untuk masuk tahap selanjutnya dan anggota kelompok siap untuk memasuki tahap kegiatan. c. Tahap kegiatan Tahap ini dimulai dengan pemimpin kelompok menjelaskan materi yang akan dibahas atau disampaikan yaitu topik tugas “Menyadari dampak gaya hidup”. Pembahasan dibuka dengan memberi pertanyaan kepada anggota kelompok mengenai apa yang dimaksud dengan gaya hidup? Semua nggota kelompok terdiam dan berpikir sejenak. Kemudian Ar berpendapat gaya hidup yaitu yaitu gaul, Sr juga berpendapat bahwa gaya hidup adalah saling mengerti dan menghormati orang lain. Setelah itu pemimpin kelompok menjelaskan tentang gaya hidup, yaitu penampilan diri, status sosial, dan interaksi antara anggota masyarakat. Anggota kelompok bertanya dan saling mengemukakan pendapat tentang gaya hidup dan mulai membahas tentang dampak gaya hidup. Tidak lupa pemimpin kelompok mengarahkan dan menyimpulkan pendapat dari anggota kelompok. Disini proses bimbingan kelompok lebih terarah dan masing-masing anggota sudah berpendapat tanpa ada perasaan malu dan ragu-ragu. d. Tahap pengakhiran Pemimpin kelompok kembali menyimpulkan hasil pembahasan yang telah disampaikan, menanyakan perasaan, pemahaman, dan hal yang akan dilakukan setelah mendapatkan materi layanan bimbingan kelompok, kemudian pemimpin kelompok menanyakan kegiatan lanjutan dan kesepakatan waktu. 6. Pertemuan 6, Senin , 12 September 2011 a. Tahap pembentukan Pada tahap ini pemimpin kelompok kembali tentang maksud, pengertian, tujuan, fungsi, asas dan tata cara pelaksanaan bimbingan kelompok serta kontrak waktu. Kemudian dilanjutkan dengan permainan yang bertujuan untuk menciptakan keakraban anggota kelompok. Pada pertemuan kelima ini anggota kelompok terlihat rileks dan sudah mengetahui bagaimana pelaksanaan bimbingan kelompok. Namun, untuk mencairkan suasana dan melepas sedikit kepenatan setelah mengikuti pelajaran, pemimpin kelompok meng adakan permainan “kata rahasia”, setelah permainan suasana mulai cair dan rileks, pemimpin kelompok melanjutkan ke tahap peralihan. b. Tahap peralihan Pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, kemudian pemimpin kelompok bertanya kepada anggota kelompok bagaimana kesiapan untuk masuk tahap selanjutnya dan anggota kelompok siap untuk memasuki tahap kegiatan. c. Tahap Kegiatan Pada pertemuan keenam, kegiatan bimbingan kelompok berjalan lancar. Mereka sudah terbiasa dengan anggota yang lain sehingga tidak sulit untuk membentuk dinamika kelompok. Anggota kelompok terlihat tidak sabar untuk membahas topik yang akan dibahas. Pada tahap ini topik yang disampaikan adalah ” Menghormati pendapat orang lain”. Topik tersebut bertujuan agar anggota kelompok mampu untuk mengembangkan rasa hormatnya dengan orang lain dan menghormati pendapat orang lain akan timbul keselaran dalam hidup dimanapun dan dengan siapapun kita berhubungan. Dalam tahap ini anggota kelompok sudah terlihat aktif. Pada pertemuan ini, dinamika kelompok sudah terbentuk. Anggota kelompok mampu berpendapat dalam kelompok, mampu memberikan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan dari pemimpin kelompok Banyak sekali gagasan dan pendapat yang dikemukakan oleh anggota kelompok karena dari kecil pasti kita diajarkan untuk menghormati orang lain. Sr berpendapat bahwa jika ingin dihormati orang lain maka hormati dulu orang lain beserta pendapatnya, Tr, Ag, Ri, Ra, Yus dan In juga berpendapat yang sama dengan Sr, Ar berpendapat bahwa menghormati pendapat orang lain sama dengan menghargai orang lain, selanjutnya Ag berpendapat dengan menghormati orang lain maka kita akan dihormati orang lain. Kemudian tentang bagaimana cara menghormati pendapat orang lain, Tr berpendapat bahwa orang yang lebih tua harus dihormati, misalnya dengan berbicara sopan dan jangan berbicara kasar, tidak membantah pendapatnya dll sedangkan pendapat dari Yus menghormati orang lain dengan menuruti perintah orang tua dan patuh pada guru. Sr juga berpendapat dengan saling menghargai dan tidak mengejek pendapat atau usulan teman berarti kita menghormati orang lain. Kemudian pemimpin kelompok menyimpulkan pendapat yang dikemukakan oleh anggota kelompok. Anggota kelompok terlihat sangat aktif dan mereka tahu apa yang mereka telah mendapatkan gambaran bagaimana cara menghormati pendapat orang lain dan mengapa kita perlu menghormati orang lain. Dapat dikatakan pelaksanaan bimbingan kelompok berjalan sangat baik dan lancar. d. Tahap pengakhiran Pemimpin kelompok kembali menyimpulkan hasil pembahasan yang telah disampaikan, menanyakan perasaan, pemahaman, dan hal yang akan dilakukan setelah mendapatkan materi layanan bimbingan kelompok, kemudian pemimpin kelompok menanyakan kegiatan lanjutan dan kesepakatan waktu. 7. Pertemuan 7, Rabu, 14 September 2011 a. Tahap Pembentukan Tahap pembentukan yang diisi dengan penyampaian tentang maksud, pengertian, tujuan, fungsi, asas dan tata cara pelaksanaan pelaksaan bimbingan kelompok, kemudian memperkenalkan diri dan memimpin perkenalan anggota kelompok. b. Tahap Peralihan Tahap peralihan pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, kemudian pemimpin kelompok bertanya kepada anggota kelompok bagaimana kesiapan untuk masuk tahap selanjutnya dan anggota kelompok siap untuk memasuki tahap kegiatan c. Tahap Kegiatan Kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan ketujuh sudah sangat baik, karena sudah ada kedekatan antara pemimpin kelompok dengan anggota kelompok. Mereka sudah terbiasa dengan anggota yang lain sehingga tidak sulit untuk membentuk dinamika kelompok. Anggota kelompok terlihat tidak sabar untuk membahas topik yang akan dibahas. Pada tahap ini topik yang disampaikan adalah ”Upaya meningkatkan kepercayaan diri”. Topik tersebut bertujuan agar anggota kelompok mampu untuk mengembangkan rasa kepercayaan dirinya dengan orang lain karena kepercayaan diri ini sangat berguna baik untuk sekarang dan dimasa yang akan datang. Dengan memiliki kepercayaan diri, maka anggota kelompok akan bisa memposisikan dirinya di posisi orang lain sehingga timbul rasa saling menghormati, menghargai, percaya, dan saling menyayangi. Dalam tahap ini anggota kelompok sudah terlihat aktif. Pada pertemuan ini, dinamika kelompok sudah terbentuk. Anggota kelompok mampu berpendapat dalam kelompok, mampu memberikan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan dari pemimpin kelompok . Pembahasan dimulai dengan pemimpin kelompok menjelaskan tentang apa itu kepercayaan diri dan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian pemimpin kelompok bertanya untuk apa kita berkepercayaan diri? Tr berpendapat bahwa dengan kepercayaan diri akan tercipta rasa saling hormat menghormati, sedangkan Ri berpendapat kepercayaan diri penting untuk menjadi seseorang yang lebih baik, selanjutnya Sr dan In juga berpendapat dengan kepercayaan diri orang akan berbuat baik dimanapun dan dengan siapapun. Setelah itu, pemimpin kelompok menyimpulkan pendapat dari anggota kelompok dan kembali bertanya bagaimana cara untuk menumbuhkan sikap kepercayaan diri? Menurut Ag dengan menghormati dan menghargai orang lain, Ra berpendapat dengan tidak menghina atau mengejek teman, In, Yus, dan Ar setuju dengan pendapat dari Ra tadi. Selanjutnya Ag berpendapat dengan lebih mengerti perasaan teman. Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh anggota kelompok tadi pemimpin kelompok menyimpulkan cara untuk menumbuhkan kepercayaan diri serta menambahkan berdasarkan teori cara untuk menumbuhkan kepercayaan diri. e. Tahap pengakhiran Pemimpin kelompok kembali menyimpulkan hasil pembahasan yang telah disampaikan, menanyakan perasaan, pemahaman, dan hal yang akan dilakukan setelah mendapatkan materi layanan bimbingan kelompok, kemudian pemimpin kelompok menanyakan kegiatan lanjutan dan kesepakatan waktu. 8. Pertemuan 8, Selasa, 13 September 2011 a. Tahap Pembentukan Tahap pembentukan yang diisi dengan penyampaian tentang maksud, pengertian, tujuan, fungsi, asas dan tata cara pelaksanaan pelaksaan bimbingan kelompok, kemudian memperkenalkan diri dan memimpin perkenalan anggota kelompok. b. Tahap Peralihan Tahap peralihan pemimpin kelompok menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, kemudian pemimpin kelompok bertanya kepada anggota kelompok bagaimana kesiapan untuk masuk tahap selanjutnya dan anggota kelompok siap untuk memasuki tahap kegiatan. c. Tahap kegiatan, Pemimpin kelompok menjelaskan materi yang akan dibahas atau disampaikan yaitu topik tugas “Membina Rasa Persahabatan”. Pembahasan dimulai dengan pemimpin kelompok bertanya kepada anggota kelompok apakah mempunyai teman dan apa perbedaan antara teman dengan sahabat. Menurut Yus teman itu hubungannya biasa saja, kalau sahabat hubungannya lebih dekat. Sr berpendapat bahwa sahabat itu ada disaat suka dan duka, serta saling bisa memahami. Namun selama kegiatan berlangsung anggota kelompok belum paham apa arti dari sahabat yang sebenarnya. Kurang adanya sikap mengerti dan menghargai pendapat anggota kelompok menjadi kendala dalam komunikasi bimbingan kelompok. Disini pemimpin kelompok berupaya untuk menjembatani dan memberi pemahaman agar ada sikap saling mengerti dan menghargai sesama anggota kelompok. Kemudian pemimpin kelompok memberikan kiat-kiat untuk menjalin persahabatan yang baik dengan sesama teman. Anggota kelompok terlihat menyimak baik-baik bagaimana untuk menjadi sahabat yang baik. Anggota kelompok terlihat lebih rileks dan semua anggota kelompok mau berpendapat dibanding ketika pertemuan pertama. e. Tahap Pengakhiran. Pemimpin kelompok kembali menyimpulkan hasil pembahasan yang telah disampaikan, menanyakan perasaan, pemahaman, dan hal yang akan dilakukan setelah mendapatkan materi layanan bimbingan kelompok.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 1 SUMBER REMBANG 2012

19 85 285

MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI TERHADAP PROGRAM KEAHLIAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2012 2013

0 10 344

Upaya Meningkatkan Asertivitas Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Kandeman Kabupaten Batang

3 21 231

MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM BERSOSIALISASI MELALUI PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 SIABU TA. 2013/2014.

0 4 26

UPAYA MENINGKATKAN KONSEP DIRI POSITIF MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI PEMASARAN 2 SMK NEGERI 1 KUDUS TAHUN PELAJARAN 20112012

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN FISIK DI MASA PUBERTAS MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS X PEMASARAN 2 SMK NEGERI 1KUDUS TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 20

UPAYA MENINGKATKAN BUDI PEKERTI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS XI PEMASARAN 3 SMK NEGERI 1 KUDUS TAHUN PELAJARAN 20122013 SKRIPSI

0 0 20

Meningkatkan Kemampuan Beradaptasi Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Siswa Kelas X MAN 2 Kudus

0 0 8

MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X IA.1 SMAN 1 KINALI

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF SISWA DALAM DISKUSI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X TEI SMK WISUDHA KARYA KUDUS

0 0 23