Gambar 2.2. Struktur turunan dihidropiridin asimetris Tabel 2.1. Aktivitas percobaan dan korespondensi senyawa turunan dihidropiridin
asimetris No
R
1
R
2
pIC
50 EXP
1 CH
3
CH
2
CH
3
7,23 2
CH
3
CHCH
3 2
7,83 3
CH
3
CCH
3 3
6,63 4
CH
3
C
6
H
11cyclohexyl
8,79 5
CH
3
CH
2
C
6
H
5
9,04 6
CH
3
CH
2
CH
2
C
6
H
5
8,41 7
CH
2
CH
3
CHCH
3 2
8,73 8
CH
2
CH
3
CCH
3 3
7,43 9
CH
2
CH
3
C
6
H
11cyclohexyl
9,31 10
CH
2
CH
3
CH
2
C
6
H
5
8,89 11
CH
2
CH
3
CH
2
CH
2
C
6
H
5
8,39 12
CHCH
3 2
C
6
H
11cyclohexyl
7,38 13
CHCH
3 2
CH
2
C
6
H
5
9,14 14
CHCH
3 2
CH
2
CH
2
C
6
H
5
8,81 Sumber: Hemmateenejad et al., 2007
2.4. Analisis Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas HKSA
Analisis hubungan kuantitatif dari struktur dan aktivitas HKSA merupakan suatu kajian untuk mengembangkan hubungan struktur kimia dengan
aktivitas biologis utamanya aktivitas obat dari struktur suatu seri senyawa.
Asumsi mendasar dari HKSA adalah bahwa terdapat hubungan kuantitatif antara sifat mikroskopis struktur molekul dan sifat makroskopisempiris aktivitas
biologis dari suatu molekul Rozaq, 2008. Young 2001 menuliskan salah satu keuntungan dari analisis HKSA dalam teknik pemodelan molekul adalah dapat
mengetahui perhitungan sistem biologi yang komplek tanpa memerlukan banyak informasi dari segi ikatannya. Penggunaan kajian HKSA dapat dilakukan sebagai
pendekatan awal untuk penyelesaian kemungkinan molekul dengan prediksi yang lebih akurat.
Kajian HKSA yang utama adalah menentukan struktur kimia yang berpengaruh terhadap aktivitas biologis serta menunjukkan hubungan kuantitatif
antara sifat-sifat molekul dengan aktivitas biologisnya, sehingga diperoleh model persamaan matematis HKSA. Persamaan ini selanjutnya dapat digunakan untuk
memprediksi aktivitas senyawa baru, yang memiliki aktivitas biologis yang diduga relatif lebih baik. Secara umum HKSA menyatakan bentuk persamaan linier
sebagai berikut : Aktivitas biologi = tetapan + C
1
. P
1
+ C
2
. P
2
+ C
3
. P
3
+ ... P
i
adalah parameter yang dihitung untuk setiap molekul dalam. C
i
merupakan koefisien yang dihitung dengan variasi fitting dalam parameter dan aktivitas
biologis Pranowo, 2000.
2.5. Analisis Statistik dalam HKSA
Pada kajian HKSA terdapat banyak metode pengolahan statistika yang dapat dipergunakan untuk memberikan hasil pembahasan yang memuaskan.
Metode dasar yang sering digunakan adalah metode regresi multilinier yang
merupakan suatu metode yang mengkorelasikan beberapa variabel bebas dengan variabel tergantung Kubinyi, 1993. Metode statistik yang banyak digunakan
dalam kajian HKSA adalah berupa teknik-teknik untuk pengolahan statistik sehingga diperoleh hasil statistika yang akurat.
2.5.1. Analisis Regresi Multilinier
Pada kajian HKSA analisis regresi multilinier menghubungkan variabel
bebas berupa parameter yang dipilih dengan suatu variabel tidak bebas aktivitas biologi. Rozaq 2008 menyatakan bahwa untuk pemilihan deskriptor yang penting
agar dihasilkan efek terhadap aktivitas biologis dalam mempelajari HKSA biasanya digunakan analisis regresi multilinier. Analisis regresi multiliner digunakan untuk
mendapatkan persamaan matematis HKSA dan aktivitas biologi prediksi.
Parameter statistik yang dapat digunakan sebagai faktor uji adalah berupa nilai R, R
2
, F, dan SE. Koefisien korelasi, yang dinyatakan dengan r, merupakan ukuran kekuatan hubungan antara variabel tergantung aktivitas antagonis saluran
kalsium dengan variabel bebas deskriptor. Nilai R berjarak dari -1 hingga +1. Nilai -1 menandakan bahwa hubungan variabel bebas dan variabel tergantung
negatif sempurna, sedangkan nilai +1 menyatakan hubungan positif sempurna. Jadi, jika R mendekati ± 1, maka hubungan linier antara variabel bebas dan
variabel tergantung semakin kuat. Jika R = 0, slope akan sama dengan nol, dan variabel bebas tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel tergantung. F
merupakan ukuran perbedaan tingkat signifikansi dari model regresi.