lebih efektif pada kanal di dalam membrane yang terdepolarisasi. Pengikatan obat
tersebut diduga mengubah cara kerja kanal, dari terjadinya pembukaan secara konsisten setelah depolarisasi, ke cara lain yang jarang terjadi pembukaan
tersebut. Hasilnya adalah penurunan mencolok pada arus kalsium transmembran yang dihubungkan dengan relaksasi otot polos yang berlangsung lama dan di
dalam otot jantung dengan penurunan kontraktilitas di seluruh jantung dan penurunan kecepatan pacemaker pada nodus sinus dan penurunan kecepatan
konduksi pada nodus atrioventrikuler. Respons otot polos terhadap aliran masuk kalsium melalui kanal kalsium yang dioperasikan reseptor juga menurun pada
penggunaan obat tersebut, tetapi tidak begitu mencolok. Penyekatan tersebut berubah secara parsial dengan peningkatan konsentrasi kalsium, meskipun kadar
kalsium yang diperlukan tidak dapat diperoleh dengan mudah. Penyekatan juga dapat berubah secara parsial dengan penggunaan obat yang dapat meningkatkan
aliran kalsium transmembran, seperti simpatomimetika. Tipe kanal kalsium lainnya kurang sensitif terhadap penyekatan oleh
penyekatan kanal kalsium. Oleh karena itu, jaringan dengan tipe kanal tersebut memainkan peran utama neuron dan sebagian besar kelenjar sekresi-kurang
dipengaruhi oleh obat tersebut dibandingkan dengan otot jantung dan otot polos.
2.3. Dihidropiridin DHP
Dihidropiridin atau nama sistematisnya 1,4-dihidropiridin adalah molekul yang didasarkan pada piridin, dan induk dari kelas molekul yang telah semi jenuh
dengan dua substituen mengganti satu ikatan rangkap. Mereka sangat terkenal di farmakologi sebagai L-type calcium channel blocker, digunakan dalam pengobatan
hipertensi. Dibandingkan dengan beberapa calcium channel blocker L-type lain
misalnya molekul dari kelas phenylalkylamine seperti Verapamil yang memiliki tindakan signifikan pada jantung, pembuluh darah yang relatif selektif dalam
mekanisme aksi mereka ketika menurunkan tekanan darah.
Gambar 2.1. Struktur dihidropiridin Data biologis yang digunakan dalam penelitian ini adalah aktivitas
antagonis saluran kalsium di usus penyerapan hamster IC
50
dari serangkaian C-3 dan C-5 digantikan turunan 4-4,5-dikloroimidazolil-1,4-dihidropiridin. Sintesis
dan penentuan aktivitas senyawa ini telah dilaporkan oleh Amini et al 2002. Studi mereka menunjukkan bahwa gugus 4-4,5-dikloroimidazolil adalah
bioisoester dari gugus nitrofenil dan 2,3-diklorofenil. Tabel 2.1 adalah daftar struktur utama dan aktivitas antagonis saluran kalsium senyawa asimetris. Data
biologis dikonversi ke skala logaritmik pIC
50
dan kemudian digunakan untuk analisis HKSA selanjutnya sebagai variabel terikat.
Gambar 2.2. Struktur turunan dihidropiridin asimetris Tabel 2.1. Aktivitas percobaan dan korespondensi senyawa turunan dihidropiridin
asimetris No
R
1
R
2
pIC
50 EXP
1 CH
3
CH
2
CH
3
7,23 2
CH
3
CHCH
3 2
7,83 3
CH
3
CCH
3 3
6,63 4
CH
3
C
6
H
11cyclohexyl
8,79 5
CH
3
CH
2
C
6
H
5
9,04 6
CH
3
CH
2
CH
2
C
6
H
5
8,41 7
CH
2
CH
3
CHCH
3 2
8,73 8
CH
2
CH
3
CCH
3 3
7,43 9
CH
2
CH
3
C
6
H
11cyclohexyl
9,31 10
CH
2
CH
3
CH
2
C
6
H
5
8,89 11
CH
2
CH
3
CH
2
CH
2
C
6
H
5
8,39 12
CHCH
3 2
C
6
H
11cyclohexyl
7,38 13
CHCH
3 2
CH
2
C
6
H
5
9,14 14
CHCH
3 2
CH
2
CH
2
C
6
H
5
8,81 Sumber: Hemmateenejad et al., 2007
2.4. Analisis Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas HKSA
Analisis hubungan kuantitatif dari struktur dan aktivitas HKSA merupakan suatu kajian untuk mengembangkan hubungan struktur kimia dengan