Factor VIF dan nilai tolerance. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance- nya lebih dari 0,10 maka disimpulkan tidak ada multikolinieritas antar variabel
dalam regresi Ghozali 2007:91. Perhitungan uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS.
3.6.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dari scatterplot yang dilihat dari output SPSS. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Menurut Ghozali 2006:105 jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka
nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Perhitungan uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS.
3.7 Uji Hipotesis
3.7.1 Uji Parsial
Pengujian hipotesis secara parsial ini dimaksudkan untuk menguji keberartian pengaruh dari masing-masing variabel bebas yaitu kepuasan kerja X
1
dan budaya organisasi sekolah X
2
terhadap semangat kerja guru Y. Caranya dengan membandingkan nilai probabilitas dengan taraf signifikansi 5 0,05.
Apabila dari perhitungan dengan SPSS diperoleh nilai probabilitas 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel X
1
dan X
2
berpengaruh terhadap Y secara terpisah. Sebaliknya apabila diperoleh probabilitas 0,05 maka dapat dikatakan
bahwa variabel kepuasan kerja dan budaya organisasi sekolah tidak mampu menjelaskan atau tidak berpengaruh terhadap semangat kerja guru secara terpisah.
3.7.2 Uji Simultan Uji F
Uji simultan dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel kepuasan kerja dan budaya organisasi sekolah mempunyai pengaruh yang sama terhadap
variabel semangat kerja guru. Caranya dengan membandingkan nilai probabilitas dengan taraf signifikansi 5 0,05. Apabila dari perhitungan dengan SPSS
diperoleh nilai probabilitas 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel X
1
dan X
2
berpengaruh terhadap Y secara bersama-sama. Sebaliknya apabila diperoleh probabilitas 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel kepuasan kerja dan
budaya organisasi sekolah tidak mampu menjelaskan atau tidak berpengaruh terhadap kinerja guru secara bersama-sama.
3.7.3 Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh atau sejauh mana sumbangan variabel independen terhadap variabel
dependen dengan adanya regresi linear berganda. Jika R
2
yang diperoleh mendekati 1 maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan
variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini dalam mencari nilai R
2
R Square peneliti menggunakan program SPSS.
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Deskriptif Persentase Variabel Penelitian
Analisis deskriptif persentase bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang kepuasan kerja, budaya organisasi sekolah dan kepuasan kerja di SMA
Negeri 1 Pecangaan Jepara.
4.1.1.1 Variabel Kepuasan Kerja
Pada variabel kepuasan kerja, penilaian dilakukan dengan 5 lima indikator, diantaranya kompensasi, kesempatan promosi, pengawasan, rekan
kerja, dan pekerjaan itu sendiri. Berikut adalah tabel deskriptif kepuasan kerja : Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Kepuasan Kerja
Sumber: Data primer yang diolah 2011 Pada variabel kepuasan kerja, secara keseluruhan guru memiliki kepuasan
kerja yang tinggi yaitu guru merasa puas dengan kompensasi yang diberikan, adanya kesempatan promosi, pengawasan dari kepala sekolah, rekan kerja antar
No. Kriteria
Interval Frekuensi
Rata-rata
1 Sangat tinggi 84 - 100
4 7,27
Tinggi 2 Tinggi
68 - 84 47
85,45 3 Cukup
52 - 68 4
7,27 4 Rendah
36 - 52 0,00
5 Sangat rendah ≥20 - 36 0,00
Jumlah 55
100