Kesimpulannya teori keadilan ini memandang kepuasan adalah seseorang terhadap keadilan atau kewajaran imbalan yang diterima. Keadilan
diartikan sebagai rasio antara input misalnya, pendidikan guru, pengalaman mengajar, jumlah jam mengajar, banyaknya usaha yang dicurahkan pada
sekolah dengan output misalnya, upahgaji, penghargaan, promosi kenaikan pangkat dibandingkan dengan guru lain di sekolah yang sama atau di sekolah
lain pada input dan output yang sama.
3. Teori Dua Faktor.
Teori dua faktor oleh Herzberg dalam Wexley dan Yukl, 2003:136 menerangkan bahwa dua faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kepuasan
dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan adalah faktor pemuas motivation factor yang disebut dengan satisfier atau intrinsic motivation dan faktor
pemelihara maintenance factor yang disebut dengan disatisfier atau extrinsic motivation. Faktor pemuas yang disebut juga motivator yang merupakan
faktor pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut kondisi intrinsik antara lain: prestasi yang diraih,
pengakuan orang lain, tanggungjawab, peluang untuk maju, kepuasan kerja itu sendiri, dan kemungkinan pengembangan karir. Sedangkan faktor pemelihara
maintenance faktor disebut juga hygiene factor merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan
karyawan sebagai manusia, pemeliharaan ketentraman dan kesehatan. Faktor ini juga disebut dissatisfier sumber ketidakpuasan yang merupakan tempat
pemenuhan kebutuhan tingkat rendah yang dikualifikasikan ke dalam faktor
ekstrinsik, meliputi: kompensasi, keamanan dan keselamatan kerja, kondisi kerja, status, prosedur perusahaan, mutu dari supevisi teknis dari hubungan
interpersonal di antara teman, sejawat, dengan atasan, dan dengan bawahan. Kesimpulannya dalam teori dua faktor bahwa terdapat faktor
pendorong yang berkaitan dengan perasaan positif terhadap pekerjaan sehingga membawa kepuasan kerja, dan yang kedua faktor yang dapat
mengakibatkan ketidakpuasan kerja. Kepuasan kerja adalah motivator primer yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri, sebaliknya ketidakpuasan pada
dasarnya berkaitan dengan memuaskan anggota organisasi dan menjaga mereka tetap dalam organisasi dan itu berkaitan dengan lingkungan.
Guru yang merasa puas dengan pekerjaannya akan memiliki sikap yang positif dengan pekerjaan sehingga akan memacu untuk melakukan
pekerjaan dengan sebaik-baiknya, sebaliknya adanya kemangkiran, hasil kerja yang buruk, mengajar kurang bergairah, pencurian, prestasi yang rendah,
perpindahanpergantian guru merupakan akibat dari ketidakpuasan guru atas perlakuan organisasi terhadap dirinya. Guru akan merasa puas bekerja jika
memiliki persepsi selisih antara kondisi yang diinginkan dan kekurangan dapat dipenuhi sesuai kondisi aktual kenyataan, guru akan puas jika imbalan
yang diterima seimbang dengan tenaga dan ongkos individu yang telah dikeluarkan, dan guru akan puas jika terdapat faktor yang pencetus kepuasan
kerja satisfier lebih dominan daripada faktor pencetus ketidakpuasan kerja disatisfier.
Ololube 2004 mengkategorikan teori-teori kepuasan kerja menjadi dua kumpulan utama, yaitu :
1 Teori Tingkat Kebutuhan Maslow Teori ini menyatakan bahwa seseorang akan merasa puas apabila lima
tingkat kebutuhannya terpenuhi, yaitu psikologi, keamanan, afiliasi, penghargaan, dan aktualisasi diri. Kebutuhan psikologi terdiri dari makanan,
pakaian, gaji, dan kondisi pekerjaan yang nyaman. Kebutuhan keamanan terdiri dari kebutuhan akan kenyamanan, perlindungan kerja, dan keamanan
kerja. Kebutuhan afiliasi terdiri dari kebutuhan untuk dicintai, diterima, dan menjadi bagian dari suatu kelompok. Kebutuhan penghargaan terdiri dari
kebutuhan untuk diakui, dihormati, diterima, dan kebebasan. Sedangkan kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan akan pengembangan diri. Untuk
dapat memenuhi lima tingkat kebutuhan tersebut, maka seseorang memerlukan motivasi yang tinggi untuk menuju dari satu tingkat kebutuhan ke
tingkat kebutuhan yang lebih tinggi. 2 Teori Dua Faktor Herzberg.
Dua faktor yang dimaksud dalam teori ini adalah faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kepuasan motivation factor dan faktor yang
menyebabkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan atau hygiene factor. Motivation factors yang merupakan faktor pendorong seseorang untuk bekerja
lebih giat antara lain: prestasi yang diraih, pengakuan orang lain, pekerjaan itu sendiri, tanggungjawab dan kemungkinan pengembangan karir. Sedangkan
hygiene factors berkaitan dengan mutu sekolah, lingkungan fisik sekolah, dan hubungan intrapersonal warga sekolah.
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja