Kuat Tekan Pemanfaatan Buluh Bambu Tali Sebagai Komponen Pada Konstruksi Rangka Batang Ruang

34 Besarnya variasi mengakibatkan permasalahan dalam pengujian tarik. Kerusakan yang terjadi tidak selalu pada daerah kritis, seperti yang diharapkan. Kerusakan dapat terjadi pada berbagai tempat seperti pada Gambar 3.6, dimana kerusakan terjadi pada daerah buku atau mengarah pada buku, seperti pada Gambar 3.7. Pada keadaan ini, kerusakan pada daerah kritis terjadi, bukan karena tarik, tetapi karena geser. Gambar 3.6. Kerusakan sampel pada daerah buku Gambar 3.7. Kerusakan sampel bukan pada daerah kritis. Karena tegangan geser bambu sangat kecil bila dibandingkan dengan kuat tariknya, maka dalam pembuatan sampel, harus diusahakan agar sampel dibuat sepanjang mungkin hingga bidang gesernya sebesar mungkin. Selanjutnya untuk perhitungan struktur, nilai tegangan tarik rencana yang akan digunakan : σ tarik = 57,8 MPa ≅ 589,8 kgcm 2 .

2. Kuat Tekan

Bentuk bambu yang berupa tabung dengan sekat-sekat yang disebut buku, mempunyai sifat mekanis yang khusus, terutama untuk pengujian tekan. Sebagai silinder berdinding tipis, untuk pengujian tekan murni harus dihindari terjadinya tekuk, seperti pada Gambar 3.8. Untuk itu tinggi sampel harus diperhatikan, sesuai dengan standar ISO sampel yang diuji mempunyai tinggi sama dengan diameter luar. 35 Gambar 3.8. Tekuk pada silinder berdinding tipis. Pada pengujian tekan yang dilakukan pada buluh bambu kering udara KA= 12,3 , diperoleh bahwa tegangan tekan maksimum terjadi pada sampel bagian tengah tanpa buku yaitu 50,35 MPa. Kuat tekan sampel terkecil sebesar 35,01 MPa, terjadi pada sampel bagian pangkal dengan buku, seperti dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. Kuat tekan buluh bambu Kuat Tekan Bam bu Tali 41 47 38 46 10 20 30 40 50 Pangkal Tengah sam pel K u at T e ka n MP a tanpa buku dgn buku Gambar 3.9. Pengaruh buku terhadap kuat tekan buluh bambu. Berdasarkan pada Gambar 3.9., terlihat bahwa keberadaan buku pada sampel, baik pada buluh bagian tengah, maupun buluh bagian pangkal jelas terlihat memperkecil kuat tekan sampel, walaupun tidak terlalu besar. Pada bagian pangkal, keberadaan buku memperkecil kuat tekan sekitar 8 . Pada bagian tengah, keberadaan Sampel σ rataan MPa σ max MPa σ Min MPa SD MPa CV n σ renc MPa P0 41,21 47,41 36,37 5,04 12,24 5 12,79 P1 37,96 42,92 35,01 3,71 9,76 5 12,81 T0 46,80 50,35 42,41 2,92 6,24 6 17,60 T1 45,84 52,17 42,61 3,33 7,27 6 16,72 P=pangkal, T = tengah, 0 = tanpa buku, 1= dengan buku 36 buluh memperkecil kekuatan tekan sekitar 2 . Hal ini erat kaitannya dengan posisi dan panjang serat. Pada bagian ruas bambu, serat lebih panjang dan arahnya lurus Suranto, 2006, sementara pada bagian buku seratnya lebih pendek dan arahnya sebagian tegak lurus sumbu batang. Dari hasil pengujian kuat tekan dengan membedakan sampel yang berasal dari pangkal dan tengah terlihat bahwa sampel bagian tengah lebih kuat dari sampel bagian pangkal. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya dan erat kaitannya dengan panjang seratnya, terutama karena seratnya makin ke atas makin panjang. Selanjutnya untuk perhitungan struktur, nilai kuat tekan rencana yang digunakan: σ tk = 12,7 MPa ≅ 129,6 kgcm 2 .

3. Kuat Geser