61 pada saat berlangsungnya pembelajaran. Pengamatan aktivitas ini
menggunakan matrik yang telah ditentukan. 4
Memberikan post-test pada kelas Eksperimen dan kelas Kontrol. Pemberian post-test dilakukan setelah topik ”Mendeskripsikan Perkembangan Teori
Atom” selesai dibelajarkan. Data yang terkumpul, berupa jawaban peserta
didik yang menunjukkan kemampuan pengetahuan peserta didik setelah diberikan pembelajaran.
5 Memberikan angket pada kelas Eksperimen setelah topik ”Mendeskripsikan
Perkembangan Teori Atom” selesai dibelajarkan. Angket terdiri dari 2 jenis,
yaitu: a angket untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik dalam model pembelajaran Evadir dan R and P berbasis CTL; b angket untuk
mengetahui pendapat peserta didik tentang model pembelajaran Evadir dan R and P berbasis CTL
.
3.9 Teknik Pengolahan Data
Untuk memudahkan pengolahannya, data yang terkumpul diolah dengan komputer menggunakan bantuan program aplikasi SPSS 10.0 for Windows.
Software program aplikasi ini dibuat khusus untuk pengolahan data statistik. Teknik pengolahan data yang digunakan dengan bantuan SPSS ini disesuaikan
dengan permasalahan-permasalahan yang dijawab dalam penelitian ini.
3.9.1 Teknik Pengolahan Data Hasil Uji Coba Instrumen
Untuk mengetahui seberapa tinggi validitas dan reliabilitas butir-butir soal Pre-testPost-test yang sudah disusun, dilakukan pengujian pada butir-butir soal
62 itu dengan mengujikannya pada kelas Ujicoba, yakni kelas XII IPA 3. Skor nilai
hasil ujicoba kemudian diselidiki. Alhusin 2003:336 menyebutkan bahwa sebuah item butir pertanyaan dikatakan mempunyai validitas yang tinggi, jika
terdapat skor kesejajaran dukungan yang kuat terhadap skor total item. Menurut Arikunto 2002:240 korelasi Product Moment Pearson dapat digunakan untuk
menentukan hubungan antara skor masing-masing butir pertanyaan pre-testpost- test terhadap skor total item. Rumus yang digunakan untuk menentukan koefisien
korelasi r
xy
Product Moment Pearson adalah
2 2
y x
xy r
xy
Σ Σ
Σ =
, dimana
2 2
X X
x −
=
dan
2 2
Y Y
y −
=
∑xy = jumlah hasil x dan y Sedangkan untuk menentukan reliabilitasnya digunakan rumus Spearman-
Brown , yaitu:
2 1
2 1
2 1
2 1
11
1 2
r r
r +
= , dimana:
r
11
= reliabilitas instrumen,
xy
r r
=
2 1
2 1
disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen. Rumus Spearman-Brown di atas digunakan setelah terlebih diperoleh nilai
korelasi r
xy
Product Moment Pearson dengan cara belah dua pada data innstrumen hasil ujicoba tersebut.
Untuk memudahkan perhitungan, digunakan SPSS 10.0 for Windows. Kedua cara pengujian korelasi r
xy
Product Moment Pearson dan Spearman- Brown
ini terdapat dalam SPSS 10.0.
63 Hasil pengujian dengan SPSS menunjukkan bahwa dari 40 butir soal yang
diujicobakan, sebanyak 17 butir soal dinyatakan valid butir soal nomor: 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 21, 24, 25, 26, 30, 31, 34, 35, 40, sebanyak 14 butir soal
dinyatakan valid dengan perbaikan butir soal nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 14, 15, 17, 23, 29, 36, 37, 38, 39, dan sebagian lagi sebanyak 9 butir soal dinyatakan tidak valid
butir soal nomor: 8, 18, 19, 20, 22, 27, 28, 32, 33 sehingga tidak dipakai Sukestiyarno 2006 dan Alhusin 2003.
Adapun reliabilitasnya, perangkat soal ini juga cukup tinggi. Dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh peserta didik untuk butir-butir soal yang
dinyatakan valid dengan tehnik belah dua Spearman-Brown Arikunto 2002:156 menggunakan SPSS, diperoleh nilai koefisien korelasi kedua belahan sebesar
0,638 dengan signifikansi 0,000. Berdasarkan ketentuan Sukestiyarno 2006 dan
Alhusin 2003, angka sebesar itu berada dalam katagori reliabilitas tinggi tanda bintang dua menunjukkan tingginya koefisien korelasi. Dengan demikian
perangkat soal ini dapat digunakan untuk penelitian. Hasil pengolahan validitas dan reliabilitas, selengkapnya terdapat dalam
lampiran 3 halaman 128
3.9.2 Teknik Pengolahan Data Motivasi Belajar
Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Evadir dan R and P berbasis CTL
terhadap peningkatan motivasi belajar fisika, data motivasi belajar yang diperoleh dari angket motivasi yang diberikan kepada kelas Eksperimen
sebelum dan setelah pembelajaran, dianalisis dengan menggunakan rumus uji-t.
64 Sebutan t pada nama rumus tersebut diambil dari huruf paling belakang
penemunya: ”Gossett” Arikunto 2002:290. Rumus uji-t tersebut sebagai berikut:
1
2
− =
∑
N N
d X
Md t
, dimana:
Md = means dari perbedaan skor motivasi sebelum dan sesudah.
∑ X
2
d = jumlah kuadrat deviasi
N = banyaknya sampel
Untuk memudahkan perhitungan, digunakan aplikasi Paired Sample t Test yang ada dalam SPSS versi 10.0.Alhusin 2003:117 yang dijalankan dengan
komputer. Paired Sample t Test adalah suatu aplikasi pengolahan data statistik untuk dua sample yang berpasangan. Paired Sample t Test ini yang dipilih karena
sesuai dengan karakteristik data yang terkumpul yakni data motivasi belajar dari kelas Eksperimen sebelum diberi perlakuan berpasangan dengan data motivasi
belajar kelas Eksprimen setelah diberi perlakuan.
3.9.3 Teknik Pengolahan Data Aktivitas Belajar
Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Evadir dan R and P berbasis CTL
terhadap peningkatan aktivitas belajar fisika, data aktivitas belajar kelas Eksperimen dan kelas Kontrol dianalisis menggunakan aplikasi Independent
Sample t Test yang ada dalam SPSS versi 10.0. Aplikasi ini dipilih karena data
yang akan dibandingkan berasal dari masing-masing sampel yang independen, yakni aktivitas belajar kelas Eksperimen dan kelas Kontrol.
65 Untuk dapat menarik kesimpulan dari hasil pengolahan ini, pertama-tama
dengan melihat hasil uji-F terlebih dahulu. – F diambil dari huruf paling depan penemunya: ”Fisher” Arikunto 2002:290. Rumus uji-F sebagai berikut:
terkecil Varian
terbesar Varian
F =
Sugiyono 1999:167, Hasil uji-F ini digunakan untuk menguji varians nilai aktivitas belajar
kelas Eksperimen dan kelas Kontrol. Jika varians sudah diketahui, selanjutnya dilakukan uji-t.
3.9.4 Teknik Pengolahan Data Ketuntasan Belajar
Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan perlakuan terhadap peningkatan ketuntasan belajar, data yang dipakai adalah nilai hasil post-test kelas
Eksperimen dan kelas Kontrol. Tetapi sebelumnya, diselidiki dahulu pengaruh mengikuti pre-test terhadap nilai post-tes. Jika mengikuti pre-test tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai post-tes, maka pengujian peningkatan ketuntasan belajar dapat dilanjutkan. Tetapi jika mengikuti pre-test secara
signifikan berpengaruh terhadap nilai post-tes, maka harus dicari penyebabnya. Biasanya yang menjadi penyebab adalah instrumen pre-test yang telah bocor atau
instrumen itu sengaja dihapalkan oleh subjek karena subjek telah mengetahuinya pada saat pre-test. Apabila hal ini terjadi, maka instrumen itu harus direvisi lagi
atau diganti sebelum digunakan. Selain pengujian pengaruh pre-test terhadap post-test, pengujian
normalitas terhadap distribusi data itu juga perlu dilakukan sebelum data post-test itu diolah lebih lanjut. Hal ini dilakukan karena hasil uji ini akan menentukan
66 teknik pengolahan selanjutnya pada data itu sendiri. Jika data berdistribusi
normal, maka digunakan pengolahan secara parametrik. Sebaliknya, jika data tidak berdistribusi normal maka pengolahan data dilakukan secara non parametrik.
Teknik pengujian pengaruh pre-test terhadap post-test, dan pengujian normalitas data akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Teknik Pengolahan Data ½ Kelas Eksperimen dan ½ Kelas Kontrol