3.3 Bagan Alir Penelitian
Gambar 3.2 Bagan Alir Penlitian
MULAI Perumusan Masalah
Studi Pustaka Pengumpulan Data
Data Primer:
Elevasi
Cross Section
Kemiringan
Long Section Data Sekunder:
Titik Stasiun Pengamatan
Curah Hujan
Curah Hujan Maksimun 10 Tahun
Peta DAS
Analisis Curah Hujan Kawasan dan
Analisis Curah Hujan Periode Ulang
Kesimpulan dan Saran
SELESAI Uji Kecocokan dengan Metode Smirnov
Kolmogorov Perhitungan Nilai Keofisien
Limpasan Analisa Debit Banjir Rancangan
Analisa Perhitungan Tinggi Muka Air dan Luas Daerah Genangan
3.4 Metodologi Pengolahan Data
Metode penelitian dilakukan dengan pengumpulan data-data seperti data profil sungai, data curah hujan dan data peta-peta pendukung yaitu: Peta Daerah
Aliran Sungai DAS, peta kota Medan. Data profil sungai dan data curah hujan digunakan untuk analisa debit banjir menurut periode kala ulang dan untuk
menganalisa potensi banjir yang memberikan pemodelan berupa tinggi banjir dan dataran banjir yang terjadi.
3.4.1 Data Profil Sungai
Data profil sungai terdiri dari bagian profil melintang sungai Cross Section dan profil memanjang sungai Long Section yang menunjukan variasi
tingkat elevasi maupun kedalaman tiap-tiap penampang sungai. Kemiringan dan koefisien kekasaran dasar sungai juga berpengaruh nantinya terhadap perhitungan
debit banjir dan potensi banjir.
3.4.2 Observasi Data Curah Hujan
Observasi data adalah pengumpulan data - data yang diperlukan untuk menunjang penelitian ini. Data curah hujan yang digunakan ialah data curah hujan
harian maksimum dari 3 stasiun pengamatan curah hujan setiap DAS yaitu stasiun Patumbak, Polonia dan Tuntungan untuk DAS Deli.
Analisa curah hujan kawasanareal yang digunakan dalam perhitungan pada tugas akhir ini hanya menggunakan metode Polygon Thiessen, mengingat
posisi stasiun penakar curah hujan yang membentuk sebuah polygon dan akan memberikan hasil yang lebih teliti. Dengan menghitung luas DAS masing masing
areal yang dipengaruhi oleh 3 stasiun penakar curah hujan pada satu DAS maka
didapat curah hujan rata rata atau curah hujan kawasan pada DAS Deli. Untuk menganalisa frekuensi curah hujan periodik digunakan metode
Distribusi Log Pearson III, Gumbel, Normal dan Log Normal. Dalam penelitian ini dihitung hujan rancangan dengan kala ulang 2, 3, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun.
BAB IV ANALISA PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan Curah Hujan Kawasan DAS Deli
Perhitungan data curah hujan kawasan bertujuan untuk mengetahui curah hujan yang terjadidi Daerah Aliran Sungai Deli yangdimulai dari hulu sampai hilir
Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Polygon Thiessen DAS Deli
256,29 km
2
71,14 km
2
22,57 km
2
Dari perhitungan luas area dengan menggunakan metode Polygon Thiessen yang dibagi menjadi 3 daerah diatas dapat dijelaskan pada berikut Tabel
4.1. Tabel 4.1 Luas Areal Pengaruh Stasiun Hujan Daerah Aliran Sungai Deli
No. Nama Stasiun Penakar Curah Hujan
Luas Areal
1 Stasiun Polonia
256,29 Km
2
2 Stasiun Tuntungan
71,14 Km
2
3 Stasiun Patumbak
22,57 Km
2
Luas Total 350 Km
2
Sumber hasil perhitungan
Tabel 4.2 Data Curah Hujan Bulanan dan Harian Maksimum Stasiun Polonia
Sumber: Data Sekunder, BMKG Sampali Tahun
Jan mm
Feb mm
Mar mm
Apr mm
May mm
Jun mm
Jul mm
Aug mm
Sep mm
Oct mm
Nov mm
Dec mm
Harian maksimum
mm
2003 73
37 152
106 29
65 117
54 94
96 82
79 152
2004 29
36 55
70 66
20 32
60 38
52 62
40 70
2005 64
39 46
20 78
37 68
42 37
28 59
55 78
2006 58
35 42
47 60
62 21
53 38
23 47
57 62
2007 97
86 54
83 90
74 116
45 99
84 78
68 116
2008 43
58 64
70 44
72 51
81 77
65 59
49 81
2009 49
43 55
53 60
50 43
59 63
61 54
34 63
2010 54
28 55
35 23
79 72
60 64
106 99
79 106
2011 91
177 140
89 118
90 134
163 84
44 109
175 177
2012 52
19 30
50 40
22 50
36 25
44 33
29 52
Tabel 4.3Data Curah Hujan Bulanan dan Harian Maksimum Stasiun Tuntungan
Sumber: Data Sekunder, BMKG Sampali
Tabel 4.4 Data Curah Hujan Bulanan dan Harian Maksimum Stasiun Patumbak
Tahun Jan
mm Feb
mm Mar
mm Apr
mm May
mm Jun
mm Jul
mm Aug
mm Sep
mm Oct
mm Nov
mm Dec
mm Harian
Maksimum mm
2003 48
95 58
65 53
70 111
81 96
73 68
108 108
2004 82
79 55
73 51
42 39
56 80
64 64
77 82
2005 69
86 63
85 46
96 112
82 53
72 105
88 112
2006 13
20 38
29 38
21 27
20 40
37 30
16 40
2007 109
144 136
161 113
126 91
146 111
106 126
110 161
2008 104
113 101
103 93
105 109
77 86
71 88
107 113
2009 40
39 42
27 50
29 42
45 25
30 34
28 50
2010 57
36 27
46 74
62 77
98 95
65 73
46 98
2011 72
53 55
82 75
29 59
56 43
55 26
21 82
2012 66
80 103
105 69
56 70
82 89
103 46
59 103
Sumber: Data Sekunder, BMKG Sampali Tahun
Jan mm
Feb mm
Mar mm
Apr mm
May mm
Jun mm
Jul mm
Aug mm
Sep mm
Oct mm
Nov mm
Dec mm
Harian Maksimum
mm
2003 109
99 58
100 89
45 53
69 41
83 66
85 109
2004 86
93 81
62 76
42 39
58 62
46 26
68 93
2005 232
316 93
86 91
37 89
38 504
459 262
329 93
2006 77
100 32
101 93
42 80
44 58
71 86
63 101
2007 437
60 115
100 118
203 204
138 236
280 170
396 118
2008 92
86 57
48 38
95 74
64 41
87 43
67 95
2009 42
70 41
49 83
73 99
35 93
50 35
88 99
2010 108
140 103
67 93
134 69
148 55
90 114
122 148
2011 54
77 67
113 84
51 40
90 124
101 103
120 124
2012 33
56 26
60 41
72 51
47 27
62 49
39 62
Kemudian data-data diatas diinput ke dalam rumus metode Polygon Thiessen.
i i
n i
R A
A R
A R
A R
A R
3 3
2 2
1 1
dimana: Ri = Curah Hujan Maksimum tiap stasiun mm
Ai= Luas Area Stasiun km
2
A= Total Luas Area Stasiun km
2
Contoh perhitungan :
i i
n i
R A
A R
A R
A R
A R
3 3
2 2
1 1
256, 29 152 71,14 109 22,57 108 350
R
99358,82 350
R
154, 273 R
45363, 33 5833, 48 2798, 68 350
R
Dengan metode Polygon Thiessenmaka didapat rangking daripada curah hujan regional maksimum Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Perhitungan Curah Hujan Regional Harian Maksimum DAS Deli
No. Tahun
Curah Hujan Harian Maksimum RH
max
mm RHmax
mm Polonia
mm Tuntungan
mm Patumbak
mm
1 2003
152 109
108 140,28
2 2004
70 93
82 73,92
3 2005
78 93
112 85,87
4 2006
62 101
40 60,04
5 2007
116 118
161 125,27
6 2008
81 95
113 88,40
7 2009
63 99
50 62,67
8 2010
148 106
98 107,08
9 2011
177 124
82 154,27
10 2012
52 62
103 63,01
Sumber hasil perhitungan
4.2 Perhitungan Koefisien Pengaliran DAS Deli