mengikuti aturan agar seseorang memperoleh perubahan tingkah laku yang meliputi kognitif, afektif dan psikomotor.
b. Teori Belajar
Teori pembelajaran yang berpengaruh dalam pembelajran bahasa adalah teori behavioristik dan kognitivistik. Teori behavioristik ini
mengatakan bahwa perubahan tingkah laku yang disebabkan adanya stimulus dan respon. Brown dalam Abidin 2012: 74 teori
behavioristik memandang bahasa merupakan “bagian fundamental dari
seluruh prilaku manusia dan selanjutnya memandang bahwa bahasa merupakan wujud atas tanggapan yang tepat terhadap sebuah
stimulus. ” Jika sebuah respons tertentu dirangsang berulang-ulang oleh
stimulus, respons tersebut akan menjadi sebuah kebiasaan. Demikian pula respons bahasa akan muncul jika mendapat stimulus yang
dirangsangkan secara berulang-ulang.
Sedangkan menurut Edwin Guthrie dalam Siregar dan Hartini 2010: 26
“tingkah laku manusia itu dapat diubah, tingkah laku baik dapat diubah menjadi buruk dan sebaiknya, tingkah laku buruk dapat diubah
menjadi baik. ” Lebih lanjut Bruner dalam Komalasari 2010: 21
menekankan “adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku
seseorang. ” Dengan teorinya yang disebut Free Discovery Learning,
Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh- contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
Teori kognitivistik berbicara tentang pemerolehan dan penggunaan pengetahuan. Piaget dalam teorinya memandang bahwa proses berpikir
sebagai aktivitas yang berangsur-angsur dari fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak. Aliran kognitif memandang kegiatan belajar
juga melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam diri invidu yang sedang belajar. Menurut aliran kognitif belajar adalah sebuah proses
mental yang aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Perilaku yang tampak pada manusia tidak dapat diukur
dan diamati tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan, dan lain sebagainya.
c. Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar digunakan sebagai batasan dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut Slameto 2010: 27-28 prinsip-prinsip belajar
yang dapat digunakan adalah sebagai berikut. 1
Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional; 2
Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional;
3 Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif;
4 Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya;
5 Belajar proses yang bersifat kontinyu, maka harus tahap demi
tahap menurut perkembangannya; 6
Belajar adalah proses oganisasi, adaptasi, eksplorasi, dan diskoveri; 7
Belajar bersifat keseluruhan dan materinya harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana;