Nasional Remitans Bekerja Dari Luar Negeri Dan Diversifikasi Usaha Rumahtangga Di Pedesaan

9 TINJAUAN PUSTAKA Peran Penting Sektor Pertanian Makna dari istilah pertanian adalah merupakan aktivitas masyarakat dalam mengolah mengelola dan memanfaatkan tanah untuk dapat menghasilkan bahan makanan dan bahan lain yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup masyarakat yang mengusahakannya. Dengan kata lain, pertanian agroagriculture merupakan suatu bentuk budaya atau kegiatan yang menunjukkan adanya suatu kegiatan campur tangan masyarakat pertanian terhadap suatu jenis ekosistem alam agar dapat menghasilkan manfaat berupa barang-barang kebutuhan hidup, seperti: bahan pangan maupun sandang dan papan, baik secara langsung maupun setelah mengubah memodifikasi ekosistem tersebut. Agro-ekosistem merupakan pengelompokkan suatu wilayah berdasarkan keadaan fisik alam lingkunganiklim dan tanah, dimana keragaan tanaman dan hewan yang dikeloladiusahakan diharapkan tidak akan berbeda nyata. 1 Dalam hal ini, aktivitas pertanian merupakan salah satu kegiatan campur tangan masyarakat terhadap alam melalui usaha mengubah memodifikasi ekosistem tersebut agar dapat memperoleh manfaat produksi yang diinginkannya. Namun, penguasaan pengetahuan dan pengembangan teknologi pengelolaan modifikasi terhadap ekosistem alam harus dilakukan dengan arif dan bijaksana untuk menjaga dan melestarikan keberadaannya.

a. Nasional

Sektor pertanian masih memiliki peran penting bagi masyarakat di Indonesia, terutama di pedesaan. Beberapa peran penting tersebut dapat dilihat pada penyerapan tenaga kerja dan memberikan kontribusi terbesar pangsa baik terhadap PDB Produk Domestik Bruto daerah maupun nasional. 1 Amien, 2000. 10 Sektor pertanian tetap merupakan prioritas utama kebijakan pembangunan ekonomi di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi secara signifikan telah mempengaruhi dinamika dan perubahan struktur kesempatan kerja. Hai ini tidak hanya terbatas pada perubahan komposisi tenaga kerja menurut lapangan kerja, tetapi juga terhadap status dan jenis pekerjaan. Sektor pertanian memberi kontribusi sebesar 45,28 terhadap kesempatan kerja nasional yang meningkat dari 43,98 dengan laju pertumbuhan sebesar 0,51 per tahun dari total kesempatan kerja nasional pada periode tahun 1995- 2000 yang meningkat 1,94 per tahun Rusastra dan Suryadi, 2004. Dari sisi penyerapan tenaga kerja oleh berbagai sektor, dimana sektor pertanian secara konstan menjadi sektor penyerap tenaga kerja terbesar selama tahun 1981-2004, seperti disajikan pada tabel berikut. Tabel 1. Penyerapan Tenaga Kerja oleh Berbagai Sektor, 1981 – 2004 orang. Sektor 1981 1991 1997 2001 2004 Pertanian 31.593.314 54,46 41.205.791 53,92 35.848.631 41,18 39.743.908 43,77 40.608.019 43,33 Industri 390.661 0,68 564.599 0,74 896.611 1,03 12.086.122 13,31 11.070.498 11,81 Perdagangan 61.666 0,11 150.660 0,20 233.237 0,27 17.469.129 19,24 19.119.156 20,40 Konstruksi 6.021.929 10,42 7.946.350 10,40 11.214.822 12,88 3.837.554 4,23 4.540.102 4,84 Keuangan 8.553.919 14,80 11.430.655 14,96 17.221.184 19,78 1.127.823 1,24 1.125.058 1,20 Transportasi 2.146.210 3,71 2.436.594 3,19 4.200.200 4,83 4.448.279 4,90 5.490.527 5,86 Jasa 1.796.112 3,11 2.493.424 3,26 4.137.653 4,75 11.003.482 12,12 10.513.093 11,22 Lainnya 7.238.990 12,52 10.195.106 13,34 13.297.418 15,28 1.091.120 1,20 1.265.585 1,35 TOTAL 100 57.802.888 76.423.266 87.049.841 90.807.516 93.722.036 Sumber: BPS, Data Ketenagakerjaan. 1980-2005. Dengan mencermati Tabel 1, tahun 2004 sektor industri penyerap tenaga kerja terbesar ketiga setelah sektor pertanian dan perdagangan. Selama periode tahun 1981- 2003, posisi masing-masing sektor setiap tahunnya tidaklah konstan terhadap penyerapan tenaga kerja seperti halnya posisi sektor pertanian. Kondisi tersebut dapat 11 mengindikasikan kenyataan bahwa penyerapan tenaga kerja oleh sektor pertanian relatif stabilnya dalam jangka waktu relatif panjang. Hal ini dapat diartikan bahwa sektor pertanian sebenarnya tetap dapat diandalkan kemampuannya dalam penyerapan tenaga kerja secara nasional. Pada masa pasca krisis ekonomi, sektor industri masih dalam tahap pemulihan yang relatif lambat, sehingga sektor pertanian diharapkan menjadi penyerap tenaga kerja. Demikian juga sektor informal di perkotaan, sehingga terjadi realokasi tenaga kerja ke desa. Diperkirakan sekitar 20 migrasi dari daerah perkotaan ke desa bekerja di sektor pertanian Rusastra, et al. 2005. Selain itu, juga ada peningkatan partisipasi angkatan kerja pada wanita dan anak-anak. Peran penting sektor pertanian salah satunya didasari pada kenyataan bahwa sektor pertanian masih memberikan kontribusi terbesar baik terhadap PDB Produk Domestik Bruto baik secara nasional maupun PDRB secara regional. Tahun 1981-1991 sektor pertanian secara nasional mempunyai pangsa terbesar dalam PDB dibanding berbagai sektor lainnya, namun terus merosot di tahun berikutnya seperti tersaji pada tabel berikut: Tabel 2. Pangsa Berbagai Sektor dalam Produk Domestik Bruto PDB, 1981-2004 . Sektor 1981 1991 1996 1997 2000 2002 2004 Pertanian 21,58 19,26 15,59 15,00 16,64 16,04 15,38 Industri 10,70 19,85 23,55 24,10 23,59 28,23 28,34 Pertambangan 12,00 10,50 9,18 8,93 9,77 8,28 8,55 Konstruksi 16,45 8,06 9,48 9,51 8,64 5,50 5,84 List,gas,air 0,71 0,95 1,18 1,27 1,65 0,95 0,99 Perdag,HotelRest. 19,34 16,64 16,95 17,11 15,95 16,55 16,19 Transportasi 4,39 5,84 5,97 6,09 7,30 5,26 6,09 Keuangan 2,86 4,06 4,86 4,82 6,90 8,29 8,44 Jasa 11,97 14,84 13,22 13,17 9,56 8,89 10,18 TOTAL 100 100 100 100 100 100 100 Sumber: BPS 1973-2005. = Angka sementara. Pada Tabel 2, sektor pertanian tahun 2004 hanya diperingkat 3 yaitu 15,38 dalam memberikan sumbangan pada struktur ekonomi Indonesia dibandingkan sektor lainnya. Peringkat tersebut menurun dan tidak konstan selama 20 tahun terakhir, dimana tahun 1981 hingga 1990 sektor pertanian menjadi peringkat 1 terbesar dalam pangsa kontribusi terhadap PDB. Bila tidak disikapi dengan serius, tidak mustahil bila peringkat 12 sektor pertanian terus menurun dibanding sektor lainnya terhadap pangsa dalam PDB. Padahal, Indonesia dikenal sebagai negara agraris, yang mayoritas penduduknya hidup dan bermatapencaharian sebagai petani. Dari sisi produk pertanian kita senantiasa meningkat setiap tahunnya, tetapi sesungguhnya angka produksi tersebut masih sangat kecil bila ditinjau dari sisi potensi lahan yang ada. Untuk itu, dalam usaha membangun sektor pertanian, pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani dengan mengusahakan pelaksanaan usaha pertanian dengan diversifikasi usaha rumahtangga pertanian di pedesaan. Sektor pertanian harus dibangun secara menyeluruh dan terpadu melalui: 1 Ketersediaan sarana produksi yang terjangkau oleh daya beli petani; 2 Pasar yang dapat menampung produk pertanian beserta transportasi yang memungkinkan pengangkutan produk ke pasar; 3 Kredit produksi dengan bunga dan jangka waktu pembayaran kembali yang sesuai dengan kemampuan petani sehingga dapat mengisi kekurangan modal usaha; 4 Pembangunan sarana irigasi yang mendukung produktivitas; 5 Lembaga penelitian yang menghasilkan teknologi tepat guna; 6 Lembaga penyuluh dan pelatihan; 7 Kelembagaan petani yang dapat meningkatkan posisi produsen dalam menghadapi konsumen; 8 Kebijakan harga masukan dan produk pertanian yang menimbulkan insentif berproduksi. Dari segi pendidikan, proprorsi terbesar hanya berpendidikan SD. Hal ini dikarenakan sulitnya perekonomian masyarakat pedesaan pada umumnya. Kondisi ini terkait dengan sumber pendapatan penduduknya yang terutama bergantung pada hasil pertanian 60. Sementara itu semakin hari penduduk desa usia kerja terasa semakin sulit memperoleh pekerjaan, sehingga pengangguranpun semakin meningkat. Mereka kemudian, terutama kaum muda yang berpendidikan SLTA, lebih memilih untuk merantau ke daerah perkotaan, atau menjadi TKITKW. Menurut data BPS sampai dengan tahun 2003, terjadi pergeseran ke arah peningkatan terhadap tingkat pendidikan tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian. Pada tahun 2000-2003 pendidikan SD meningkat sebesar 2,34 per tahun, 14,05 untuk tingkat SLTP, dan 3,91 per tahun untuk tingkat SLTA. 13 Tabel 3. Pertumbuhan dan Proporsi Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja Sektor Pertanian di Indonesia, 1997 – 2003. Tingkat Pendidikan Pertumbuhan tahun Proporsi 1997 - 1999 2000 - 2003 1997 - 1999 2000 - 2003 Tidak sekolah -5.74 -6.12 41.85 41.85 SD 7.28 2.34 42.66 42.66 SLTP 16.96 14.05 10.42 10.42 SLTA 17.72 3.91 4.78 4.78 DiplomaSarjana 8.09 -3.99 0.28 0.28 Total TK 000 orang 3.34 1.19 37.880 40.763 Sumber: BPS, Data Ketenagakerjaan, 1998 – 2004.

b. Daerah