PENGARUH TERPAAN IKLAN SHAMPOO PANTENE DI RADIO TERHADAP MINAT BELI MAHASISWA DI DESA TAMANTIRTO, BANTUL, YOGYAKARTA MELALUI KESADARAN MEREK
PENGARUH TERPAAN IKLAN SHAMPOO PANTENE DI RADIO TERHADAP MINAT BELI MAHASISWA DI DESA TAMANTIRTO, BANTUL, YOGYAKARTA
MELALUI KESADARAN MEREK
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Strata I Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh:
Muhammad Oki Selupu Wardito 20070530060
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
(2)
(3)
(4)
ABSTRAK
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Komunikasi
Konsentrasi Advertising
Muhammad Oki Selupu Wardito 20070530060
Pengaruh Terpaan Iklan Shampoo Pantene Di Radio Terhadap Minat Beli Mahasiswa Di Desa TamanTirto, bantul, Yogyakarta Melalui Kesadaran Merek
Tahun Skripsi : 2016+60 Halaman
Daftar Pustaka : 21 Buku + 2 Sumber Online + 4 Sumber Lain
Pantene adalah salah satu merek terkenal shampoo yang ada di pasaran yang terus berupaya meramaikan industri kosmetik dan ingin tetap mempertahankan eksistensinya dimasa yang akan datang. Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dapat membawa hasil yang baik bagi penjualan shampoo Pantene, salah satunya iklan. Dampak efektif dari terpaan iklan yang berulang kali yaitu memperoleh perhatian dan pengalaman dari individu penerima yang terkena terpaan pesan iklan tersebut, serta terbuka menerima pesan-pesan yang disampaikannya. Selain itu, penggunaan terpaan iklan ini juga berkaitan untuk menonjolkan sebuah brand dari perusahaan, seperti yang dilakukan oleh Shampoo Pantene untuk dapat menciptakan brand awareness di benak konsumen. Meningkatkan kesadaran kosumen akan suatu brand agar dapat mempengaruhi minat beli konsumen.
Penelitian inni bertujuan untuk menganalisis pengaruh terpaan iklan terhadap minat beli shampoo pantene dengan dimoderasi oleh kesadaran merek. Penelitian ini mengambil 50 responden mahasiswa di Desa Tamantirto, Yogyakarta. Hasil dari analisis regresi linier berganda menyatakan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara terpaan iklan terhadap minat beli shampoo Pantene dengan dimoderasi oleh kesadaran merek.
Kata kunci : Terpaan Iklan, Minat Beli, dan Kesadaran Merek
(5)
University Muhammadiyah Yogyakarta Social And Political Science Faculty Communications Science
Concentration of Advertising
Muhammad Oki Selupu Wardito 20070530060
Influence of Shampoo Pantene Advertising Exposure In Radio To University Students Consumer Purchasing In Tamantirto District, Yogyakarta by Brand Awareness
Pengaruh Terpaan Iklan Shampoo Pantene Di Radio Terhadap Minat Beli Mahasiswa Di Desa TamanTirto, bantul, Yogyakarta Melalui Kesadaran Merek
Thesis Year : 2016+60 pages
References : 21 Books + 2 Websites + 4 Other references
Pantene is one of the famous shampoo’s brand in the cosmetic market area that always
tried to make lively and resisting it’s consistency in the next period. The utilization of information and communication technology can bring good results for the Pantene shampoo selling, such as advertisement. The effective impact of repeated advertising exposure that is get an attention and experience of individuals recipient of the advertising message, and fenceless receiving the message which is conveyed. The use of advertising exposure is intended to highlight the brand of a company, as is done by shampoo Pantene to create brand awareness in
costumers’ mind. Increasing the costumers’ awareness towards a brand is a way to influence costumers’ buying purchase intention.
This study aims to analyze advertising exposure t to consumers purchasing of shampoo Pantene and moderately by brand awareness. In this study, the number of respondents who were taken by 50 respondents in uneversity students, Tamantirto District, Yogyakarta. The result of multiple regression showed existence of positif and significant influence between advertising exposure to shampoo pantene consumers purchasing that moderatedly by brand awareness.
(6)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suksesnya pemasaran suatu barang atau jasa dalam suatu pasar akan mengundang
pesaing-pesaing baru. Saat ini ancaman pengambilalihan bisnis yang datang dari
kompetitor-kompetitor semakin besar, sehingga perlu pemasangan iklan untuk mempertahankan eksistensi
perusahaan. Perilkanan yang efektif tidak akan mengambil uang perusahaan,. Iklan yang efektif
akan membantu perusahaan untuk tetap memiliki konsumen serta menjaring konsumen. Jadi
iklan adalah pemanfaatan media massa oleh suatu lembaga tertentu yang digunakan untuk
membujuk atau mempengaruhi pemirsa. Iklan bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk
atau membangkitkan kesadaran akan merek, citra merek, citra perusahaan, membujuk khalayak
untuk membeli produk yang ditawarkan, memberi informasi dan sebagainya.
Perlu diingat, bahwa periklanan berbeda dengan iklan. Iklan adalah berita itu sendiri
sedangkan periklanan adalah prosesnya, yaitu suatu program kegiatan untuk mempersiapkan
berita tersebut dan menyebarluaskan kepada pasar. Dibandingkan dengan sarana-sarana
komunikasi perdagangan yang lain, periklanan dapat mempengaruhi lebih banyak konsumen
dengan biaya relatif lebih rendah. Periklanan dapat dipergunakan untuk tujuan jangka pendek
dan jangka panjang.
Periklanan dalam jangka pendek dapat membantu perusahaan dalam menjual barang atau
jasa, tidak saja untuk hari ini atau esok tetapi juga masa yang akan datang karena iklan yang
disiarkan secara baik akan lama diingat oleh khalayak. Dalam jangka panjang periklanan
(7)
demikian, inti dari kegiatan beriklan adalah untuk meningkatkan penjualan suatu barang atau
jasa.
Pada penelitian ini, yang ingin diketahui adalah ada tidaknya pengaruh terpaan iklan di
radio dan minat beli mahasiswa. Peneliti termotivasi untuk “menyoroti” radio karena diketahui
bahwa radio sebagai salah satu media massa, sering digunakan oleh perusahaan untuk
mengiklankan produknya, selain tarif pemasangan iklannya yang relatif murah, masyarakat
Indonesiapun lebih banyak yang memilih radio dibandingkan televisi ataupun media cetak.
Radio bagi masyarakat berkembang akan mempunyai peranan yang tidak kalah dengan televisi,
terutama dalam isi-mengisi kebutuhan manusia akan informasi. Karena radio transistor lebih
mudah dibawa serta tidak terlalu terikat pada tempat maupun harganya yang murah maka negara
berkembang akan lebih banyak mengambil manfaat radio sebagai sumber informasi ditinjau dari
segi individual dimana setiap orang dapat membeli sarana komunikasi ini dari “kantongnya
sendiri”.
Bagi khalayak sasaran, sebagaimana mahasiswa kerap kali dihadapkan pada keputusan
memilih produk untuk pemenuhan kebutuhannya. Begitu banyak merek dari berbagai jenis
produk beredar di pasar, sementara keterbatasan “ruang” ingatan konsumen akan suatu merek
produk. Bukan suatu yang mudah untuk merebut kapasitas “ruang” ingatan konsumen terlebih
lagi bila seseorang membiaskan diri menjadi pemirsa aktif siaran radio, dimana ia secara aktif
menggunakan media untuk memilih kebutuhannya. Untuk merebut sebagian kapasitas “ruang” ingatan konsumen, maka produsen sering meningkatkan terpaan iklan radio.
Secara teoritis, menurut teori asumsi Agenda Setting, apa saja yang dianggap penting
media, akan dianggap penting pula oleh masyarakat, sehingga sesuatu yang disiarkan
(8)
Desa Tamantirto terpaan iklan di radio belum dapat mempengaruhi minat beli mahasiswa,
walaupun khalayak secara aktif menggunakan media.
Setiap perusahaan mengiklankan produknya di media massa dengan harapan iklan
tersebut dapat meningkatkan minat beli orang yang mendengarkan iklannya, sehingga berupaya
untuk menyiarkan iklannya sesering mungkin. Contohnya iklan shampoo Pantene yang sering
terdengar di radio. Permasalahannya, apakah memang ada pengaruh terpaan iklan radio terhadap
minat beli? Apabila tidak ada pengaruh terpaan iklan di radio terhadap minat beli, berarti
pemasangan iklan diradio hanya merupakan “pemborosan” bagi perusahaan.
Karena ingin mengetahui hal tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Terpaan Iklan Shampoo Pantene di Radio terhadap Minat Beli Mahasiswa di Desa Tamantirto, Bantul, Yogyakarta Melalui Kesadaran Merek”. Dipilihnya shampoo Pantene dalam penelitian ini karena shampoo tersebut berdasarkan survey yang
dilakukan topbrand award yang dikutip dari websitenya http://www.topbrand-award.com,
dimana shampoo Pantene adalah merek shampoo dengan brand terbaik pada tahun 2014 dan
2015. Shampoo tersebut juga mendapatkan peringkat pertama sebagai shampoo yang paling
digemari remaja, utamanya mahasiswa. Hal ini memang sesuai dengan segmentasi pasar yang
dimiliki shampoo Pantene.
Shampoo Pantene sebagai objek yang akan diteliti karena peneliti mengamati bahwa
produk shampoo yang paling banyak mengiklankan produknya di media massa adalah shampoo
Pantene dan iklannya selalu inovatif. Seperti yang diketahui bahwa segment dari produk
shampoo Pantene ini mayoritas adalah para remaja atau mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari
seringnya produk tersebut mengadakan event promosi di kampus-kampus, seperti contohnya
(9)
bergiliran dari kampus ke kampus. Selain itu, saat ini shampoo Pantene sedang gencar-gencarnya
berpromosi untuk dapat menjadi ikon sebagai shampoo remaja, salah satunya adalah dengan
mengadakan lomba rambut sehat untuk para remaja. Berarti jelas bahwa target promosi shampoo
Pantene ini adalah untuk mendapatkan para konsumen remaja.
Dipilihnya mahasiswa karena mahasiswa biasanya telah memiliki keinginan sendiri
terhadap produk yang ingin dirinya beli dalam arti mahasiswa lebih independent dalam
menentukan minat belinya terhadap suatu produk berbeda dengan siswa SD sampai SMA yang
biasanya masih memperoleh pengaruh kuat dari orang tua dalam menentukan minatnya.
Mahasiswa juga mempunyai pola pikir yang lebih maju sehingga mereka sudah dapat memilih
mana yang baik dengan berbagai pertimbangan yang ada, termasuk disini dalam hal ini produk
yang diiklankan, mahasiswa tidak akan dengan mudah termakan oleh iklan-iklan dari media
massa, ada aspek-aspek tertentu yang akan menjadi pertimbangannya untuk memilih suatu
produk yang akan dipakai, dalam hal ini adalah shampoo.
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang penelitian tersebut maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
Apakah terpaan iklan Shampoo Pantene di radio berpengaruh terhadap minat beli mahasiswa di
Desa Tamantirto, Bantul, Yogyakarta dengan dimoderasi oleh kesadaran merek?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan peneliti selalu di rumuskan dalam usaha pemecahan masalah (Azwar, 2009: 57).
(10)
a. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh terpaan iklan Shampoo Pantene di radio terhadap
minat beli mahasiswa di Desa Tamantirto, Bantul, Yogyakarta dengan moderasi kesadaran
merek
b. Apabila terdapat pengaruh maka selanjutnya ingin mengetahui seberapa besar pengaruh
terpaan iklan Shampoo Pantene di radio terhadap minat beli mahasiswa di Desa Tamantirto,
Bantul, Yogyakarta dengan moderasi kesadaran merek.
Sedangkan manfaat penelitian ini adalah :
a. Secara teoritis atau akademis
Dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan utamanya bagi ilmu komunikasi advertising,
tentang pengaruh terpaan iklan Shampoo Pantene di radio terhadap minat beli dengan
moderasi kesadaran merek.
b. Secara praktis.
1. Sebagai masukan (bahan informasi) PT.Procter and Gamble Home Product Indonesia,
sebagai perusahaan pembuat shampoo Pantene, agar lebih berhasil dalam
mengiklankan produknya.
2. Sebagai masukan (bahan informasi) bagi radio-radio di Yogyakarta khususnya serta
radio siaran di Indonesia umumnya.
D. Kajian Teori 1. Minat Beli
Secara bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu (KBBI, 2008:583). Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar
(11)
sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan
sesuatu, sedangkan pengertian minat menurut Winkel (2004:212) diartikan sebagai
kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang tertentu. Menurut
Woodworth dalam Walgito (2003: 234), mengatakan bahwa minat yaitu dorongan yang
timbul karena seseorang tertarik pada obyek tertentu. Simamora (2002: 131) menjelaskan
bahwa minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang
berminat terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan
serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.. Dari beberapa
definisi yang dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikutip di atas dapat disimpulkan
bahwa, minat adalah kecenderungan seseorang terhadap obyek atau sesuatu kegiatan yang
digemari yang disertai dengan perasaan senang, adanya perhatian, dan keaktifan berbuat.
Kotler dan Keller (2003: 181) menjelaskan bahwa customer buying decision-all their
experience in learning, choosing, using, even disposing of a product. Artinya, minat beli
konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan
dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih,
menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk. Menurut Kotler
dan Keller (2003: 186) the consumer may also form an intention to buy the most preffered
brand yang berarti bahwa konsumen mempunyai keinginan untuk membeli suatu produk
berdasarkan pada sebuah merek. Menurut Boyd, Walker, dan Larreche (2000:6-7),
seseorang menginginkan produk, merek, dan jasa tertentu untuk memuaskan kebutuhan.
Selain itu keinginan orang juga dibentuk oleh pengaruh sosial, sejarah masa lalu, dan
pengalaman konsumsi.
(12)
1. tingkat kesukaan individu terhadap objek
2. keinginan untuk memiliki
3. keinginan untuk melakukan pembelian.
Menurut Wardani (2003: 16) menyatakan bahwa minat pada suatu jabatan dipengaruhi
oleh dua faktor:
1. Faktor internal yaitu faktor yang mempengarui minat karena adanya kebutuhan yang
mendorong dari dalam diri individu terhadap pekerjaan yang disenangi, adanya unsur
kesadaran, perasaan, sifat inovasi sendiri.
2. Faktor eksternal yaitu karena pengaruh-pengaruh dari luar dirinya melalui interaksi dengan
lingkungannya.
2. Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Kesadaran (awareness) menggambarkan keberadaan merek di dalam pikiran konsumen,
yang dapat menjadi penentu dalam beberapa kategori dan biasanya mempunyai peranan
kunci dalam brand equity. Meningkatkan kesadaran adalah suatu mekanisme untuk
memperluas pasar merek. Kesadaran juga mempengaruhi persepsi dan tingkah laku.
Kesadaran merupakan key of brand asset atau kunci pembuka untuk masuk ke elemen
lainnya. Jadi jika kesadaran itu sangat rendah maka hampir dipastikan bahwa ekuitas
mereknya juga rendah.
Secara umum, kesadaran merek menggambarkan persepsi seseorang dan reaksi kognitif
pada sebuah kondisi atau peristiwa. Kesadaran tidak memerlukan pemahaman penuh karena
ia adalah sebuah konsep yang abstrak. Kesadaran bisa di fokuskan pada keadaan internal,
seperti insting atau pada even-even eksternal seperti persepsi panca indra. Durianto dkk
(13)
untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk.
Bagian dari suatu kategori produk perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang
kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan Sedangkan menurut Ambadar
dkk (2007:67), brand awareness adalah ukuran kekuatan eksistensi suatu merek di benak
pelanggan. Brand awareness ini mencakup: brand
. Durianto dkk (2004: 57-59) menjelaskan bahwa pengukuran brand awareness dapat
dilakukan dengan tingkatan brand awareness yaitu top of mind (puncak pikiran), brand
recall (pengingatan kembali merek), brand recognition (pengenalan merek) dan unaware of
brand (tidak menyadari merek)
a. Top of mind (puncak pikiran)
Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan
orang tersebut dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak
disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut
merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.
b. Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)
Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk
menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk. Hal ini diistilahkan dengan
pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden
tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.
c. Brand recognition (pengenalan merek)
Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seorang pembeli
(14)
d. Unaware of brand (tidak menyadari merek)
Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana
konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.
Suatu brand harus melekat dalam benak konsumen agar mudah melakukan recall saat
konsumen melakukan pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk. Hal tersebut
terkait dengan kesadaran merek yang dimiliki konsumen. Kesadaran merek adalah
kemampuan pembeli dalam mengenal suatu merek secara cukup detil dalam suatu kategori
tertentu sehingga memudahkannya membeli. Peran proses penyimpanan informasi ke dalam
ingatan menjadi penting dan salah satu faktor yang mempengaruhi pemrosesan informasi
adalah tingkat keterlibatan konsumen (consumer involvement).
Durianto dkk (2004: 57) menyatakan bahwa pengenalan maupun pengingatan merek
akan melibatkan upaya mendapatkan identitas nama dan menghubungkannya ke kategori
produk. Brand awareness agar dapat dicapai dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara
lain:
a. Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda dibandingkan dengan
lainnya serta harus ada hubungan antara merek dengan kategori produknya.
b. Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga membantu konsumen untuk
mengingat merek.
c. Jika produk memiliki simbol, hendaknya simbol yang dipakai dapat dihubungkan
dengan mereknya.
d. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak diingat pelanggan.
e. Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai kategori
(15)
f. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan karena membentuk ingatan
lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan.
3.. Terpaan Iklan
Terpaan adalah interaksi konsumen dengan pesan dari pengiklan atau pemasar.
Konsumen melihat iklan majalah, mendengar iklan radio, menonton iklan televisi, dan
lain-lain. Terpaan terjadi ketika sebuah iklan ditempatkan sehingga pembeli prospektif dapat
melihat (see), mendengar (hear) atau membaca (read) iklan tersebut (Rossiter & Percy,
1987:559). Pengertian dasar dari terpaan ialah interaksi konsumen dengan pesan dari
pemasar (Shimp, 2004:119)
Secara sederhana iklan didefinisikan sabagai bentuk pesan tentang sebuah produk yang
disampaikan lewat media ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat (Kashali,
2005: 11) maka dalam menyiarkan iklan memerlukan ruangan yang disebut media.
Aspek-aspek terpaan iklan ini digolongkan menjadi tiga menurut Effendi (2003: 39), yaitu:
1) Lamanya individu mendengarkan iklan.
Rentang waktu individu tersebut mendengarkan iklan dari awal hingga akhir.
2) Frekuensi individu mendengarkan iklan.
Berapa kali dalam sehari individu mendengarkan iklan dalam sehari.
3) Keseriusan individu saat melihat atau mendengarkan iklan.
Seberapa tinggi tingkat perhatian individu dalam mendengarkan iklan.
Radio dapat digunakan sebagai media alternatif dalam menyampaikan pesan atau
informasi tentang suatu produk atau jasa. Masduki (2005: 72) menjelaskan periklanan di
radio yaitu:
(16)
Iklan yang dibacakan ialah iklan yang paling sederhana dan yang paling murah
tarifnya. Naskah iklan jenis ini dibacakan oleh seorang atau dua orang penyiar,
tergantung dari naskahnya sendiri.
2) Iklan yang diolah dengan music dan efek suara (spot)
Iklan yang diolah dengan music dan efek suara lebih menarik dari pada jenis iklan
yang dibacakan, karena mengandung segi hiburan dan gambaran suasana. Gambaran
suasana seperti pesta, hujan, angin, dapat diperkuat dengan efek suara.
3) Iklan dalam bentuk acara yang disponsori (sponsored programme)
Iklan dalam bentuk acara yang disponsori. Perusahaan biasanya memesan waktu 15
sampai 30 menit tergantung dari yang diinginkan. Stasiun radio hanya menjual waktu,
sedangkan pengisian acara diserahkan kepada si pemesan. Acara dapat berbentuk
pemutaran lagu yang sedang hits atau berupa kuis (Masduki, 2005: 72).
4. Pengaruh Terpaan Iklan Shampoo Pantene di Radio Terhadap Minat Beli Melalui Kesdaran Merek
Strategi pemasaran banyak berkaitan dengan komunikasi. Periklanan merupakan
salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Untuk dapat
menjalankan fungsi pemasaran, maka apa yang harus dilakukan dalam kegiatan periklanan
tentu saja harus lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khalayak. Periklanan harus
mampu membujuk khalayak ramai agar berperilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi
pemasaran perusahaan untuk mencetak penjualan dan keuntungan. Periklanan harus mampu
mengarahkan konsumen membeli produk-produk yang oleh departemen pemasaran telah
(17)
pembeli atau dengan kata lain iklan harus dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli
produknya.
Iklan berperan besar dalam mempengaruhi tingkah laku ekonomi seseorang. Semakin
banyak iklan ditayangkan, semakin konsumen ingat dan semakin besar keinginan untuk
mengenal produk tersebut. Para pemasang iklan telah menjalin hubungan yang erat dengan
industri media, salah satunya radio. Walaupun radio bukan lagi sebagai media primer, akan
tetapi penikmat media radio masih banyak dijumpai. Radio juga merupakan media yang
ampuh untuk mengiklankan suatu produk karena keberadaan media ini menghabiskan biaya
yang jauh lebih murah daripada televisi dan mempunyai penggemar yang banyak.
Para pembuat atau pemasang iklan harus mempunyai konsep kreatif. Biasanya,
penulis naskah iklan dan pengarah seni akan bekerja sama untuk menghasilkan banyak
konsep kreatif, dengan harapan salah satu dari konsep-konsep tersebut akan menjadi ide
besar yang menarik. Oleh karena itu para pembuat iklan harus menentukan isi pesan,
struktur pesan, format pesan dan sumber pesan yang terbaik, agar pesan yang akan
digunakan untuk membuat iklan dapat menarik perhatian pemirsa dan meningkatkan
pembelian suatu produk (Kotler dan Susanti, 2001 : 154-160).
Iklan juga berfungsi untuk mempengaruhi konsumen agar memahami dan sadar
terhadap merek yang akan dan telah menjadi pilihannya. Salah satu keuntungan dari iklan
adalah menguatkan merek (brand). Hubungan antara iklan dan merek tidak bisa dipisahkan,
keduanya berkaitan satu sama lain. Merek memang bukan sekedar nama, istilah, tanda,
ataupun simbol saja, lebih dariitu, merek merupakan sebuah janji perusahaan untuk secara
konsisten memberikan gambaran, semangat, dan pelayanan pada konsumen. Kalau dulu jika
(18)
utility-nya, atau harganya, kini ada lagi faktor-faktor yang menjadi pertimbangan mereka.
Salah satunya adalah merek. Di dalam merek ada suatu nilai yang tidak dapat diukur,
contohnya adalah nilai emosional, nilai keyakinan, gengsi, dan lain-lain.
E. Hipotesis
Hipotesis dari permasalahan yang hendak diteliti adalah “Terpaan iklan Shampoo Pantene di radio akan memepegaruhi minat beli mahasiswa dengan dimoderatori oleh kesadaran
merek pantene di kalangan mahasiswa”.
Gambar 1.2 Hipotesis Penelitian
F. Definisi Operasional 1. Definisi Konseptual
a. Variabel Independen (X)
Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini terpaan iklan (X). Terpaaniklan adalah
pesan yang disampaikan melalui pengiklanan berupa gambar maupun tulisan yang berisi
tentang himbauan kepada khalayak melalui suatu media.
b. Variabel Moderasi (Z)
Variabel moderasi (kontrol) dalam penelitian ini adalah kesadaran merek (Z). Persepsi
konsumen adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat
kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk (Duranto dkk,2004:57). Terpaan
Iklan
(X)
Kesadaran Merek
(Z)
Minat Beli
(19)
c. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini minat beli (Y). Minat beli adalah minat
adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat
terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan
serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut Simamora
(2002:131).
2. Definisi Operasional Variabel
a. TerpaanIklan (X)
Dalam penelitian ini pengukuran terpaan iklan (Effendi, 2003:39) terdiri dari 3
indikator, yaitu
1) Lamanya individu mendengarkan iklan.
2) Frekuensi individu mendengarkan iklan.
3) Keseriusan individu saat melihat atau mendengarkan iklan.
b. Kesadaran Merek (Z)
Dalam penelitian ini pengukuran kesadaran merek menggunakan indikator yang
diambil dari Durianto dkk (2004: 57-59) yaitu :
1) Top of mind (puncak pikiran)
2) Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)
3) Brand recognition (pengenalan merek)
4) Unaware of brand (tidak menyadari merek)
c. Minat Beli (Y)
Dalam penelitian ini pengukuran minat beli menurut Simamora (2002:131) terdiri
(20)
1) Tingkat kesukaan individu terhadap objek.
2) Keinginan untuk memiliki.
3) Keinginan untuk melakukan pembelian.
G. Metode Penelitian
1.. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswi di Desa Tamantirto, Bantul dan dilaksanakan
pada Bulan September 2016.
2. Jenis Data
a. Data Primer
Sumber data diperoleh langsung dari subjek penelitian yang merupakan hasil jawaban
dari kuesioner yang disebarkan kepada responden mahasiswi di Desa Tamantirto, Bantul.
b. Data Sekunder.
Sumber data diperoleh secara tidak langsung melalui suatu media yang bertujuan
melengkapi data. Data sekunder berbentuk teori-teori yang relevan maupun literatur dari
permasalahan terhadap objek penelitian.
4. Populasi dan Sampel
(21)
Populasi seperangkat unit analisis yang legkap dan sedang diteliti (Sarwono,
2006:111). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi di Desa Tamantirto,
Bantul.
b. Sampel
Sampel adalah sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk dipelajari (Sarwono,
2006:111). Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah mahasiswi aktif yang
berdomisili di Desa Tamantirto, Bantul karena dianggap sebagai responden yang tepat
untuk shampoo dengan merek Pantene. Jumlah sampel dalam penelitian ini dibulatkan
menjadi 50 orang. Menurut Sugiyono (2010:90), ukuran sampel menyatakan bahwa ukuran
tentang sampel harus berkisar antara 30 sampai 500 orang sehingga diharapkan sampel
dalam penelitian ini cukup mewakili. Dengan penjelasan tersebut, peneliti menetapkan
jumlah sampel sebanyak 50 responden guna memudahkan penelitian.
5. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
purposive yaitu menentukan sampel dengan kriteria-kriteria tertentu, yaitu mahasiswi di Desa
Tamantirto, Bantul
6. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan secara deskriptif kuantitatif, sehingga metode pengumpulan
data yang dipakai adalah metode kuesioner secara tertutup dimana responden diberikan
(22)
kuisioner dan menggunakan metode skala Likert. Skala Likert adalah pengekspresian skala
mulai dari paling negatif, netral, dan sampai paling positif (Sarwono, 2006:96). Kuesioner ini
menggunakan Skala Likert 1-4, dimulai dari kiri ke kanan dengan semakin ke kiri
menunjukan arah negatif dan semakin ke kanan menunjukan arah postif, dengan penjelasan
skor sebagai berikut :
1 2 3 4
Nilai 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
Nilai 2 = Tidak Setuju (TS)
Nilai 3 = Setuju (S)
Nilai 4 = Sangat Setuju (SS)
7. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana peneliti memperoleh data yang
kemudian diberi angka-angka untuk dapat dianalisis lebih lanjut. Penelitian ini termasuk
penelitian survey, Kerlinger (Sugiyono, 2010:3) mengemukakan bahwa penelitian survey
adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil tetapi data yang dipelajari
adalah data sample yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian
yang bersifat relatif, distribusi serta hubungan-hubungan antar variabel.
H. Metode Analisis Data 1. Validitas
Uji validitas adalah uji untuk menunjukkan derajat ketepatan antara data yang
sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti
(23)
Confirmatory Factor Analysis (Analisis Konfirmatori Faktor) dengan software SPSS for
windows versi 21, dimana setiap item pertanyaan harus mempunyai factor loading >0,50.
Pengujian validitas menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA)
digunakan untuk menguji unidimensional validitas dan reliabilitas model pengukuran
konstruk yang tidak dapat diukur langsung. Model pengukuran atau disebut juga model
deskriptif (Ferdinant, 2002) yang menunjukkan operasionalisasi variabel atau konstruk
penelitian menjadi indikator-indikator terukur yang dirumuskan dalam bentuk persamaan
dan atau diagram jalur tertentu.
2. Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah derajat konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu
(Sugiyono 2010:3). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan teknik cronbach alpha, dengan
jumlah sampel uji coba kuesioner sebanyak 100 responden. Suatu instrumen penelitian
dinyatakan reliabel apabila nilai cronbach alpha > 0,60. Perhitungan reliabilitas alat ukur
penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS 21 for Windows.
Formula untuk menghitung koefisien Cronbach Alpha adalah sebagai berikut (Santoso,
2005 : 269).
=
Vt
Vi
Vt
b
b
1
Keterangan:
α = Cronbach Alpha
b = Banyaknya butir angket Vt = Varian skor total
(24)
Vi = Varian butir i=1,2,….,n.
3. Analisis Regresi Linier
Analisis kuantitatif adalah analisis dalam bentuk angka-angka hasil perhitungan.
Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh varibel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dengan
dimoderasi variabel moderasi (Z).
Persamaan regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu
buah variabel bebas terhadap satu buah variabel terikat. Persamaan umumnya adalah
sebagai berikut:
Y = � + bX
Menurut Umi Narimawati (2008: 5) pengertian analisis regresi linear berganda yaitu
suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau
lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung dengan skala interval. Analisis
regresi linear berganda digunakan untuk menghitung pengaruh antar variabel dengan
jumlah variabel bebas lebih dari satu. Rumus persamaan umumnya adalah:
Y = � + b1 X1 + b2X2 + … + bnXn
Keterangan:
Y : variabel terikat
X: variabel bebas
ɑ : konstanta
(25)
BAB II
DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
A. Kondisi Geografi
1. Batas Wilayah Desa Tamantirto
Berdasarkan situs website http://kec-kasihan.bantulkab.go.id, Desa Tamantirto
dibentuk pada tahun 1946, nama Desa Tamantirto merupakan pemberian dari Sri Sultan
Hamengku Buwana IX yang dulu bernama Alas Ketoyan yang dalam bahasa jawa
mempunyai arti Alas = Hutan/ tempat, toyo = air.Kemudian pada tanggal 10 Desember
1946, yang bertepatan dengan hari Selasa Legi tanggal 15 Suro 1878/ 16 Muharram 1366
H dijadikan hari lahirnya Desa Tamantirto dengan surya sengkala Rasa Wening Ambuka
Praja.
Desa Tamantirto merupakan salah satu Desa dari 4 Desa di Kecamatan Kasihan,
Desa Tamantirto dikepalai oleh seorang Lurah yang dipilih secara langsung melalui
Pemilihan Lurah Desa tahun 2012, dengan masa jabatan selama enam tahun yaitu
daritanggal 26 Juni 2012 sampai dengan 26 Juni 2018. Lurah Desa Tamantirto
membawahi 10 Pedukuhan yang terdiri dari 89 RT, dan berkedudukan sebagai pemimpin
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang mempunyai tugasmenyelenggarakan urusan
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan yang dibantu oleh Carik Desa, Kepala
Bagian dan Dukuh.
Lebih lanjut berdasarkan data dari http://kec-kasihan.bantulkab.go.id, letak
koordinat Desa Tamantirto adalah 180 19’35” Bujur barat dan 49’30” Lintang selatan dan
(26)
berbatasan dengan teritorial Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta, dan sebelah utara
berbatasan dengan Kabupaten Sleman. Secara rinci sebagai berikut :
Gambar 2.1. Peta Desa Tamantirto
Luas Desa Tamantirto sebesar 672 Ha, dengan batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara adalah Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten
Sleman.
b. Sebelah Selatan yaitu Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ambarketawang dan Desa Bangunjiwo.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Bedhog, Desa Ngestiharjo, Desa
(27)
Kondisi geografis lainnya yang ada di Desa Tamantirto yaitu :
a. Ketinggian tanah dari permukaan laut yaitu 80-100 m.
b. Banyaknya curah hujan sebesar 1.100-2.200 mm/tahun.
c. Topografi berupa dataran rendah.
d. Suhu rata-rata yaitu 16-33o C.
Terdapat orbitan (jarak dari pusat pemerintahan/ desa) sebagai berikut :
a. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 3 Km
b. Jarak dari Ibukota Kabupaten : 10 Km
c. Jarak dari Ibukota Propinsi : 7 Km
d. Jarak dari Ibukota Negara : 565 Km
2. Pembagian Wilayah Desa Tamantirto
Desa Tamantirto terdiri dari 10 pedukuhan dengan perincian yaitu :
a. Dukuh Geblagan terdiri atas 7 RT.
b. Dukuh Gatak terdiri atas 5 RT.
c. Dukuh Ngebel terdiri atas 9 RT.
d. Dukuh Ngrame Terdiri atas 6 RT.
e. Dukuh Jetis terdiri atas 10 RT.
f. Dukuh Jadan terdiri atas 7 RT.
g. Dukuh Brajan terdiri atas 11 RT.
h. Dukuh Gonjen terdiri atas 8 RT.
i. Dukuh Kasihan terdiri atas 8 RT (Kasihan), 9 RT (Gunung Sempu).
(28)
B. Kondisi Demografi
1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Penduduk Desa Tamantirto berdasarkan data dari
http://kec-kasihan.bantulkab.go.id, tahun 2014 berjumlah 25.108 orang, yang terdiri dari 7149
kepala keluarga dengan rincian penduduk laki-laki sebanyak 12.539 orang,penduduk
perempuan sebanyak 12.569 orang. Berkaitan dengan jenis kelamin penduduk yang ada
di Desa Tamantirto nampak pada tabel di bawah ini :
Gambar 2.2. Komposisi Penduduk Desa Tamantirto Berdasarkan Jenis Kelamin
Nampak bahwa penduduk Desa Tamantirto yang berjenis kelamin perempuan
lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Berkaitan dengan laju pertumbuhan
(29)
Gambar 2.3. Tingkat Pertumbuhan Penduduk Desa Tamantirto Tahun 2011 - 2014
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa setiap tahunnya jumlah penduduk Desa
Tamantirto meningkat. Pada tahun 2011 jumlah penduduknya 19.883 orang sedangkan
pada tahun 2012 menjadi 20.241 orang. Pada tahun 2013 berjumlah 24.892 sedangkan
tahun 2014 menjadi 25.108.
2. KomposisiPenduduk Berdasarkan Usia
1 2 3 4
Jumlah 19883 20241 24892 25108
(30)
Gambar 2.4. Komposisi Penduduk Desa Tamantirto Berdasarkan Usia
Nampak dari gambar di atas bahwa jumlah penduduk yang paling banyak di
DesaTamantirto berusia 16-25 tahun. Sementara paling sedikit penduduk yang berusia
>51 tahun.
3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Gambar 2.5. Komposisi Penduduk Desa Tamantirto Berdasarkan Pekerjaan 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
< 5 Tahun 5 - 15 tahun
16 - 25 Tahun
26 - 35 Tahun
36 - 50 Tahun > 51 Tahun Usia 11699 6394 1475 1770 Pelajar /Mahasiswa Wiraswasta/ Usahawan Pegawai Swasta PNS/TNI/POLRI
(31)
Gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk Desa Tamantirto paling
banyak adalah pelajar. Jumlah yang menjadi pelajar atau mahasiswa sebanyak 11.699
orang.
4. K omposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Gambar 2.6. Komposisi Penduduk Desa Tamantirto Berdasarkan Pendidikan
Nampak bahwa jumlah penduduk yang memiliki tingkat pendidikan yang
dominan adalah SMA, dilanjutkan dengan SMP, SD, S1 dan D3.
C. Kondisi Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya masyarakat desa Tamantirto secara umum masih kental dengan
adat jawa, masih memegang erat tradisi budaya Jogjakarta, dimana di bulan-bulan tertentu
masih ada acara tradisi yang kental dengan budaya adat seperti pada acara pernikahan, acara
keagamaan, apalagi desa Tamantirto ini merupakan daerah perbatasan dengan desa
Ambarketawang yang setiap tahun ada tradisi budaya "Bekakak" yang secara tidak langsung
melibatkan masyarakat desa tamantirto.
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000
Pendidikan
(32)
Untuk kegiatan-kegiatan sosial seperti gotong-royong /kerjabakti masih melekat pada
masyarakat tamantirto hal ini bisa dilihat ketika ada berbagai macam kegiatan yang
melibatkan segenap warga, seperti acara 17 Agustus, acara "Sripahan / Melayat", acara hari
besar keagamaan dan lain-lain.
D. Strategi dan Arah Kebijakan Desa
Berdasarkan Visi, Misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka upaya
pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan strategi, arah
kebijakan dan program.Selain itu untuk mengukur capaian kinerja maka dirumuskan pula
indikator sebagai tolak ukur kinerja. Strategi untuk mencapai sasaran misi pertama adalah
dengan penggeraan dan pemberdayaan masyarakat dan arah kebijakan antara lain:
1. Memberdayakan dan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan
dan pelestarian nila-nilai budaya guna menghadapi globalisasi.
2. Meningkatkan peran pemerintah dan masyarakat dalam penyelesaian masalah sosial di
lingkungannya.
3. Meningkatkan program pemberdayaan masyarakat desa, dalam hal program
pengembangan lembaga ekonomi pedesaan dan peningkatan masyarakat pedesaan di
Tamantirto.
E. Prioritas Desa
Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan diatas dan pencapaian visi dan misi
Pemerintah Desa Tamantirto, baik jangka panjang maupun jangka menengah, serta
(33)
1. Reformasi birokrasi dan tata kelola pelayanan.
2. Pendidikan.
3. Kesehatan.
4. Penanggulangan kemiskinan.
5. Ketahanan pangan dan infrastruktur.
6. Lingkungan hidup dan bencana.
7. Kebudayaan.
Pada dasarnya ketujuh prioritas Desa diatas merupakan upaya untuk : Pertama,
percepatan pembangunan infrastruktur fisik (meliputi prioritas 5), Kedua, pengutamaan
infrastruktur sosial (prioritas 2, 3, 4, 6) Ketiga, perbaikan infrastruktur lunak (prioritas 1,
reformasi birokrasi dan tata kelola pelayanan), Keempat, pembangunan kreatifitas (proritas
7).
F. Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu Desa dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan suatu
Desa.Adanya pertumbuhan ekonomi menunjukkan adanya peningkatan produksi di suatu
Desa padaperiode waktu tertentu. Adanya peningkatan produksi diharapkan mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga juga terjadi peningkatan kesejahteraan
masyarakat.Dalam perekonomian terbuka, pertumbuhan ekonomi tidak hanya dipengaruhi
oleh aktivitas perekonomian di wilayah tersebut namun juga dipengaruhi olehperekonomian
(34)
oleh aktivitas ekonomi penduduk Tamantirto namun juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar
seperti kondisi ekonomi Kabupaten, Propinsi, Nasional dan bahkan ekonomi global.
Berdasarkan karakteristik sumber daya alamnya (SDA), wilayah Desa Tamantirto
dapat dikategorikan dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Kawasan budidaya pertanian, yang meliputi Pedukuhan Gatak, Ngebel, Ngrame, Jetis,
Jadan. Kawasan ini merupakan penyangga produksi pertanian untuk Desa Tamantirto
dan sekitarnya.
2. Kawasan tumbuh cepat, yang meliputi Pedukuhan Geblagan, Gatak, Ngebel, Brajan,
Kasihan. Kawasan ini berkembang pesat karena kedudukannya pada lalu lintas antar
daerah. Banyak bermunculan pemukiman dan perumahan baru serta universitas dan
sekolah tinggi pada wilayah tersebut. Dampak positifnya adalah semakin baik
percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat, karena mayoritas pemukim baru adalah
masyarakat yang berpenghasilan tetap dan pada level menengah keatas.
3. Kawasan pusat perekonomian yaitu terdapat di Pedukuhan Geblagan, Gatak, Ngebel,
Ngrame, Jadan, Brajan. Kawasan ini merupakan pusat perekonomian dimana terdapat
daeler mobil, kios-kios/ pertokoan, SPBU, industri kerajinan meubelair, konveksi, dan
pasar yang cukup aktif dengan aktivitas ekonomi dan bisnis.
4. Kawasan pariwisata, yaitu terdapat di Pedukuhan Kasihan, Brajan, Kembaran. Kawasan
ini merupakan tempat Padepokan Bagong Kussudiardja, Pedukuhan Kasihan dan
Brajan, kawasan ini terdapat Sendang Kasihan dan Sendang Brajan.
Pengembangan perekonomian di tingkat Pedukuhan yang sangat menonjol:
1. Pedukuhan I Geblagan: pembuatan industri rumahtangga Ampyang/ Gula kacang,
(35)
2. Pedukuhan II Gatak: bidang Pertanian sektor Perikanan pembibitan dan pembesaran
ikan air tawar, industri pembuatan tahu-tempe, Bank sampah.
3. Pedukuhan III Ngebel: Industri pembuatan buis beton,paving, batako.
4. Pedukuhan IV Ngrame: industri pembuatan Kain Tenun Lurik, Pertanian sektor
Perikanan pembesaran ikan Gurami, industri pembuatan tahu-tempe kedelai dan koro,
kerajinan bambu, Industri pembuatan buis beton,paving, batako, batu bata merah,
bidang Pertanian sektor Peternakan Kambing PE.
5. Pedukuhan V Jetis: bidang Pertanian sektor Peternakan penggemukan sapi potong.
6. Pedukuhan VI Jadan: industri rumah tangga makanan olahan camilan, budidaya Jamur
tiram.
7. Pedukuhan VII Brajan industri: rumah tangga sablon dan konveksi kaos, pusat
industri batu bata merah.
8. Pedukuhan VIII Gonjen: industri batu bata merah, kerajinan patung batu.
9. Pedukuhan IX Kasihan: industri rumah tangga sablon dan konveksi kaos,kerajinan
handycraf kuningan, industri rumah tangga pembuatan bakpia.
10.Pedukuhan X Kembaran: kerajinan handycraf pigura dari kerang, industri batu bata
abu limbah pabrik gula madukismo, pembuatan pupuk organik.
Penyerapan tenaga kerja secara mandiri desa sangat tinggi didukung adanya :
1. Aneka ragam Home Industri sebanyak 143 unit (industri bahan bangunan,Konveksi,
Makanan)
2. Aneka ragam kegiatan ekonomi sektor informal, seperti : Bengkel 51 unit, Warung
Makan 129 unit,warung kelontong 229 unit. Disamping itu masih banyak serapan
(36)
3. Bidang pertanian, perikanan dan peternakan 227 keluarga.
4. Toko Kelontong, Waserda,warung makan dan sejenis kelas mikro dan menengah
rata-rata setiap RT sebanyak 36 unit, sehingga total se desa berjumlah lebih 358 unit.
5. Pada dasarnya penduduk usia kerja tidak ada yang menganggur, data penduduk tidak
bekerja tahun 2012 sebanyak 1.677 orang, tahun 2013 sebanyak 1.859 orang tersebut
diatas adalah Ibu-ibu Rumah Tangga yang juga memiliki pekerjaan meskipun tidak
tetap.
Koperasi dan LKM (Lembaga Keuangan Mikro) banyak tersebar di wilayah Desa
Tamantirto, sebanyak 3 unit ditingkat Desa.Koperasi dan LKM yang memiliki asset dan
nasabah banyak adalah :
a. BKM Gawe Makmur
Didirikan pada tahun 2000 dengan modal 132.000.000. Aset akhir tahun 2013
telah mencapai lebih dari 162.300.000 rupiah. Anggota nasabah mencapai jumlah
angka sekitar 120 orang.
b. LKMA Maju Lestari
Aset akhir tahun 2013 telah mencapai lebih dari 150.800.000 rupiah.
c. LKD Sedyo Mukti
Didirikan pada tahun 2012 dengan modal awal Rp.100.000.000. Asset pada akhir
tahun 2013 telah mencapai lebih dari 126 juta rupiah.
Dengan adanya berbagai macam lembaga/organisasi sosial yang berperan sebagai
Pembina atau penggerak usaha ekonomi mikro telah berperan dalam meningkatkan
dinamika dan produktifitas masyarakat, yang berlanjut pada peningkatan pendapatan dan
(37)
G. Keberadaan Mahasiswa di Desa Tamantirto
Terdapat banyak mahasiswa di Desa Tamantirto karena letaknya yang berdekatan
dengan kampus. Berikut uraian tentang keberadaan mahasiswa di wilayah tersebut:
Gambar 2.7. Mahasiswa di Desa Tamantirto
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa jumlah mahasiswa yang berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 72 orang sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak
170 orang. Data yang berkaitan dengan jurusan yang sedang ditempuh oleh mahasiswa pada
penelitian ini tidak diuraikan karena keterbatasan dana yang dimiliki di kantor Desa
Tamantirto.
Series1, laki-laki, 72
Series1, Perempuan,
(38)
(39)
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskriptif Data Responden
Untuk mendapatkan data penelitian, maka peneliti memberikan kuesioner terhadap
mahasiswa yang berada di Desa Tamantirto. Pada kenyataannya semua kuesioner yang
dibagikan kembali atau terisi dengan lengkap sehingga dapat dianalisis.
Analisis deskriptif merupakan analisis yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberikan gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi
sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum. Analisis ini terdiri dari analisis karakteristik responden.
B. Karateristik Responden 1. Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan jenis kelamin responden, terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok
laki-laki dan perempuan. Penelitian ini tidak ditujukan untuk mencari perbedaan antara
perempuan dan laki-laki sehingga komposisi antara perempuan dan laki-laki tidak harus
sama. Hasil penelitian menjelaskan bahwa distribusi frekuensi data seperti ditunjukkan pada
tabel berikut:
(40)
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Perempuan 50 100%
Laki-laki 0 0%
Total 50 100%
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 3.1 di atas dapat diketahui bahwa jumlah subjek secara
keseluruhan adalah perempuan.
2. Usia Responden
Karakteristik yang kedua dari responden adalah usia. Karakteristik usia dalam
penelitian ini dibedakan menjadi usia 18-20 tahun, 21-23 tahun, dan ≥ 24 tahun. Tabel 4.2 menunjukkan usia responden.
Tabel 3.2
Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase (%)
18 – 20 tahun 18 36
21 – 23 tahun 24 48
≥ 24 tahun 8 16
Total 50 100%
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan uraian tabel tersebut, dapat diketahui bahwa mayoritas subjek berusia
21 hingga 23 tahun (48%). Subjek yang berusia 18 hingga 20 tahun sebanyak 18 orang
(41)
C. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 1. Uji Validitas
Uji validitas bertujuan mengetahui ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya (Sekaran, 46: 2006). Dalam penelitian ini akan digunakan uji
validitas dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan bantuan software SPSS for
windows versi 21, dimana setiap item pertanyaan harus mempunyai factor loading>0,50. Pada
pengujian data (pre-test) dilakukan kepada 50 responden berbeda dan mengganti nilai acuan
pada beberapa item pertanyaan. Adapun hasil pengujian diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.3 Hasil Uji KMO
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .748
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 304.602
df 55
Sig. .000
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 3.3 diketahui bahwa angka KMO sebesar 0,855 dengan signifikansi
sebesar 0,000. Angka 0,748 berada di atas 0,50 dan signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka
variabel data di atas dapat terus dianalisis lebih lanjut.
Tabel 3.3
Hasil Pengujian Validitas
Rotated Component Matrixa
(42)
1 2 3
terpaan1 .068 -.221 .876 terpaan2 .001 -.023 .925 terpaan3 .267 .046 .799 minat1 .054 .855 -.089 minat2 -.268 .776 -.070 minat3 .128 .850 -.012 minat4 -.099 .816 -.033 kesadaran1 .879 .048 .195 Kesadaran2 .855 .037 .183 Kesadaran3 .909 -.148 .059 Kesadaran4 .853 -.089 -.039
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 4 iterations.
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan hasil pengujian validitas diketahui bahwa item dalam pengujian
mempunyai hasil valid dan dapat dipakai untuk data penelitian, diperoleh hasil bahwa sebaran
data terekstrak sempurna dan memiliki nilai loading factor>0,5. Pengujian dengan metode
Varimax ditunjukkan oleh nilai loading factor pada tabel Rotated Component Matrix yaitu
koefisien yang menunjukkan tingkat korelasi antar item pertanyaan dengan faktornya. Tabel
3.3 menunjukkan bahwa item terpaan iklan, minat beli, dan kesadaran merek seluruhnya
berada dalam masing-masing faktor dan memenuhi kriteria pengujian dengan nilai loading
(43)
Pada item terpaan iklan (terpaan1, terpaan2, dan terpaan3) telah mengelompok dalam
satu faktor, yaitu pada faktor 2. Untuk item minat beli (minat1, minat2, minat3, dan minat4)
seluruhnya berada dalam satu faktor, yaitu faktor 1. Pada item kesadaran merek (kesadaran1,
kesadaran2, kesadaran3, dan kesadarn4) juga telah mengelompok pada satu faktor, yaitu
faktor 3.
2. Uji Reliabilitas (Cronbach Alpha)
Reliabilitas merupakan prosedur pengujian statistik yang dianggap relevan untuk
mengukur sejauh mana kehandalan atau konsistensi internal dari suatu instrument
penelitian.Untuk menguji reliabilitas digunakan Cronbach Alpha dengan bantuan SPSS for
windows 21. Keputusan untuk mengetahui bahwa instrument adalah reliabel jika nilai r >0,6.
Selanjutnya tingkatan reliabilitas dibagi menjadi tiga kriteria sebagai berikut:
1) Jika alpha atau rhitung 0,8 – 1,0 = Reliabilitas baik
2) Jika alpha atau rhitung 0,60 – 0,79 = Reliabilitas diterima
3) Jika alpha atau rhitung kurang dari 0,60 = Reliabilitas kurang baik
Dengan demikian, prosedur pengujian ini dapat memberikan jaminan bahwa datanya
memenuhi kriteria kelayakan untuk dianalisis dengan menggunakan metode-metode statistik
lain. Dari hasil pengujian reliabilitas variabel, didapatkan nilai Cronbach Alpha dari
masing-masing variabel pada sampel sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas 3 Variabel Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
N of Items
(44)
.681 11
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas pada tabel 3.4 diperoleh nilai Cronbach
Alpha sebesar 0.681, yang berarti bahwa variabel terpaan iklan, minat beli, dan kesadaran
merek layak dijadikan instrumen dalam penelitian ini atau dikatakan reliabel dan dapat
digunakan untuk penelitian selanjutnya
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Terpaan Iklan Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.848 3
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas pada tabel 3.5 diperoleh nilai Cronbach
Alpha sebesar 0.848 (kategori baik), yang berarti bahwa variabel terpaan iklan (terpaan1,
terpaan2, dan terpaan3) layak dijadikan instrumen dalam penelitian ini atau dikatakan
reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
Tabel 3.6
(45)
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
N of Items
.842 4
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas pada tabel 3.6 diperoleh nilai Cronbach
Alpha sebesar 0.842 (kategori baik), yang berarti bahwa variabel minat beli (minat beli1,
minat beli2, minat beli3, dan minat beli4) layak dijadikan instrumen dalam penelitian ini
atau dikatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Kesadaran Merek Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.903 4
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas pada tabel 3.7 diperoleh nilai Cronbach
Alpha sebesar 0.903 (kategori baik), yang berarti bahwa variabel kesadaran merek
(kesadaranmerek1, kesadaranmerek2, kesadaranmerek3, dan kesadaranmerek4) layak
dijadikan instrumen dalam penelitian ini atau dikatakan reliabel dan dapat digunakan untuk
penelitian selanjutnya.
D. Analisis Kategorisasi
Analisis kategorisasi adalah deskripsi variabel yang menggunakan kategori interval
(46)
kemudian dibagi ke dalam kelas interval dengan menggunakan skor total sebanyak 50
Mahasiswi di Desa Tamantirto, Kabupaten Bantul.
Tabel 3.8 Deskriptif Variabel
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TerpaanIklan 50 3 12 8.00 2.330 MinatBeli 50 4 16 11.16 2.621 KesadaranMerek 50 6 16 11.66 2.685 Valid N (listwise) 50
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 3.7 dapat dilihat bahwa dalam variabel terpaan iklan nilai
minimum 3 dan maksimum 12 dan mean 8. Variabel Minat Beli nilai minimum 4 dan
maksimum 16 dan mean 11,16. Variabel Kesadaran Merek nilai minimum 6 dan maksimum
16 dan mean 11,64.
1. Analisis Kategorisasi Variabel Terpaan Iklan
Skor max-skor min : 12-3=9
Jumlah interval : 3
(47)
Tabel 3.9
Analisis Kategorisasi Variabel Terpaan Iklan
Sumber:
data primer
yang diolah,
2016
Berdasarkan tabel 3.10 dapat terlihat bahwa variabel terpaan iklan mayoritas responden memilih kateg
2. Analisis
Kategorisasi Variabel Minat Beli
Skor max-skor min : 16-4=12
Jumlah interval : 3
Panjang interval : 12/3=4
Tabel 3.10
Analisis Kategorisasi Variabel Minat Beli
Sumber:
data primer
yang diolah,
2016
Berdasarkan tabel 3.10 dapat terlihat bahwa variabel minat beli mayoritas responden memilih kategori se
3. Analisis
Kategorisasi Variabel Kesadaran Merek
Skor max-skor min : 16-6=10
Jumlah interval : 3
Panjang interval : 10/3=3,3
Interval Kategori Frekuensi Presentase
10-12 Tinggi 15 30%
7-9 Sedang 22 44%
3-6 Rendah 13 26%
Jumlah 50 100%
Interval Kategori Frekuensi Presentase
13-16 Tinggi 16 32%
9-12 Sedang 22 44%
4--8 Rendah 12 24%
(48)
Tabel 3.11
Analisis Kategorisasi Variabel Kesadaran Merek
Sumber:
data primer
yang diolah,
2016
Berdasarkan tabel 3.11 dapat terlihat bahwa variabel kesadaran merek mayoritas responden memilih ka
E. UJI HIPOTESIS DENGAN LINEAR REGRESSION DAN MULTIPLE REGRESSION
Dalampenelitian ini dilakukan analisis regresi secara bertahap, yaitu: Pertama,
melakukan analisis linear regression untuk menguji pengaruh langsung dari variabel
independen kredibilitas terpaan iklan (X) terhadap variabel mediator kesadaran merek (Z).
Kedua, melakukan analisis linear regression untuk menguji pengaruh langsung dari variabel
mediator kesadaran merek (Z) terhadap variabel dependen minat beli (Y). Ketiga, melakukan
analisis linear regression untuk menguji pengaruh langsung dari variabel independen terpaan
iklan (X) terhadap variabel dependen minat beli (Y). Keempat, melakukan analisis multiple
regression untuk menguji pengaruh variabel independen terpaan iklan (X) terhadap variabel
dependen minat beli(Y), dengan menyertakan variabel mediator kesadaran merek (Z).
1. Pengaruh Variabel Terpaan Iklan (X) Terhadap Kesadaran Merek (Z) Tabel 3.12
Output Regresi Variabel X Terhadap Z
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Interval Kategori Frekuensi Presentase
12,8-16,1 Tinggi 26 52%
9,4-12,7 Sedang 10 20%
6-9,3 Rendah 14 28%
(49)
B Std. Error Beta
1
(Constant) 7.540 1.239 6.086 .000
TerpaanIklan .515 .149 .447 3.462 .001
a. Dependent Variable: KesadaranMerek
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Dari analisis linear regression seperti terlihat pada tabel 3.12 diperoleh hasil yang
menunjukkan bahwa variabel terpaan iklan (X) memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel kesadaran merek (Z). Dari pengujian tersebut diperoleh nilai beta
terstandarisasi (β) sebesar 0,447 dan nilai t sebesar 3,462 dengan signifikansi 0,001 (P<0,05). Jadi bisa disimpulkan bahwa variabel terpaan iklan secara positif signifikan mempengaruhi
kesadaran merek shampoo Pantene di Desa Tamantirto, Bantul..
Tabel 3.13
Outpot R2 Variabel X Terhadap Z
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .447a .200 .183 2.427
a. Predictors: (Constant), TerpaanIklan
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 3.13 nilai R yang merupakan simbol dari nilai koefisien korelasi adalah
(50)
besar pengaruh model regresi yang dibentuk oleh interaksi variabel bebas dan variabel terikat
adalah 0,200 atau 20% yang berarti bahwa variabel terpaan iklan memiliki pengaruh
kontribusi sebesar 20% terhadap variabel kesadaaran merek dan 80% lainnya dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain di luar variabel terpaan iklan.
2. Pengaruh Variabel Kesadaran Merek (Z) Terhadap l Minat Beli (Y) Tabel 3.14
Output Regresi Variabel Z Terhadap Y
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 5.756 1.483 3.880 .000
KesadaranMerek .464 .124 .475 3.737 .000
a. Dependent Variable: MinatBeli
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Dari analisis linear regression seperti terlihat pada tabel 3.14 diperoleh hasil yang
menunjukkan bahwa variabel kesadaran merek (Z) memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel minat beli (Y). Dari pengujian tersebut diperoleh nilai beta terstandarisasi
(β) sebesar 0,475 dan nilai t sebesar 3,737 dengan signifikansi 0,000 (P<0,05). Jadi bisa disimpulkan bahwa variabel kesadaran merek secara positif signifikan mempengaruhi minat
beli shampoo Pantene di Desa Tamantirto, Bantul..
Tabel 3.15
Outpot R2 Variabel Z Terhadap Y
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
(51)
1 .475a .225 .209 2.331
a. Predictors: (Constant), KesadaranMerek
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 3.15 nilai R yang merupakan simbol dari nilai koefisien korelasi adalah
0,475. Nilai Adjusted R Square (R2) atau koefisien determinasi yang menunjukkan seberapa
besar pengaruh model regresi yang dibentuk oleh interaksi variabel bebas dan variabel terikat
adalah 0,225 atau 22,5% yang berarti bahwa variabel kesadaran merek memiliki pengaruh
kontribusi sebesar 22,5% terhadap variabel minat beli dan 78,5% lainnya dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain di luar variabel kesadaran merek.
3. Pengaruh Variabel Terpaan Iklan (X) Terhadap Variabel Minat Beli (Y) Tabel 3.16
Output Regresi Variabel X Terhadap Y
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 7.160 1.211 5.911 .000
TerpaanIklan .500 .145 .444 3.437 .001
a. Dependent Variable: MinatBeli
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Dari analisis linear regression seperti terlihat pada tabel 3.16 diperoleh hasil yang
(52)
terhadap variabel minat beli (Y). Dari pengujian tersebut diperoleh nilai beta terstandarisasi
(β) sebesar 0,461 dan nilai t sebesar 3,437 dengan signifikansi 0,001 (P<0,05). Jadi bisa disimpulkan bahwa variabel terpaan iklan secara positif signifikan mempengaruhi minat beli
shampoo Pantene di Desa Tamantirto, Bantul.
Tabel 3.17
Outpot R2 Variabel X Terhadap Y
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .444a .197 .181 2.373
a. Predictors: (Constant), TerpaanIklan
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 3.17 nilai R yang merupakan simbol dari nilai koefisien korelasi adalah
0,444. Nilai Adjusted R Square (R2) atau koefisien determinasi yang menunjukkan seberapa
besar pengaruh model regresi yang dibentuk oleh interaksi variabel bebas dan variabel terikat
adalah 0,197 atau 19,7% yang berarti bahwa variabel terpaan iklan memiliki pengaruh
kontribusi sebesar 19,7% terhadap variabel minat beli dan 80,3% lainnya dipengaruhi oleh
(53)
4. Pengaruh Variabel Terpaan Iklan (X) dan Variabel Kesadaran Merek (Z) Terhadap Variabel Minat Beli (Y)
Tabel 3.18
Output Regresi Variabel X Terhadap Y Dengan Melibatkan Variabel Z
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 4.620 1.530 3.021 .004
TerpaanIklan .326 .154 .290 2.116 .040
KesadaranMerek .337 .134 .345 2.516 .015
a. Dependent Variable: MinatBeli
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Melalui analisisi multiple regression seperti terlihat pada tabel 3.18 diperoleh hasil yang
menunjukkan bahwa variabel terpaan iklan (X) berpengaruh secara positif signifikan terhadap
variabel minat beli (Y) ketika dikontrol oleh variabel kesadaran merek (Z). Hal tersebut
(54)
signifikansi 0,040 (P>0,05). Kemudian variabel kesadaran merek memiliki pengaruh positif
signifikan dan memediasi variabel terpaan iklan terhadap variabel minat beli. Hal tersebut
ditunjukkan dengan koefisien beta terstandarisasi (β) sebesar 0,345, t hitung 2,516 dengan signifikansi 0,015 (P<0,05).
Tabel 3.19
Outpot R2 Variabel X Terhadap Y Dengan Melibatkan Variabel Z
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .541a .293 .263 2.251
a. Predictors: (Constant), KesadaranMerek, TerpaanIklan
Sumber: data primer yang diolah, 2016
Dari tabel 3.19 nilai R yang merupakan simbol dari nilai koefisien korelasi adalah
0,541. Nilai Adjusted R Square (R2) atau koefisien determinasi yang menunjukkan seberapa
besar pengaruh model regresi yang dibentuk oleh interaksi variabel bebas dan variabel terikat
yang dikontrol variabel moderasi adalah 0,293 atau 29,3% yang berarti bahwa variabel
terpaan iklan yang dikontrol variabel kesadara merek memiliki pengaruh kontribusi sebesar
29,3% terhadap variabel minat beli dan 70,7% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di
luar variabel tersbut.
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis sebelumnya didapatkan hasil bahwa variabel terpaan iklan
(55)
kesadaran merek. Hal tersebut menandakan bahwa semakin tinggi nilai terpaan iklan ketika
dikontrol (dimoderasi) oleh kesadaran merek, maka akan semakin tinggi juga nilai minat beli
terhadap shampoo pantene, begitu juga sebaliknya sehingga hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini diterima.
Terpaan iklan yang dibuat shampoo Pantene merupakan salah satu bentuk komunikasi
massa yang dibuat untuk mempromosikan dan mengenalkan produk shampoo Pantene
terhadap khalayak. Menurut Rahmat (2005:230) iklan komersial, dan komunukasi massa
cukup efektif dalam menciptakan pendapat tentang masalah-masalah baru bila tidak ada
predisposisi yang harus diperteguh. Melalui iklan tersebut, mahasiswi di Desa Tamantirto,
Bantul yang sebagai responden dalam penelitian ini dapat mengingat dan mengenal pesan
yang disampaikan. Menurut Morissan (2010:114) iklan adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi minat beli konsumen. Jadi dapat dikatakan bahwa terpaan iklan yang
diterapkan Shampoo Pantene dalam berbagai media sudah berhasil untuk mempengaruhi
minat beli konsumen.
Variabel terpaan iklan Shampoo Pantene terdiri dari tiga indikator yaitu lamanya individu
mendengarkan iklan, frekuensi individu, dan keseriusan individu melihat atau mendengarkan
iklan (Effendi, 2003:39). Dalam indikator lamanya individu mendengarkan iklan, iklan
Shampoo Pantene merupakan iklan yang menarik pehatian konsumen sehingga konsumen
tertarik mendengarnya. Dilihat dari frekuensi individu, iklan Shampoo Pantene sudah sering
dilihat, didengar oleh khalayak sehingga tagline Shampoo Pantene sudah dikenal konsumen.
Dari sisi keseriusan individu melihat atau mendengarkan iklan, Shampoo Pantene sudah
(56)
Dari hasil penelitian juga disebutkan bahwa kesadaran merek berhasil memoderasi
variabel teerpaan iklan terhadap minat beli. Kesadaran merek merupakan salah satu alat yang
dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk membuat produknya selalu diingat oleh
konsumen. Suatu merek yang sudah melekat pada pikiran konsumen terhadap suatu produk,
akan menciptakan keunggulan bersaing yang memiliki nilai tambah. Ketika konsumen
merasa sudah mengenali, mampu mengingat sebuah merek dengan baik, dan merasa sudah
cukup dekat dengan merek tersebut, maka akan semakin tinggi kemungkinan konsumen
memutuskan membeli kembali merek tersebut. Shampoo Pantene menjadi salah satu merek
yang dikenali oleh khalayak sehingga dapat meningkatkan minat beli terhadap Shampoo
Pantene tersebut.
Menurut Aaker dalam Ariyan (2010) menyatakan kesadaran merek adalah kesanggupan
seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek
merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Sedangkan Durianto dkk (2004)
menyatakan bahwa Brand Awareness atau kesadaran merek menggambarkan kesanggupan
seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu brand sebagai bagian dari
suatu kategori produk tertentu. Pada umumnya konsumen cenderung membeli produk dengan
brand yang sudah dikenalnya atas dasar pertimbangan kenyamanan, keamanan dan lain-lain.
Bagaimanapun juga, brand yang sudah dikenal menghindarkan konsumen dari risiko
(57)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan ketika diuji antar
variabel X-Z, X-Y, dan Z-Y. Terpaan iklan memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap kesadarran merek, terpaan iklan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
minat beli, dan kesadaran merek memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.
Kemudian kesadaran merek yang menjadi variabel moderasi memiliki pengaruh
signifikan dan memediasi variabel independen terpaan iklan terhadap variabel dependen
minat beli. Hal ini terlihat dari nilai R Square sebesar 29,3%, sedangkan 70,7% lainnya
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar model regresi.
Jadi bisa disimpulkan bahwa terpaan iklan Shampoo Pantene mahasiswi di Desa
Tamantirto, Bantul mempengaruhi minat beli merek terhadap Shampoo Pantene melalui
moderasi kesadaran merek.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat memberikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan (Pantene)
Berkaitan dengan hasil penelitian, maka perusahaan Shampoo Pantene sebaiknya mengefektifkan periklanan sebagai media promosi karena dapat menjangkau
(58)
Meningkatkan ide dan konsep periklanan sebagai hal untuk meningkatkan penjualan produk shampoo Pantene
2. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan untuk menyempurnakan penelitian ini dengan menambahakan variabel ataupun indikator dari brand seperti brand equity maupun brand loyalty karena
pentingnya tentang pengaruh brand di media periklanan.
Memperluas lingkup penelitian serta menambahkan variasi demografi sampel penelitiannya, agar aspek generalisasinya lebih besar.
(59)
DAFTAR PUSTAKA
Ambadar J, Abidin M, Isa Y. 2007. Mengelola Merek. Jakarta: Yayasan Bina Karsa Mandiri.
Azwar, S, 2009, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Jakarta : Pustaka Pelajar.
Boyd, Walker dan Larreche. 2000. Manajemen Pemasaran : Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global, Edisi Kedua.J akarta : Erlangga.
Durianto, Darmadi, Sugiharto dan Budiman. 2004. Brand Equity Ten: Strategi Memimpin Pasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta : Kanisius.
Ferdinand, A. 2002. Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen. Semarang : BP Undip.
Kasali, R. 2005. Manajemen Public Relations. Jakarta. Ghalia Indonesia
KBBI, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, P., dan Keller, K.L., 2003, Manajemen Pemasaran Edisi 12, Cetakan III, Alih Bahasa oleh Benyamin Molan.
Masduki. 2005, Menjadi Broadcaster Profesional. Pustaka Populer, Yogyakarta. Kotler, P. dan Susanto, A.B,2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Edisi Pertama, Jilid II, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Morissan. 2011. Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi “Edisi Revisi”. Kencana. Jakarta
Narimawati, U. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung: Agung Media.
Rakhmat, J. 2005. Metode penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Rossiter, J. R. dan Percy, L. 1987. Advertising and Promotion Management. New York: Mc Graw-Hill.
Santoso, 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatf dan Kualitatif, jakarta: Prestasi Pustaka.
Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2006.
(60)
Shimp, T. 2004. Periklanan dan Promosi: aspek tambahan komunikasi terpadu - Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono.2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Winkel. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sumber Online
http://www.topbrand-award.com diakses pada 23 September 2016
http://kec-kasihan.bantulkab.go.id diakses pada 23 September 2016
Sumber Lain
Ariyan, Hendi. 2010. Pengaruh Brand Awareness dan Kepercayaan Konsumen atas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Minuman Aqua di Kota Padang, Jurnal Manajemen UNP, Vol 2, No.1, Hal 1-11
Kurniawan, T. 2013. Pengaruh Paparan Iklan dan Self Efficacy Terhadap Perilaku Merokok Remaja. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Universitas Kristen Satya Wacana. Hal 1-30. 2013.
Rawal, Priyanka. 2013. AIDA Marketing Communication Model: Stimulating a purchase decision in the minds of the consumers through a linear progression of steps. IRC International Journal of Multidisciplinari Resarch In Social & Management Sciences. Vol. 1,No.1, Hal 37-44.
Wardani, P. S. 2007. Analisis Brand Equity Terhadap Pembelian Pulpen Pilot Pada Siswa SMP Negeri 1 Medan. Skripsi Ekonomi USU
(61)
1
LAMPIRAN I KUESIONER
PENGARUH TERPAAN IKLAN SHAMPOO PANTENE DI RADIO TERHADAP MINAT BELI MAHASISWA DI DESA TAMANTIRTO,
BANTUL, YOGYAKARTA MELALUI KESADARAN MEREK
Disusun oleh: M.Oki.Selupu.W 20070530060 Identitas Subjek
Nama : ………... Usia : ……….....
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda silang pada kolom nilai SS, S, TS, STS untuk setiap pernyataan, yang paling sesuai dengan keadaan Anda. Keterangan:
SS : Sangat Setuju S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju.
Apapun pilihan Anda, tidak ada jawaban yang benar atau salah, sehingga isilah sesuai dengan keadaan Anda.
Kesadaran Merek
No. Pernyataan SS S TS STS
Top of Mind
1 Merek shampoo yang muncul dalam pikiran saya pertama kali adalah Pantene
Brand Recall
2 Menjaga kesehatan rambut identik dengan Pantene
Brand Recognition
3 Saya mengenal produk shampoo merek Pantene
Unaware of Brand
4 Saya sering mendengar slogan shampoo “Rambut Tetap Sehat dan Beerkilau”
(62)
2
Terpaan Iklan
No. Pernyataan SS S TS STS
Lama
1 Saya mendengarkan iklan shampoo pantene diradio setidaknya dua kali dalam seminggu
Frekuensi
2 Saya sering mendengarkan iklan shampoo pantene di radio hingga selesai.
Keseriusan
3 Saya enggan melakukan kegiatan apapun saat ada iklan shampoo pantene di radio.
Minat Beli
No. Pernyataan SS S TS STS
Tingkat Kesukaan
1 Saya senang untuk terus menggunakan shampoo Pantene.
Keinginan Memiliki
2 Shampoo Pantene adalah shampoo yang ingin saya miliki.
Keinginan Pembelian
3 Saya ingin membeli shampoo Pantene untuk digunakan sehari-hari.
4 Senang rasanya jika dapat membeli shampoo Pantene.
(63)
(64)
67
LAMPIRAN II TABULASI DATA TRY OUT
No terpaan1 terpaan2 terpaan3 minat1 minat2 minat3 minat4 kesadaran1 kesadaran2 kesadaran3 kesadaran4
1 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 1
2 3 3 2 3 2 3 2 4 4 4 3
3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4
4 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 4
5 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3
6 3 2 3 2 1 3 2 3 4 3 3
7 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3
8 3 2 3 3 2 3 2 3 3 4 3
9 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3
10 3 2 1 3 2 3 2 3 3 3 3
11 4 3 2 4 3 4 4 4 3 3 3
12 3 2 1 3 2 2 3 3 3 3 4
13 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4
14 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3
15 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3
16 4 1 3 2 2 2 3 3 3 3 3
(65)
68
18 2 3 2 2 3 1 3 2 2 2 1
19 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3
20 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3
21 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
22 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3
23 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3
24 3 3 2 3 1 1 3 2 2 2 2
25 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3
26 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3
27 4 3 3 4 4 4 4 2 2 2 2
28 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3
29 4 3 3 4 4 4 3 2 3 2 2
30 3 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2
31 2 4 3 4 4 3 3 2 3 2 2
32 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2
33 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3
34 2 2 2 3 3 2 2 3 3 4 3
(1)
LAMPIRAN VI STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TerpaanIklan 50 3 12 8.00 2.330
MinatBeli 50 4 16 11.16 2.621
KesadaranMerek 50 6 16 11.66 2.685 Valid N (listwise) 50
(2)
LAMPIRAN VII REGRESI
1. X terhadap Z
Variables Entered/Removeda Model Variables
Entered
Variables Removed
Method
1 TerpaanIklanb . Enter a. Dependent Variable: KesadaranMerek
b. All requested variables entered.
Model Summary Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .447a .200 .183 2.427
a. Predictors: (Constant), TerpaanIklan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 70.560 1 70.560 11.982 .001b Residual 282.660 48 5.889
Total 353.220 49
a. Dependent Variable: KesadaranMerek b. Predictors: (Constant), TerpaanIklan
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta 1
(Constant) 7.540 1.239 6.086 .000
TerpaanIklan .515 .149 .447 3.462 .001 a. Dependent Variable: KesadaranMerek
(3)
2. Z terhadap Y
Variables Entered/Removeda Model Variables
Entered
Variables Removed
Method
1 KesadaranMere kb
. Enter
a. Dependent Variable: MinatBeli b. All requested variables entered.
Model Summary Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .475a .225 .209 2.331
a. Predictors: (Constant), KesadaranMerek
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 75.885 1 75.885 13.965 .000b Residual 260.835 48 5.434
Total 336.720 49
a. Dependent Variable: MinatBeli
b. Predictors: (Constant), KesadaranMerek
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.756 1.483 3.880 .000
KesadaranMerek .464 .124 .475 3.737 .000 a. Dependent Variable: MinatBeli
(4)
3. X terhadap Y
Variables Entered/Removeda Model Variables
Entered
Variables Removed
Method
1 TerpaanIklanb . Enter a. Dependent Variable: MinatBeli
b. All requested variables entered.
Model Summary Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .444a .197 .181 2.373
a. Predictors: (Constant), TerpaanIklan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 66.500 1 66.500 11.813 .001b Residual 270.220 48 5.630
Total 336.720 49
a. Dependent Variable: MinatBeli b. Predictors: (Constant), TerpaanIklan
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta 1
(Constant) 7.160 1.211 5.911 .000
TerpaanIklan .500 .145 .444 3.437 .001 a. Dependent Variable: MinatBeli
(5)
4. X, Z terhadap Y
Variables Entered/Removeda Model Variables
Entered
Variables Removed
Method
1 KesadaranMere k, TerpaanIklanb
. Enter
a. Dependent Variable: MinatBeli b. All requested variables entered.
Model Summary Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .541a .293 .263 2.251
a. Predictors: (Constant), KesadaranMerek, TerpaanIklan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 98.577 2 49.288 9.728 .000b Residual 238.143 47 5.067
Total 336.720 49
a. Dependent Variable: MinatBeli
b. Predictors: (Constant), KesadaranMerek, TerpaanIklan
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 4.620 1.530 3.021 .004
TerpaanIklan .326 .154 .290 2.116 .040 KesadaranMerek .337 .134 .345 2.516 .015 a. Dependent Variable: MinatBeli
(6)