Tingkat Pertama Perhitungan Pendahuluan

3.1.1. Tingkat Pertama

Untuk tingkat pertama, akan dipakai roda dua baris agar dapat menggunakan bagian penurunan kalor yang lebih besar pada tingkat ini. Pada tingkat ini, uap akan diekspansikan melalui nosel tingkat pertama dari tekanan P ’=8 bar sampai dengan P 1 = 4 bar. 3.1.1.2. Perhitungan kalor Penurunan kalor teoritis yang terjadi pada nosel diperoleh dari diagram i-s diagram Mollier h = i – i i = 662,841 – 626,97 = 36 kkalkg kecepatan uap pada sisi keluar nosel : a. aktual: C 1 = 91,5φ h = 91,5 x 0,95 x 36 = 521,5 mdetik b. teoritis: C lt = 95 , 5 , 521 1 = ϕ C = 549 mdetik Untuk memperoleh efisiensi maksimum pada tingkat ini, maka perlu dicari nilai uC 1 optimum , setelah itu perhitungan kalor selanjutnya dengan memakai nilai uc 1 optimum tersebut. a. Mencari nilai uC 1 optimum . Nilai uC 1 optimum untuk cakram dua baris nilai uC 1 yang diandaikan adalah antara 0,1-0,3 P. Shlyakhin 1990. Pada perhitungan berikut ini akan diandaikan lima nilai uC 1 yaitu : 0,1 ; 0,15 ; 0,26 ; dan 0,3, yang selanjutnya akan digambarkan segitiga kecepatan masing-masing nilai uC 1 dan grafik hubungan antara efisiensi dalam relatif dan nilai uC 1 . Besaran-besaran yang dibutuhkan untuk hal tersebut adalah sebagai berikut, namun dalam bentuk rumus dan hasilnya dalam tabel 3.1. Universitas Sumatera Utara Untuk nilai uC 1 yang diandaikan uC 1 = kecepatan mutlak uap masuk sudu gerak baris pertama = 521,5 mdetik u = kecepatan keliling cakram pada diameter rata-rata = 1 C u C 1 d = diameter rata-rata cakram = n u π 60 α 1 = sudut kecepatan mutlak uap masuk sudu gerak baris pertama untuk tingkat ini α 1 = 16°C β 1 = sudut kecepatan relatif uap masuk sudu gerak baris pertama dengan rumus : Sin β 1 = 1 1 1 sin α w C w 1 = kecepatan relatif uap masuk sudu baris pertama = 1 1 2 2 1 cos 2 α uc u C − + α 2 = sudut kecepatan mutlak uap keluar sudu gerak baris pertama = β 2 + cos -1 2 2 2 2 2 2 2 2 w C u w C − + c 2 = kecepatan mutlak uap keluar sudu gerak baris pertama = 2 2 2 2 2 cos 2 β uw u w − + β 2 = sudut kecepatan relatif uap keluar sudu gerak baris pertama = β 1 -3° w 2 = kecepatan relatif uap keluar sudu gerak baris pertama = 1 .w ψ dengan ψ = koefisien kecepatan untuk nilai β 1 β 2 gambar 5-4 P.Shlyakhin, 1990 α 1 = sudut kecepatan absolut uap keluar sudu pengarah = α 2 – 3° C 1 = kecepatan absolut uap keluar dari sudu pengarah = ψ gb . C 2 Universitas Sumatera Utara β 1 = sudut kecepatan relatif uap keluar sudu pengarah = α 1 + cos -1 2 1 2 2 1 2 1 2 w w u C C − + + + w 1 = kecepatan relatif uap keluar dari sudu pengarah = β 2 + cos -1 2 2 2 2 2 2 2 2 C w u w C − + + + C ’ 2 = kecepatan absolut uap keluar dari sudu gerak baris kedua = 2 2 2 2 2 cos 2 β u w u w − + β 2 = sudut kecepatan relatif uap keluar sudu gerak baris kedua = β’ 1 -3° w 2 = kecepatan relatif uap keluar dari sudu gerak baris kedua = ψ 1 w 1 C 1u = proyeksi kecepatan absolut uap masuk sudu gerak baris pertama = C 1 cos α 1 C 2u = proyeksi kecepatan absolut uap keluar sudu gerak baris pertama = C 2 cos α 2 C 1u = proyeksi kecepatan absolut uap keluar sudu pengarah = C 1 cos α 1 C 2u = proyeksi kecepatan absolut uap keluar sudu gerak baris kedua = C 2 cos α 2 η u = efisiensi turbin = 2 1 2 1 2 t c u c u c u − Σ N ge.a = daya yang hilang dalam mengatasi gesekan dan ventilasi kerugian pengadukan = β.d 4 n. 3 l 1. y . 10 -10 l 1 =adalah tinggi rata-rata sudu diandaikan 2 cm n = 3000 rpm Universitas Sumatera Utara γ = 444 , 1 1 1 = υ = 2,252 kg m³ ζ ge.a. = 2 1 . . 204 t a ge Gc gN η oi = Efisiensi dalam relatif turbin = η u - ζ ge.a Tabel 3.1. Hasil perhitungan untuk berbagai nilai uc 1 yang diandaikan uc 1 0.1 0.15 0.2 0.26 0.3 0.23 Satuan u d w 1 β 1 β 2 ψ w 2 c 2 α 2 α 1’ ψ gb c 1 ’ w 1 ’ β 1 ’ β 2 ’ ψ 1 52.5 0.334 417.675 18.85 15.85 0.83 346.670 302.527 18.23 15.23 0.84 254.122 209.926 18.5 15.5 0.84 78.22 0.498 395.90 19.93 16.93 0.83 328.597 263.131 21.3 18.3 0.84 221.030 156.806 26.3 23.3 0.84 104.3 0.664 374.288 21.13 18.13 0.83 310.659 244.765 25.47 22.47 0.84 188.802 109.340 41.3 38.3 0.88 135.6 0.863 348.484 22.7 19.7 0.83 289.241 180.833 32.7 29.7 0.9 162.749 83.212 75 72 0.88 156.4 0.996 331.651 24 21 0.83 275.270 154.192 39.7 36.7 0.88 135.688 86.354 110.2 107.2 0.88 119.94 0763 361.4 21.9 18.9 0.83 299.96 202.45 28.7 25.7 0.9 178.156 94.31 54.7 51.7 0.88 mdetik m mdetik deg deg - mdetik mdetik deg deg - mdetik mdetik deg deg - Universitas Sumatera Utara w 2 ’ c 2 ’ α 2 ’ c lu c 2u c 1u’ c 2u ’ Σc 1u - c 2u 2uΣc 1u - c 2u η u N ge.a. ζ ge.a. η oi 176.337 132.431 20.9 441.430 287.342 245.231 123.767 1097.77 101346.12 0.43 0.187 0.000071 0.429 131.717 73.388 45.13 441.430 245.123 209.851 51.775 948.170 131303.82 0.55 0.947 0.0003597 0.549 96.219 61.958 105.7 441.430 220.976 174.468 -16.765 820.109 151424.92 0.62 2.994 0.001137 0.6188 73.226 119.738 144.3 441.430 152.343 141.509 -97.359 637.923 153121.93 0.648 8.534 0.003242 0.644 75.991 176.464 155.7 441.430 118.635 108.791 -160.829 508.027 140703.15 0.59 15.160 0.005759 0.589 82.99 130.90 127.7 441.430 177.74 161.031 -35.42 744.351 158052.51 0.66 5.23 0.000397 0.656 mdetik mdetik deg mdetik mdetik mdetik mdetik mdetik m 2 s 2 - kW - - Universitas Sumatera Utara Gambar: 3.1. Segitiga kecepatan tingkat pengatur dua baris dengan beberapa nilai uc1 yang diandaikan Universitas Sumatera Utara Gambar 3.2. Grafik effisiensi turbin impuls dengan dua tingkat kecepatan sebagai fungsi uc 1 dari grafik di atas dapat dilihat bah wa efisiensi dalam relatif η oi tingkat pertama akan maksimum pada nilai uc 1 opt = 0,23, namun dengan mempertimbangkan dimensi, kerugian, dan ekspansi uap untuk tingkat selanjutnya maka dipilih nilai uc 1 = 0,26 yang selanjutnya perhitungan dilanjutkan dengan memakai nilai uc 1 ini yang hasilnya juga diperlihatkan pada tabel 3.1. b. Mencari tinggi nosel dan sudu-sudu. Data-data yang diakai untuk diperhitungkan berikut ini adalah dari tabel 3.1. dengan uc 1 = 0,26 Kerugian kalor pada sudu turbin : - Untuk nosel : h n = 8378 43 , 461 72 , 485 8378 2 2 2 1 2 1 − = − c c t = 2,745 kkalkg Universitas Sumatera Utara - Untuk sudu gerak baris pertama : h b = 8378 241 , 289 484 , 348 8378 2 2 2 2 2 1 − = − w w = 4,509 kkalkg - Untuk sudu pengarah : h gb = 8378 749 , 162 833 , 180 8378 2 2 2 1 2 2 − = − c c = 0,741 kkalkg - Untuk sudu gerak baris kedua : h b = 8378 226 , 73 212 , 83 8378 2 2 2 2 2 1 − = − w w = 0,186 kkalkg - Kerugian kecepatan keluar sudu gerak baris kedua : h e = 8378 738 , 119 8378 2 2 2 = c = 1,712 kkalkg untuk memeriksa ketepatan kerugian-kerugian yang diperoleh di atas, maka akan dibandingkan nilai efisiensi η u dari nilai-nilai ini dengan hasil yang telah diperoleh dari grafik. 2 , 28 712 , 1 186 . 741 , 509 , 4 746 , 2 2 , 28 + + + + − = + + + + − = H h h h h h H e b gb b n u η = 0.648 kesalahan perhitungan : 6486 . 648 . 6486 . − x 100 = 0,092 kerugian akibat gesekan cakram dan kerugian pengadukan : H ge.a. = 15 , 11 427 534 , 8 102 427 102 . x x G N a ge = = 0,182 kkalkg perapat labirin terdiri dari z = 6 sekat, diameter hub d hub = 360 mm, celah melingkar antara hub dan sekat labirin s = 0,3 mm. luas celah antara perapat dan hub ; ƒ s = π x 0,36 x 0,0003 = 0,00034 m 2 Universitas Sumatera Utara tekanan pada ruang labirin yang terakhir adalah : p kr = bar x z p 24 , 1 5 , 1 6 4 85 , 5 , 1 85 , 1 = + = + G kebocoran = 100ƒ s 1 1 5 , 1 υ p x z g + = 100 x 0,00034 444 , 4 5 , 1 6 81 , 9 x + = 0,40 kg s kerugian kebocoran : H kebocoran = 15 , 11 40 , = − − r kebocoran h h G G 28,2 – 9,987 = 0,65 kkalkg dengan h r = h n + h b ’ + h gb + h b ’’ + h e + he .a = 2,746 + 4,509+0,741+0.186+1,71+0,65 = 9,9873 kkalkg. karena adalah lebih rendah dari tekanan kritis dengan demikian kita dapat memakai nosel konvergen-divergen yang penampang minimum adalah: f min = 2404 , 8 203 40 , 15 , 11 203 + = + Vo Po G G kebocoran = 0.00986 m 2 dimana v ’ o = 0,2404 m 3 kg. volume spesifik uap sebelum memasuki nosel. f maks = 43 , 461 4462 , 40 , 15 , 11 1 1 x c G G kebocoran + = + υ = 0.0111m 2 diambil tinggi nosel pada bagian sisi keluar adalah 16 mm. Derajat pemasukan parsial dengan demikian adalah : ε = 1 17 sin 016 , 764 , 0111 , sin x x x dl f π α π = = 0,98 nilai derajat pemasukan parsial ini masih dalam batas-batas yang diizinkan, yaitu antara 0,2-1 P. Shlyakhin hal : 56. tinggi sisi masuk sudu gerak baris pertama : f 1 = l + 2 = 16 + 2 = 18 mm tinggi sisi keluar sudu gerak baris pertama : Universitas Sumatera Utara m x x x x x w d G l 021 , 77 , 19 sin 24 , 289 98 , 764 , 4422 , 15 , 11 sin 2 2 1 1 = = = π β ε π υ = 21 mm dengan υ 1 adalah volume spesifik uap keluar dari sudu gerak baris pertama diambil f 1 = 21 mm. tinggi sisi masuk sudu pengarah : l gb = l 1 + 2 = 21 + 2 = 23 mm tinggi sisi keluarnya : 6 . 29 sin 74 , 162 98 , 764 , 4415 , 15 , 11 sin 1 1 x x x x x c d G l gb gb π α ε π υ = = = 0.026 m = 26 mm dengan υ gb adalah volume spesifik uap keluar sudu pengarah tinggi sisi masuk dan keluar sudu gerak baris kedua dibuat sama : 72 sin 22 , 73 98 , 764 , 4413 , 15 , 11 sin 2 2 2 2 x x x x x c d G l π β ε π υ = = = 0.030 m = 30 mm dengan υ 2 adalah volume spesifik uap keluar sudu gerak baris kedua. Pada seluruh keliling cakram ditempatkan 90 nosel sehingga penampang setiap nosel adalah : f = 2 0001095 , 90 00986 , 90 m f = = kita akan mengandaikan tinggi setiap nosel sama yakni l =16 mm lebar setiap nosel : a = mm m l f 7 0685 . 016 , 0001096 . = = = c. Efisiensi dan daya yang dibangkitkan : Penjumlahan semua kerugian : Σh kerugian = h r = h kebocoran = 9,987 + 0.65 = 10,637 kkalkg penurunan kalor yang bermanfaat : H i = h o ’ – Σh kerugian = 36 – 10,637 = 25,4 kkalkg efisiensi dalam relatif tingkat pertama : η oi = 36 4 , 25 1 = o h h = 0.70 Universitas Sumatera Utara daya yang dibangkitkan dari tingkat pertama : N i = 102 4 , 25 15 , 11 . 427 102 . . 427 x H G i o = = 1185,6 kW

3.1.2. Tingkat Kedua