BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Sistem penggajian karyawan yang diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia I Persero Medan yang menjadi objek dari penelitian ini belum
merupakan sistem penggajian yang andal. Namun demikian, sistem yang ada sekarang telah cukup mendukung pengendalian internal perusahaan, walaupun
memang terdapat beberapa hal yang masih perlu disempurnakan lagi. Hal ini ditandai dengan tidak mampunya perusahaan melaksanakan dan mencapai
prinsip-prinsip keandalan sistem sepenuhnya, tetapi unsur pengendalian internal telah cukup didukung dalam sistem penggajian perusahaan selama ini. Hal-hal
yang mendukung kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Sistem penggajian perusahaan belum terkomputerisasi sepenuhnya. Perusahaan masih menggunakan sistem manual dalam pemrosesan penggajian
karyawannya. Hingga saat ini, SIMKEU Sistem Informasi Manajemen Keuangan dan SIMPERS Sistem Informasi Manajemen Personalia sedang
terus dibangun dan disempurnakan sampai sistem tersebut siap diterapkan dalam perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak mungkin mencapai
keandalan sistem karena sistem yang andal sudah pasti adalah sistem yang terkomputerisasi secara penuh. Kendatipun demikian, beberapa unsur
pengendalian utama atas prinsip keandalan sistem; yaitu prinsip ketersediaan, keamanan, keterpeliharaan, dan integritas; telah mampu dilaksanakan dan
Universitas Sumatera Utara
dicapai perusahaan dengan sistemnya yang masih manual tersebut. Misalnya adanya sistem pasokan tenaga listrik yang stabil, pemeliharaan sistem,
pemberlakuan usaha-usaha pengamanan data dan akses atasnya, dan lain-lain. 2.
Walaupun sistem penggajian yang diterapkan masih manual, tetapi unsur pengendalian internal atas penggajian dan pengupahan karyawan pada
perusahaan telah cukup dapat dilaksanakan dan dicapai perusahaan dengan baik. Hal ini terlihat pada struktur organisasi perusahaan dimana terdapat
pembagian fungsi yang jelas terutama yang berkaitan dengan penggajian karyawan; adanya dokumen dan catatan yang memadai dalam menunjang
pengendalian internal yang baik; adanya prosedur yang diotorisasi oleh petugas atau pejabat yang berwenang; adanya praktik yang sehat dalam pemrosesan
penggajian dimana setiap langkah dalam prosedur penggajian benar-benar dipastikan keabsahan dan keakuratannya. Tetapi masih ada beberapa hal yang
perlu disempurnakan lagi dalam sistem penggajian untuk mendukung pengendalian internal perusahaan, mengingat masih belum adanya fungsi
khusus untuk mengawasi karyawan yang telah mengisi absen lewat fingerprint, dan memastikannya memang tetap hadir dan melaksanakan tugasnya selama
jam kerja di kantor perusahaan. Hal inilah yang dapat menjadi celah untuk melakukan manipulasi data absensi. Apabila terjadi manipulasi yang dimaksud,
maka tentu saja sistem menjadi tidak mendukung pengendalian internal perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
B. SARAN