Jenis – Jenis Pengangkutan Barang Dalam Angkutan Udara.

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BARANG – BARANG

PENUMPANG DALAM ANGKUTAN UDARA .

A. Jenis – Jenis Pengangkutan Barang Dalam Angkutan Udara.

Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP275III1998, perkataan “goods” diartikan “benda atau barang”, perkataan “barang” dapat diartikan “barang hidup” animate seperti kuda, kambing, kerbau, ikan, atau “barang mati” inaminate maupun hasil kerajinan tangan yang dibuat dari kulit binatang animal product misalnya tas, ikat pinggang, dan lain – lain. Perkataan “barang goods” dapat diartikan juga barang yang dapat sebagai objek perdagangan merchandise atau bukan objek perdagangan seperti jenazah human remain, apabila perkataan “barang” diartikan objek perdagangan merchandise, maka jenazah human remain tidak termasuk “barang” goods atau kargo. 48 Barang bawaan tersendiri dibagi 2 dalam Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan yaitu bagasi tercatat dan bagasi kabin. Pasal 1 ayat 24 menyebutkan “bagasi tercatat adalah barang penumpang yang diserahkan oleh penumpang kepada pengangkut untuk diangkut dengan pesawat udara yang Menurut Pasal 1 ayat 23 Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan, kargo adalah setiap barang yang diangkut oleh pesawat udara termasuk hewan dan tumbuhan selain pos, barang kebutuhan pesawat selama penerbangan, barang bawaan, atau barang yang tidak bertuan. 48 K. Martono, dkk. Transportasi`Bahan danatau Barang Berbahaya Dengan Pesawat Udara. Rajagrafindo persada. Jakarta: 2011. Hal 12. Universitas Sumatera Utara sama” sedangkan Pasal 1 ayat 25 “bagasi kabin adalah barang yang dibawa oleh penumpang dan berada dalam pengawasan penumpang sendiri”. Angkutan barang – barang wajib memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan penerbangan. Angkutan barang tersebut dapat berupa barang karena sifatnya dan ukurannya memerlukan penanganan khusus dan jenis barang yang karena sifatnya dapat dikategorikan sebagai barang berbahaya. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan mengklasifikasikan barang – barang dalam angkutan udara di dalam pasal 136 sampai dengan pasal 139. Angkutan barang khusus seperti hewan, ikan, tanaman, buah – buahan, sayur – mayur, daging, peralatan olahraga, alat musik, dan barang berbahaya wajib memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan penerbangan. Barang khusus tersebut dapat berupa barang yang khusus karena sifat, jenis, dan ukurannya memerlukan penanganan khusus, sedangkan barang berbahaya dapat berbentuk cair, bahan padat atau bahan gas yang dapat membahayakan kesehatan, keselamatan jiwa dan harta benda, serta keselamatan dan keamanan penerbangan. 49 1. Bahan peledak explosive. Menurut Pasal 136 ayat 4 Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan, mengklasifikasikan barang berbahaya sebagai berikut: 2. Gas yang dimampatkan, dicairkan, atau dilarutkan dengan tekanan compressed gases, liquefied or dissolved under pressure. 3. Cairan mudah menyala atau terbakar flammable liquids. 49 K. Martono, Amad sudiro, Opcit. Hal 74. Universitas Sumatera Utara 4. Bahan atau barang padat mudah menyala atau terbakar flammable solids. 5. Bahan atau barang pengoksidasi oxidizing substances. 6. Bahan atau barang beracun dan mudah menular toxic and infection substances. 7. Bahan atau barang radioaktif radioactive material. 8. Bahan atau barang perusak corrosive substances. 9. Cairan, aerosol, dan jelly liquids, aerosols, and gels dalam jumlah tertentu. 10. Bahan atau zat berbahaya lainnya miscellaneous dangerous substances. Pada prinsipnya barang berbahaya tidak boleh dibawa oleh penumpang danatau awak pesawat udara dalam bagasi tercatat check baggage atau dalam kabin bagasi cabin baggage atau yang menempel pada badan mereka, kecuali amunisi, kursi roda atau alat bantu mobilitas yang memberi tahu kepada kapten penerbang, kompor kemah atau tempat bahan bakar, thermometer atau barometer, tabung gas oksigen, tabung gas tidak mudah terbakar yang dipasang di life jacket, peralatan pemantauan agen kimia, karbondioksida padat dry ice, bahanbarang produksi panas dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Amunisi dalam kemasan yang aman magasen peluru untuk senjata, senjata kecil dalam jumlah yang tidak melebihi berat 5 kg kotor per orang untuk digunakan sendiri, tidak termasuk bahan peledak atau amunisi pembakar proyektil. Universitas Sumatera Utara 2. Kursi roda atau alat bantu mobilitas dengan baterai yang tidak dapat tumpah. 3. Kompor untuk berkemah atau tempat bahan bakar yang sangat mudah terbakar, namun demikian kompor untuk berkemah atau tempat bahan bakar tersebut harus dimasukkan di dalam bagasi yang diperiksa dan memperoleh persetujuan lebih dahulu dari perusahaan penerbangan. 4. Termometer atau barometer merkuri dapat dibawa oleh seorang perwakilan dari sebuah biro cuaca pemerintahan atau lembaga resmi serupa yang diakui oleh pejabat yang berwenang. 5. Tabung gas oksigen yang diperlukan untuk penggunaan medis dapat dibawa dengan pesawat udara dengan syarat berat tabung gas oksigen tidak lebih dari 5 kg berat kotor. 6. Tabung gas tidak mudah terbakar yang dipasang di life jacket boleh dibawa dalam penerbangan asalkan tidak lebih dari dua tabung kecil yang mengandung karbondioksida atau gas lain per orang dipasang pada self-inflating life jacket untuk tujuan menggelembungkan life jacket dan tidak lebih dari 2 wadah cadangan. 7. Peralatan pemantauan agen kimia yang mengandung bahan radio aktif boleh diangkut dengan pesawat udara asal tidak boleh melebihi dari batas yang direkomendasikan dalam IATA-DGR. Universitas Sumatera Utara 8. Karbondioksida padat dry ice boleh dibawa dalam penerbangan dengan jumlah yang tidak melebihi 2,5 kg 5 pound setiap orang bilamana dipergunakan untuk pengawetan, dikecualikan pada peraturan pada peraturan yang direkomendasikan oleh IATA-DGR. 9. Bahanbarang produksi panas seperti peralatan yang bertenaga baterai dapat menghasilkan panas tinggi dan dapat menyebabkan kebakaran bilamana diaktifkan. 50

B. Penyelenggaraan Pengangkutan Barang Dalam Angkutan Udara.