B. Hak dan Kewajiban PT. Sriwijaya Air Terhadap Barang Milik Penumpang.
Melakukan perjalanan dengan pesawat udara merupakan sebuah perjalanan yang harus dilakukan dengan disiplin karena perjalanan dan
keselamatan penumpang pada dasar berawal dari rumah. Perjalanan menggunakan moda transportasi udara merupakan sebuah perjalanan seperti mata rantai atau
suatu sistem dimulai dari check in – transfertransit desk – boarding lounge – RAMP – arrivallost and found.
89
Dimulai saat penumpang akan melakukan check in, petugas PT. Sriwijaya Air akan menyapa penumpang, mengamati kondisi penumpang apakah ada tanda
– tanda yang mencurigakan seperti penumpang terkena penyakit cacar airmenular, tampak pucat, mata merah, bau alkohol, maka petugas wajib dan
berhak menanyakan kondisi tersebut kemudian penumpang diminta untuk menimbang bagasi daan petugas mempertanyakan ke penumpang apabila ada
barang berharga seperti dokumen, surat tanah, ijazah, kamera, handphone, perhiasan, laptop atau mudah pecah mohon dikeluarkan terlebih dahulu, kemudian
petugas memeriksa kondisi bagasi apabila ada kerusakan maka petugas membuat surat pembebasan limited release dan mencantumkan pada manifest, apabila
Banyak hal yang merupakan kewajiban PT. Sriwijaya Air sebagai salah satu perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia. Kewajiban mereka itu
diberikan dalam bentuk pelayanan kepada penumpang terkhusus barang – barang milik penumpang yang menggunakan jasa penerbangan PT. Sriwijaya Air.
89
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
bagasi berisi barang pecah belah atau yang dikarenakan kondisinya maka pemuatan ke dalam kompertemen sangat mungkin menyebabkan kerusakan maka
jelaskan kondisi yang ada pada penumpang dan buatkan surat pembebasan limited release dan cantumkan pada manifest.
90
Surat pembebasan limited release dimaksudkan agar PT. Sriwijaya Air dibebaskan dari seluruh pertanggung jawaban, apabila penumpang tidak bersedia
menandatangani surat pembebasan limited release maka petugas berhak dan wajib menolak mengangkut barang tersebut.
91
Pada saat boarding lounge petugas memeriksa kembali tiket penumpang apakah sudah kesesuaian tujuan dan nomor penerbangan kemudian mengawasi
jumlah dan ukuran bagasi kabin yang dibawa oleh penumpang boarding lounge merupakan lokasi pemeriksaan kedua dengan dimensi maksimum bagasi kabin 9
x 13 x 22 inchi atau 23 x 33 x 56 cm, apabila penumpang ditemukan membawa bagasi kabin dengan jumlah dan dimensi yang tidak sesuai aturan maka petugas
berhak dan wajib menginformasikan aturan yang berlaku.
92
Bagasi kabin yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar dimintakan kepada penumpang untuk diserahkan dan kemudian diberi label sesuai
tujuan akhir. Nomor label diinformasikan kepada petugas check in untuk dicantumkan pada manifest penumpang,stowing dan loading check list.
93
90
Ibid.
91
Ibid.
92
Ibid.
93
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Bandar udara tujuan petugas PT. Sriwijaya Air mengarahkan penumpang ke tempat pengambilan bagasi kemudian meminta penumpang untuk
menyerahkan potongan label bagasi dan wajib untuk selalu memeriksa kesesuaian nomor dan jumlah bagasi dan mengambil label bagasi yang terpasang pada
bagasi.
94
1. Pembatalan perjalanan.
PT. Sriwijaya Air juga melakukan asuransi perjalanan penumpang. Asuransi perjalanan penumpang itu meliputi:
2. Penghentian perjalanan.
3. Keterlambatan penerbangan.
4. Keterlambatan danatau kehilangan bagasi.
5. Kerusakan bagasi.
95
Masa berlaku sejak premi asuransi perjalanan dibayar lunas bersamaan dengan pembayaran dan penerbitan tiket maksimum berlaku 30 hari dan yang
dapat mengklaim hanya penumpang yang memiliki tiket yang sah dari PT. Sriwijaya Air dengan nama mereka tercantum di dalamnya dan telah membayar
lunas premi asuransi perjalanan.
96
94
Ibid.
95
Ibid
96
Ibid.
Hal – hal tersebut merupakan hak dan kewajiban PT. Sriwijaya Air dalam melayani penumpang dari mulai check in sampai dengan arrival.
Universitas Sumatera Utara
C. Pemberian Ganti Kerugian Oleh PT. Sriwijaya Air Persero Terhadap Penumpang Yang Mengalami Kerugian Akibat Kehilangan Atau
Kerusakan Atas Barang.
Sistem apapun yang digunakan, apakah sistem dengan prinsip “presumption of liability” atau dengan prinsip “tanggung jawab mutlak atau
sistem “flat rate”, yang penting adalah besarnya ganti rugi yang menjadi hak pemakai jasa angkutan yang mengalami kerugian.
97
a. Atas dasar konvensi warsawa.
Cara menentukan ganti rugi:
Konvensi warsawa tidak menentukan bagaimana cara menentukan besarnya ganti rugi yang harus dibayarkan pada pihak yang dirugikan,
akan tetapi menyerahkan hal tersebut pada hukum nasional masing – masing.
b. Atas dasar ordonansi pengangkutan udara.
Ordonansi tidak secara tegas menentukan bagaimana menentukan besarnya ganti rugi. Namun demikian dari pasal 24 ordonansi yang
menetapkan secara limitative pihak – pihak yang berhak atas ganti rugi dalam hal penumpang meninggal, yaitu isteri atau isteri – isteri, anak atau
orang tua yang semasa hidupnya diberi nafkah olehnya. Dari kata – kata ini dapat disimpulkan bahwa ganti rugi yang ahrus dibayarkan untuk
penumpang yang meninggal adalah sebesar penghasilan yang dapat
97
E. Suherman, Aneka Masalah Hukum Kedirgantaraan, Mandar Maju, Bandung, 2000, hal 244.
Universitas Sumatera Utara
diharapkan darinya andaikata ia masih hidup. Bagi kargo dan bagasi tidak ada kesulitan Karena ganti rugi ditetapkan per kilogram.
c. Atas dasar montreal interim agreement.
Tidak menetukan cara menetapkan besarnya ganti rugi. d.
Atas dasar “flat rate”. Meskipun jumlah ganti rugi merupakan jumlah pasti dan sama untuk
setiap penumpang merupakan masalah bagaimana jumlah tersebut ditetapkan oleh pihak Departemen Perhubungan i.c. Direktoral Jenderal
Perhubungan Udara.
98
PT. Sriwijaya Air dalam melakukan pemberian Ganti kerugian terhadap barang – barang milik penumpang yang mengalami kerugian akibat kehilangan
berbeda dengan kerusakan. Barang penumpang yang rusak PT. Sriwijaya Air melakukan ganti ruginya dengan cara diperbaiki sedangkan barang penumpang
yang hilang PT. Sriwijaya Air melakukan pergantian setelah 14 hari dinyatakan hilang.
99
Ibu Rosmina Silaban yang betempat tinggal di jalan S.M Raja 147 Siborong – borong melakukan perjalanan dari Penang menuju Medan pada
Berikut ini adalah contoh pemberian ganti kerugian yang dilakukan oleh PT. Sriwijaya Air tehadap barang – barang milik penumpang yang rusak dan
hilang di Bandara Polonia, Medan: Kasus Barang Milik Penumpang Yang Rusak.
98
Ibid. hal 247
99
Wawancara dengan Bpk. Mario. Opcit.
Universitas Sumatera Utara
tanggal 8 Februari 2011 dengan menggunakan maskapai Sriwijaya Air. Sesampainya di bandara Polonia, Medan dia menemukan tas Travel Bag dengan
merek Polo Road warna hitam merah dalam keadaan rusak dengan handel atasnya patah kemudian dia melapor ke pihak lost and found Sriwijaya Air di bandara
polonia. Petugas kemudian menindaklanjuti laporan itu. Ibu Rosmina Silaban kemudian meminta ke petugas Sriwijaya Air ketika barang miliknya siap
diperbaiki, petugas mengantar barangnya tersebut ke alamatnya. Lampiran Kasus Barang Milik Penumpang Yang Hilang.
Bapak Catur Dian Mirzada melakukan perjalanan dari Malang menuju Jakarta kemudian dari Jakarta menuju Medan pada tanggal 1 Januari 2011dengan
menggunakan maskapai Sriwijaya Air. Sesampainya di bandara Polonia, Medan dia menemukan baby troly anaknya sudah hilang kemudian dia membuat
pelaporan ke petugas lost and found maskapai Sriwijaya Air. Kemudian pihak Sriwijaya Air melakukan pencarian ke station terkait. dan akhirnya baby troly itu
ditemuka n. Lampiran Barang – barang milik penumpang yang rusak, penumpang melaporkan ke
petugas “lost and found“ PT. Sriwijaya Air di bandara tujuan kemudian penumpang dengan menunjukan bukti Label check atau check number dan
mengisi PIR Priority Irreguler Report, petugas kemudian meminta ke
Universitas Sumatera Utara
penumpang untuk mengosongkan isinya jika itu koper untuk dibenarkan atau diperbaiki dalam jangka waktu kurang lebih 14 hari.
100
Barang – barang milik penumpang yang hilang, penumpang melaporkan ke petugas “lost and found “ PT. Sriwijaya Air di bandara tujuan kemudian
penumpang menunjukan bukti check number, boarding pass tiket, KTPPaspor dan mengisi PIR Priority Irreguler Report, pihak PT. Sriwijaya melakukan
pencariantracing ke seluruh station yang terkait selama 14 hari dengan mengirim pesanmessage dengan data yang lengkap ke station terkait dan memberikan
penjelasan mengenai langkah – langkah yang akan diambil dan service recovery yang akan diberikan apabila diperlukan, apabila dalam 14 hari tidak ditemukan
dan dinyatakan hilang maka penumpang berhak mendapatkan penggantian.
101
Penggantian barang yang hilang adalah sebesar Rp. 50.000,- lima puluh ribu rupiah sampai dengan Rp. 200.000,- dua ratus ribu rupiah per kilogram
dengan dilakukan negosiasi harga terlebih dahulu.
102
Periode bulan Februari tahun 2012 saja sudah tercatat 12 kasus barang – barang milik penumpang PT. Sriwijaya Air yang hilang dengan 10 kasus yang
barangnya diketemukan dan 2 kasus lagi yang barang yang tidak diketemukan dengan penggantian Rp 75.000,- tujuh puluh lima ribu rupiah per kilogram
milik Pak Abdurrahman dengan keberangkatan Penang tujuan Medan dan Rp
100
Ibid.
101
Ibid.
102
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
100.000,- seratus ribu rupiah milik Ibu Netty dengan keberangkatan Penang tujuan Medan. Lampiran
Kasus – kasus barang milik penumpang yang rusak ataupun hilang banyak terjadi saat Fix season hari besar keagamaan seperti hari lebaran, natal
dan tahun baru, hari libur anak sekolah dan minim terjadi saat low season hari biasa.
103
103
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.