24
BAB III EKSPERIMENTAL
III.1. Perhitungan Benda Uji Balok Beton Bertulang III.1.1. Perhitungan Beban Mati Terpusat
Gambar 3.1. Sketsa Perencanaan Balok Beton Bertulang Direncanakan :
b = 15 cm h = 20 cm
selimut beton = 4 cm mutu beton K-225 f’c = 18.7 MPa
mutu tulangan baja BJTP 30 fy = 3.000 kgcm
2
= 300 MPa q = 0.2 x 0.15 x 24 = 0.72 kNm
As = 2D20 628 mm
2
As’ = 2D12 226,.08 mm
2
25
Dianggap bahwa semua tulangan baja, baik tarik maupun tekan telah mencapai luluh, maka ditetapkan : As
2
= As’ Dengan mengacu pada gambar
=
.
=
. .   ,
=50,572 mm Tentukan letak garis netral
= =
, .
= 59,496 mm Pemeriksaan regangan tulangan baja dengan berdasarkan segi tiga sebangun :
Pada tulangan tekan =
0.003 =
, ,
0,003 = 0,00038 Pada tulangan tarik
= 0,003 =
, ,
0,003 = 0,00426 Untuk baja mutu 30
=
.
=
.
=0,0015 Karena
maka  tulangan  baja  tarik  telah  luluh  tetapi  baja  tekan  belum.  Dengan demikian,  ternyata  anggapan-anggapan  pada  langkah  awal  tidak  benar.  Maka  diperlukan
mencari letak garis netral terlebih dahulu. Dengan menggunakan persamaan berikut akan didapat nilai c
0.85 fc’ b β1 c
2
+ 600 As - As fy c - 600 d As = 0 2.026,61 c
2
+ -52,752 c – 7.053.696 = 0 c
2
– 26,03 c – 3.480,54 = 0
dengan rumus ABC, didapat c
1
= 73,43 mm c
2
= -47,40 mm tidak memenuhi
26
dengan nilai c = 73,43 mm dicari nilai yang belum diketahui =
600 =
, ,
600 = 175,105 MPa  300 MPa Dengan demikian anggapan yang digunakan telah benar
a = . = 0,85 . 73,43 = 62,416 mm
ND1 = 0.85 f
c ’
a. b = 0,85 . 18,7 62,416 . 150 . 10
-3
= 148,814 KN ND2 = As’ . fs’ = 226,08 . 175,105 . 10
-3
= 39,588 KN ND = ND1 + ND2 = 188,4 KN
NT = As . fy = 628 . 300 = 188,4 KN ND
NT MN1 = ND1 . z1 = 148m814 . 144- 62,4162 . 10
-3
= 16,785 KNm MN2 = ND2 . z2 = 39,588 . 144-52 . 10
-3
= 3,642 KNm MN = MN1 + MN2 = 20,427 KNm
Menghitung besarnya P terpusat
Gambar. 3.2. Pembebanan Benda Uji Dengan menggunakan diagram momen
1 6
. = 1
2 . .
3 1
2 .
3 .
3 1
6 . 3 = 20,427
1 2
0,72.3. 3
3 1
2 0,72.
3 3
. 3
3
P = 18,987
27
= 37,97 KN = 3797 kg
Karena terdapat 2 beban terpusat yang diberikan, maka masing-masing beban yang diberikan sebesar 0,5 P = 1898,7 kg
III.1.2. Perhitungan Tulangan Geser
Untuk menentukan banyaknya tulangan geser  yang dibutuhkan maka besarnya gaya lintang  perlu  dicari terlebih  dahulu.  Dengan  menghitung  kembali  reaksi  yang  terjadi  pada
perletakan  yang  direncanakan  dengan  memasukkan  beban-beban  yang  telah  dihitung sebelumnya.
ΣMB = 0 R
A
. 3 = P +
q . l
2
3 R
A
= 60,201 KN R
A
= 20,067 KN
Perhitungan Gaya Lintang
0 ≤ x ≤ 1 Mx = R
A
. x - q . x
2
Dx = R
A
– q . x
Untuk x = 0 ; Dx = 20,067 KN Untuk x = 1; Dx = 20,067 – 0,72 = 19,347 KN
1 ≤ x ≤ 2 Mx = R
A
. x – 0,5 P x – 1 - q . x
2
Dx = R
A
– 0,5 P – q . x
Untuk x = 1 ; Dx = 20,067 – 19,347 – 0,72 = 0 KN
28
Untuk x = 2 ; Dx = 20,067 – 19,347 – 1,44 = -0,72 KN Dari perhitungan diatas didapat Gaya lintang maksimum sebesar 20,067 KN
Maka  besarnya  gaya  geser  rencana  total  karena beban  luat  Vu  =  20,067 KN. Sedangkan kapasitas kemampuan beton untuk menahan gaya geser adalah Vc.
Vc = . .
= 18,7. 150.144 . 10
= 15,568 KN Vc =
0,6 . 15,568 = 4,6704 KN Karena Vu
Vc , maka diperlukan tulangan sengkang. Menghitung Vs pada tempat dukungan balok :
Vs perlu = =
, ,
15,568 = 17,87 KN Menghitung Vs dimana bekerja beban terpusat :
Vs perlu = =
, ,
15,568 = 16,67 KN Apabila  digunakan  tulangan  baja  D6  As=56,6  mm
2
untuk  sengkang,  maka  spasi  yang diperlukan adalah
Vs = 17,87 – 144 . 0,6 . 10
-3
= 17,77 KN S perlu =
. .
= =
, . .
. ,
=137,6 mm Sengkang yang dipasang adalah D6 – 120 untuk keseluruhan balok.
III.1.3. Perhitungan Lendutan
Lendutan  yang  terjadi  pada  balok  akibat  berat  sendiri  dan  besarnya  beban  terpusat yang diberikan oleh hydraulic jack. Lendutan tersebut dihitung dengan rumus :
a. Lendutan akibat beban terpusat
29
Gambar 3.3. Penempatan Beban Terpusat Δ
1 =
, .
3 4
Dimana : E = modulus elatisitas beton MPa I = Momen inersia penampang balok mm
4
E = 4700 . = 4700 .
18,7 = 20.324,44 MPa I =
. b . =
. 150 . 200 = 100.000.000 mm
4
Maka besar lendutan = Δ 1 =
. , .
. .
, .
3 . 3000 4 . 1000
= 0,895 mm b. Lendutan akibat berat sendiri
Gambar 3.4. Beban Merata Δ 2 =
. .
Δ 2 =
. , .
, .
= 0,373 mm Total lendutan yang terjadi adalah
Δ = Δ 1 + Δ 2
= 0,895 + 0,373 = 1,268 mm
30
III.2. Pembuatan Benda Uji Balok Beton Bertulang
Langkah-langkah  yang  dilakukan  dalam pembuatan  benda  uji  dibagi  atas  tiga tahapan, yaitu :
1. Persiapan pembuatan benda uji 2. Pengecoran
3. Perawatan
III.2.1. Persiapan Pembuatan Benda Uji
Persiapan-persiapan dalam pembuatan benda uji adalah : 1. Pembuatan mortar ukuran 4x4x4 cm beton decking  beton tahu
Beton  tahu  dibuat  untuk  menjaga  agar  tulangan  tetap  pada  posisinya. Pembuatan  beton  tahu  dilakukan  sebelum  pengecoran  agar  mengeras  dan  dapat
menahan  tulangan.  Ukuran  tersebut  berdasarkan  tebal  selimut  beton  yang direncanakan.
2. Pembuatan cetakan balok dan silinder Cetakan  balok  dibuat  dengan  ukuran  bersih  15  x  20  x  320  cm.  cetakan
dibuat  sedemikian  rupa  sehingga  ketika  pengecoran  tidak  ada  pasta  yang terbuang  dari  celah  antar  cetakan.  Selain  cetakan  balok  juga  turut  dipersiapkan
cetakan  silinder  yang  berukuran  diameter  15  cm  dan  tinggi  30  cm.  Sebelum pengecoran,  cetakan  balok  dan  silinder  diolesi  vaselin  untuk  mempermudah
pelepasan cetakan. 3. Perakitan tulangan
Tulangan  baja  dirakit  sehingga  membentuk  kerangka  sesuai  dengan  yang direncanakan. Tulangan tarik 2D20, tulangan tekan 2D12, tulangan sengkang D6-
12 cm.
Gambar 3.5. Penampang Memanjang Benda Uji
31
Gambar 3.6. Penampang Melintang Benda Uji 4. Persiapan material
Persiapan  material  untuk  pembuatan  benda  uji  ditimbang  terlebih  dahulu sesuai mutu yang direncanakan.
5. Persiapan alat-alat Alat-alat  untuk  mendukung  proses  pengecoran  seperti  : pan  mixer,  scrap,
sendok semen, timbangan, dll.
III.2.2. Pengecoran Benda Uji
Urutan pengecoran adalah sebagai berikut : 1. Hidupkan mesin pengaduk beton  molen.
2. Masukkan  air secukupnya kedalam  mesin  pengaduk agar  permukaan bagian dalam mesin pengaduk basah.
3. Setelah  itu  masukkan  material  dengan  urutan  :  pasir,  semen,  air,  kerikil.  Dan untuk  benda  uji  dengan  serat    fiber  dimasukkan  pada  urutan  terakhir  setelah
keempat material diatas bercampur secara sempurna. 4. Aduk dengan kecepatan rendah selama + 5 menit agar campuran teraduk secara
sempurna. Dan  untuk  benda  uji  dengan  serat    fiber  dimasukkan setelah  beton teraduk secara sempurna.
5. Tuangkan adukan secukupnya kedalam alat uji slump untuk melihat nilai slump test.
32
6. Selanjutnya, adukan beton dituangkan kedalam cetakan balok dan silinder secara bertahap. Agar beton yang dituang terisi secara penuh dan merata dibantu dengan
merojok atau menggunakan alat vibrator. 7. Setelah  benda  uji  pertama  selesai,  dilanjutkan  dengan  benda  uji  kedua  dengan
tambahan serat  fiber.
III.2.3. Perawatan Benda Uji
Setelah  24  jam,  cetakan  benda  uji  silinder  dibuka  kemudian  direndam  dalam  air, sedangkan untuk benda uji balok, cetakan dibuka setelah 3 hari.
III.3. Pengujian Benda Uji III.3.1. Pengujian Kuat Tekan Beton Benda Uji Silinder
1. Benda uji dikeluarkan dari rendaman 1 hari sebelum pengujian 28 hari agar permukaan benda uji kering.
2. Kemudian timbang berat benda uji. 3. Benda  uji  diletakkan  pada Compression  Machine sehingga  tepat  berada  pada  tengah-
tengah alat penekan. 4. Secara perlahan-lahan beban tekan diberikan pada benda uji dengan mengoperasikan tuas
pompa. 5. Pada saat jarum penunjuk skala beban tidak naik lagi, catat angka yang ditunjukkan jarum
penunjuk yang merupakan beban maksimum yang dapat dipikul oleh benda uji tersebut.
III.3.2. Pengujian Kuat Rekah Beton Benda Uji Silinder
1. Benda uji dikeluarkan dari rendaman 1 hari sebelum pengujian 28 hari agar permukaan benda uji kering.
2. Kemudian timbang berat benda uji. 3. Benda  uji  diletakkan  pada Compression  Machine sehingga  tepat  berada  pada  tengah-
tengah alat penekan yang sebelumnya telah dipasang alat splitting test. 4. Secara perlahan-lahan beban tekan diberikan pada benda uji dengan mengoperasikan tuas
pompa.
33
5. Pada saat jarum penunjuk skala beban tidak naik lagi, catat angka yang ditunjukkan jarum penunjuk  yang  merupakan  beban  tarik  maksimum  yang  dapat  dipikul  oleh  benda  uji
tersebut.
III.3.3. Pengujian Kekuatan Balok Beton Bertulang
1. Balok  beton  diatas  perletakan  yang  telah  disediakan,  pasang  dial  dimana  akan  diukur lendutan.
2. Pen  pengukur  regangan  balok  searah  dengan  sumbu  balok  dimana  akan  diukur regangannya.
3. Letakkan sumber beban tepat pada titik tengah balok. 4. Setelah semua perangkat alat-alat pengujian disiapkan, kemudian dilakukan pembebanan
secara berangsur-angsur dengan kenaikan setiap 500 kg pada pembacaan hydraulic. 5. Setiap tahap pembebanan, dilakukan pembacaan  lendutan dan regangan serta mengamati
deformasi yang terjadi pada balok. 6. Pembacaan dilakukan hingga balok mencapai keruntuhan.
III.3.4. Pengukuran Regangan dan Lendutan Balok
Pembebanan  yang  berangsur-angsur  bertambah  akan  mengakibatkan  serat  bawah balok  tertarik  dan  serat  atas  balok  tertekan.  Akibat regangan  yang  ditimbulkan,  balok  akan
mengalami  retak.  Untuk  menghitung  regangan  pada  balok  maka  akan  diukur  pada  3  tempat yaitu atas, tengah dan bawah.
Gambar 3.7. Penempatan Pen Pembaca Regangan dan Dial Lendutan
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN