Pengaruh Fiber Pada Sifat Mekanikal Beton

11 Kadar fiber 600 grm 3 beton

II.2.4.1. Pengaruh Fiber Pada Sifat Mekanikal Beton

Dalam jurnalnya yang berjudul “An Experimental Investigation into The Effect of Polypropylene Fibers on Mechanical Properties of Concrete ” oleh E. Mollaahmadi, dkk bahwasannya penggunaan fiber pada beton secara umum dibagi menjadi fiber alami dan sintetis seperti karbon, nilon, polypropylene. Polypropylene fiber digunakan untuk mengurangi retak yang disebabkan oleh penyusutan beton. Polypropylene fiber secara efektif mengatur retak susut plastis pada beton, dan mengurangi lebar retak maksimum, dan jumlah retak. Efek dari fiber ini bergantung pada proporsi terhadap persentase volumenya. Semakin panjang fiber dengan diameter yang sama semakin besar dampaknya terhadap kapasitas lenturnya. Dalam jurnalnya semen, agregat diperoleh dari daerah Yazd, Iran. Karakteristik polypropylene yang digunakan adalah sebagai berikut Tabel 2.4. Karakteristik Fiber Sifat Fiber tebal Fiber biasa Ukuran diameter mm 0.98 0.022 Kuat tarik MPa 240 400 Massa jenis grcm 3 0.88-0.92 0.91 Modulus Elastisitas MPa 5100 8500 Pemanjangan 24.2 12 Bentuk Bergelombang Datar Untuk Mix-design serta berat fiber per volume disajikan pada tabel berikut : Tabel 2.5. Proporsi Mix Design Air kg Semen kg Pasir kg Agregat kasar kg Superplasticizer kg 178 450 1070 670 6.25 12 Tabel 2.6. Karakteristik dan berat fiber per volume beton No sampel Tipe fiber Ukuran diameter mm Panjang fiber mm Berat fiber kgm 3 PCbeton biasa - - - - F6 Biasa 0.022 6 1.1 F12 Biasa 0.022 12 1.1 F19 Biasa 0.022 19 1.1 T30 Tebal 0.98 30 16.5 T40 Tebal 0.98 40 16.5 Balok sampel yang direncanakan berukuran 10 x 10 x 50 cm. Sampel diletakkan pada perletakan sendi danrol dengan jarak 45 cm dan jarak antar beban adalah 15 cm. Pengukur lendutan ditempatkan pada tengah sampel dan diukur pada setiap pembebanan. Hasil dari percobaan yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.7. Pembebanan pada sampel No sampel Pcr kg Pukg Pc 997.33 - F6 965.33 - F12 928 - F19 806.33 - T30 880 713 T40 1015 1030 Beban ketika pertama kali retak adalah beban retak Pcr dan beban ultimate Pu. Beban ultimate didapat pada sampel yang mengandung fiber polypropylene tebal, karena pada sampel fiber biasa setelah mencapai retak pertama kehancuran terjadi.. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa Pcr menurun dengan meningkatnya panjang fiber dalam sampel yang mengandung fiber polypropylene biasa. Hal ini disebabkan retak mikro pada beton yang mempengaruhi kuat lendut. Karena dengan meningkatnya panjang fiber, kelecakan beton menjadi berkurang, dan retak mikro pada beton menjadi meningkat, yang 13 menghasilkan kuat lendut beton menjadi menurun shuan-fa, 2001. Tetapi, pada sampel yang mengandung fiber polypropylene tebal, Pcr meningkat seiring meningkatnya panjang fiber. Dari pencatatan defleksi pada beton saat pertama kali retak, dapat dilihat pada tabel 6. Dengan pemakaian PP fiber defleksi pada keretakan pertama berkurang hingga 139. Tabel 2.8. Penurunan Yang Terjadi No sampel Penurunan mm PC 0.91 T30 0.59 T40 0.38

II.3. Sifat Beton

Beton merupakan material komposit dengan banyak permasalahan. Campuran beton tersebut tidak bias langsung keras tetapi memerlukan proses reaksi yang memakan waktu. Salah satu masalah adalah masing-masing unsur dalam campuran beratnya tidak sama sehingga agregat yang berat cenderung bergerak ke bawah dan air yang ringan cenderung bergerak ke atas. Untuk itu kita perlu mengetahui sifat pada beton.

II.3.1. Beton Segar

Dalam pengerjaan beton segar, sifat penting yang harus diperhatikan adalah kelecakan workability. Kelecakan merupakan kemudahan pengerjaan beton, dimana pada saat penuangan dan pemadatan tidak menimbulkan masalah seperti pemisahan dan pendarahan. Istilah kelecakan dapat didefinisikan dari tiga sifat berikut : a. Kompaktibilitas yaitu kemudahan beton untuk dipadatkan dan mengeluarkan rongga-rongga udara.