Maharani: Tindak Tutur Percakapan pada Komik Asterix, 2007. USU Repository © 2009
3. Penelitian mengenai tindak tutur percakapan pada komik Asterix ini dapat dijadikan sumber acuan dalam penelitian mengenai wacana komik yang
berhubungan dengan makna pragmatik.
1.4 Metode Penelitian 1.4.1 Metode dan Teknik Penyediaan Data
Data dalam analisis wacana selalu berupa teks, baik teks lisan maupun tulisan. Teks lisan di sini mengacu pada bentuk transkripsi rangkaian kalimat atau ujaran yang
dituliskan. Sumber data dalam penelitian ini adalah data tulis atau teks lisan yang dituliskan yang terdapat pada komik Asterix.
Dalam penelitian ini data diperoleh dengan menggunakan metode simak. Metode ini dinamakan demikian mengingat pelaksanaan metode ini adalah dengan
menyimak penggunaan bahasa Sudaryanto 1993: 133. Data dikumpulkan dengan cara menyimak atau membaca komik yang dijadikan sumber data. Metode simak ini
diwujudkan dengan menggunakan teknik catat Sudaryanto 1993: 135. Teknik catat ini digunakan untuk mencatat data-data yang dibutuhkan.
1.4.2 Metode dan Teknik Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, mulailah diadakan analisis terhadap data untuk menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah ditetapkan. Kemudian data diolah
dengan menggunakan metode padan yang menggunakan alat penentu di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Teknik analisis yang
digunakan adalah teknik dasar yaitu dengan memilahkan unsur-unsur penentu dan daya pilah yang sesuai dengan penelitian ini adalah daya pilah pembeda reaksi.
Mengingat bahwa data yang digunakan pada penelitian ini berupa data dalam bentuk percakapan tertulis. Maka akan dapat diketahui apakah mitra wicaranya akan: a
bertindak menuruti atau menentang apa yang dituturkan mitra wicaranya, b berkata
Maharani: Tindak Tutur Percakapan pada Komik Asterix, 2007. USU Repository © 2009
dengan isi yang informatif, c tergerak emosinya, ataukah d diam, namun menyimak dan berusaha memahami apa yang dituturkan mitra wicaranya. Kemudian
dilanjutkan dengan teknik lanjutan hubung banding menyamakan Sudaryanto, 1993: 13-52.
Contoh 1. Data percakapan 1 dari komik Asterix
1 Pimpinan : Asterix Obelix Kalian berdua kuberi kehormatan
sebagai penandu sang a
pemimpin 2 Asterix
: Apa? Kami berdua? 3 Asterix + Obelix
: Tapi, Pak Pemimpin... 4 Pimpinan
: Tidak ada tapi-tapian Contoh data percakapan di atas dianalisis dengan menggunakan teori tindak
tutur dan pasangan berdampingan yang dijadikan landasan teori pada penelitian ini. Teori tindak tutur dibagi menjadi tiga jenis yaitu: 1 tindak lokusi, 2 tindak ilokusi,
3 tindak perlokusi. Kemudian data di atas akan dianalisis sebagai berikut: Pada data 1 Pemimpin: Asterix Obelix Kalian berdua kuberi kehormatan
sebagai penandu sang pemimpin Tindak tutur yang terdapat pada data 1 adalah:
Tindak lokusi: Pemimpin akan menyerahkan penghargaan kepada Asterix dan Obelix sebagai penandu-penandu sang Pemimpin.
Maharani: Tindak Tutur Percakapan pada Komik Asterix, 2007. USU Repository © 2009
Tindak ilokusi: Pemimpin mempunyai maksud untuk memberikan perintah kepada Asterix dan Obelix untuk menjadi penandunya.
Tindak perlokusi: efek yang ditimbulkan pada 1 muncul pada 2 dengan menyatakan pertanyaan kepada Pemimpin.
Pada data 2 Asterix : Apa? Kami berdua? Tindak tutur yang terdapat pada data 2 adalah:
Tindak lokusi: Asterix bertanya apakah dia dan Obelix yang akan menjadi penandu Pemimpin.
Tindak ilokusi: Asterix bertanya dengan maksud untuk memperjelas dan ingin tahu apa yang diutarakan oleh Pemimpin pada data 1.
Tindak perlokusi: efek yang ditimbulkan pada data 2 adalah Asterix tidak inginkeberatan atas keputusan pemimpin yang memerintah
Asterix untuk menjadi penandu. Pada data 3 Asterix + Obelix : Tapi, Pak Pemimpin...
Tindak tutur yang terdapat pada data 3 adalah: Tindak lokusi: Tapi merupakan kata penghubung untuk menyatakan hubungan yang
berlawanan dan bertentangan dan Pak Pemimpin merupakan kata sapaan untuk laki-laki.
Tindak ilokusi: Asterix dan Obelix mempunyai maksud untuk menolak keinginan Pemimpin sebagai penandu-penandunya.
Tindak Perlokusi: efek yang ditimbulkan pada 3 adalah timbulnya tuturan 4 yang berupa bantahan terhadap tuturan 3.
Pada data 4 Pimpinan : Tidak ada tapi-tapian
Tindak tutur yang terdapat pada data 4 adalah:
Maharani: Tindak Tutur Percakapan pada Komik Asterix, 2007. USU Repository © 2009
Tindak lokusi: Tidak berarti penolakan atas sesuatu, ada berarti siap sediakeadaan yang menunjukkan wujud nyata, tapi menandakan hubungan yang
berlawanan. Tindak ilokusi: Pemimpin mempunyai maksud tidak ada yang boleh membantah
perintahnya. Setelah data di atas dianalisis dengan teori tindak tutur, kemudian dilanjutkan
penganalisisan data tersebut dengan menggunakan teori padangan berdampingan. Maka dari data di atas dapat kita peroleh pola pasangan berdampingan sebagai
berikut: 1 Pimpinan
: Asterix Obelix Kalian berdua kuberi kehormatan sebagai penandu sang
a pemimpin
‘Perintah’ 2 Asterix
: Apa? Kami berdua? ‘Jawaban’
3 Asterix + Obelix : Tapi, Pak Pemimpin... ‘Penolakan’
4 Pimpinan : Tidak ada tapi-tapian
‘Bantahan’ Pada data percakapan di atas terdapat dua pola pasangan berdampingan yaitu: 1 pola
perintah-Jawaban, 2 pola penolakan-bantahan. Tampak pada data 1 Pemimpin memerintahkan Asterix dan Obelix untuk menjadi
penandu-penandunya. Yang kemudian dilanjutkan dengan Asterix 2 yang memberikan reaksi jawaban atas perintah tersebut dalam bentuk pertanyaan yang
dimaksudkan untuk memperjelas perintah tersebut. Pada data 3 merupakan penolakan atas perintah tersebut dan penolakan yang dilakukan oleh Asterix dan
Obelix mendapat respon dari pemimpin dengan memberikan bantahan. Teknik lanjutan yang digunakan berkenaan dengan metode padan ini adalah
teknik hubung banding menyamakan. Hal yang hendak disamakan di sini adalah persepsi tiap partisipan. Dengan demikian, baik Pimpinan maupun Asterix dan
Obelix pada rangkaian tuturan di atas memiliki persepsi yang sama terhadap apa yang diminta tiap mitra wicaranya yang dapat dilihat dari jawaban yang diberikan
Maharani: Tindak Tutur Percakapan pada Komik Asterix, 2007. USU Repository © 2009
oleh Asterix dan Obelix yaitu mereka berdua mengetahui bahwa mereka diminta untuk menjadi penandu bagi sang pemimpin dan apabila mereka berdua tidak
memiliki persepsi yang sama dengan Pimpinan maka mereka mungkin saja tidak memberikan jawaban yang relevan seperti yang tertera pada gambar di atas. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa informasi yang dikirimkan dapat diterima dengan baik.
1.5 Landasan Teori