Menganalisis Tindak Lokusi, Ilokusi, Perlokusi

Maharani: Tindak Tutur Percakapan pada Komik Asterix, 2007. USU Repository © 2009 7 8 9 10 11 mengisinya kembali apabila sudah habis. Malarius menunjukkan sop tersebut kepada Inspektur. Inspektur terkejut melihat istana Malarius padahal propinsinya miskin, penghasilanpajak yang diberikan ke pemerintah pusat hanya beberapa keping emas. Malarius berkata bahwa masalahnya adalah pada kemauan, kalau kemauanmu Inspektur tinggi maka dari suatu hal yang kecilsedikit Inspektur dapat berbuat banyaklebih. Inspektur menyetujui pendapat Malarius sambil berkata untuk menunggu besok pagi. Malarius mengucakpan selamat malam kepada Inspektur. dibuat oleh pelayan itu’ ‘menawarkan sop tersebut kepada Inspektur’ ‘menyindir Malarius karena tidak sebanding antara pajak yang diberikannya dengan bentuk istananya yang megah’ ‘menyindir balik Inspektur dengan memberikan beberapa argumen’ ‘Inspektur menantang atas apa yang diucapkan Malarius keesokan paginya’ ‘memberikan salam kepada Inspektur’ Muncul pada tuturan 8 dengan memberikan tanggapan yang berupa ejekan tentang istana Malarius. Muncul pada tuturan 9 dengan memberikan pernyataan atas sindiran yang diberikan oleh Inspektur. Muncul pada tuturan 10 dengan rasa tidak percaya. Muncul pada tuturan 11 dengan memberikan salam kepada Inspektur. -

2.2 Menganalisis Tindak Lokusi, Ilokusi, Perlokusi

Setelah jenis-jenis tindak tutur ditemukan kemudian akan dilanjutkan dengan analisis data sebagai berikut: Contoh 1. Data Percakapan 2 1 Asterix : Lho...Mereka itu adalah penandu-penandu Abraracourcix pemimpin kita 2 Penandu 1 : Kami dipecat, padahal paginya dia begitu riang gembira bahkan sempat menikmati cuaca segala... Maharani: Tindak Tutur Percakapan pada Komik Asterix, 2007. USU Repository © 2009 3 Penandu 2 : Karena itu pulalah kami melongok ke belakang untuk melihat langit... 4 Penandu 1 : Persis pada saat kami berdua mau kembali pemimpin kita itu tidak ada lagi di atas perisai tandu... 5 Penandu 2 : Salah sendiri kalau dia merasa tidak puas dengan kami berdua Yah apa boleh buat, kami kena PHK... Konteks: Pada gambar di atas dapat kita lihat percakapan antara penandu-penandu tersebut dilakukan di sebuah jalan desa Galia dan Asterix dan Obelix hanya melihat dan merasa terkejut. Topik pembicaraan pada percakapan di atas adalah mereka dipecat oleh pimpinannya sebagai penandu, situasi pembecaraan mereka tidak formal santai. Dalam percakapan di atas dapat diketahui bahwa topik yang dibicarakan adalah mengenai pemecatan para penandu Abraracourcix yang disebut sebagai seorang pemimpin. Pada tuturan 1 menyatakan bahwa Asterix sedang menujukkan kepada semua orang bahwa ia melihat para penandu tersebut dan tuturan itu disampaikan secara spontan oleh Asterix yang disebut dengan tindak lokusi. Selain tindak lokusi, tuturan 1 juga mempunyai maksud yang ingin disampaikannya yaitu Asterix ingin memberitahukan bahwa ada penandu-penandu Abraracourcix dan tindak ini disebut tindak ilokusi. Dari tuturan 1 maka munucl tindak perlokusi, yaitu efek yang ditimbulkan oleh pendengar ketika mendengar tuturan dari lawan bicaranya, tindak perlokusi pada tuturan 1 yaitu muncul pada tuturan 2 yang berupa pemberian keterangan dari ucapan Asterix. Tindak lokusi pada tuturan 2 adalah Penandu 1 menyatakan bahwa ia dan temannya Penandu 2 diberhentikan dari pekerjaannya sebagai penandu oleh Sang Pemimpin. Dan dari tuturan tersebut Penandu 1 mempunyai maksud untuk Maharani: Tindak Tutur Percakapan pada Komik Asterix, 2007. USU Repository © 2009 memberitahukan kepada Asterix bahwa mereka telah dipecat oleh Pemimpin. Kemudian pada tuturan 3 tindak lokusinya adalah Penandu 2 merasa terkejut dan melihat langit, dan dilanjutkan dengan tuturan 4 dan 5. Dan tindak ilokusi pada tuturan 3, 4 adalah mereka sama-sama memberitahukan perihal pemecatan tersebut, sedangkan untuk tuturan 5 tindak ilokusinya sedikit berbeda yaitu Penandu 2 mengeluh atas pemecatan itu. Tindak perlokusi pada percakapan di atas muncul pada tuturan 2, 3, 4, dan 5 karena kedua partisipan saling memberikan keteranganbalasan kepada lawan tuturnya. Dari tuturan 2 muncul tuturan 4 dan dikuti dengan tuturan 5. Dari percakapan di atas dapat diketahui bahwa masing-masing partisipan memiliki persepsi yang sama, hal itu dapat dilihat dari setiap ujaran yang dituturkan oleh masing-masing partisipan tersebut. Antara ujaran yang diberikan Penandu 1 kepada Penandu 2 memiliki persamaan persepsi yaitu mengenai keluhan atas pemecatan mereka. Contoh 2. Data percakapan 3 1 Penduduk 1 : Ha Ha Ha Mungkin ada baiknya Kalian pergi berjalan-jalan ke gunung 2 Penduduk 2 : Seharusnya Obelix berjalan di atas lututnya 3 penduduk 3 : Wah Wah Dengan cara itu pemimpin kita kelihatan bongkok gara-gara rakyat memberati pundaknya 4 Sang Pemimpin : Cepat letakkan tandunya Sepertinya orang-orang menertawakan kita 5 Asterix : Sebaiknya Obelix saja yang mengangkatmu, Abraracourcix 6 Sang Pemimpin : Harus dua orang prajurit, kalau tidak, aku dianggap pemimpin yang setengah-setengah atau setengah pemimpin 7 Obelix : Lalu bagaimana dengan bisnis menhirku? Maharani: Tindak Tutur Percakapan pada Komik Asterix, 2007. USU Repository © 2009 8 Sang Pemimpin : Demi Toutatis Kalian menolak melayani sang pemimpin? Konteks: Pada gambar di atas dapat kita lihat pembicaraan dilakukan oleh enam partisipan, yaitu pendudukwarga setempat sebanyak tiga orang, Sang pemimpin, Asterix dan Obelix. Topik pembicaraannya masih tentang penandu-penandu dan tampak bahwa warga tidak setuju dengan pengangkatan penandu-penandu baru yaitu Asterix dan Obelix. Oleh karena itu banyak terjadi sindiran-sindiran yang diutarakan oleh warga, situasi pembicaraan mereka tidak formal santai. Pada Tabel 2. sudah terlihat jelas jenis-jenis tindak tutur yang terdapat pada percakapan 2 di atas. Semua tuturan pada percakapan 2 mempunyai tindak lokusi dan ilokusi sedangkan tindak perlokusi muncul pada tuturan yang dihasilkan oleh pendengar. Pada tuturan 1, maksud ilokusi yang ditimbulkannya adalah dalam bentuk sindiran yang disebut dengan tindak ilokusi, dan dari tuturan 1 tersebut menimbulkan reaksi bagi yang mendengarnya maka muncul tuturan 2. Maksud ilokusi dari tuturan 2 juga tidak jauh berbeda dengan tuturan 1 yaitu sama-sama dalam bentuk sindiran. Begitu juga halnya pada tuturan 3 yang muncul akibat dari tuturan 2. Dari tuturan 3 tindak perlokusi muncul pada tuturan 4. Di sini tuturan 4 adalah partisipan yang mendengar ujaran 3 sehingga ketika ia mendengar ujaran 3 tersebut maka Sang Pemimpin memerintahkan para penandu-penandu untuk meletakkan tandunya. Tuturan 4 menimbulkan reaksi dari lawan tuturnya yaitu pada tuturan 5. Tuturan 5 mempunyai maksud ilokusi Asterix ingin mengusulkan agar hanya satu orang saja yang mengangkat Sang Pemimpin agar tidak terjadi ketimpangan. Tetapi Sang Pemimpin tidak menyetujuinya itu terlihat pada tuturan 6 karena ia takut dianggap pemimpin yang setengah-setengah. Dan tuturan 6 tersebut Maharani: Tindak Tutur Percakapan pada Komik Asterix, 2007. USU Repository © 2009 merupakan efek perlokusi yang timbul akibat dari tuturan 5. Kemudian dilanjutkan dengan tuturan 7, dan 8. Contoh 3. Data Percakapan 4 1 Panoramix : Apa apaan Obelix itu? 2 Asterix : Sedang mengantar sang setengah pemimpin Konteks: Gambar di atas terlihat bahwa Sang Pemimpin hanya diangkat oleh satu penandu saja yaitu Obelix, sedangkan Asterix hanya berdiri sambil melihat. Pembicaraan dilakukan oleh dua partisipan yaitu Panoramix dan Asterix, tampak bahwa Panoramix bertanya kepada Asterix tentang apa yang dilakukan oleh Obelix. Situasi pembicaraan tidak formal santai. Pada data percakapan di atas terdapat tiga tindakan yaitu lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Tuturan 1 dan 2 merupakan tindak lokusi karena kedua tuturan tersebut sama-sama menyatakan sesuatu yang dapat kita lihat dengan jelas pada tabel 3. yaitu pada tuturan 1 menyatakan sebuah pertanyaan dan tuturan 3 menyatakan sebuah jawaban. Kedua tuturan tersebuat juga mempunyai tindak ilokusi, pada tuturan 1 maksud yang ingin disampikan adalah Panoramix ingin tahu apa yang dilakukan oleh Obelix, yang kemudian dijawab oleh Asterix dari jawaban tersebut maksud yang diperoleh ialah Asterix memberitahukan apa yang sedang dilakukan oleh Obelix. Secara tidak langsung tindak perlokusi juga muncul pada tuturan 2 yaitu dengan memberikan jawaban setelah mendengarkan pertanyaan dari Panoramix. Dari percakapan di atas dapat diketahui bahwa masing-masing partisipan tidak terjadi kesalahpahaman dalam melakukan sebuah percakapan. Tampak dari tuturan yang diberikan oleh Panoramix yang berupa pertanyaan dapat dijawab oleh Asterix dengan persepsi yang sama. Maharani: Tindak Tutur Percakapan pada Komik Asterix, 2007. USU Repository © 2009 Contoh 4. Data Percakapan 5 1 Tamu : Demi Yupiter Malarius yang mulia... pesta mabuk- mabukan ini sungguh mempesonakan, membuat kita lupa bahwa kita ini berada jauh dari Roma 2 Malarius : Memang Ini namanya pesta selera tinggi... Malinguslah yang jadi otak pesta ini 3 Malarius : Ah Itu dia penari-penari kita 4 Malarius : Bawa kesini anggurnya Cepat 5 Pelayan : Tuan Tamu yang tuan nantikan sudah menunggu di ruang kerja 6 Malarius : Baik Aku pergi dulu Cepat bawakan jerohan celeng yang digoreng dengan minyak urus-urus 7 Tamu : Ah Malarius yang budiman kau manjakan kami 8 Malarius : Bersenanglah sepuas-puasnya Aku segera kembali Konteks: Gambar di atas menampilkan sebuah pesta yang megah dan pesta itu dibuat oleh Malarius. Ia adalah seorang gubernur. Pembicaraan dilakukan oleh tiga partisipan yaitu Malarius, seorang tamu, dan pelayan. Topik yang dibicarakan juga mengenai pesta. Situasi pembicaraan dilakukan dengan ragam santai. Pada tuturan 1 Tamu menyatakan kepada Malarius bahwa pesta yang dibuat oleh Malarius sangat bagus sehingga membuat mereka lupa akan Roma. Pernyataan pada tuturan 1 tersebut merupakan tindak lokusi. Dari tuturan 1 tersebut mempunyai maksud ilokusi bahwa Tamu tersebut ingin memberitahukan tentang keadaan pesta itu kepada Malarius. kemudian tindak perlokusi muncul pada tuturan 2. Tindak tersebut muncul karena 2 Malarius mendengarkan tuturan 1. Pada tuturan 2 tersebut Malarius memberikan jawaban yang berupa pernyataan bahwa pesta tersebut memang pesta yang berselera tinggi dan yang membuat pesta itu adalah Malingus. Maksud ilokusi dari pernyataan tuturan 2 tersebut adalah untuk memberitahukan kepada Tamu yang menjadi mitra tuturnya. Maharani: Tindak Tutur Percakapan pada Komik Asterix, 2007. USU Repository © 2009 Berbeda dengan tuturan 2, tuturan 4 mempunyai maksud untuk memerintah yang merupakan tindak ilokusi. dari tuturan 4 tersebut muncul tuturan 5 yang merupakan tindak perlokusi. Dan pada tuturan 4 Malarius memerintahkan Pelayan untuk membawakan anggur di saat itu juga Pelayan tampak pada tuturan 5 memberitahukan tentang kedatangan seorang tamu, yang kemudian dibalas oleh Malarius pada tuturan 6 dengan mengiyakan informasi tersebut sambil memberikan perintah untuk membawakan makanan. Begitu juga halnya dengan tuituran 7 dan 8. Lebih jelasnya, dari rangkaian percakapan di atas antara masing-masing partisipan masih memiliki persamaan persepsi. Dan dapat disimpulkan bahwa baik Tamu dan Malarius bersikap sama-sama menuruti apa yang diminta oleh mitra wicaranya. Hal ini terbukti dari tuturan yang diberikan oleh Malarius yang merupakan balasan dari Tamu dan seterusnya. Contoh 5. Data Percakapan 6 1 Pelayan : Pak Apakah saya harus menyiapkan sop darah beruang dan capcay leher jerapah? 2 Malarius : Tidak Bikinkan semangkuk sop sayuran 3 Pelayan : Apa-apaan lagi nih... macam-macam saja yang mereka inginkan untuk pesta mabuk-mabukan ini 4 Pelayan : sudah siap, Pak 5 Malarius : Taruh di situ dan keluarlah cepat dari sini 6 Malarius : He...He..., ini racun tikus Demi Yupiter Ini juga..., ini sama saja..., dan ini yang terakhir... Aku tidak boleh lupa mengisinya kembali 7 Malarius : Ini sopnya Inspektur 8 Inspektur : Gila Istanamu indah sekali aneh, padahal propinsimu miskin kan? Setoran yang kau serahkan ke pemerintah pusat Cuma beberapa keping emas Maharani: Tindak Tutur Percakapan pada Komik Asterix, 2007. USU Repository © 2009 9 Malarius : Masalahnya adalah pada selera Kalau seleramu tinggi, dari sesuatu yang kecil kau dapat berbuat banyak 10 Inspektur : Hmm, begitu Kita lihat saja besok pagi 11 Malarius : Selamat malam, Inspektur 12 Malarius : He..He...He.. Konteks: Pada gambar di atas percakapan dilakukan oleh tiga partisipan yaitu, seorang pelayan, Malarius, dan Inspektur. Dapat kita lihat pada gambar bahwa Malarius sedang kedatangan tamu, dan tamunya itu adalah seorang Inspektur kemudian Malarius menyuruh pelayannya untuk membuatkan makanan. Tampak pada gambar Malarius ingin berbuat jahat kepada Inspektur tersebut dengan cara memberi racun ke dalam makanannya. Yang dijadikan topik pembicaraan adalah mengenai pajak yang diberikan Malarius kepada pemerintah pusat sehingga menimbulkan rasa curiga kepada Inspektur. Situasi pembicaraan memakai ragam santaitidak formal. Pada bagian 1 dan 2, kedua kalimat tersebut diutarakan dengan maksud ilokusi agar baik si penutur dan lawan tutur mau melakukan sesuatu. Pada tuturan 1 merupakan rangkaian kalimat tanya, dan kalimat tanya yang dipergunakan itu adalah untuk mengetahui apa lagi tugas yang akan dilakukannya, hal itu tampak pada percakapan di atas, kemudian pertanyaan yang diutarakan oleh Pelayan tersebut dibalas oleh 2 dengan bantahan perlokusi kemudian memberi perintah lagi yang harus dilakukan oleh Pelayan tersebut. Sama halnya juga dengan tuturan 5, kalimat tersebut juga diutarakan dengan maksud ilokusi menginformasikan sesuatu tetapi diucapkan dengan perintah oleh penuturnya. Perintah tersebut juga menuntut agar seseorang yang mendengarnya agar segera keluar, dan orang yang mendengarkan perintah tersebut lalu mengerjakannya disebut dengan tindak perlokusi, dari percakapan di atas dapat diketahui bahwa kalimat perintah tersebut ditujukan oleh Pelayan. Pada bagian 3 kalimat yang diutarakan merupakan efek dari tuturan kalimat 2 yang begitu banyak memberikan perintah kepadanya Pelayan, dan efek yang Maharani: Tindak Tutur Percakapan pada Komik Asterix, 2007. USU Repository © 2009 ditimbulkan pada 3 tersebut ialah berupa keluhan terhadap perintah yang telah diberikan kepadanya dan dapat dikatakan bahwa tuturan 3 merupakan tindak perlokusi. Tindak ilokusi juga ditemukan pada tuturan 4 yaitu Pelayan menginformasikan kepada Malarius bahwa apa yang telah diperintahkan sudah selesai dikerkajakannya. Reaksi yang ditimbulkan dari tuturannya itu adalah timbulnya tuturan 5 karena mendengarkannya yang disebut dengan tindak perlokusi. Pada bagian 6 tuturan tersebut diutarakan dengan maksud ilokusi untuk memberitahukan kepada dirinya senduru agar ia tidak lupa untuk melakukan sesuatu sesuai dengan percakapan di atas bahwa ia tidak boleh lupa untuk mengisi racun tikus itu apabila habis. Pada bagian 7 tuturan yang diutarakannya hampir sama dengan 4 yaitu sama-sama ingin menginformasikan sesuatu. Pada bagian 8 dapat diketahui bahwa kalimat yang diutarakan tersebut merupakan sebuah sindiran kepada Malarius yang mengatakan bahwa terjadi ketimpangan antara istana dan pajak yang dihasilkan oleh propinsinya. Dan pada bagian 9 yang merupakan balasan dari tuturan 8. Kalimat yang diutarakan pada bagian 9 juga merupakan sindiran sekaligus untuk memperlihatkan keunggulan Malarius atau dengan kata lain perasaan bangga atas dirinya sendiri Malarius. Dari tuturan 9 tersebut menimbulkan pengaruh kepada lawan tuturnya hal itu dapat dilihat pada 10, efek yang ditimbulkan itu merupakan rasa tidak percaya Inspektur kepada Malarius atas perkataannya. Rasa tidak percaya itu dapat terlihat pada tuturan yang mengatakan “...Kita lihat saja besok pagi”. Maharani: Tindak Tutur Percakapan pada Komik Asterix, 2007. USU Repository © 2009

2.3 Pasangan Berdampingan pada Komik Asterix