Menurut Vogel 1994, atom-atom pada keadaan dasar mampu menyerap energi cahaya pada panjang gelombang tertentu, yang pada umumnya adalah
panjang gelombang radiasi yang akan dipancarkan atom-atom itu bila tereksitasi dari keadaan dasar. Jika pada cahaya dengan panjang gelombang tertentu
dilewatkan nyala yang mengandung atom-atom yang bersangkutan, maka sebagian cahaya itu akan diserap dan banyaknya penyerapan akan berbanding
lurus dengan banyaknya atom keadaan dasar yang berada dalam nyala.
2.8 Validasi Metode Analisa
Validasi adalah suatu tindakan penilaian terhadap perameter tertentu pada prosedur penetapan yang dipakai untuk membuktikan bahwa parameter tersebut
memenuhi persyaratan untuk penggunaannya Harmita, 2004. Validasi dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis yang dilakukan akurat, spesifik,
reprodusibel dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis Rohman, 2007. Beberapa parameter validasi diuraikan di bawah ini.
2.8.1 Perolehan Kembali
Persen perolehan kembali digunakan untuk menyatakan kecermatan. Kecermatan merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil
analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dapat ditentukan dengan dua cara yaitu metode simulasi spiked-placeborecovery dan metode
penambahan baku standard addition methode. Metode simulasi dilakukan dengan menambahkan sejumlah analit bahan murni pembanding kimia yang
ditambahkan ke dalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi plasebo lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang
ditambahkan. Metode adisi dengan menambahkan sejumlah analit dengan
Firdhany Armanda : Studi Pemanfaatan Buah Jeruk Nipis Citrus Aurantifolia
Swingle Sebagai Chelator
Logam Pb Dan Cd Dalam Udang Windu
Penaeus Monodon , 2009
USU Repository © 2008
konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa lalu dianalisis kembali dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Harmita, 2004:
perolehan kembali= CA
CA CF
− x 100
Keterangan: CF = konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan larutan baku
CA = konsentrasi sampel awal CA= konsentrasi larutan baku yang ditambahkan
2.8.2 Batas Deteksi
Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blanko.
Batas ini dapat diperoleh dari kalibrasi standar yang diukur sebanyak 6 sampai 10 kali. Batas deteksi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Harmita, 2004:
Batas deteksi = slope
SB x
3
Keterangan: SB = simpangan baku
2.8.3 Batas Kuantitasi
Batas kuantitasi merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Batas ini dapat diperoleh dari
kalibrasi standar yang diukur sebanyak 6 sampai 10 kali. Batas kuantitasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Harmita, 2004:
Batas kuantitasi = slope
SB x
10
Keterangan: SB = simpangan baku
Firdhany Armanda : Studi Pemanfaatan Buah Jeruk Nipis Citrus Aurantifolia
Swingle Sebagai Chelator
Logam Pb Dan Cd Dalam Udang Windu
Penaeus Monodon , 2009
USU Repository © 2008
BAB III METODOLOGI PENELITIAN