Analisa Kuantitatif .1 Penentuan Panjang Gelombang maksimum

2. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 ml larutan sampel, diatur pH=12 dengan penambahan ammonium hidroksida 1N, ditambahkan 5 ml dithizon 0,005 bv, dikocok kuat, dibiarkan larutan memisah. Terbentuk warna merah muda berarti sampel mengandung Cd Fries, 1977. 3.6.5 Analisa Kuantitatif 3.6.5.1 Penentuan Panjang Gelombang maksimum Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan berdasarkan pengaturan alat spektrofotometri serapan atom yang telah distandardisasi, yaitu panjang gelombang untuk logam Pb 283,3 nm, dan unuk logam Cd 228,8 nm.

3.6.5.2 Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Logam Pb

Larutan standar plumbum 1000 mcgml dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO 3 5N, ditepatkan sampai garis tanda dengan aquabidest konsentrasi 100 mcgml. Larutan standar plumbum 100 mcgml dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO 3 5N, ditepatkan sampai garis tanda dengan aquabidest konsentrasi 10 mcgml. Larutan kerja logam plumbum dibuat dengan memipet 0; 1; 2; 3; 4; dan 5 ml larutan baku 10 mcgml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan 10 ml HNO 3 5N kemudian ditepatkan sampai garis tanda dengan aquabidest larutan kerja ini mengandung 0; 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5 mcgml dan diukur pada panjang gelombang 283,3 nm.Hasil dapat dilihat pada lampiran 1. Firdhany Armanda : Studi Pemanfaatan Buah Jeruk Nipis Citrus Aurantifolia Swingle Sebagai Chelator Logam Pb Dan Cd Dalam Udang Windu Penaeus Monodon , 2009 USU Repository © 2008

3.6.5.3 Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Logam Cd

Larutan standar kadmium 1000 mcgml dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO 3 5N, ditepatkan sampai garis tanda dengan aquabidest konsentrasi 100 mcgml. Larutan standar kadmium 100 mcgml dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO 3 5N, ditepatkan sampai garis tanda dengan aquabidest konsentrasi 10 mcgml. Larutan standar kadmium 10 ppm dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO 3 5N, ditepatkan sampai garis tanda dengan aquabidest konsentrasi 1 mcgml. Larutan kerja logam kadmium dibuat dengan memipet 0; 1,0; dan 5,0 ml larutan baku 1 mcgml, serta 1,0; 2,0; dan 3,0 ml larutan baku 10 mcgml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan 10 ml HNO 3 5N kemudian ditepatkan sampai garis tanda dengan aquabidest larutan kerja ini mengandung 0; 0,010; 0,050; 0,10; 0,20; dan 0,30 mcgml dan diukur pada panjang gelombang 228,8 nm.Hasil dapat dilihat pada lampiran 1. 3.6.5.4 Penentuan Kadar Logam Dalam Sampel

3.6.5.4.1 Penentuan Kadar Logam Plumbum Pb Dalam Sampel

Larutan sampel yang telah didestruksi, diukur absorbansinya dengan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 283,3 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku plumbum. Konsentrasi plumbum dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan linier dari kurva kalibrasi. Hasil dapat dilihat pada lampiran 3, tabel 1 dan contoh perhitungan kadar logam pada lampiran 4. Firdhany Armanda : Studi Pemanfaatan Buah Jeruk Nipis Citrus Aurantifolia Swingle Sebagai Chelator Logam Pb Dan Cd Dalam Udang Windu Penaeus Monodon , 2009 USU Repository © 2008

3.6.5.4.2 Penentuan Kadar Logam Kadmium Cd Dalam Sampel

Larutan sampel yang telah didestruksi diukur absorbansinya dengan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 228,8 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku kadmium. Konsentrasi kadmium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan linier dari kurva kalibrasi. Kadar logam plumbum dan kadmium dalam sampel dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Kadar logam mgkg = konsentrasi logam mcgmlx 10 -3 x volume ml Berat sampel grx 10 -3 Hasil dapat dilihat pada lampiran 3, tabel 2 dan contoh perhitungan kadar logam pada lampiran 4.

3.6.5.5 Analisa Data Secara Statistik

Analisa data dilakukan secara kuantitatif dengan persamaan regresi dan dilakukan pengolahan data dari hasil persamaan regresi dari logam berat plumbum dan kadmium dalam udang windu sebelum dan sesudah perendaman. Adapun metode statistik untuk komparasi hasil penentuan kandungan logam berat plumbum dan kadmium dalam daging udang windu disesuaikan dengan jenis dan distribusi data yang diperoleh. Nilai probabilititas 0,05 dipertimbangkan sebagai perbedaan yang signifikan. Hasil dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6. 3.6.5.6 Uji Perolehan Kembali Recovery 3.6.5.6.1 Pembuatan Larutan Standar Larutan standar plumbum dan kadmium 1000 mcgml masing- masing dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan masing-masing larutan ke dalam labu ukur Firdhany Armanda : Studi Pemanfaatan Buah Jeruk Nipis Citrus Aurantifolia Swingle Sebagai Chelator Logam Pb Dan Cd Dalam Udang Windu Penaeus Monodon , 2009 USU Repository © 2008 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO 3 5N, ditepatkan sampai garis tanda dengan aquabidest konsentrasi 100 mcgml. Larutan standar plumbum dan kadmium 100 mcgml masing- masing dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan masing-masing larutan ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO 3 5N, ditepatkan sampai garis tanda dengan aquabidest konsentrasi 10 mcgml.

3.6.5.6.2 Prosedur Uji Perolehan Kembali Recovery

Uji perolehan kembali dilakukan dengan cara menentukan kadar logam dalam sampel, selanjutnya dilakukan penentuan kadar logam dalam sampel setelah penambahan larutan standar yang jumlahnya diketahui dengan pasti. Larutan standar yang ditambahkan yaitu 2 ml larutan standar Pb konsentrasi 10 mcgml dan 2 ml larutan standar Cd konsentrasi 10 mcgml. Uji perolehan kembali dilakukan terhadap sampel yang sama dan dianalisa dengan cara yang sama dengan pengerjaan sampel awal. Persen recovery dapat dihitung dengan persamaan berikut: Recovery = sampel dalam n ditambahka yang dar s kadar sampel dalam zat kadar dar s n ditambahka setelah zat kadar tan tan − x 100 Hasil dapat dilihat pada lampiran 7 dan 8 3.6.5.7 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blanko. Sedangkan batas kuantitasi merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Firdhany Armanda : Studi Pemanfaatan Buah Jeruk Nipis Citrus Aurantifolia Swingle Sebagai Chelator Logam Pb Dan Cd Dalam Udang Windu Penaeus Monodon , 2009 USU Repository © 2008 Batas deteksi dan batas kuantitasi ini dapat diperoleh dari kalibrasi standar yang diukur sebanyak 6 sampai 10 kali, dan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Harmita, 2004: Batas deteksi = slope SB x 3 Batas kuantitasi = slope SB x 10 Keterangan: SB = simpangan baku Hasil dapat dilihat pada lampiran 9 dan 10 Firdhany Armanda : Studi Pemanfaatan Buah Jeruk Nipis Citrus Aurantifolia Swingle Sebagai Chelator Logam Pb Dan Cd Dalam Udang Windu Penaeus Monodon , 2009 USU Repository © 2008

2.6.6 Bagan Pelaksanaan Penelitian

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Limbah Kulit Jeruk Keprok (Citrus Reticulata Blanco syn) Sebagai Bahan Penguat Nanokertas Selulosa Bakteri Dari Air Kelapa

9 95 73

Pemeriksaan Residu Kloramfenikol Pada Udang Windu (Penaeus Monodon) Dari Hasil Budidaya Tambak Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

13 91 115

Penggunaan Sari Buah Anggur Merah (Fructus Vitis vinifera) Sebagai Pelembab Dalam Sediaan Krim

2 68 64

Pemanfaatan Kitosan Dari Kulit Udang (Penaeus Monodon) Dan Cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas), Untuk Menurunkan Kadar Ni, Cr Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

0 54 141

PEMANFAATAN KUNYIT (Curcuma domestica Yal) DAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia Swingle) DALAM PEMBUATAN ABON IKAN LEMURU

1 13 13

Efek Pemberian Air Perasan Jeruk Nipis Terhadap Pencegahan Pembentukan, Penghambatan Pertumbuhan, dan Penghancuran Biofilm Staphylococcus aureus Secara In Vitro

0 11 105

PENGARUH AIR PERASAN BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia Swingle) TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN BAKTERI Pengaruh Air Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle) Terhadap Hambatan Pertumbuhan Bakteri Enterococcus Faecalis Dominan Pada Salura

0 4 14

PENGARUH AIR PERASAN BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia Swingle) TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN BAKTERI Pengaruh Air Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle) Terhadap Hambatan Pertumbuhan Bakteri Enterococcus Faecalis Dominan Pada Salura

0 3 14

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI KULIT BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia Swingle.) UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI KULIT BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia Swingle.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli.

0 1 13

PENGARUH PEMANFAATAN BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia Swingle) SEBAGAI CHELATOR LOGAM TIMBAL (Pb) DALAM KERANG BULU (Anadara antiquata)

0 0 6