dalam bentuk gambar format jpeg seperti di SIM, tetapi juga dapat dikenali melalui chip yang terpasang di kartu. Data yang disimpan di kartu tersebut telah
dienkripsi dengan algoritma kriptografi tertentu. Proses pengambilan sidik jari dari penduduk sampai dapat dikenali dari chip kartu adalah sidik jari yang
direkam dari setiap wajib KTP adalah seluruh jari berjumlah sepuluh, tetapi yang dimasukkan datanya dalam chip hanya dua jari, yaitu jempol dan telunjuk
kanan. Bantuan bagi rakyat miskin bisa disampaikan dengan efektif dan
mengurangimenghilangkan penyalahgunaan
identitas, perbankan
bisa memanfaatkannya untuk verifikasi calon nasabah atau pengajuan kredit, pemilu
bisa berjalan lebih jujur dan adil karena data kependudukan sudah valid, dan berbagai manfaat yang lain.
Kartu identitas elektronik telah banyak digunakan di negara-negara di Eropa antara lain Austria, Belgia, Estonia, Italia, Finlandia, Serbia, Spanyol dan
Swedia, di Timur Tengah yaitu Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Maroko, dan di Asia yaitu India dan China.
Gamawan Fauzi selaku Menteri Dalam Negeri membeberkan keunggulan Kartu Tanda Penduduk Elektronik e-KTP yang akan diterapkan di Indonesia,
dibandingkan dengan e-KTP yang diterapkan di RRC dan India. Gamawan menyebut, e-KTP di Indonesia lebih komprehensif.
Di RRC, Kartu e-ID tidak dilengkapi dengan biometrik atau rekaman sidik jari. Di sana, e-ID hanya dilengkapi dengan chip yang berisi data perorangan yang
terbatas. Sedang di India, sistem yang digunakan untuk pengelolaan data
kependudukan adalah sistem UID unique Identification, yang di Indonesia namanya NIK Nomor Induk Kependudukan.
E-KTP bukan semata kartu penduduk dengan smart card berisi data nama, foto, dan data kependudukan lainnya. Komponen teknologinya tidak hanya
teknologi chip dan smart card. Itu baru satu sisi saja. Tetapi di sisi lain, ada teknologi biometrik yang mampu membersihkan database kependudukan,
sedemikian hingga data yang direkam di dalam chip tersebut adalah tunggal. Apakah ini saja cukup ? Masih belum. Apa gunanya data penduduk yang valid
direkam dalam chip kalau masih bisa di hack. Karena itu ada teknologi security yang melindungi data tersebut.
Autentikasi Kartu Identitas e-ID telah menggunakan biometrik yaitu verifikasi dan validasi sistem melalui pengenalan karakteristik fisik atau tingkah
laku manusia. Ada banyak jenis pengamanan dengan cara ini, antara lain sidik jari fingerprint, retina mata, DNA, bentuk wajah, dan bentuk gigi. Pada e-KTP, yang
digunakan adalah sidik jari. Sidik jari dipilih sebagai autentikasi untuk e-KTP karena alasan berikut:
1. Biaya paling murah, lebih ekonomis daripada biometrik yang lain,
2. Bentuk dapat dijaga tidak berubah karena gurat-gurat sidik jari akan
kembali ke bentuk semula walaupun kulit tergores, 3. Unik, tidak ada kemungkinan sama walaupun orang kembar.
E-KTP dilindungi dengan keamanan pencetakan seperti relief text, microtext, filter image, invisible ink dan warna yang berpendar di bawah sinar
ultra violet serta anti copy design. Penyimpanan data di dalam chip sesuai dengan
standar internasional NISTIR 7123 dan Machine Readable Travel Documents ICAO 9303 serta EU Passport Specification 2006. Bentuk KTP elektronik sesuai
dengan ISO 7810 dengan form factor ukuran kartu kredit yaitu 53,98 mm x 85,60 mm.
Struktur e-KTP terdiri atas sembilan layer yang akan meningkatkan pengamanan dari KTP konvensional. Chip ditanam di antara plastik putih dan
transparan pada dua layer teratas dilihat dari depan. Chip ini memiliki antena didalamnya yang akan mengeluarkan gelombang jika digesek. Gelombang inilah
yang akan dikenali oleh alat pendeteksi e-KTP sehingga dapat diketahui apakah KTP tersebut berada di tangan orang yang benar atau tidak.
Gambar 2.3 e-KTP
Untuk menciptakan e-KTP terdiri atas sembilan layer, tahap pembuatannya cukup banyak:
1. Hole punching, yaitu melubangi kartu sebagai tempat meletakkan chip
2. Pick and pressure, yaitu menempatkan chip di kartu 3. Implanter, yaitu pemasangan antenna pola melingkar berulang
menyerupai spiral 4. Printing, yaitu pencetakan kartu
5. Spot welding, yaitu pengepresan kartu dengan aliran listrik 6. Laminating, yaitu penutupan kartu dengan plastik pengaman
2.9 Populasi dan Sampel
Populasi berasal dari bahasa I nggris, yaitu “population” yang berarti
jumlah penduduk. Dalam metode penelitian, kata populasi amat popular dipakai untuk menyebutkan serumpunsekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.
Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa sikap
hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian Bungin, 2006.
Jenis populasi terbagi dua, yaitu: 1. Populasi finit, artinya jumlah individu ditentukan.
2. Populasi infinit, artinya jumlah individu tidak terhingga atau tidak diketahui dengan pasti.
Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data, di mana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menetukan sifat serta ciri
yang dikehendaki dari suatu populasi.
2.9.1 Teknik Pengambilan Sampel
Dalam pengambilan sampel dari suatu populasi dapat dibedakan menjadi dua kategori teknik pengambilan sampel, seperti yang terdapat dalam Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Kategori Sampel
Siregar, 2013
a. Probability Sampling
Merupakan metode sampling yang setiap anggota populasi memiliki peluang sama untuk terpilih sebagai sampel.
1. Sampel Random Sederhana Simple random sampling Simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang ada dalam suatu populasi untuk dijadikan sampel.
2. Strata sampel stratified sampling
Kategori Sampling
Probability Sampling
Nonprobability Sampling
1. Simple Random Sampling 2. Stratified Sampling
Proporsinal Disproporsional
3. Cluster Sampling 4. Double Sampling
1. Convenience Sampling 2. Purposive Sampling
3. Judgement Sampling 4. Quota Sampling
5. Snowball Sampling
stratified sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan populasi yang memiliki strata atau tingkatan dan setiap tingkatan memiliki
karakteristik sendiri. Karena jumlah populasi pada setiap strata tidak sama, maka dalam pelaksanaanya dibagi dua jenis, yaitu:
a. Proporsional, jumlah sampel yang diambil dari setiap strata sebanding,
sesuai dengan proporsi ukurannya. b.
Disproporsional, jumlah sampel yang diambil dari setiap strata jumlahnya sama tidak sebanding dengan jumlah populasi dengan
proporsi sampel di setiap strata. c.
Cluster sampling, teknik penarikan sampel dengan menggunaka metode ini adalah populasi dibagi dulu atas kelompok berdasarkan
area atau cluster, lalu beberapa cluster dipilih sebagai sampel dari cluster tersebut bisa diambil seluruhnya atau sebagian saja untuk
dijadikan sampel, anggota populasi di setiap cluster tidak perlu homogen. Sampel ditarik dengan teknik kombinasi antara stratified
sampling dan cluster sampling. d.
Sampel ganda double sample, double sample sering juga disebut dengan istilah sequential sampling sampel berjenjang dan
multiphase-sampling sampel multi tahap.
b. Non probability Sampling
Non probability Sampling, setiap unsur yang terdapat dalam populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel,
bahkan probabilitas anggota tertentu untuk terpilih tidak diketahui. Pemilihan unit