Mengamati mereka adalah inspirasi penulisan buku ini, dengan menggabungkan
penelitian-penelitian terkini
tentang perilaku
dan pembentukan keahlian, ditambah pengalaman-pengalaman pribadi saya dalam
dakwah, saya memberanikan menulis buku ini. Saya berdoa kepada Allah buku ini dapat mereplikasi secara masal kenalan-kenalan saya ini sehingga
kebangkitan Islam menjadi semakin jelas terlihat, semakin dekat terasa. Semua yang saya bahas pada buku ini intinya adalah isnpirasi yang bisa
digunakan oleh pengemban dakwah dalam meningkatkan keahlian dan amalnya dalam dakwah. Bukan hanya inspirasi, tapi buku ini juga berusaha
mengkondisikan setiap pengemban dakwah untuk menguasai keahlian yang dieprlukan untuk berdakwah dijalan Islam.
E. Epilogue
Nak atau tak nak?
Penghargaan akan datang pada seseorang yang memiliki banyak kekurangan, memiliki banyak alasan untuk gagal, namun merek tidak
menghiraukannya. Mereka menembus batas harapan orang pada mereka, Beyond Expectation. Coba kita lihat, penghargaan datang kepada Nabi
Muhammad yang sebatang kara didunia, tidak memiliki Ayah Ibu yang dapat mengajari beliau, namun akhlak beliau sempurna. Al-Amin.
Penghargaan diberikan kepada Muhammad Al-Fatih yang walaupun berusia 21 tahun namun mampu menjebol tembok Konstantinopel dan
menguasainya. Penghargaan datang ketika Khalid Bin Walid memimpin
3.000 pasukan Muslim mengalahkan 200.000 pasukan Romawi. Banyak contoh yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.
Saya pernah menyaksikan seorang tuna netra berdakwah dijalan Islam, menyampaikan cahaya yang belum pernah disaksikan matanya. Saya
mengenal tukang becak yang memiliki banyak anak namun ber-infaq dalam perjuangan Khilafah jauh lebih banyak daripada pedagang emas. Saya
menyaksikan pula pengemban dakwah menjual motornya untuk menghadiri acara dakwah sementara ada yang memiliki perusahaan meminta izin untuk
tidak mengikuti acara yang sama. Semua orang memiliki keterbatasan dan masalah masing-masing.
Semua orang bisa saja mencari alasan untuk gagal, sama seperti dia bisa mencari alasan untuk berhasil. Semua adalah pilihan kita.
Apakah kita hendak mendaftar alasan ‘kenapa kita akan gagal’ ataupun kita boleh memilih mendaftar ‘bagaimana agar kita dapat berhasil’. Namun
perlu dipikirkan, kalaulah kita ingin beralasan dalam dakwah ini. Apabila kita akan melalaikan dakwah karena kita merasa punya alasan untuk itu. Andaikan
beralasan itu boleh, maka bukankah seharusnya Rasulullah Muhammad yang berhak atas itu. Tetapi beliau tidak melakukannya, dan itu jelas sebuah
teladan bagi kita. Kita bisa membuat beribu-ribu alasan didunia, di akhirat hal itu tidak
akan berlaku. Sebagaimana dalam firman Allah dalam Q. S. Al-Qiyamah ayat 13-15
ִ☺
֠