ANALISA KADAR RASIO SIAL KATALIS H ZEOLIT SEBELUM DAN SESUDAH AKTIVASI

32 yang lebih besar dari pada zeolit alam tanpa aktivasi maupun yang diaktivasi dengan penambahan basa [34]. Perlakuan asam pada dasarnya untuk meningkatkan rasio SiAl [35]. Setelah dicuci dan dikeringkan, katalis H- Zeolit dikalsinasi. Proses kalsinasi dilakukan dengan memasukkan zeolit hasil dealuminasi ke furnace bersuhu 500 o C selama 5 jam.

4.2.1 ANALISA KADAR RASIO SIAL KATALIS H ZEOLIT SEBELUM DAN SESUDAH AKTIVASI

Rasio SiAl zeolit merupakan salah satu penentu sifat dan struktur zeolit, keasaman, stabillitas termal, maupun aktivitas dalam reaksi katalitik. Rasio SiAl di dalam kerangka zeolit sangat menentukan keasaman zeolit dimana keasaman zeolit meningkat dengan bertambahnya rasio SiAl. Rasio SiAl dapat diukur dengan menggunakan metode Spektroskopi Serapan Atom [36]. Analisis AAS Atomic Absorption Spectrophotometry katalis H-zeolit sebelum dan sesudah aktivasi ialah bertujuan untuk mengetahui rasio SiAl yang terkandung di dalam H-Zeolit disajikan dalam Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1. Hasil Analisis AAS rasio SiAl katalis H-Zeolit Parameter Satuan Hasil Uji Metode Uji Sebelum aktivasi Sesudah aktivasi Si 83,41 83,49 Ik.01.P.08 AAS Al 3,67 1,72 Spektrofotometri SiAl 22,72 48,54 Dari Tabel 4.1, rasio Si Al setelah katalis diaktivasi dengan asam sulfat mengalami peningkatan yaitu dari 22,72 menjadi 48,54 . Heraldy, et al [37] melaporkan bahwa kenaikan rasio Si Al pada zeolit alam aktif teraktivasi sebesar 0,83. Naiknya rasio SiAl menunjukkan terjadinya dealuminasi pada situs aktif Al- OH dan Si-O-Al dengan lepasnya Al dari situs aktif Si-O-Al akan menyebabkan penataan kembali Si-O-Si dari luar kerangka sehingga menyebabkan jumlah komposisi Si dalam kerangka akan bertambah. Berdasarkan penelitian Munandar, Universitas Sumatera Utara 33 dkk [38] dari hasil Fourier Transformattion Infra Red menunjukkan zeolit alam teraktivasi asam memiliki kadar silika yang lebih besar sehingga zeolit alam teraktivasi asam lebih stabil dibadingkan zeolit alam tak teraktivasi. Aktivasi dengan perlakuan asam menyebabkan terjadinya dealuminasi dan dekationasi yaitu keluarnya Al dan kation – kation M n+ dalam kerangka menjadi Al dan kation – kation non kerangka [37]. Perlakuan asam tidak merusak struktur katalis dan meningkatkan ukuran pori menuju meso walaupun tidak signifikan [39].

4.3 PENGARUH VARIABEL PERCOBAAN TERHADAP RENDEMEN GLISEROL TRIBENZOAT PADA PROSES ESTERIFIKASI