7 menambahkan salah satu pereaksi secara berlebih. Kuat asam dari karboksilat hanya
memainkan peranan kecil dalam laju pembentukan ester [11].
2.1.2 Esterifikasi Gliserol
Proses esterifikasi gliserol adalah salah satu metode yang banyak digunakan untuk memproduksi produk turunan gliserol. Dalam reaksi esterifikasi dihasilkan
bermacam – macam ester yang mempunyai banyak kegunaan dan bernilai lebih
tinggi. Produk dari konversi gliserol ini bersifat ramah lingkungan dan terbarukan karena bukan merupakan turunan dari minyak bumi [3].
Konversi gliserol biasanya dilakukan dengan cara esterifikasi gliserol, eterifikasi gliserol, oksidasi gliserol, dan reduksi gliserol. Proses esterifikasi gliserol
yaitu mereaksikan gliserol dengan asam organik maupun asam anorganik akan menghasilkan gliserol ester, dari golongan asam organik misalnya dari kelompok
asam karboksilat bisa dihasilkan gliserol asetat, gliserol benzoat, gliserol carbonat, dan sebagainya. Proses esterifikasi gliserol yaitu mereaksikan gliserol dengan
arylalkyl alcohol dihasilkan gliserol ester. Proses oksidasi gliserol biasa dilakukan untuk mendapatkan berbagai produk yang mengandung asam glikolat, asam oksalat,
asam formiat [5]. Reaksi esterifikasi gliserol dapat dilihat pada Gambar 2.2.
2.1.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Esterifikasi
Faktor-faktor yang berpengaruh pada reaksi esterifikasi antara lain : a.
Waktu Reaksi Semakin lama waktu reaksi maka kemungkinan kontak antar zat semakin
besar sehingga akan menghasilkan konversi yang besar. Jika kesetimbangan reaksi sudah tercapai maka dengan bertambahnya waktu reaksi tidak akan
menguntungkan karena tidak memperbesar hasil. b.
Pengadukan Pengadukan akan menambah frekuensi tumbukan antara molekul zat
C
3
H
5
OH
3
+ RCOOH C
3
H
5
OH
2
OOCR + H
2
O Gliserol
Asam Karboksilat ester gliserol air Gambar 2.2. Reaksi Esterifikasi Gliserol [3]
Universitas Sumatera Utara
8 pereaksi dengan zat yang bereaksi sehingga mempercepat reaksi dan reaksi
terjadi sempurna. Sesuai dengan persamaan Archenius : k = A e-EaRT
Semakin besar tumbukan maka semakin besar pula harga konstanta kecepatan reaksi. Sehingga dalam hal ini pengadukan sangat penting
mengingat larutan minyak-katalis-metanol merupakan larutan yang immiscible.
c. Katalisator Katalisator berfungsi untuk mengurangi tenaga aktivasi pada suatu reaksi
sehingga pada suhu tertentu harga konstanta kecepatan reaksi semakin besar. Pada reaksi esterifikasi yang sudah dilakukan biasanya
menggunakan konsentrasi katalis antara 1 - 4 berat sampai 10 berat campuran pereaksi.
d. Suhu Reaksi Semakin tinggi suhu yang dioperasikan maka semakin banyak konversi
yang dihasilkan, hal ini sesuai dengan persamaan Archenius. Bila suhu naik maka harga k makin besar sehingga reaksi berjalan cepat dan hasil
konversi makin besar [10].
2.2 GLISEROL BENZOAT