Asam Benzoat Katalis BAHAN BAKU PRODUKSI TURUNAN GLISEROL .1 Gliserol

10 Bidang Industri Fungsi Produk Makanan dan Minuman Pelembab, pemanis dan pengawet intermediet Minuman ringan, permen, kue, pelapis daging dan keju, makanan hewan peliharaan, margarin, salad, makanan beku dan kemasan makanan. Farmasi Pelembut, media Kapsul, obat infeksi, anestesi, obat batuk, pelega tenggorokan, obat kulit, antiseptik dan antibiotik. Kosmetika dan Toiletris Pelembab, pelembut Pasta gigi, krim dan lotion kulit, lotion cukur, deodorant, make up, lipstik dan maskara. Kertas dan pencetakan Pelembut,mencegah Penyusutan Kertas minyak, kemasan makanan, kertas cetakan tinta Tekstil Pemasti ukuran, pelunak, Kain, serat dan benang Lain —lain Pelumas, pelicin, pelapis, menambah fleksibilitas, Kemasan resin, plastik, karet, busa, dinamit, komponen radio dan lampu neon.

2.3.2 Asam Benzoat

Senyawa asam benzoat dengan nama lain asam benzena karboksilat, asam fenilformat, asam drasilat mempunyai rumus molekul C 6 H 5 COOH. Struktur dari asam benzoat disajikan pada Gambar 2.3 Gambar 2.3. Struktur asam benzoat [15] Universitas Sumatera Utara 11 Asam benzoat memiliki berat molekul 122,22, berupa padatan kristal putih, mempunyai titik leleh 122,4 ºC dan titik didih 249,2 ºC, tersublimasi pada suhu 100 ºC, dan bersifat volatil. Asam benzoat sedikit terlarut dalam H 2 O dingin, namun terlarut dalam H 2 O panas, alkohol, maupun eter. Asam benzoat dapat digunakan sebagai pengawet makanan dan pasta parfum [15]. Asam benzoat merupakan salah satu pengawet sintetik yang bekerja efektif pada pH 2,5-4,0 sehingga banyak digunakan pada makanan atau minuman yang bersifat asam. Sifat-sifat asam benzoat adalah sebagai berikut : Bobot molekul 122,12; mengandung tidak kurang dari 99,5 dan tidak lebih dari 100,5 C 7 H 6 O 2 dihitung terhadap zat anhidrat, pemerian : hablur berbentuk jarum atau sisik, putih,sedikit berbau, biasanya bau benzaldehid atau benzoin. Agak mudah menguap pada suhu hangat, mudah menguap dalam uap air, kelarutan : sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam kloroform, dan dalam eter [16].

2.3.3 Katalis

Katalis memainkan peranan penting dalam industri kimia dengan berkontribusi pada keberhasilan secara ekonomi dan kelestarian lingkungan. Lebih dari 75 dari semua transformasi industri kimia menggunakan katalis dalam berbagai bidang, seperti polimer, farmasi, bahan kimia pertanian, dan petrokimia. Pada kenyataannya, 90 dari proses baru – baru ini dikembangkan dengan melibatkan penggunaan katalis. Selain itu, perkembangan yang fokus pada konservasi lingkungan sangat bergantung pada perkembangan di bidang katalis [17]. Adanya katalis dapat mempengaruhi faktor – faktor kinetika suatu reaksi seperti laju reaksi, energi aktivasi, sifat dasar keadaan transisi dan lain – lain. Karakteristik katalis adalah berinteraksi dengan reaktan tetapi tidak berubah pada akhir reaksi [11]. Katalis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu katalis enzim, homogen dan heterogen. a. Katalis Enzim Universitas Sumatera Utara 12 Enzim adalah molekul protein ukuran koloidal, merupakan katalis diantara homogen dan heterogen. Enzim merupakan driving force untuk reaksi biokimia, karakterisasinya adalah efisiensi dan selektivitas. b. Katalis Homogen Katalis homogen berada fasa yang sama seperti reaktan dan produk. Reaksi sangat spesifik dengan yield produk yang diinginkan yang tinggi. Kelemahannya adalah hanya dapat digunakan pada skala laboratorium, sulit dilakukan secara komersial, operasi pada fasa cair dibatasi kondisi suhu dan tekanan, sehingga peralatan menjadi lebih kompleks dan perlu pemisahan antara produk dengan katalis. Oleh karena itu katalis homogen dibatasi pada industri bahan – bahan kimia tertentu, obat – obatan dan makanan. c. Katalis Heterogen Katalis heterogen secara umum berbentuk padat dan banyak digunakan pada reaktan berwujud cair atau gas. Katalis heterogen paling luas digunakan dalam bidang industri, dikarenakan sistem katalis heterogen memiliki beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan sistem katalis homogen. Keuntungan katalis heterogen antara lain : selektivitas produk yang diinginkan dapat ditingkatkan dengan adanya pori yang terdapat pada katalis heterogen, dapat digunakan pada suhu tinggi sehingga dapat dioperasikan pada berbagai kondisi, aktivitas intrinsik dari active site dapat dimodifikasi oleh struktur padat, komposisi kimia pada permukaan dapat digunakan untuk meminimalisasi atau meningkatkan adsorpsi komponen tertentu, katalis heterogen dapat dipisahkan dari produk dengan penyaringan dan dapat digunakan kembali, mudah digunakan karena tidak memerlukan tahap yang panjang untuk memisahkan dari sistem yang dikatalisisnya [18]. Baru-baru ini, katalis asam heterogen lebih banyak disukai dibanding homogen karena lebih mudah dipisahkan sehingga lebih mudah pula untuk di recovery. Ada beberapa studi tentang reaksi esterifikasi atau transesterifikasi non- katalitik yang menyebabkan pemurnian lebih sederhana dan proses yang ramah lingkungan. Untuk menghindari pemisahan yang diperlukan dalam sistem katalitik homogen, beberapa penelitian telah mengembangkan penggunaan katalis heterogen, seperti pada esterifikasi gliserol dengan asam laurat dan oleat menggunakan resin Universitas Sumatera Utara 13 kation yang padat dan bahan zeolitic. Baru-baru ini, penelitian menunjukkan bahwa katalis mesopori mengandung gugus SO 3 H merupakan katalis efisien dalam esterifikasi gliserol dengan asam lemak, di mana hasil yang tinggi dari mono derivatif dapat diperoleh [19]. Katalis Homogen Katalis Keterogen Active center Semua atom Hanya permukaan atom Selektivitas Tinggi Rendah Keterbatasan transfer massa Sangat jarang Bisa parah Struktur mekanisme Ditentukan Tak ditentukan Pemisahan katalis Lambatmahalekstraksi atau distilasi Mudah Penggunaan Terbatas Luas Biaya kerugian katalis Tinggi Rendah Pemilihan Katalis atau pengembangan katalis perlu pertimbangan untuk mendapatkan efektivitas dalam pemakaian. Dalam pengembangannya, katalis cair dapat digantikan dengan katalis asam padat seperti zeolit, clay, dan lain – lain. Keuntungannya adalah dapat di-recovery, di-recycle, dan digunakan kembali [11]. 2.3.3.1 Zeolit Zeolit adalah kristalin, mikropori, aluminasilikat hidrat yang dubangun dari suatu pemanjangan tak terbatas hubungan tiga dimensi dari tetrahedra [SiO 4 ] 4- dan [AlO 4 ] 5- dihubungkan masing – masing oleh pembagian atom oksigen. Secara umum, struktur mereka dapat dipertibangkan sebagai polimer anorgnaik yang dibentuk dari tetrahedral unit TO 4 dimana T adalah ion Si 4+ atau Al 3+ masing – masing O dibagi antara dua atom T. Rumus struktur zeolit didasarkan pada unit sel kristalografi : M xn [AlO 2 xSiO 2 y ].WH 2 O, dimana M adalah alkali atau kation alkali tanah, n adalah valensi kation, w adalah jumlah molekul air per unit sel, x dan y adalah total Tabel 2.3.Perbandingan Antara Katalis Homogen dan Heterogen [17] Universitas Sumatera Utara 14 jumlah tetrahedra per unit sel, dan rasio yx biasanya bernilai 1 sampai 5, untuk silika zeolit yx range dari 10 sampai 100 [20]. Pemanfaatan zeolit sangat luas seperti sebagai adsorben, penukar ion dan katalis. Sifat katalitik zeolit pertama kali ditemukan oleh Weisz dan Frilette pada tahun 1960 dan dua tahun kemudian mulai diperkenalkan penggunaan zeolit Y sebagai katalis perengkah [8]. Kemampuan zeolit sebagai katalis berkaitan dengan tersedianya pusat – pusat aktif daam saluran antar zeolit. Bila zeolit digunakan pada proses katalitik maka akan terjadi difusi molekul ke dalam ruang kosong antar kristal dan reaksi kimia juga terjadi di permukaan tersebut [21]. Sifat lain dari zeolit yang juga berpengaruh terhadap peranannya dalam katalisis adalah : 1. Komposisi kerangka dan strukur pori zeolit; Komposisi kerangka mengatur muatan kerangka dan mempengaruhi stabilitas termal dan asam dari zeolit. 2. Kenaikan rasio SiAl akan berpengaruh pada stabilitas zeolit terhadap temperatur tinggi dan lingkungan yang reaktif seperti naiknya keasaman. 3. Medan elektrostatis zeolit; keadaan ini menyebabkan interaksi adsorbsinya dengan molekul lain berubah-ubah. 4. Kekuatan asam dari sisi Bronsted akan bertambah dengan naiknya rasio SiAl, penurunan konsentrasi kation dalam zeolit. Perubahan struktur bangun zeolit. Peran struktur pori zeolit sangat penting dalam proses katalisis karena pori inilah yang berperan sebagai mikroreaktor dan darinya dimungkinkan untuk mendapatkan reaksi katalitik yang diinginkan menurut aturan selektivitas [8]. Zeolit dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu zeolit alam dan zeolit sintetik. Zeolit alam yaitu zeolit yang diperoleh dari endapan di alam, sedangkan zeolit sintetik adalah zeolit yang direkayasa dari bahan berkemurnian tinggi dan mempunyai karakteristik tertentu [22].

a. Zeolit Alam