Return Saham Cumulative abnormal return

2.1.10 Return Saham

Return saham digunakan pada suatu investasi untuk mengukur hasil keuangan suatu perusahaan. Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama yaitu yield dan capital gain loss. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Jika berinvestasi pada sebuah obligasi, maka besarnya yield ditunjukkan dari bunga obligasi yang dibayarkan. Demikian pula jika membeli saham, maka yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang kita peroleh. Sedangkan capital gain loss merupakan kenaikan atau penurunan harga suatu surat berharga baik saham maupun surat utang jangka panjang, yang bisa memberikan keuntungan atau kerugian bagi investor. Dengan kata lain, capital gain loss bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas. Tingkat pengembalian yang diperoleh dari capital gain merupakan selisih dari harga investasi sekarang dengan harga periode yang lalu jika investasi sekarang Pt lebih tinggi dari harga investasi periode masa lalu Pt-1. Ini berarti terjadi keuntungan modal atau capital gain. Sebaliknya jika harga investasi sekarang Pt lebih rendah dari harga investasi periode masa lalu Pt-1 terjadi kerugian modal atau capital loss Hartono, 2008. Menurut Hartono 2009, jenis return dibedakan menjadi dua: 1 return realisasi, merupakan return yang telah terjadi, 2 return ekspektasi, merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Return suatu saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga investasi sekarang relatif dengan harga periode lalu. Return saham dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: Rt = tingkat pengembalian saham pada hari ke-t Pt = harga penutupan saham pada hari ke-t Pt-1 = harga penutupan saham pada hari ke-t-1

2.1.11 Cumulative abnormal return

Menurut Hartono 2009, return tidak normal atau abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return yang normal. Dimana return normal merupakan return ekspektasian atau return yang diharapkan oleh investor. Dengan demikian return tidak normal adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasian, sebagai berikut: Keterangan: = return tidak normal abnormal return sekuritas ke-I pada periode peristiwa ke-t = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-I pada periode peristiwa ke-t = return ekspektasi sekuritas ke-I untuk periode peristiwa ke-t Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya atau dapat dihitung dengan rumus . Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi. Brown dan Warner 1985 mengestimasi return eskpektasi menggunakan model sebagai berikut: 1. Mean-adjusted Model Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi, sebagai berikut: Keterangan: = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2 2. Market Model Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu 1 membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan 2 menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS Ordinary Least Square dengan persamaan: Keterangan: = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j = intercept untuk sekuritas ke-i = koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritaske-i = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j yang dapat dihitung dengan rumus Rmj = IHSGj – IHSGj-1 IHSGj-1 dengan IHSG adalah Indeks Harga Saham Gabungan = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j 3. Market-Adjusted Model Model sesuaian-pasar menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. Rmi = . Keterangan: = return indeks pasar pada periode estimasi ke-i = harga saham setelah periode ke-i = harga saham pada periode ke-i Cumulative abnormal return adalah selisih antara return realisasi saham dengan return ekspektasi saham. Cumulative abnormal return merupakan akumulasi Abnormal Return selama periode peristiwa untuk masing-masing saham. Dalam penelitian ini, Cumulative abnormal return didapat dari akumulasi abnormal return saham H+1 dan H+2 penerbitan.

2.1.12 Signalling Theory