d. Bertanggung jawab atas keamanan pabrik yang berada di bawah
pengelolaannya. e.
Bertanggung jawab pada direktur bila terjadi kecelakaan di pabrik. Wewenang:
Meminta pertanggungjawaban laporan dari staf produksi 4.
Manajer Logistik Tugas:
a. Membuat rencana kerja jangka menengah dan jangka pendek untuk
pemeliharaan dan pengoperasian mesin dan peralatan. b.
Bertanggungjawab dalam pengembangan perencanaan aspal hotmix dan kemungkinan perbaikan dalam proses produksi.
c. Melakukan penelitian terhadap metode produksi atau peralatan yang
digunakan dan menghasilkan perbaikan untuk pencapaian kualitas dan pengurangan biaya.
Wewenang: Berhak mempertanggungjawabkan hasil laporan keuangan yang dibuatnya.
5. Manajer Operasi
Tugas a.
Mengawasi proses pengolahan aspal hotmix pada tiap-tiap bagian proses b.
Melapor kerusakan-kerusakan atau masalah-masalah dalam proses produksi kepada general superintendent
Wewenang: Memberikan penyuluhan kepada pekerja pabrik yang ada di lantai produksi
6. Manajer Keuangan
Tugas: a.
Mengawasi kelancaran keuangan dan administrasi di kantor direksi dan pabrik
b. Bertanggung jawab dalam penggajian kepada karyawan kantor dan
karyawan pabrik. Wewenang:
Berhak mempertanggungjawabkan hasil laporan keuangan yang dibuatnya 7.
Material Engineer Tugas:
a. Melakukan pengujian mutu aspal hotmix
b. Mengawasi kegiatan yang berlangsung di pabrik
Wewenang: Memberikan penyuluhan kepada pekerja pabrik yang ada di lantai produksi
8. Mandor
Tugas: a.
Mengawasi langsung semua pekerjaan perbaikan dan membuat laporan b.
Bertanggungjawab kepada manager terhadap pelaksanaan dilapangan Wewenang: Mempunyai wewenang untuk membuat keputusan lapangan
9. Staf Administrasi Pabrik
Tugas: a.
Mencatat kehadiran karyawan pabrik
b. Memeriksa laporan harian mengenai persediaan bahan baku, bahan
tambahan, bahan penolong, dan sparepart yang ada di pabrik. Wewenang:
a. Memberikan kebijakan kepada manajer pabrik mengenai ketersediaan bahan
baku dan jumlah stok b.
Memberikan nasehat kepada pekerja pabrik
2.6. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Tenaga Kerja PT Rapi Arjasa dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT Rapi Arjasa Lokasi Departemen
Status Kepegawaian Pegawai Tetap
Pegawai Borongan
Kantor Direktur
1 -
Sekretaris 1
- General Superintendent
1 -
Manager Logistik 1
- Manajer Operasi
1 -
Manajer Keuangan 1
- Pabrik
1. Bagian Logistik
2 -
-Material Engineer -Mandor
1 -
-Pekerja 4
- 2.Bagian Operasi
-Mandor 1
- -Pekerja
- 15
3. Staf Administrasi 1
- Jumlah Total Pegawai
30 orang
Sumber : PT Rapi Arjasa
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Ergonomi
3.1.1 Definisi Ergonomi
Istilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam. Sedangkan defenisi ergonomi menurut para
ahli yaitu: 1.
Menurut Nurmianto 1998, ergonomi didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara
anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan perancangan. 2.
Menurut Wignjosoebroto 1995, ergonomi didefinisikan sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya.
3. Menurut Sutalaksana 1979, ergonomi didefinisikan sebagai suatu cabang
ilmu yang sistematis untuk memamfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem
sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman
dan nyaman. Dari pendapat diatas defenisi ergonomi masih tetap tidak terlepas dari
makna dasar yakni ergon adalah kerja dan nomos adalah hukum alam. Ergo gerak atau kerja yang nomos alamiah adalah gerakan yang efektif, efisien, aman dan
tidak menimbulkan kelelahan dan kecelakaan sesuai kemampuan tubuh.
Pendekatan ergonomi memerlukan keseimbangan antara kemampuan tubuh dan tugas kerja. Biasanya jika ingin meningkatkan kemampuan tubuh manusia, maka
beberapa hal disekitar lingkungan alam manusia misal peralatan, lingkungan fisik, posisi kerja perlu didesain ulang sehingga bisa disesuaikan dengan kemampuan
tubuh manusia. Dengan kemampuan tubuh yang meningkat secara optimal, maka tugas kerja yang dikerjakan juga akan meningkat Santoso, 2004.
3.1.2 Metodologi Ergonomi
Secara garis besarnya metodologi ergonomi terdiri dari tiga tahap proses dasar penelitian dan perancangan yaitu:
1. Tahap diagnosis dalam penelitian ergonomi Tahap diagnosis atau tahap pengumpulan data dilakukan secara efektif dan
terarah dengan berpedoman pada delapan aspek ergonomi, yaitu: aspek gizi, aplikasi tenaga otot, posisi tubuh, lingkungan kerja, kondisi waktu, kondisi
sosial budaya, kondisi informasi dan interaksi manusia mesin. Sehubungan dengan hal tersebut, maka beberapa metode pengumpulan data tentang
manusia lebih diarahkan mengenai struktur tubuh, fungsi, pemanfaatan perilaku dan kondisi lingkungan kerja. Seperti metode wawancara dengan
pekerja, metode observasi tempat kerja, peralatan kerja dan sikap kerja, metode checklist yang lebih menekankan pada kesan, metode pengukuran
fisik pekerja subjektif dan objektif, dan metode pengukuran lingkungan kerja. Dari beberapa metode yang digunakan dalam diagnosis tersebut ada
beberapa jenis data yang akan diperoleh. Berdasarkan sumber data dapat