Desain Desain dan Redesain Peralatan Kerja

menimbulkan permasalahan bagi penggunanya. Prinsip mendesain peralatan kerja semestinya mampu memecahkan realitas masalah-masalah yang muncul dalam interaksi manusia dengan peralatan kerja Arimbawa, 2010. Desain produk berarti sebuah proses yang berawal pada ditemukannya kebutuhan manusia akan suatu produk sampai diselesaikannya gambar dan dokumen hasil rancangan yang dipakai sebagai dasar pembuatan produk. Hasil rancangan yang dibuat menjadi produk akan menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan manusia Kristamto dan Dianasha, 2011.

3.2.2 Redesain

Menurut Dieter dan Linda 2009, redesain merupakan suatu gagasan yang dilakukan untuk memperbaiki desain yang sudah ada sebelumnya. Tugasnya mungkin hanya sebatas meredesain komponen produk untuk mengurangi biaya atau untuk menyempurnakan hasil desain sebelumnya. Seringkali redesain ini dilakukan tanpa adanya perubahan pada prinsip kerja atau konsep desain aslinya. Sebagai contoh, bentuk dari produk diganti untuk mengurangi stres kerja pekerja atau penggantian material baru untuk mengurangi berat produk dan harga produk. Ketika redesain mengganti beberapa parameter desain, hal itu sering disebut sebagai variasi desain. Redesain adalah suatu gagas yang didasarkan kepada suatu hal produk, gagas, prinsip, atau pemikiran yang sudah ada sebelumnya. Dalam hal ini, pengembangannya sendiri umumnya tetap mengikuti gagas, prinsip, konsep, atau pemikiran yang baru. Dalam proses perencanaan proses desain, pengembangan biasanya digunakan untuk memperbaiki, memperluas, melengkapi, atau mengembangkan suatu gagas, prinsip cara, desain, produk, atau subsistem yang sudah ada terlebih dahulu Wisnubroto dan Rina, 2012. Redesain peralatan kerja secara ergonomis adalah upaya pemecahan masalah desain peralatan kerja dengan mengimplementasikan aspek-aspek ergonomi. Implementasi ergonomi dalam meredesain peralatan kerja dengan baik dapat membuat peralatan lebih sesuai dengan pemakainya, memuaskan, aman, nyaman dan sehat. Sehingga dalam dunia kerja atau dalam beraktivitas yang melibatkan peralatan kerja, baik pada sektor formal atau informal, aspek ergonomi mutlak diimplementasikan. Redesain peralatan kerja secara ergonomis mutlak dilakukan, mengingat pemanfaatan suatu alat kerja pada hakekatnya bertujuan untuk membantu kemampuan, keterbatasan dan kebolehan manusia, sehingga dapat tercapai kinerja yang lebih optimal dalam artian tidak hanya berorientasi pada peningkatan produktivitas semata, tetapi tercipta peralatan kerja yang manusiawi karena tidak menimbulkan keluhan kerja. Oleh karena itu, kekeliruan desain peralatan kerja yang terlanjur digunakan masyarakat perlu didesain ulang atau redesain secara ergonomis Arimbawa, 2010.

3.3 Antropometri

1 Istilah antropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. 1 Wignjosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. h. 60-69 Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran tinggi, lebar, dan sebagainya berat dan yang lain-lain yang berbeda satu dengan yang lainnya. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia. Pengukuran antropometri bertujuan untuk mengetahui bentuk dimensi tubuh manusia, agar peralatan yang dirancang lebih sesuai dan dapat memberikan rasa nyaman serta menyenangkan saat digunakan. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal: 1. Perancangan areal kerja work station, interior mobil, dan lain-lain 2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas tools dan sebagainya. 3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursimeja komputer, dan lain-lain. 4. Perancangan lingkungan kerja fisik. Data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut. Perancang produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang menggunakan produk hasil rancangan tersebut. Kemampuan penyesuaian adjustability suatu produk merupakan satu prasyarat yang amat penting dalam proses perancangannya.