Transmisi Musikal dalam Kebudayaan Musik Batak Toba

2.3 Transmisi Musikal dalam Kebudayaan Musik Batak Toba

Transmisi musikal maksudnya adalah hal-hal yang bekaitan dengan belajar dan mengajar musik Dorothea 2002: 75. Proses transmisi musik Batak Toba adalah melalui proses tradisi lisan, yaitu melalui penyampaian mulut ke mulut. Menurut Marsius Sitohang, ada dua cara yang dapat dilakukan dalam proses transmisi musikal dalam kebudayaan Batak Toba yaitu adalah mempelajari musik tersebut secara mandiri, melakukannya sendiri tanpa bantuan seorang guru atau secara pengajaran melalui bantuan seorang guru yang memberikan pengajaran musik tersebut secara langsung. Mempelajari secara mandiri merupakan suatu cara yang diperoleh melalui kerja keras calon musisi tersebut. Calon musisi tersebut harus mempunyai kemampuan daya ingat yang baik supaya dapat mengingat dari permainan musisi lain. Dari hasil pengamatan inilah menjadi modal untuk dapat memainkan dan mengembangkan sebuah permainan musik yang akan dikuasainya. Selain mempunyai daya ingat yang kuat, calon musisi tersebut juga harus mempunyai kemampuan musikalitas yang baik untuk menciptakan variasi-variasi di dalam permainannya. Kerja keras melalui suatu ketekunan sangat dibutuhkan untuk mencapai hasil yang maksimal. Pengajaran dengan bantuan seorang guru tentu sangat berbeda dengan cara mandiri. Dengan bantuan seorang guru, calon musisi akan sangat bergantung pada peranan guru tersebut. Guru akan menyampaikan sebuah materi, memeriksa, memberi masukan ataupun memperbaiki permainan dari calon musisi tersebut. Universitas Sumatera Utara Namun walaupun guru mempunyai peranan penting, hal bahwa calon musisi harus mempunyai kemampuan untuk menangkap apa yang telah didapatkan oleh guru sangatlah penting. Universitas Sumatera Utara

BAB III INSTRUMEN GARANTUNG

3.1 Garantung dalam Perspektif Organologi

Garantung Batak Toba termasuk dalam klasifikasi idiophone yang terdiri dari bilah-bilah kayu yang dibunyikan dengan cara dipukul dengan menggunakan stik pemukul palu-palu. Dilihat dari bentuknya, garantung dikategorikan dalam jenis xylophone dimana bilah-bilah kayu disusun secara berurutan sesuai nadanya masing- masing. Garantung pada awalnya berbentuk sangat sederhana dan masih berbilah lima buah. Tangga nada yang terdapat pada garantung pada masa itu merupakan sistem lima nada dan belum menggunakan sistem penalaan musik barat. Susunan bilah-bilah garantung adalah dari kanan ke kiri berurut dimulai dari nada terendah. Susunan ini terbalik dengan susunan pada piano dalam musik barat. Jika bilah dipukul secara berurutan maka akan terdengar menyerupai bunyi do, re, mi, fa dan sol dalam solmisasi musik barat. Material dari garantung adalah kayu. Bilah-bilah garantung terbuat dari kayu ingul, kayu dari pohon dadap atau dapat juga dari kayu pohon lainnya yang mempunyai serat padat, mudah dibentuk dan berbunyi nyaring. Sedangkan untuk kotak resonator pada saat ini materialnya adalah papan kayu atau tripleks. Untuk menggantung bilah-bilah garantung pada zaman dahulu adalah tali ijuk namun pada Universitas Sumatera Utara