15
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental pada strip otot polos vesika urinaria guinea pig yang diberikan perlakuan dengan ekstrak akar Talinum paniculatum
secara in vitro dengan menggunakan alat organ bath untuk mengetahui pengaruh ekstrak akar Talinum paniculatum terhadap kontraktilitas otot polos vesika urinaria guinea pig.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitianini akan dilakukan pada bulan Januari s.d Juli 2013 di Ruang Multiguna Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Proposal penelitian telah diajukan ke Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.3 Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen organ bath, water heater, papan bedah, timbangan, sendok, cawan petri, gunting jaringan, pinset mikro,
kacamata pembesar, kulkas, laptop, gunting dan benang. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan penelitian ini adalah ekstrak akar
Talinum paniculatum, strip otot polos vesika urinaria, sarung tangan kapas, tissue, carbachol, DMSO dimetil sulfoksida, akuades, alkohol, gas karbogen O
2
97 dan CO
2
3, dan larutan Krebs-Henseleit. Larutan Krebs-Hanseleit dibuat dalam volume 500cc yang terdiri dari komposisi seperti pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Komposisi Larutan Krebs Henseleit
No. Komposisi
Molaritas
1. NaCl
121,6 mmolL 2.
KCl 4,7 mmolL
3. NaHCO
3
15,4 mmolL 4.
KH
2
PO
4
1,2 mmolL 5.
MgCl
2
1,2 mmolL 6.
D-+-Glucose 11,5 mmolL
7. CaCl
2
2,5 mmolL
3.4 Identifikasi variabel
1.4.1 Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah kadar larutan ekstrak akar Talinum paniculatum.
1.4.2 Variabel terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah persentase efek kontraksi dan relaksasi otot polos verika urinaria guinea pig.
1.5 Alur Penelitian
3.6 Cara Kerja Penelitian
3.6.1 Tahap Persiapan
3.6.1.1 Persiapan Ekstrak akar Talinum paniculatum
Bahan yang diuji pada penelitian ini adalah larutan ekstrak akar Talinum paniculatum. Akar Talinum paniculatum didapatkan dari Petak Pamer Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatik BALITRO. Kemudian akar Talinum paniculatum dideterminasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI. Selanjutnya akar Talinum
paniculatum diekstrak di BALITRO. Proses ekstrak dapat dilihat dalam lampiran 3. Sebelum pengujian dilakukan, ekstrak yang berupa stock solution dilarutkan
dengan DMSO menjadi berbagai kadar yaitu 10, 1, 0.1, 0.01, dan 0.001
Persiapan ekstrak akar Talinum
paniculatum Persiapan alat dan
bahan penelitian Pengambilan organ
kandung kemih dari guinea pig
Persiapan strip otot polos vesika
urinaria Guinea pig Pengujian
kontraktilitas strip otot polos dengan
organ bath Observasi dan
pengukuran kontraksi otot
polos
Pengolahan data
3.6.1.2 Persiapan Strip Otot Polos
Hewan coba pada penelitian ini adalah guinea pig 2 ekor jantan dan 3 ekor betina dengan berat badan 500 sampai 700 gram dan usia 6 bulan. Kemudian peneliti menyiapkan
cawan diseksi yang diisi dengan larutan Krebs-Henseleit bersuhu 4
o
C yang diberikan gas karbogen. Selanjutnya proses mematikan hewan coba yaitu dengan cara membenturkan
kepala guinea pig pada benda keras dan menyembelihnya secepat mungkin. Kemudian peneliti mengambil vesika urinarianya dengan prinsip menghindari peregangan pada
jaringan. Pengambilan vesika urinaria dengan mendiseksi bagian abdomen bawah, kemudian memotong jaringan-jaringan ikat atau ligamen-ligamen pada vesika urinaria.
Kemudian vesika urinaria dipindahkan ke dalam cawan diseksi yang sudah dipersiapkan lalu dipotong pada bagian anterolateral dan dibentuk strip sebanyak 4 buah dengan ukuran
0,5cm x 1cm. Selanjutnya lapisan mukosa dan serosa yang melapisi lapisan otot polos dibuang dengan menggunakan gunting jaringan dan dibantu dengan kaca pembesar.
Kemudian strip otot polos yang telah disiapkan diikat dengan benang pada kedua sisinya. Kemudian salah satu ujung benang tersebut digantung pada transducer alat organ
bath dan ujung lainnya diselipkan antara saluran keluar sehingga preparat tersebut dapat ditegangkan dan tidak menempel pada dinding chamber organ bath.
Strip otot polos yang telah digantung, lalu direndam dalam larutan Krebs-Hanseleit dengan suhu 37
o
C dengan diberikan gas karbogen O
2
97 dan CO
2
3 pada chamber. ditunggu selama 60 menit dengan resting tension atau tegangan istirahat sebesar 0,5 gram.
Transducer pada organ bath tersebut dihubungkan dengan laptop yang memiliki software Labchart untuk membaca kontraktilitas strip otot polos tersebut.
Gambar 3.1.Skema organ bath.
3.6.2 Tahap Pengujian Kontraktilitas
Stelah strip otot polos diistirahatkan selama 60 menit diinduksi dengan pemberian charbacol 1µM dan kembali diistirahatkan selama 60 menit dalam larutan Krebs-Henseleit
yang baru. Kemudian strip otot polos kembali diberikan carbachol dengan konsentrasi 0,01µM, 0,1µM, 1µM, 10µM, dan 100µM secara kumulatif. Selanjutnya peneliti melihat
dan menganalisa hasil rekaman kontraktilitas strip otot polos yang diinduksi dengan carbachol pada komputer yang memiliki software Labchart.
Gambar 3.2.Skema kontraksi otot polos pada pemberian carbachol.
Setelah otot polos diistirahatkan selama 60 menit, diinduksi kembali dengan carbachol 1µM. Ketika kontraksi otot polos telah stabil, ekstrak akar Talinum paniculatum
dimasukan ke dalam chamber dengan konsentrasi yaitu yaitu 10
-6
, 10
-5
, 10
-4
, 10
-3
, dan 10
-2
secara kumulatif. Tegangan otot polos akibat pemberian ekstrak akar Talinum paniculatum dengan berbagai konsentrasi tersebut dapat dihitung dalam persentase,
relative terhadap tegangan yang dihasilkan dari carbachol 1µM.
Carbachol Carbachol
0,01 µM
0,1 µM
1 µM
10 µM
100 µM
Gambar 3.3. Skema kontraksi otot polos pada pemberian ekstrak akar Talinum paniculatum
Selain itu, harus dilakukan juga pengujian pelarut ekstrak akar Talinum paniculatum saja yaitu DMSO. Sehingga dapat dianalisa perbandingan antara besar
tegangan otot polos yang dihasilkan dari pemberian ekstrak akar Talinum paniculatum dengan pelarutnya DMSO.
3.7 Analisis Data
Hasil pengujian yang telah terekam di program LabChart v7.1 diambil dan dihitung persentase kontraksinya dengan program Microsoft Office Excel 2007. Efek kontraksi
yang diinduksi carbachol dinilai sebagai 100 dari kontraksi otot polos dan kontraksi yang telah diberikan ekstrak akarTalinum paniculatum ataupun DMSO dinilai menurut
100 kontraksi tersebut. Selanjutnya data-data tersebut ditentukan reratanya dan dianalisis dengan program SPSS 16.0. Perbandingan tegangan antara strip otot polos yang diberikan
ekstrak akar Talinum paniculatum dan DMSO ditentukan dengan Independent Samples t Test apabila distribusi sampel dan kelompok normal, serta analisis Mann-Whitney apabila
distribusi sampel dan kelompok tidak normal.
Carbachol 1µM Carbachol 1 µM
GIN 10
-6
GIN 10
-5
GIN 10
-4
GIN 10
-3
GIN 10
-2
20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Induksi Kontraksi Otot Polos Vesika Urinaria olehCarbachol