Dimensi Sudu Pengarah Dimensi Sudu Gerak Baris Kedua

4.4.2 Dimensi Sudu Pengarah

Perhitungan dimensi sudu pengarah adalah sebagai berikut : 1 Tinggi sudu pada sisi masuk, 1 gb l 2 2 1 + = b gb l l = 20 + 2 = 22 mm 2 Derajat pemasukan uap, ε Besarnya ε dari sudu gerak baris pertama masuk sudu pengarah adalah : = = = 2 2 2 1 32 sin . 67 , 321 . 02 , . 54 , . 14 , 3 3006 , . 33 , 4 sin . . . . . α π ε c l d v G b b 0,225 3 Tinggi sudu pada sisi keluar, 2 gb l Volume spesifik uap keluar sudu pengarah, v c1 = 0,3048 m 3 kg 1 1 1 2 29 sin . 42 , 273 . 225 , . 54 , . 14 , 3 3048 , . 33 , 4 sin . . . = = α ε π c d v G l c gb = 0,026 m = 26 mm 4 Tinggi sudu rata-rata, gb l = + = + = 2 26 22 2 2 1 gb gb gb l l l 24 mm 5 Luas sisi masuk sudu total, A gb1 = = = 67 , 321 3006 , . 33 , 4 . 2 1 1 c v G A b gb 0,0039508 m 2 = 3950,8 mm 2 6 Luas sisi keluar sudu total, A gb2 = = = 42 , 273 3048 , . 33 , 4 . 1 1 2 c v G A c gb 0,0048269 m 2 = 4826,9 mm 2 7 Lebar sudu, b Adapun lebar sudu pengarah pada turbin kapasitas menengah yaitu b = 26 mm 8 Tebal sudu pada sisi masuk, t 1 Tebal sudu pada sisi masuk, t 1 = 0,5 mm 9 Tebal sudu pada sisi keluar, t 2 Tebal sudu pada sisi keluar, t 2 = 0,5 mm 10 Pitch, t Berdasarkan rumus Briling pitch t ditentukan melalui persamaan : Universitas Sumatera Utara = = = 2 32 . 2 sin . 2 26 . 2 sin . 2 α b t 14,46 mm Jumlah sudu z berdasarkan pitch dari rumus Briling adalah : = = = 46 , 14 540 . 14 , 3 . t d z π 117,26 Jumlah sudu harus merupakan bilangan bulat, sehingga jumlah sudu z = 117 buah Maka, pitch sudu akan menjadi : = = = 117 540 . 14 , 3 . z d t π 14,5 mm 11 Lebar sisi keluar sudu, b a = − = − = 5 , 29 sin . 5 , 14 sin . 2 1 t t a b α 6,5 mm 12 Radius depan sudu, R = + = + = 2 1 32 cos 29 cos 26 cos cos α α b R 15,09 mm 13 Radius belakang sudu, r Besarnya radius belakang sudu, dihitung dengan persamaan :     − −     − − − = 2 180 sin 2 sin . 1 2 1 2 α α α α t a R r b =     − −     − − − = 2 29 32 180 sin 2 29 32 sin . 5 , 14 5 , 6 09 , 15 r 8,151 mm Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Penampang sudu pengarah

4.4.3 Dimensi Sudu Gerak Baris Kedua

Perhitungan dimensi sudu pengarah adalah sebagai berikut : 1 Tinggi sudu pada sisi masuk, 1 b l 2 1 + = gb b l l = 26 + 2 = 28 mm 2 Derajat pemasukan uap, ε Besarnya ε dari nosel masuk sudu gerak baris pertama adalah : = = = 1 1 1 58 sin . 06 , 157 . 026 , . 54 , . 14 , 3 3048 , . 33 , 4 sin . . . . . β π ε w l d v G gb c 0,225 3 Tinggi sudu pada sisi keluar, 2 b l Volume spesifik uap keluar sudu gerak baris pertama, v d1 = 0,3056 m 3 kg 2 2 1 2 55 sin . 21 , 138 . 225 , . 54 , . 14 , 3 3056 , . 33 , 4 sin = = β ε π w d v G l D b = 0,031 m = 31 mm 4 Tinggi sudu rata-rata, b l = + = + = 2 31 28 2 2 1 b b b l l l 29,5 mm Universitas Sumatera Utara 5 Luas sisi masuk sudu total, A b1 = = = 06 , 157 3048 , . 33 , 4 . 1 1 1 w v G A c b 0,0084031 m 2 = 8403,1 mm 2 6 Luas sisi keluar sudu total, A b2 = = = 21 , 138 3056 , . 33 , 4 . 2 1 2 w v G A d b 0,0095742 m 2 = 9574,2 mm 2 7 Lebar sudu, b Adapun lebar sudu gerak baris kedua yaitu b = 20 mm 8 Tebal sudu pada sisi masuk, t 1 Tebal sudu pada sisi masuk, t 1 = 0,5 mm 9 Tebal sudu pada sisi keluar, t 2 Tebal sudu pada sisi keluar, t 2 = 0,5 mm 10 Pitch, t Berdasarkan rumus Briling pitch t ditentukan melalui persamaan : = = = 1 58 . 2 sin . 2 20 . 2 sin . 2 β b t 11,13 mm Jumlah sudu z berdasarkan pitch dari rumus Briling adalah : = = = 13 , 11 540 . 14 , 3 . t d z π 152,3 Jumlah sudu harus merupakan bilangan bulat, sehingga jumlah sudu z = 152 buah Maka, pitch sudu akan menjadi : = = = 152 540 . 14 , 3 . z d t π 11,16 mm 11 Lebar sisi keluar sudu, b a = − = − = 5 , 55 sin . 16 , 11 sin . 2 2 t t a b β 8,64 mm 12 Radius depan sudu, R = + = + = 2 1 55 cos 58 cos 20 cos cos β β b R 18,12 mm 13 Radius belakang sudu, r Besarnya radius belakang sudu, dihitung dengan persamaan : Universitas Sumatera Utara     − −     − − − = 2 180 sin 2 sin . 2 1 2 1 β β β β t a R r b =     − −     − − − = 2 55 58 180 sin 2 55 58 sin . 16 , 11 64 , 8 12 , 18 r 8,95 mm Gambar 4.6 Penampang sudu gerak baris baris kedua Hasil perhitungan dimensi sudu tingkat pertama dengan dua tingkat kecepatan, dapat dilihat pada tabel 4.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Hasil perhitungan dimensi sudu tingkat pertama dengan dua tingkat kecepatan Sudu Baris I Pengarah Baris II Tekanan uap masuk sudu, p ’ [bar] 23,75 23,75 23,75 Volume spesifik uap masuk sudu, v [m 3 kg] 0,2856 0,3006 0,3048 Kecepatan uap relatif masuk sudu, w [ms] 560,99 460,01 157,06 Sudut sisi masuk, β [ ] 25 32 58 Tekanan uap keluar sudu, p 1 [bar] 8 8 8 Volume spesifik uap keluar sudu, v [m 3 kg] 0,3006 0,3048 0,3056 Kecepatan uap relatif keluar sudu, w [ms] 460,01 273,42 138,21 Sudut sisi keluar, β [ ] 22 29 55 Tinggi sudu masuk, l b1 [mm] 16 22 28 Tinggi sudu keluar, l b2 [mm] 20 26 31 Tinggi rata-rata sudu, l b [mm] 18 24 29,5 Luas sisi masuk sudu, A b1 [mm 2 ] 2204,4 3950,8 8403,1 Luas sisi keluar sudu, A b2 [mm 2 ] 2829,5 4826,9 9574,2 Lebar sudu, b [mm] 30 26 20 Jumlah sudu, z 87 117 152 Pitch sudu, t [mm] 19,5 14,5 11,16 Universitas Sumatera Utara

BAB V PROSES SIMULASI

5.1 Pendahuluan

Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses simulasi. Dimulai dengan langkah secara umum untuk tiap tahap, data geometri turbin serta kondisi operasi. Data yang ditulis hanyalah data yang digunakan dalam simulasi, dimana data tersebut merupakan hasil analisa dari BAB IV, sedangkan data lain yang tidak diperlukan tidak ditulis. Selain itu, penggunaan perangkat lunak yang dipakai tidak akan terlalu detail dibahas, hanya terbatas pada langkah intinya. Simulasi turbin diawali dengan membuat model turbin serta mesh yang akan digunakan sebagai domain komputasi di dalam AutoCAD, CATIA dan GAMBIT. Setelah itu simulasi dilanjutkan dengan mensimulasikan aliran fluida disekitar turbin dengan CFD FLUENT. Parameter yang dimasukkan bersumber dari data operasional turbin.

5.2 Data Awal

Adapun analisa turbin uap dalam Tugas Akhir ini adalah tipe Multi Stage Condensing Turbine. Turbin ini merupakan turbin tipe impuls Curtis dengan dua tingkat kecepatan pada tingkat pertama. Dalam Tugas Akhir ini, simulasi yang diberikan hanya untuk tingkat pertama saja dari konfigurasi turbin lengkap, dan ditampilkan dalam bentuk bidang dua dimensi 2D. Data yang diperlukan untuk simulasi adalah data geometri turbin serta kondisi operasionalnya. Universitas Sumatera Utara