Simulasi Vektor Kecepatan Aliran Simulasi Kontur Tekanan

sudu gerak baris kedua. Dimana, dari masing-masing model akan disimulasikan pengaruh dari kecepatan masuk dan sudut masuk sudu. Simulasi secara umum dibagi dalam tiga bagian yaitu, simulasi vektor kecepatan aliran, simulasi kontur tekanan, dan perbandingan koefisien lift dan drag.

6.1.1 Simulasi Vektor Kecepatan Aliran

Hasil simulasi menunjukkan kecepatan vektor aliran pada ketiga model sudu, sebagai representase distribusi kecepatan aliran disekitar sudu. Pada sudu gerak baris pertama dan sudu pengarah Gambar.6.1-6.4, kecepatan aliran perlahan-lahan meningkat di bagian suction edge hingga ke leading edge. Dimana area ini dikenal sebagai area aliran kecepatan tinggi supersonic flow region pada area ini dapat menimbulkan kerugian aerodinamik seperti shock losses atau gelombang hambat wave drag. Gambar 6.1. Vektor kecepatan aliran pada sudu gerak baris pertama Universitas Sumatera Utara Gambar 6.2. Daerah vektor kecepatan tertinggi pada sudu gerak baris pertama Gambar 6.3. Vektor kecepatan aliran pada sudu pengarah Universitas Sumatera Utara Gambar 6.4. Daerah vektor kecepatan tertinggi pada sudu pengarah Kedua sudu memiliki karakteristik aliran yang sama karena bentuk profil yang hampir sama, serta perbedaan kecepatan dan sudut masuk aliran yang tidak terlalu jauh. Berbeda halnya pada sudu gerak baris kedua Gambar, dimana memiliki sudut masuk yang besar mencapai 90 dan memiliki suction edge yang kecil. Sehingga, kecepatan aliran terbesar terjadi pada sekitar trailing edge atau pada daerah downstream dibagian pressure side. Gambar 6.5. Vektor kecepatan aliran pada sudu gerak baris kedua Universitas Sumatera Utara Gambar 6.6. Daerah vektor kecepatan tertinggi pada sudu gerak baris kedua

6.1.2 Simulasi Kontur Tekanan

Hasil simulasi untuk kontur tekanan pada ketiga model sudu Gambar 6.7- 6.11, menunjukkan bahwa tekanan terbesar terjadi pada bagian pressure edge, dimana pada bagian tersebut kecepatan aliran rendah. Sedangkan tekanan terkecil terjadi pada bagian leading edge dimana pada bagian tersebut kecepatan aliran tinggi. Gambar 6.7 Kontur tekanan statis pada sudu gerak baris pertama Universitas Sumatera Utara Gambar 6.8 Garis kontur tekanan statis pada sudu gerak baris pertama Gambar 6.9 Kontur tekanan statis pada sudu pengarah Universitas Sumatera Utara Gambar 6.10. Garis kontur tekanan statis pada sudu pengarah Gambar 6.11. Kontur tekanan statis pada sudu gerak baris kedua Universitas Sumatera Utara Gambar 6.12. Garis kontur tekanan statis pada sudu gerak baris kedua Hal ini sesuai dengan prinsip impuls, bahwa pada bagian yang bertekanan besar akan menghasilkan gaya yang besar pula, dimana besarnya gaya tersebut dipengaruhi oleh besarnya sudut masuk aliran.

6.1.3 Perbandingan koefisien lift Cl dan koefisien drag Cd