positif, karena hal tersebut menetapkan hubungan seseorang dengan orang lain. Hal tersebut juga sesuai dengan Lee dalam Fuligni 2005 yang menemukan
bahwa identitas etnis berhubungan secara positif dengan self-esteem dan diasosiasikan secara negatif dengan depresi.
b. Penyesuian Adjustment Penelitian-penelitan yang telah ada secara konsisten mendokumentasikan
hubungan antara identitas etnis dan penyesuaian yang positif termasuk, self- esteem, motivasi akademis, well-being dan hubungan yang adaptif Fuligni, 2005.
6. Dampak Negatif a. Krisis Identitas
Anak dari hasil pernikahan berbeda etnis akan mengalami krisis identitas, hal tersebut terjadi karena masing-masing etnis kedua orang tua menanggap hal
tersebut sebagai sesuatu yang tidak biasa atau tidak lazim dan bertentangan dengan nilai-nilai yang dimiliki kedua etnis etnis tersebut Asri, 2011.
B. REMAJA
1. Definisi Remaja
Istilah adolescene atau remaja berasal dari bahasa Latin “adolescere” kata
bendanya, adolescentia yang berarti remaja yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa” Hurlock, 2009.
Istilah Adolescence mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik , hal tersebut sejalan dengan yang diungkap oleh Piaget dalam Hurlock,
Universitas Sumatera Utara
2009, yaitu : masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa , usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang
yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas atau tujuh belas tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17
tahun sampai delapan belas tahun, yaitu usia matang secara hukum Hurlock, 2009.
2. Ciri-ciri Masa Remaja
Hurlock 2009; hal:207-209 menyatakan beberapa ciri-ciri pada masa remaja, diantaranya :
1. Masa Remaja sebagai Periode yang Penting Perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya
perkembangan mental yang cepat, terutama pada awal masa remaja, semua perkembangan tersebut menyebabkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya
membentuk sikap, nilai dan minat baru. 2. Masa Remaja sebagai Periode Peralihan
Dalam setiap periode peralihan, status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Pada masa ini, remaja tidak lagis
seorang anak dan juga bukan orang dewasa. 3. Masa Remaja sebagai Periode Perubahan
Universitas Sumatera Utara
Selama awal masa remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan sangat pesat, maka perubahan sikap juga berlangsung pesat, jika perubahan fisik
menurun, maka perubahan sikap juga menurun. Terdapat lima perubahan yang hampir bersifat universal. Pertama,
meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikis yang terjadi. Kedua, prubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan
oleh kelompok sosial, menimbulkan masalah baru. Untuk remaja awal, masalah baru tampaknya lebih banyak dan lebih sulit untuk diselesaikan dibandigkan
masalah yang dihadapi sebelumnya. Keempat, dengan berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai-nila juga
berubah. Apa yang pada masa kanak-kanak dianggap penting, sekarang setelah ahmpir dewasa tidak penting lagi. Kelima, sebagian besar remaja bersikap
ambivalen, terhada suatu perubahan. Remaja menginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya dan
meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi tanggung jawab tersebut. 4. Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah
Masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun perempuan. Ketidakmampuan remaja untuk menyelesaikan
masalahnya sendiri menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka.
5. Masa Remaja sebagai Masa Mencari Identitas Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan kelompok
masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan, namun lambat laun
Universitas Sumatera Utara
mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal. Hal ini sejalan dengan yang
dijelaskan oleh Erikson dalam Hurlock, 2009 yaitu: “identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa
dirinya, apa peranannya dalam masyarakat, apakah ia seorang anak atau seorang dewasa? Apakah ia mampu percaya diri sekalipun latar belakang
ras atau agama atau nasionalnya membuat beberapa orang merendahkannya?, secara keseluruhan apakah ia akan sukses atau
gagal?”
3. Tugas Perkembangan Remaja