Gambaran Identitas Etnis pada Remaja yang Memiliki Orang Tua

Masyarakat adat yang mempertahankan garis keturunan dari pihak perempuanibu matrilineal, yang berhak menjadi ahli waris adalah perempuan bukan laki-laki, dan hal tersebut berbeda dengan masyarakat yang menganut sistem patrilineal, yang mana laki-laki yang dianggap sebagai ahli waris Thaher, 2006.

D. Gambaran Identitas Etnis pada Remaja yang Memiliki Orang Tua

Beda Etnis Batak-Minang Masa remaja merupakan masa di mana seorang individu mulai mencari identitas diri mereka. Remaja yang berasal dari orang tua beda etnis Batak- Minang akan memiliki lebih dari satu etnis atau bahkan tidak memiliki etnis. Seorang remaja dari keluarga beda etnis Batak-Minang dikatakan memiliki lebih dari satu etnis ketika Ibu dari remaja tersebut adalah orang Minang dan Ayah dari remaja tersebut adalah Orang Batak, sedangkan remaja dikatakan tidak memiliki etnis ketika Ibu dari remaja tersebut adalah orang Batak dan Ayah dari remaja tersebut adalah orang Minang. Hal tersebut terjadi, karena adanya perbedaan penentuan garis keturunan dari masing-masing etnis tersebut yaitu etnis Batak dengan etnis Minang, yang mana etnis Minang menganut sistem garis keturunan Matrilineal, yaitu garis keturunan ditentukan dari pihak ibu, sedangkan etnis Batak menganut sistem garis keturunan patrilineal yaitu garis keturunan ditentukan dari pihak ibu, dengan demikian seorang remaja akan menentukan idenitas etnis mereka. Universitas Sumatera Utara Remaja yang memiliki lebih dari satu etnis dengan remaja yang tidak memiliki etnis akan mengalami krisis dalam identitas etnis mereka, hal ini dikarenakan remaja yang memiliki lebih dari satu etnis, yaitu ayah berasal dari etnis Batak dan ibu dari etnis Minang, masing-masing etnis orang tua dari remaja tersebut menganggap bahwa remaja tersebut adalah pewaris garis keturunan untuk masing-masing etnis yaitu etnis Batak dan etnis Minang. Remaja yang tidak memiliki etnis, yaitu ayah berasal dari etnis Minang dan ibu dari etnis Batak, mengalami krisis dalam identitas etnis mereka disebabkan karena etnis dari masing-masing orang tua remaja tersebut tidak menganggap bahwa remaja tersebut merupakan pewaris garis keturunan mereka, dalam artian, saat remaja tersebut berinteraksi dengan keluarga sang ayah yang berasal dari etnis Minang, etnis tersebut menganggap bahwa remaja tersebut berasal dari etnis batak, begitu pula sebaliknya saat remaja tersebut berinteraksi dengan keluarga dari pihak ibunya. Hal tersebut terjadi sebagai akibat dari perbedaan penentuan garis keturunan yang dianut oleh masing-masing etnis yaitu Batak dan Minang. Menurut Kroger Marcia 2011 ada dua status yang memiliki komitmen yang tinggi, yaitu identitas achievement yaitu individu mengalami periode eksplorasi dan komitmen, dan yang kedua identitas foreclosure yaitu individu tidak mengalami periode eksplorasi namun sudah memiliki komitmen. Dua status yang memiliki komitmen yang rendah yaitu, identitas moratorium yang mana individu sedang berusaha untuk mencapai komitmen, dan sedang melakukan eksplorasi, sedangkan identitas diffusion yaitu individu tidak memiliki komitmen dan hanya melakukan sedikit eksplorasi Kroger Marcia, 2011 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melihat bagaimana gambaran identitas etnis pada remaja yang memiliki orang tua beda etnis Batak-Minang di kota Medan. Universitas Sumatera Utara

E. KERANGKA BERPIKIR